A Brief Info of This Comic:
Author : Raditya Dika
Ilustrator : Milfa Saadah
Publisher : GagasMedia
Page : vi + 130 pages
Edition : First Edition
Year : 2016
ISBN : 979 – 780 – 854 – 8
Jadi ceritanya hasil karya terbaru penulis kesukaan saya, Raditya Dika (RD), telah terbit Februari 2016 ini. Alhamdulillah. Sebenarnya tidak ada niat untuk mau membeli secara inden karena this is a comic, not a book. Tapi, karena junior yang sama nge-fansnya sama RD, Nanang Alfianti, berhasil membujuk saya dengan kalimat persuasifnya. 😀 Maka jadilah, saya inden di Gramedia Panakukkang, dia inden via online. Hehehe… Gimana bukunya, Nang? Udah tiba? 😀
Well, saya indennya tanggal 4 Februari 2016 di Gramedia Panakukkang. Dua minggu kemudian, 19 Februari 2016, saya ditelpon dari pihak Gramed bahwa komiknya sudah dapat diambil. Hari itu juga saya go to MP and grab it fast. Thank you buat Nova yang sudah menemani waktu inden dan Hikma waktu ngambil komik ini. Begini nih, pengaruh adik sudah duluan balik ke Baubau dan saya masih stay di sini untuk menyelesaikan tugas besar. Berani bertindak, berani bertanggung jawab. Berani sekolah, berani menyelesaikan nya dengan baik dan tepat waktu. >.< Aamiin.
Kembali ke topik. Jadi, sesuai apa yang dikatakan RD kalau pesannya secara inden dapat kaos dan tanda tangannya dan Milfah, sang ilustrator. Yaa, alhamdulillah sekali, saya dapat seperti apa yang dijanjikan. Ini adalah kedua kalinya hasil karya RD yang saya lakukan for the sake of getting ori signature from him. 😀 Tinggal ketemuan langsung yang belum terwujud. Smoga dapat terealisasi. Aamiin. >.< Btw, gambar kaosnya agak gimanaaa gitu. Rada-rada gak setuju. Soalnya tidak mewakili perasaan. Hahaha. Tapi lucu saja. Kayak ada manis-manisnya gitu. 😀 Oh iya, kaosnya warna putih, ukurannya pas sama badan kecil kayak saya. (y) (y) Makasih makasih, Bang RD.
Komik RD ini memiliki enam tema di dalamnya, yaitu: Naksir, Pacaran, Mantan, Baper, Jomblo dan Kegelisahan. Busyeeettt… Waktu pertama liat topiknya, bebetul ini la Radith ee… Cinta semua pwa. Iya, semua tentang keadaan di sekitar kita, entah itu pengalaman diri sendiri atau orang lain. Hampir semua cerita dari komik ini membuat saya dari tersenyum kecut sampai tertawa terbahak-bahak. LOL. Bang Radith, kok kamu lucu romantis kreatif begini sih?
Dari sisi kemasan, RD sangat kreatif dalam memproduksikan segala bentuk idenya ke dalam wadah yang bisa dinikmati orang banyak. Seperti ini nih. Cuma gara-gara twit, bisa dibuat komik. Kemasan ide yang bagus kan? Keren deh.
Komik ini adalah salah satu hiburan di sela-sela menyelesaikan big project saya. Cukup terhibur dengan kehadirannya di sini. Walaupun cuma sebuah printed comic, but it gives happiness for me. Alhamdulillah. Mmm, dengan ini saya merekomendasikan bagi siapa saja yang butuh candaan ringan untuk membaca Komik Dari Twit-nya Raditya Dika. 😀
“Karena kegelisahan ada baiknya ditertawakan”. Happy Satnite, guys! 😀
A Brief Info of This Comic:
Author : Raditya Dika
Ilustrator : Milfa Saadah
Publisher : GagasMedia
Page : vi + 130 pages
Edition : First Edition
Year : 2016
ISBN : 979 – 780 – 854 – 8
Jadi ceritanya hasil karya terbaru penulis kesukaan saya, Raditya Dika (RD), telah terbit Februari 2016 ini. Alhamdulillah. Sebenarnya tidak ada niat untuk mau membeli secara inden karena this is a comic, not a book. Tapi, karena junior yang sama nge-fansnya sama RD, Nanang Alfianti, berhasil membujuk saya dengan kalimat persuasifnya. 😀 Maka jadilah, saya inden di Gramedia Panakukkang, dia inden via online. Hehehe… Gimana bukunya, Nang? Udah tiba? 😀
Well, saya indennya tanggal 4 Februari 2016 di Gramedia Panakukkang. Dua minggu kemudian, 19 Februari 2016, saya ditelpon dari pihak Gramed bahwa komiknya sudah dapat diambil. Hari itu juga saya go to MP and grab it fast. Thank you buat Nova yang sudah menemani waktu inden dan Hikma waktu ngambil komik ini. Begini nih, pengaruh adik sudah duluan balik ke Baubau dan saya masih stay di sini untuk menyelesaikan tugas besar. Berani bertindak, berani bertanggung jawab. Berani sekolah, berani menyelesaikan nya dengan baik dan tepat waktu. >.< Aamiin.
