Posted in Blog, Education, Life

Kegalauan (Bukan) Anak Kura-Kura

image

Semuanya akan indah pada waktunya.
‘Pada waktunya’ bukan berarti hanya menunggu dan tanpa usaha.
Karena ‘akan indah pada waktunya’ mengandung arti ketika kita telah melakukan segala sesuatunya dengan baik agar tujuan tercapai, maka waktu yang dinanti tersebut akan datang.
Sebagai contoh, saya sebagai mahasiswi tingkat akhir yang menginginkan untuk segera dinyatakan sebagai alumni.
Tidak mungkin kan saya hanya mengatakan indah pada waktunya dan usaha saya tidak ada. It cannot work.
Iya, memang akan indah, tapi waktunya? It will need long time to come into that time. I don’t want. :'(

Menganggap diri seperti kura-kura karena saya merasa lambat untuk masalah tesis ini. Judul tesis saja masih belum jelas. Perasaan deg-degan bertemu pembimbing itu merupakan momen yang krusial sekali. Bertemunya bapak dan anak dalam membahas penelitian, teori dan fenomena tentang pendidikan menjadikan saya seperti orang yang duduk di pojokkan sambil menundukkan kepala di ruang gelap. Suram!

Bukan salah pembimbing saya, tapi salah saya sendiri. Masih takut, masih belum percaya diri, dan masih kurang ilmunya. Saya harus banyak membaca, membaca, membaca dan membaca. Artikel jurnal ini, artikel jurnal itu. Semuanya serba butuh usaha dan pengorbanan.
Allah, keluarga, sahabat dan media sosial adalah salah satu komponen penting yang tidak dapat dipisahkan sebagai supporter saya dari penatnya kehidupan dunia tesis. Beribu motivasi diri juga sudah dipush untuk tetap on fire. Memahami posisi diri sendiri pun harus sering-sering disadari. Sebagai anak pertama, sebagai yang dicontoh, dan sebagai yang diharapkan untuk segera menyelesaikan kuliah sesegera mungkin. Galaunya tuh dapat bangetttt… 😳
Mamaku sayang, tolong doakan anakmu ini supaya segera ujian proposal lalu pulang ke Baubau meneliti. Karena rasa-rasanya mau pulang dulu eee… Seperti sesak napas karena belum ujian proposal…

Segini amat ya kalau mau jadi Magister. Butuh air mata. :'( Tapi sebagian yang telah melewati masa-masa ini pasti tidak pernah mengalami seperti apa yang saya alami. Bagaimana tidak, sebelum kuliah sudah ada persiapan sebelumnya. Na saya? Salah satu contoh mahasiswa yang kurang baik. Jangan dicontoh. Saya bukan mahasiswa yang hebat. Saya bukan akademisi sejati. Saya bukan apa-apa.

Melanjutkan studi adalah salah satu bentuk ibadah kepada Allah. Menimba ilmu pengetahuan bukanlah hal yang sulit, Ning. Nikmati saja prosesnya. Toh juga ini demi kelangsungan hidup dan masa depan. Niatnya kan karena Allah. Semua karena Allah. Kuliah karena Allah, nanti nikah juga karena Allah kan? *Eh… :):):):):)

Jika ada yang tidak sengaja mampir di blog saya dan membaca postingan ini, saya minta maaf tulisan ini alurnya tidak jelas. Bicara kegalauan tesis sampai ke pernikahan. Sama, seperti pikiran saya tentang tesis yang masih mengawang-ngawang, belum ditahu arahnya ke mana. Semoga ada titik pencerahan di hari Senin nanti. :'(:'(:'( Aamiin.

As we see, saya sengaja menulis seperti ini karena kegelisahan yang ada di dalam diri sudah tidak dapat dipendam. Semua serba di tengah-tengah tanpa kepastian ke mana arah selanjutnya.

Kita lihat sampai berapa lama jangka waktu tulisan tentang kegalauan saya ini dengan tulisan syukuran proposal (nanti, in syaa Allah). Semoga waktunya berdekatan. No need long time. Aamiin.
Semangat, Ning! Harus optimis. Allah bersamamu, Nak. Ning tidak pernah tinggalkan Allah toh? Nining kan anak baik. Kemarin Ning cuma belum tegas saja terhadap apa yang menjadi aturan Allah.
Optimis bukan berarti harus arrogant ya, Nak.
Semangat!!!

