Posted in Blog, Friend, Life

Pagi, Ramadhan!

Kita memiliki kehidupan yang berbeda antara satu dengan yang lainnya. Olehnya itu, rezeki, jodoh dan kematian yang Allah kasih akan berbeda-beda pula kuantitas dan kualitasnya.
Berbeda bukan berarti Allah berdiskriminasi.
Berbeda karena Allah tahu yang terbaik untuk hambaNya yang bertakwa.

Pagi yang tenang. Iya, cerah karena cuacanya tidak mendung. Duduk di sebuah bangku panjang bersama teman seperjuangan. Masing-masing di hadapan laptop dengan kepentingan yang berbeda. Teman saya sibuk mempersiapkan dirinya untuk ujian seminar proposal tanggal 22 Juni ini dan saya sibuk menulis tulisan ini. Tidak sempat bangun sahur karena bangun kepagian dan tidur terlalu malam, tidak menjadi halangan untuk tetap berkonsentrasi dengan apa yang ada di depan mata.

Sedikit menghilangkan penat dari proses pengerjaan hasil penelitian yang belum selesai di mana besok adalah jadwal bimbingan. Rasanya saya terlalu selllooowww sekali… -___- Berharap dapat wisuda September ini, tapi usahanya segini. Mana bisa. Tapi, saya harus yakin, in sya Allah bisa ujian hasil dalam waktu dekat dan dapat wisuda September ini. Yakin, positif, usaha, dan berdoa. Kenapa? Karena kalau saya terlanjur bilang “tidak bisa kejar wisuda September”, itu adalah kesalahan terbesar. Tidak boleh pesimis, Ning. Jalan saja. Positif saja. Kalau dapat September, alhamdulillah. Kalau tidak dapat September, juga alhamdulillah. Jalan Allah itu lebih baik dari apa yang kamu rencanakan, Ning.

Oh iya, bulan Ramadhan ini rasanya beda. Kayak gimana ya… Ada senangnya, ada sedihnya juga. Di pikiran saya itu, “tesis, tesis, tesis, tesis.”  Melihat teman seangkatan yang mau wisuda tanggal 29 Juni ini dan yang sudah ujian hasil, rasanya seperti disindir diri sendiri, “kamu kapan, Ning?” Rasanya mau juga seperti mereka, tapi gimana. Saya usahanya minim. *Jangan dicontoh, readers. Memang betul, Usaha tidak mengkhianati hasil. Gimana gak minim, setelah sakit kemarin, saya seperti kurang cekatan, gercep, dan enerjik. 😀 *merasamu deh, Ning. Wkwkwk… Tekanan darah saya turun naik, readers. Kadang 80/60, 90/70, yaa main-main di situlah. Dan hal itu membuat orang tua saya sedikit panik. *Maafkan anakmu ini, Ma Pa. Mereka meminta saya untuk menjaga kondisi badan dengan banyak minum susu beruang, makan coto/konro, dan satu, TIDAK BEGADANG. Bagaimana bisa selesai ni proyek kalau tidak begadang, Ma Pa. Tapi, saya tidak menyalahkan mereka. No no no. Saya aja yang kurang pandai mengatur waktu dan diri. Gimana Allah mau kasih jodoh kalau saya masih begini. Eh, pembahasan jatuh ke situ lagi. Wkwkwkwk.

Ya, jalan orang memang berbeda. Saya dengan kehidupan saya, orang lain dengan kehidupannya sendiri. Mungkin kemarin saya terlalu menggebu-gebu memilikinya, tapi sekarang saya belajar untuk lebih memahami bahwa tidak selamanya hal yang menyenangkan yang kita dengar akan cepat terealisasi di depan mata. Iya, karena semuanya bisa saja terjadi, tapi waktunya tidak secepat apa yang kita inginkan. Tergantung cara kita mencintai Allah dan berusaha memperbaiki diri menjadi lebih baik, baik, dan baik lagi. 🙂

Posted in Life

Mendadak Demam

Yang seharusnya minggu-minggu ini saya harus dinyatakan sehat karena banyaknya kegiatan yang mesti dilakuin, alias saya kali ya yang sok sibuk. Ngeeekkk… Akhirnya divonis sakit. DEMAM. PILEK. dan BATUK.
Tiga hari yang lalu saya kena. Dan hari itu juga ke dokter. Kejadiannya juga gak ditahu kenapa bisa. Baru bangun siang, sekitaran jam 4-an, kok badan saya panas ya? Di situ saya udah mulai rasa gak enak.