Kembali ke topik. Jadi, sesuai apa yang dikatakan RD kalau pesannya secara inden dapat kaos dan tanda tangannya dan Milfah, sang ilustrator. Yaa, alhamdulillah sekali, saya dapat seperti apa yang dijanjikan. Ini adalah kedua kalinya hasil karya RD yang saya lakukan for the sake of getting ori signature from him. 😀 Tinggal ketemuan langsung yang belum terwujud. Smoga dapat terealisasi. Aamiin. >.< Btw, gambar kaosnya agak gimanaaa gitu. Rada-rada gak setuju. Soalnya tidak mewakili perasaan. Hahaha. Tapi lucu saja. Kayak ada manis-manisnya gitu. 😀 Oh iya, kaosnya warna putih, ukurannya pas sama badan kecil kayak saya. (y) (y) Makasih makasih, Bang RD.
Komik RD ini memiliki enam tema di dalamnya, yaitu: Naksir, Pacaran, Mantan, Baper, Jomblo dan Kegelisahan. Busyeeettt… Waktu pertama liat topiknya, bebetul ini la Radith ee… Cinta semua pwa. Iya, semua tentang keadaan di sekitar kita, entah itu pengalaman diri sendiri atau orang lain. Hampir semua cerita dari komik ini membuat saya dari tersenyum kecut sampai tertawa terbahak-bahak. LOL. Bang Radith, kok kamu lucu romantis kreatif begini sih?
Dari sisi kemasan, RD sangat kreatif dalam memproduksikan segala bentuk idenya ke dalam wadah yang bisa dinikmati orang banyak. Seperti ini nih. Cuma gara-gara twit, bisa dibuat komik. Kemasan ide yang bagus kan? Keren deh.
Komik ini adalah salah satu hiburan di sela-sela menyelesaikan big project saya. Cukup terhibur dengan kehadirannya di sini. Walaupun cuma sebuah printed comic, but it gives happiness for me. Alhamdulillah. Mmm, dengan ini saya merekomendasikan bagi siapa saja yang butuh candaan ringan untuk membaca Komik Dari Twit-nya Raditya Dika. 😀
“Karena kegelisahan ada baiknya ditertawakan”. Happy Satnite, guys! 😀
Baru sempet baca Manusia Setengah Salmon setebal viii+264 halaman setelah sekian minggu dinantikan, kapan-kapan baru bisa baca nih buku. Maklum, sekarang lagi (sok) sibuk sama urusan yang namanya KULIAH. Udah semester 5. Gak terasa bakalan semester 6, trus 7 trus bakal sibuk susun skripsi. Insya Allah. Amin. Hehehe…
Oke. Lanjut. Saya cuma butuh waktu beberapa jam aja baca buku nih. Tadi malam sekitar jam 10-an sampai jam 12-an. Trus lanjut pagi lagi, dari jam 6-8. Yippy, alhamdulillah, Buku Manusia Setengah Salmon udah selesai dibaca.
MSS, seperti Kk Dika bilang, buku ini membahas tentang perpindahan. Pindah rumah, pindah hubungan keluarga, sampai pindah hati.
Beberapa bab isi buku ini kadang bisa menggalaukan hati. Contohnya, Sepotong Hati di Dalam Kardus Cokelat, Penggalauan, dan Tarian Musim Kawin. Oh iya, Jomblonology juga lho. Papernya keren. Kk Dika ada-ada aja euy. 😀
Sempat update status di Facebook dengan kata-kata galaunya Mick Jagger, yang katanya merupakan twit Trisna di Tarian Musim Kawin.