Posted in Blog, Life

Komik Dari Twit-nya Raditya Dika

Komik Dari Twit-nya Raditya Dika
Komik Dari Twit-nya Raditya Dika

A Brief Info of This Comic:
Author : Raditya Dika
Ilustrator : Milfa Saadah
Publisher : GagasMedia
Page : vi + 130 pages
Edition : First Edition
Year : 2016
ISBN : 979 – 780 – 854 – 8

Jadi ceritanya hasil karya terbaru penulis kesukaan saya, Raditya Dika (RD), telah terbit Februari 2016 ini. Alhamdulillah. Sebenarnya tidak ada niat untuk mau membeli secara inden karena this is a comic, not a book. Tapi, karena junior yang sama nge-fansnya sama RD, Nanang Alfianti, berhasil membujuk saya dengan kalimat persuasifnya. 😀 Maka jadilah, saya inden di Gramedia Panakukkang, dia inden via online. Hehehe… Gimana bukunya, Nang? Udah tiba? 😀

Well, saya indennya tanggal 4 Februari 2016 di Gramedia Panakukkang. Dua minggu kemudian, 19 Februari 2016, saya ditelpon dari pihak Gramed bahwa komiknya sudah dapat diambil. Hari itu juga saya go to MP and grab it fast. Thank you buat Nova yang sudah menemani waktu inden dan Hikma waktu ngambil komik ini. Begini nih, pengaruh adik sudah duluan balik ke Baubau dan saya masih stay di sini untuk menyelesaikan tugas besar. Berani bertindak, berani bertanggung jawab. Berani sekolah, berani menyelesaikan nya dengan baik dan tepat waktu. >.< Aamiin.

Kembali ke topik. Jadi, sesuai apa yang dikatakan RD kalau pesannya secara inden dapat kaos dan tanda tangannya dan Milfah, sang ilustrator. Yaa, alhamdulillah sekali, saya dapat seperti apa yang dijanjikan. Ini adalah kedua kalinya hasil karya RD yang saya lakukan for the sake of getting ori signature from him. 😀 Tinggal ketemuan langsung yang belum terwujud. Smoga dapat terealisasi. Aamiin. >.< Btw, gambar kaosnya agak gimanaaa gitu. Rada-rada gak setuju. Soalnya tidak mewakili perasaan. Hahaha. Tapi lucu saja. Kayak ada manis-manisnya gitu. 😀 Oh iya, kaosnya warna putih, ukurannya pas sama badan kecil kayak saya. (y) (y) Makasih makasih, Bang RD.

Komik RD ini memiliki enam tema di dalamnya, yaitu: Naksir, Pacaran, Mantan, Baper, Jomblo dan Kegelisahan. Busyeeettt… Waktu pertama liat topiknya, bebetul ini la Radith ee… Cinta semua pwa. Iya, semua tentang keadaan di sekitar kita, entah itu pengalaman diri sendiri atau orang lain. Hampir semua cerita dari komik ini membuat saya dari tersenyum kecut sampai tertawa terbahak-bahak. LOL. Bang Radith, kok kamu lucu romantis kreatif begini sih? 

Dari sisi kemasan, RD sangat kreatif dalam memproduksikan segala bentuk idenya ke dalam wadah yang bisa dinikmati orang banyak. Seperti ini nih. Cuma gara-gara twit, bisa dibuat komik. Kemasan ide yang bagus kan? Keren deh.