Tiba di tempat praktik dokter, list saya udah hampir penuh karena berobat terus. Sakit terus. Di bulan April, ada dua kali saya ke dokter. Dengan keluhan yang sama. FLU dan BATUK. Paling sering. Penyakit zaman SMA gak ilang-ilang. -___-
Haduh, yang namanya hidung tersumbat, kalau udah malam, gak enak dah. Kalau gak sabar, malah pengen teriak. “Woe, sa mau bernapas baik-baik. Jangan halangi saya dengan hidung tersumbat ini.” Tapi, gak seinstan, setelah berteriak langsung sembuh. Gak. Semua itu punya proses. Jadi harus bersabar.

Berat badan saya pun ikut turun, kemarin sempat naik 44 kg, eh pas ditimbang jadi 42 kg. Trus, kata teman-teman, saya agak kurusan. Keliatan banget kalau lagi sakit. Pas dibilang kurus, saya malah senyum bahagia. Eh, mereka pada sewot. Gak setuju dengan senyuman bahagiaku itu. Hihihi.
Yaaa, saya sih santai – santai saja. Kurus sih kurus. Bagus malah. Daripada gemuk. Wew….
Udah tiga hari nih saya masih berstatus SICK. Tapi tadi udah makalincah lagi di kampus. Mondar-mandir di kampus. Bawa tas jugaa, isinya bukan buku catatan sama pulpen toh. Yang cuma berapa ons doank, tapi isinya kiloan kali ya. BERAT. Rasanya mau encok. *Yeee, salah sendiri. Kenapa bawa yang berat-berat.
Bawaannya berat karena ada NBnya. Kecil sih NBnya tapi bisa mempengaruhi berat sebuah tas. Belum lagi ngangkat-ngangkat infokus. Fortunately, ada teman saya yang mau bantu, thanks ya Arien dan Bambang. 🙂

Dari pagi jam 8 udah start dari rumah ke kampus. Mau ngajar B.Inggris di anak FKIP Ekonomi, Semester 2. Sebetulnya badan masih belum terlalu fit, tapi gak apa-apalah. Saya masuk saja. Kasian mahasiswanya. Udah pada nungguin. Pasti pada ngomel-ngomel kalau gak masuk. Kita aja begitu. Hehehe. Iya… Ongkos dari rumah ke kampus tawwa… Kan tidak berharga itu… Dua ribu rupiah (via angkot), tiga ribu rupiah (via ojek jarak dekat) dan lima ribu rupiah (via ojek jarak jauh). Bisa makan juga itu kasian satu hari.
Kk Niar juga, sebagai partner ngajar, izin ngajar. Ya udah, saya sendirian saja ngajarnya. Capek sih capek, tapi menyenangkan. Saya menikmatinya kok. 🙂 Ini hari masuk dua kelas. Lumayan… Begini ya rasanya kalau jadi tenaga pengajar. Bisa dirasakan, jadi mahasiswa dan jadi pengajar. Sama-sama susah sih sebenarnya. Tapi, kalau dinikmati, ya kita enjoy-enjoy saja. Untuk apa ngeluh-ngeluh. Hidup ini cuma sekali. Nikmati saja apapun yang terjadi.