‘Lalu, mata gue terpaku pada twit Trisna yang baru dia update, sebuah quote dari Mick Jagger: You can’t alway get what you want, but if you try, sometimes you just might find you get what you need (kamu tidak selalu bisa mendapatkan apa yang kamu mau, tapi jika kamu mencoba, mungkin kamu bisa dapat apa yang kamu butuh).
Gue terenyuh.
Inilah sesungguhnya tujuan dari PDKT: agar kita bisa membedakan antara orang yang kita mau dan yang kita butuhkan.’
Iya, kalau menurut saya ya, yang lucu tuh waktu di page 240. ‘Sering, pas gue lagi nonton film-film komedi di DVD player, lagi asyik-asyik ketawa, tiba-tiba listrik mati. Gue jadi biasa nonton–tertawa-mengerang, seperti ini: ‘HahahahahahaHAAAARGGGHHH!!!!!’
Hahahahhahaa… Bisa dibayangin tuh gak ekspresi Kk Dika seperti apa. Bawaannya jadi ketawa-ketiwi sendiri. 😀 Thx for cerita di pagi ini, Kk Dika. Love you. >.<
Ternyata, dalam proses penulisan buku ini hingga udah terbit, Kk Dika udah punya pacar lagi. CLBK nieee. *Hancur hatikuu… T_T
Ada salah satu bab yang menurut saya ngebuang-buang waktu aja untuk dibaca. Gak enak aja tuh, di chapter Akibat Bertanya ke Orang yang Salah Tentang Ujian. Saya rasa gak ada pengetahuan sama sekali, cuma lelucon yang datar-datar aja kalau dirasa-rasa. Tapi gak tahu ya kalau orang lain yang baca. Saya sih begitu.
Paling penasaran kenapa sih judul bukunya Manusia Setengah Salmon?
Terletak di bab paling bontot, urutan ke-19 dari 19 bab. -,-‘
Mau tahu? Baca bukunya…
Hehehe…
Ada rentetan kata-kata yang isinya touching skali… Di bagian-bagian seperti inilah yang paling saya suka, soalnya kata-kata Kk Dika paling so swit. Seperti yang pernah saya bilang, walaupun he is like a comedian, tapi sebenarnya di balik sosoknya itu, Kk Dika orangnya gimanaaa gitu. Aaah, nggak bisa diungkapkan dengan kata-kata.
Hmmm… Waktu berjalan dengan cepat. Waktu itu sombong. Sesombong-sombongnya manusia, hal tersebut masih bisa dicegah, tapi sombongnya waktu tidak bisa dicegah. Contoh kecil, ketika Ujian Semester ditentukan jam 9 pagi, dan saat itu kita masih di rumah. Baru bangun. Resikonya, kita akan terlambat. Waktu gak bakalan nunggu kita, dia tetap aja berjalan. Tidak menghiraukan apakah kita sudah siap atau belum.
Heumm???
Gak connect ya? Maklum, saya lagi galau. *penyakit anak muda sekarang. -,-‘
Overall, bukunya menarik abis. Mulai dari covernya yang unyu abis, kualitas kertas, hingga bau kertasnya.
Berbicara tentang menulis, bagi saya adalah hal yang sangat menarik. Entah mengapa saya suka menulis. Saya juga tidak tahu alasannya. Hobi menulis saya sudah terukir semenjak masih di sekolah dasar. Entah menulis cerita yang berasal dari buku cetak dan harus disalin ulang ke dalam buku catatan ataupun menulis tentang keseharian saya (karena tugas).
Menulis, kegiatan yang bisa membuat tangan kita menjadi sakit ataupun capek. Dan memang, itu yang saya rasakan. Apalagi menulis materi pelajaran yang berlembar-lembar. Rasanya seperti dianugerahi tugas yang paling indah sakitnya. TT Hingga teman-teman pun terheran-heran melihat saya rajin menulis. Tapi saya tidak menjadikan hal itu adalah sebuah beban. Keluhan sebetulnya ada, tapi saya berusaha untuk meminimalisirnya agar saya mengerjakannya dengan ikhlas dan senang.