Komik ini adalah salah satu hiburan di sela-sela menyelesaikan big project saya. Cukup terhibur dengan kehadirannya di sini. Walaupun cuma sebuah printed comic, but it gives happiness for me. Alhamdulillah. Mmm, dengan ini saya merekomendasikan bagi siapa saja yang butuh candaan ringan untuk membaca Komik Dari Twit-nya Raditya Dika. 😀

“Karena kegelisahan ada baiknya ditertawakan”. Happy Satnite, guys! 😀

Posted in Blog, Life

Komik Dari Twit-nya Raditya Dika

Komik Dari Twit-nya Raditya Dika
Komik Dari Twit-nya Raditya Dika

A Brief Info of This Comic:
Author : Raditya Dika
Ilustrator : Milfa Saadah
Publisher : GagasMedia
Page : vi + 130 pages
Edition : First Edition
Year : 2016
ISBN : 979 – 780 – 854 – 8

Jadi ceritanya hasil karya terbaru penulis kesukaan saya, Raditya Dika (RD), telah terbit Februari 2016 ini. Alhamdulillah. Sebenarnya tidak ada niat untuk mau membeli secara inden karena this is a comic, not a book. Tapi, karena junior yang sama nge-fansnya sama RD, Nanang Alfianti, berhasil membujuk saya dengan kalimat persuasifnya. 😀 Maka jadilah, saya inden di Gramedia Panakukkang, dia inden via online. Hehehe… Gimana bukunya, Nang? Udah tiba? 😀

Well, saya indennya tanggal 4 Februari 2016 di Gramedia Panakukkang. Dua minggu kemudian, 19 Februari 2016, saya ditelpon dari pihak Gramed bahwa komiknya sudah dapat diambil. Hari itu juga saya go to MP and grab it fast. Thank you buat Nova yang sudah menemani waktu inden dan Hikma waktu ngambil komik ini. Begini nih, pengaruh adik sudah duluan balik ke Baubau dan saya masih stay di sini untuk menyelesaikan tugas besar. Berani bertindak, berani bertanggung jawab. Berani sekolah, berani menyelesaikan nya dengan baik dan tepat waktu. >.< Aamiin.

Kembali ke topik. Jadi, sesuai apa yang dikatakan RD kalau pesannya secara inden dapat kaos dan tanda tangannya dan Milfah, sang ilustrator. Yaa, alhamdulillah sekali, saya dapat seperti apa yang dijanjikan. Ini adalah kedua kalinya hasil karya RD yang saya lakukan for the sake of getting ori signature from him. 😀 Tinggal ketemuan langsung yang belum terwujud. Smoga dapat terealisasi. Aamiin. >.< Btw, gambar kaosnya agak gimanaaa gitu. Rada-rada gak setuju. Soalnya tidak mewakili perasaan. Hahaha. Tapi lucu saja. Kayak ada manis-manisnya gitu. 😀 Oh iya, kaosnya warna putih, ukurannya pas sama badan kecil kayak saya. (y) (y) Makasih makasih, Bang RD.

Komik RD ini memiliki enam tema di dalamnya, yaitu: Naksir, Pacaran, Mantan, Baper, Jomblo dan Kegelisahan. Busyeeettt… Waktu pertama liat topiknya, bebetul ini la Radith ee… Cinta semua pwa. Iya, semua tentang keadaan di sekitar kita, entah itu pengalaman diri sendiri atau orang lain. Hampir semua cerita dari komik ini membuat saya dari tersenyum kecut sampai tertawa terbahak-bahak. LOL. Bang Radith, kok kamu lucu romantis kreatif begini sih? 

Dari sisi kemasan, RD sangat kreatif dalam memproduksikan segala bentuk idenya ke dalam wadah yang bisa dinikmati orang banyak. Seperti ini nih. Cuma gara-gara twit, bisa dibuat komik. Kemasan ide yang bagus kan? Keren deh.

Komik ini adalah salah satu hiburan di sela-sela menyelesaikan big project saya. Cukup terhibur dengan kehadirannya di sini. Walaupun cuma sebuah printed comic, but it gives happiness for me. Alhamdulillah. Mmm, dengan ini saya merekomendasikan bagi siapa saja yang butuh candaan ringan untuk membaca Komik Dari Twit-nya Raditya Dika. 😀