So, cukup di sini postingan saya. Masih dengan hidung tersumbat saya. Akhirnya dari Jalan Anoa, Kadolomoko, Baubau, saya ucapkan BUBYE… Nanti berjumpa lagi di postingan berikutnya. Semoga kondisi saya udah baikan. Mohon do’anya ya.
Kesehatan itu tidak ternilai harganya ee… MAHHHAALLL…
Hmmm. SEMANGAT!!!

Posted in Friend

BlueScreen oh BlueScreen

Hmmm…
Tidak bisa OL
Si Toshi benar-benar sakit.
Ada BlueScreen di dadanya. Eh, maksudnya lagi mengalami BlueScreen.
Seddddddiiihhh… TT

Harus ke klinik lagi. Harus dibawa lagi.Segera. Si Toshi sudah seperti belahan jiwa saya. Dia sudah menyatu dengan diri saya. Dia pacar saya. Tanpa dia, saya tidak tahu apa-apa. Saya tidak bisa berhubungan dengan dunia luar. Dia yang memfasilitasi saya untuk mengenal blogger semua, membantu saya mengerjakan tugas-tugas yang bejibun banyaknya. He is a part of my life now. Walaupun dia kadang menyusahkan saya dikarenakan beratnya yang bisa membuat badan saya pegal-pegal kalau harus jalan bersama dia seharian, tapi saya mengerti kondisinya seperti itu. Terlahir dengan ukuran 14 inchi. Ya, jadi saya siap menerima resikonya.

Yang jelas, gara-gara BlueScreen saya tidak bisa menggunakannya. TT
Benar-benar harus ke klinik (tempat service). Papa, temani… :'(
Kegiatan dan tugas menuntut saya untuk tetap terus bersama si Toshi.

Posted in Life

Flu… I Hate You…

Wuaahhh… Paling gak suka namanya SAKIT.

S.A.K.I.T. Apalagi yang namanya FLU dan BATUK. Kayaknya niyh penyakit yang 2 ini slalu jadi langganan dehh… Aahhh… Malas… Menghambat aja aktivitas niyh penyakit. Huhu… Mau cepat sembuuuhhh… TT 🙁

Tadi udah ke dokter. SENDIRIAN. Tanpa papa ataupun mama. Pertama kalinya ke dokter, sendiri. Waahh, ternyata udah bisa mandiri yah. Selamat yah, Ning!!! Hahaha… [dasar manjaaa :p] Tekanan darahku, Rendah. Nda tau, berapa tadi yah, 90/ berapaaa gitu.. Lupa. Hehe.. Yang penting RENDAH.  Berat 41 Kg. ** Apaaaa??? 41 kg??? Gak. Gak. Gak… Ittuuu gemuk sekaliiii… TT  Hmmm, niyh puasa membuatku gemuk sajjjaa… Atau karena banyak makan? Hahaha… Gak taulah… Pokoknya harus turun… Satu kilo atau 2 Kilo lah…

Kalau lagi flu kayak gini, jadi malas gerak… Haaa… I hate… Mau cepat sembuuhh,,, TT Udah ngehindar dari yang namanya minuman DINGIN, apapun itu. tapi, tetapp ajjaah. FLU. Atau apa karena sering keramas malam2 yah? Ahh, annoying deh. Dasar Ning si sensi dingin… Huh…! Oh, iya. Tadi, dari dokter, ditanya sama papa mama. “Berapa tekanan darahnya?”. Trus aku jawwab, “100/60, Ma.”(dengan hati setengah yakin kalo itu tekanan darahku. Hehehe… Alias, meleset 1 angka, seharusnya 90, tapi gak tau per berapa.). Kiranya tidak mendengar “ceramah agama”. Ternyataa,,, dapat juga.. PLUS ANCAMAN. Modem mau ditahan gara2 sering telat tidurnya karena keeenakan nge-net. dan hasilnya? SAKIT… Wuaaattt??? Gak mungkinlah kalo modem ditahan? Gak bisa hidup tanpa internet. >.< Papa, mengerti donkk… -_-

Gara2 Flu, semuanya berantakan. Dasar… I hate you, Flu… TT …