Beradu dengan pulpen, kertas, dan tenaga.
Eh, eh, sabar. Kayaknya saya salah mendeskripsikan. Maaf reader. 😀
Keluar alur…
Menulis adalah salah satu hal yang paling menyenangkan bagi saya. Itu mungkin sebabnya dalam berbicara saya kurang ahli. Kalau harus berbicara tentang sesuatu, saya selalu merasa kurang maksimal untuk menyampaikannya ke orang lain. Kadang-kadang seperti kurang jelas akan informasi itu. Pada akhirnya, hal tersebut bisa membuat saya malu dan merasa seperti orang bodoh. -_-‘
Sampai punya pikiran, sebaiknya saya diam saja.
Menulis, menyampaikan aspirasi saya. Utamanya sejak saya memiliki blog. Walaupun bahasanya agak tidak formal. Pengaruh bacaan yang kurang formal. Kepingin baca buku yg ‘berbobot’ tapi tidak pernah kesampaian. Perasaannya cenderung ke bacaan yang ringan-ringan saja.
Pengen buat buku.
Pengen jadi penulis seperti Raditya Dika. Yang selama ini menginspirasi saya.
Saya sangat suka dengan dia. Di balik kekonyolannya, sebetulnya dia itu sosok yang sangat …. Di samping itu, terdorong oleh teman-teman blogger saya yang sudah membuat buku. Senangnyaaa punya buku sendiri, alias buku yang ditulis sendiri yang bisa dinikmati oleh orang banyak. Tapi, mungkin ini adalah impian yang kayaknya mesti dipending. Kenapa? Kita lihat saja nanti. Yang jelas, semoga saja saya bisa mewujudkannya. Aminnn… *Teman-teman, mohon do’anya ya… 🙂
Menulis, sebuah inspirasi yang tertuang di dalam suatu media dalam bentuk karya tulis. Dan saya ingin menulis, menulis dan menulis. Selagi ada kesempatan dan inspirsi, mengapa harus berhenti? Ini pekerjaan saya.
Dan saya sangat mencintai hal ini.
Dengan menulis, saya bisa ‘merekam’ kejadian-kejadian penting dalam hidup saya. Entah ketika jatuh cinta, patah hati, mendapat penghargaan, ulangtahun, ataupun menulis bisa menjadi kado untuk sahabat terkasih. Tentunya tulisan versi saya, Nining Syafitri.
Raditya Dika Nasution is an Indonesian writer, a comedian, and a script writer of comic or film. Raditya Dika is always called Raditya or Radith. He was born on Desember 28, 1984. Raditya Dika is known as the author of humorous books and then Raditya is known by public after his first book, Kambing Jantan (Gagasmedia, 2005). The book is the result of adaptation of his old blog at www.kambingjantan.com. With having a comedy writing style and a candid story, Kambing Jantan was success and became a bestseller book.
Works
The first work that elevates his name is the book, Kambing Jantan: Sebuah Catatan Harian Pelajar Bodoh ( 2005 ). This book tells the life of Radith while still studying in Adelaide, Australia. The story of Radith is based on his stories as an Indonesian student that studied abroad. The book is presented in diary format (diary). The whole story in his work is based on his personal blog, www.kambingjantan.com, which now becomes www.radityadika.com.
Second book entitles Cinta Brontosaurus , it is published in 2006. Similar to the previous book, the stories in this book is based on the everyday story of Radith. However, this second book uses a short story format, that tells about experience of love of Radith that seemed not always lucky. The contents of this book include the story of when Radith sent a love letter to a friend when he was in elementary school to experience of Radith that watched his Persian cat that fell in love with another cat in its neighbor.
Third book entitles Radikus Makankakus: BukanBinatang Biasa that issued on August 29, 2007. This third book tells Radith who had been a clown of Monas in a day, teaching and tutoring, then when Radith was taken for a ghost of toilet, until the story about the curse of NTB people.
Fourth book entitles BabiNgesot: Datang Tak Diundang, Pulang Tak Berkutang. That is published in April 2008. At the end of 2008, along with a comic artist, Rudiman Dio, Radith wrote a comic, Kambing Jantan, part 1, (Gagasmedia, 2008) and Kambing Jantan, part 2, (2011). This comic contains his life overseas as a student in Adelaide, Australia.