“Karena kegelisahan ada baiknya ditertawakan”. Happy Satnite, guys! 😀

Posted in Life, Place

English Camp SMP IT Al-Fikri Makassar & GAU ASE 2016

DSC_0049

Jadi ceritanya, pada tanggal 7 – 13 Februari 2016 kemarin, ada sebuah kegiatan English Camp SMP Islam Terpadu Yayasan Al-Fikri Makassar bekerja sama dengan GAU ASE (Global Action of Utility Achievement of Spiritual Enlightment) di Kelurahan Tompobalang dan Taman Prasejarah Leang-Leang, Bantimurung, Maros. Pesertanya berjumlah 27 orang yang terdiri dari 20 siswa dan 7 siswi. Didampingi oleh 2 guru pembina Al-Fikri (Ustadz Irham dan Ustadzah Kurnia) dan 4 tutor bahasa Inggris (Kk Arni, Kak Asdar, Kak Sahlim dan saya, Nining Syafitri). Kalau bisa dibilang, this is my first time to be a tutor in English Camp. Yaa, Alhamdulillah, hitung-hitung dapat kesempatan untuk menambah pengalaman mengajar.

Acara Pembukaan English Camp di Taman Leang-Leang
Acara Pembukaan English Camp di Taman Leang-Leang

Pembukaan berlangsung pada tanggal 7 Februari 2016 dihadiri oleh para siswa, orang tua murid, para guru SMP Al-Fikri, tutor, Kepala Sekolah SMP Al-Fikri; Bapak Ahmad M. Abdullah, S.Ag., M.I.Kom, dan Direktur GAU ASE sebagai Penyelanggara Kampung Bahasa Bantimurung, Bapak Andi Samsurijal, S.S., M.Hum di Taman Prasejarah Leang-Leang. Sedangkan Kegiatan Penutupan diadakan pada tanggal 13 Februari 2016 di pondokan Kel. Tampobalang dan dihadiri oleh para siswa, pemilik pondokan; Bapak H. Lahab, para guru Pembina dan para tutor.

Foto Bersama bersama H. Lahab dan Nyonya
Foto Bersama bersama H. Lahab dan Nyonya

Dalam acara penutupan, baik Pak H. Lahab ataupun guru Pembina memberikan sepatah dua kata tentang kegiatan English Camp tersebut dan tidak lupa juga nasehat untuk para siswa agar tetap menjadi yang baik sesuai jalan Allah. Saya masih ingat salah satu nasehat yang dikatakan Pak H. Lahab untuk para siswa, “Jadilah seperti padi, makin berisi makin merunduk.” Harus rendah hati. Tidak boleh sombong. Pepatah tentang padi yang umum terdengar, namun saya baru melihat dari dekat  dan langsung bagaimana padi itu merunduk. Hehehe.

"Jadilah seperti padi, makin berisi makin merunduk"
“Jadilah seperti padi, makin berisi makin merunduk”

Selain itu, Ustadz Irham di akhir acara penutupan sebelum sesi foto bersama dan ramah tamah dengan Bapak dan Ny. H. Lahab, ada pembacaan juara masing-masing kategori, yaitu the highest score, the most favorite, the most diligent, the funniest, the most active and the most excited.

Aktifitas kami
Aktifitas kami

Oh ya, kegiatan kami setiap pagi adalah berolahraga, makan pagi, kemudian berjalan dari pondokan menuju Taman Prasejarah Leang-Leang untuk belajar di sana. Jaraknya lumayan jauh. Tapi, hal itu menyenangkan karena di sepanjang perjalanan, kami disuguhi pemandangan yang alami sekali. Hijau semua. Disarankan sih harus ada fasilitas yang memadai, seperti penyewaan sepeda. Sehingga para murid tidak harus berjalan kaki terus-menerus.

Belajar sambil Bermain
Belajar sambil Bermain

Alhamdulillah. Di taman tersebut, kami menghabiskan waktu dengan belajar dan bermain. Syukurnya adalah terdapat sebuah masjid di depan taman tersebut, jadi para siswa, guru dan tutor dapat shalat di mesjid tersebut. Kemudian melanjutkan aktifitas hingga sore hari menjelang shalat Ashar. Malamnya selepas Maghrib, mereka melakukan Muroja’a (menghafal hafalan Al-Qur’an yang telah dihafal). Hari pertama bersama mereka, saya pribadi WOW WOW dengar mereka melakukan muroja’a. Masih SMP, sudah jadi penghafal Al-Qur’an. Apa kabarnya saya? Jadi malu sendiri. Mereka hebat-hebat. Dilanjutkan makan malam dan shalat Isya, kemudian learning English together. Setelah itu, it’s time to take a rest.

English Survival
English Survival

Selain belajar seperti biasa, di English Camp ini diadakan kegiatan English Survival di Taman Prasejarah Leang-Leang. Di mana kegiatan ini seperti melakukan suatu perjalanan dari pos ke pos, dari pos 1 hingga pos 4 dengan syarat harus mendapatkan pita dari masing-masing pos. Caranya adalah dengan menjawab pertanyaan berbahasa Inggris dari masing-masing penjaga pos.

Mr. Abdi dan Mr. Hamka
Mr. Abdi dan Mr. Hamka

Lanjut, hari-hari berikutnya kami mendatangkan tamu pengajar, seperti native speaker berkebangsaan Amerika, yaitu Mr. Abdi. Beliau menetap di Makassar dan memiliki sebuah kafe, Be Smart Coffee, di mana kafe tersebut dijadikan tempat belajar Bahasa Inggris bagi para pengunjung yang ingin belajar bahasa Inggris. Di hari itu, para siswa akhirnya dapat berinteraksi langsung dengan native speaker, melalui diskusi dan permainan. Kemudian, Mr. Hamka. Seorang mahasiswa pascasarjana Unhas program studi Bahasa Inggris yang telah memiliki pengalaman ke luar negeri dan terkenal dengan aksen Britishnya. Mr. Hamka selain mengajar, dia juga memberikan permainan kepada para siswa dan berhasil mengundang tawa di antara kami. Whispering Game adalah salah satu permainan yang paling seru dan buat tertawa terbahak-bahak. This is because of Hasan. Hasann, you are the most favorite student.

Jika waktu menjelang sore, sepulang dari taman, para siswa biasanya langsung pergi ke sungai dekat pondokan. Entah itu karena mau berenang ataupun mencuci di sungai.

Bersama para generasi penerus bangsa yang hebat
Bersama para generasi penerus bangsa yang hebat

Semakin lama, semakin banyak hal menyenangkan yang saya peroleh. Terutama mengamati tingkah laku masing-masing siswa yang notabenenya adalah masih berstatus SMP. Mereka memiliki karakteristik masing-masing. Saya malah anggap mereka seperti teman. Lagian juga, tinggi mereka dan saya tidak jauh-jauh amat, malah tinggian mereka. LOL. 😀 Pada hari pertama Camp, saya secara pribadi merasa terbebani mental. Hampir menyerah. Hehehe. Bukan karena anak-anaknya tidak sopan, not. Tapi lebih ke cara saya dalam mendekati mereka. Memang beda ya pendekatan ke pembelajar dewasa dan pembelajar yang muda seperti ini. Sebagai guru, harus memiliki pendekatan personal dan beragam cara agar pembelajaran terasa menyenangkan. Namun, semakin hari, saya berusaha bertahan dan mencoba berbaur dengan mereka, dan alhamdulillah saya dapat berkomunikasi dengan baik bersama mereka. Jadi serasa anak SMP lagi begitu. 😀  Hal ini mengingatkan saya pada tahun 2010 kemarin, ketika pertama kalinya menjadi seorang guide untuk mahasiswa Korea. Dumbatznya dapat banget. 😀 Tapi, pada akhirnya tugas yang diemban juga dapat diselesaikan dengan baik. Alhamdulillah. Yaa, memang semuanya cuma butuh waktu saja.

Setiap sesuatu itu ada kelebihan dan kekurangannya. Seperti halnya di English Camp ini. Internet and mobile network is not good. Susah dapat jaringan e. Harus ke luar rumah dulu baru dapat sinyal bagus. Tapi, tidak masalah untuk saya. Tidak eksis di dunia maya selama seminggu kemarin, cukup melatih diri untuk melupakan yang namanya medsos. 😀 Overall, di tempat kami mengadakan English Camp ini dapat dijadikan salah satu rekomendasi tempat yang nyaman untuk menikmati suasana pedesaan yang sudah jarang dirasakan (menurut saya). Tempat yang cocok untuk mengungsikan diri dari ramai dan sibuknya suasana Kota Makassar.