And fifth book entitles Marmut Merah Jambu in 2010. Most theme of Raditya Dika comedy revolves between his personal life, his family, with a hyperbolic style – self depreciating humor that it degrades himself.
Last Project of Raditya is a film that lifted from his first book, Kambing Jantan: The Movie, who directed by Rudi Soedjarwo. Besides writing the script with Salman Aristo and Mouly Surya, in that the film, he also played himself. The film is scheduled to appear March 5, 2009.
Journey and Thought
Radith started the desire to record his diary in the blog when he won the Indonesian Blog Award. Radith also won in the award titled The Online Inspiring Award 2009 from Indosat. From that experiences, he printed (print out) of his writings in his blog and then he offered the printed manuscript to several publishers to be printed as a book. At first, many refused, but then when he came to Gagasmedia, a book publisher, the manuscript was accepted, although they had a presentation in advance.
Radit successfully becomes a writer because he stepped out of the mainstream. He appeared with a fresh new genre. What makes it is different from other writers is the idea of the name of the books is the name of animals that always he uses in his books. From the first book until recently, all the titles contain the name of the animal. For Radith, this is his selling point.
For Radith, as the writer, we have to have innovation. In fact, in the first few months, his first book was not too sold out. According Radith, this is the risk of entry in the new genre. Radith promoted the book by the blog that he managed later aggressively. He was also vigorous doing by word of mouth. Radith asked readers to take pictures with his first book, then sent to Radith. By this, it can be a marketing strategy that can manage the reader as the target market. According Radith, in writing, after the book was published, it doesn’t indicate that complete affairs. Later, marketing submitted to the publisher.
Instead, the writer should also be a marketer for his own book because the author is actually also an artist. A creative writer will make his book as a product which for him must be sold out in the market. Although in essence the book is not commercial item, but regard the book as a product that contains knowledge that is marketed. That is a thing that needs to be done at this time.
Being a successful writer does not mean there are no barriers. According Radith, the barrier is not only from the book industry, but also from things that are diagonal. That is, opponents of the book industry may not be another book industry, but the others industries that are not related at all, such as entertainment, food, and others. For example, if there is young person has 50.000 rupiahs, yet he would spend it for buying books. It could be used for watching movies in movie theater or buying fast food. And clearly, the book is not the primary choice.
For Radith, this is already common. All we need now are we must do creative something and act creatively . For him, the competition that exists is the key to have innovation. The pressure of competitors may be the motivation to continue to provide new ideas and explore new capabilities.
Now, Radith is still continuing his study at the extension program of Faculty of Social and Political Sciences at the University of Indonesia. Radith is also a host in Provocative Proactive program, Metro TV. In addition, he is a director and a chief editor in a book publishing, Bukune.
The Books and the Comics
(2005) – Kambing Jantan: Sebuah Catatan Harian Pelajar Bodoh.
(2006) – Cinta Brontosaurus.
(2007) – Radikus Makankakus: Bukan Binatang Biasa.
(2008) – Babi Ngesot.
(2008) – Komik Kambing Jantan.
(2010) – Marmut Merah Jambu.
(2011) – Komik Kambing Jantan 2.
Books and Comics
Filmography
– Cast : Kambing Jantan: The Movie (2009).
– Scenario Writer : Maling Kutang (2009)
Filmography
Sources: Wikipedia and www.radityadika.com
*Kebetulan ini hari adalah hari ultah Raditya Dika. Ning ucapin Selamat ulang tahun buat Kk Dika. Semoga sukses selalu dalam karirnya dan tetap menciptakan karya-karya yang konyol, yang bisa buat tertawa ngakak sampe gak bisa napas *sadis. Hehehe…
Gud lak always, Kk Dika…
...
►
Necessary cookies enable essential site features like secure log-ins and consent preference adjustments. They do not store personal data.
None
►
Functional cookies support features like content sharing on social media, collecting feedback, and enabling third-party tools.
None
►
Analytical cookies track visitor interactions, providing insights on metrics like visitor count, bounce rate, and traffic sources.
None
►
Advertisement cookies deliver personalized ads based on your previous visits and analyze the effectiveness of ad campaigns.
None
►
Unclassified cookies are cookies that we are in the process of classifying, together with the providers of individual cookies.