Di akhir kegiatan, kami meminta para siswa untuk menulis kesan dan pesannya tentang kegiatan ini dan Alhamdulillah sebagian besar mengatakan mereka ingin English Camp dilanjutkan lagi tahun depan dan diperpanjang waktunya. Alhamdulillah kalau respon mereka bagus berkaitan dengan kegiatan ini. Mudah-mudahan tahun depan saya dapat berpartisipasilah. Terima kasih buat Ketua Panitia, Kak Arni dan Sekretaris, Kak Asdar, yang telah melibatkan saya dalam kegiatan yang berkesan ini.

Left2right: Kk Arni, Ustadzah Kurnia, Ning, Ny.H. Lahab, H. Lahab, Kk Asdar, Kk Sahlim dan Ustadz Irham
Left2right: Kk Arni, Ustadzah Kurnia, Ning, Ny.H. Lahab, H. Lahab, Kk Asdar, Kk Sahlim dan Ustadz Irham

Yah, sampai di sini dulu cerita singkat saya selama seminggu di Leang-Leang. No signal, but interesting. Thank you, English Camp. You make me be more experienced English educator.

Belajar bersama Ustadzah Arni
Belajar bersama Ustadzah Arni

 

Posted in Friend, Life, Love, Place

Cerita Pagi di Kampus Merah

Terbesit keinginan untuk menikmati pagi di kampus merah ini. Tidak sendiri, namun bersama teman sedaerah yang sedang melanjutkan studi juga di kampus yang sama namun berbeda program studi. Sebut saja namanya Nova. 😀 Kami berjalan menyusuri jalanan yang dijejeri pepohonan rindang. Tidak berlari, namun berjalan.

12669489_10204392466046312_6729171954049293022_nBerjalan sambil bercerita tentang jalan kehidupan masing-masing. Kami memiliki cerita yang beragam. Mulai dari kehidupan keluarga, pendidikan, hingga asmara. Ya, topik-topik tersebut mendominasi pagi ini. Alasannya adalah karena mereka memang menarik untuk dibahas.

Tentang keluarga, bagaimana berbedanya karakter dan fisik kami sebagai anak pertama di antara para adik. Salah satu cerita yang kami angkat tadi adalah bagaimana saya di antara saudara-saudara yang lain. Ya, saya memiliki dua saudara kandung. Di antara kami bertiga, saya adalah anak perempuan yang tingginya paling semampai, semeter tak sampai. 😀 Sedangkan, anak kedua dan ketiga, untuk modal tinggi itu, cukuplah. Saya juga heran mengapa cuma saya yang kecil di antara mereka-mereka yang cukup tinggi. ‘Tiny banget’. Walaupun demikian, saya bersyukur. Tetap toh, harus bersyukur. 🙂 Hehehe.  Nova dan saya saling berbagi untuk cerita-cerita seperti itu dan jarang untuk tidak menertawainya bersama.

Berbicara tentang pendidikan. Pendidikan yang kami tempuh untuk mencapai di titik S2 ini adalah hasil jalan hidup kami yang tidak pernah kami bayangkan sebelumnya. Dengan biaya sendiri alias dari orang tua, kami toh sampai juga di tahap akhir semester. Kami sempat berharap akan ada beasiswa setelah terdaftar sebagai salah satu mahasiswa pascasarjana di kampus ini. Namun Allah masih belum memberikan rezeki itu walaupun kemarin kami sempat mengikuti proses penyeleksian beasiswa, seperti Tanoto dan Bakrie. Alhasil, kami belum berhasil. Secara pribadi, saya sempat kecewa mengapa beasiswa bukanlah salah satu rezeki yang saya miliki. Namun, saya tetap menyadari bahwa Allah pasti tahu yang terbaik untuk saya. Dan hasil perbincangan bersama Nova tadi, ceritanya semakin menegaskan saya bahwa memang Allah itu Maha Adil. Nova bercerita bahwa mungkin Allah tidak memberikan beasiswa kepada kami, namun Dia memberikan rezeki itu lewat orang tua. Mengapa? Agar kami selalu mengingat bahwa melanjutkan sekolah ini karena pengorbanan orang tua. Hingga akhirnya, jika sukses nanti, kami tidak akan meremehkan orang tua, tidak merasa bahwa kesuksesan itu milik pribadi sendiri karena kami sendiri yang berusaha. Sempat teringat apa yang dikatakan ayah (Pak Chay) sebelum kami menginjakkan kaki di kampus ini. Beliau sempat memberikan petuah pada kami. Kira-kira seperti ini, jika Allah telah mengizinkan kalian untuk melanjutkan sekolah. Percayalah, jalan itu akan selalu ada. Dan iya, terbukti sekarang. Rezeki alhamdulillah ada. Yaa, rezeki datangnya kapan dan di mana saja. Dan jalan untuk mencapai tujuan kami berada di kampus ini sedikit lagi tercapai. Butuh doa dan usaha lebih lagi. Semoga semuanya berhasil. Aamiin yaa rabbal alamiin. Sempat tidak menyangka juga bahwa dengan keadaan yang seperti ini, kami bisa juga melewati semuanya satu per satu, tahap per tahap.

Di dalam kesempatan ini, saya juga ingin mengucapkan terima kasih kepada orang tua saya. (Walaupun hanya lewat tulisan). Terima kasih karena sudah mengikhlaskan anakmu untuk sekolah walaupun banyak pengorbanan yang dilakukan untuk mencapai cita-citanya. “Tidak mungkin juga kami membiarkan kalian hanya melihat teman-teman lain lanjut di kala kalian juga ingin lanjut. Toh juga kalian kalau belajar pasti membawa hasil. Yang penting kalian jadi anak penurut itu saja sudah cukup bagi kami,” kata papa via telepon sore tadi. Papa ee, bisa saja berkata-kata. Jadinya nangis kan nih.

Last but not least. Kami percaya Allah telah memberikan jalan untuk jodoh kami masing-masing. Kami hanya harus memperbaiki diri lagi menjadi lebih baik. Memantaskan diri agar menjadi pantas memiliki jodoh yang telah diridhai oleh Allah. *Kalau masalah ini, tidak perlu dibahas banyak ya. Cukup tahu saja bahwa hal ini adalah lumrah di saat kami menginjak usia 20-an.

Pagi memang selalu memberikan warna tersendiri.
Untuk hidup yang lebih baik.
Optimislah, Ning!
Usahakan selalu berada di jalanNya.
Karena Allah selalu berada di sampingmu. 🙂
Aamiin Yaa Rabbal Alamiin.

 

Posted in English, Place

Negeri Van Oranje and Lopi Cafe

On January 26, 2016, my cousin, Fitri, and I went to walk around again after doing something that must be done for the sake of the family interest. 😀 Our destination was Panakkukang Mall (MP) and Lopi Cafe. Firstly, we visited MP for walking around and seeing female stuffs, like shoes, clothes, dress, etc. And you know what I felt, I just tried to control my self. 😀 Although it was interesting, but it was not still my main attention.

Negeri Van Oranje

S__2088966We tried to go to Cinema 21 Panakkukang to see what movies that still in “NOW PLAYING”. I looked there was still “Negeri Van Oranje.” Thanks God, it was still playing. So, I invited Fitri to watch that film. I liked the actors, such as Chicco Jerikho, Arifin Putra and Abimana Arisatya. But, Ge Pamungkas, he is not a cool guy because I already knew him as a comedian. 😀 If I am asked to comment this film, I will say that this film makes me ‘BAPER’ and gloomy. Hmmm… A man that always hides from Lintang, finally he could get married with her. >.< I could say that the film was romantic and entertaining. 🙂

Next plan was we went to Lopi Cafe, Cafe and Eatery. It is near MP. It is located in Jl. Boulevard No. 26 AB. Most of materials such as tables, chairs, and ornaments were made by wood. I think the cafe mixes between modern and traditional culture. It could be seen from one of wall sides, the wall was painted a couple who wore traditional clothes of Makassar and another side it was fulfilled by modern ornaments, like unique mirrors. It was full of music and AC. So, I felt comfortable to be in the cafe. I enjoyed it. 🙂

5906

5905Oh ya, there were many kinds of foods and drinks. But we only ordered French Fries, Hot Cappucino, and Milkshake Vanilla. Mmm, they had nice taste.

Basically, I rarely hung out with friends in places like this because my assignments of study spent my time a lot. Therefore, I did not know well which interesting places to visit in Makassar. Fitri was a person who recommended me for trying to go to Lopi Cafe and her recommendation was a good place.

Overall, what we did yesterday, it made me more aware that it inspired me to design something that will be done someday. Aameen. 🙂

5904

5903

Posted in English, Life, Love

Thanks 2015, Welcome 2016

New Year is coming. It means that we leave 2015 for every moment we had. Expect that everything will become better in 2016.

Each year has its own special moment. 2015 also has it. In my opinion, 2015 is one of great years that I face. It is such a precious life lesson. I feel that I can know more what the choice is and what the meaning of family is, and what the importance of true friends is. I feel better now. I feel I am being my own self. I have gotten myself because I can express what I want to do in my own way. This is I call as the maturity process.

Mom and her girls
Mom and her girls

For 2015, thank you for giving me a great life lesson and many moments whether it is good or bad. I cannot blame anybody for my unlucky chances I got because I believe that every attitude we do will affect our life later. Forgive me, please, for everyone that I hurt. I’m so sorry. I did not have any purposes for being a person that makes you uncomfortable whether it is intentionally or accidentally.

Welcome, 2016. I hope this year will give us more health and happiness, especially for my study. Thanks, Allah.

I hope Allah will listen and make true to my pray. Aamiin.
I hope Allah will listen and make true to my pray. Aamiin.
Posted in Friend, Life

Pertemuan Akhir Tahun

Left2right: Kk Asdar, Kk Yandri, Ning, Hikma, Arini, & Kk SahlimLeft2right: Kk Asdar, Kk Yandri, Ning, Hikma, Arini, & Kk Sahlim

“Tidak terasa kami sebagai para mahasiswa yang sedang melanjutkan studi telah berada di akhir Semester 3. Itu tandanya status kami berubah menjadi mahasiswa tingkat akhir, yang akan berjuang menyelesaikan pendidikan formal ini menjadi orang yang bermanfaat bagi sesama, khususnya di bidang ilmu yang kami tekuni, pendidikan bahasa Inggris. Alhamdulillah. Semoga semuanya berjalan dengan lancar. Aamiin.”

Perjalanan yang kami lewati hari kemarin (25 Desember 2015) dimulai dengan menghadiri akad nikah teman sekelas kami, Kk Ayz, di sekitar Jl. Latimojong. Awalnya ragu kalau kami tidak bisa menghadiri acara tersebut karena cuaca di Kota Makassar yang hujan terus-menerus. Alhamdulillah, hujannya reda sekitaran pukul 11.00 WITA. Dan kami pun memutuskan untuk melanjutkan rencana ke Jl. Latimojong.

Kk Ayz terlihat cantik sekali dalam balutan busana adat Makassar kehijau-hijaunnya. Bersama pasangannya, terlihat sangat serasi sekali. Subhanallah. “Kak Ayz, semoga rumah tangganya samawa ya. 🙂 “

Selepas shalat Jum’at, kami pun izin pamit ke Kk Ayz dan keluarga. Ya, kami melanjutkan perjalanan ke rumah Kk Yandri. Di sanalah kami merangkum semua cerita perjalanan masing-masing secara garis besar. Cerita diawali dengan kisah percintaan (yang ini lama pembahasannya) oleh salah seorang teman kami :D, kemudian dilanjutkan dengan kisah kehidupan kampus dari semester 1 hingga semester 3; bagaimana kami di kelas bersama para dosen. Duka dan suka itu pun muncul di tengah-tengah kami saat itu. Ya, kami memiliki kisahnya masing-masing. Si pengundang tawa, Kk Asdar, banyak memberikan kontribusi cerita yang akhirnya membuat kami tidak bisa menahan rasa tawa kami untuk diekspresikan. 😀

DSC_0145

Kalau saya tidak salah, kesimpulan dari sekian banyak cerita yang diutarakan bahwa Benar, skenario Allah itu adalah skenario terbaik. Allah telah mengatur semua jodoh, rezeki dan kematian umatNya. Lagi dan lagi, semua kembali kepada Allah. Sekeras apapun kita berusaha, sejauh apapun kaki melangkah, jika Allah tidak memberikan apa yang kita inginkan, ya mencoba berjiwa besar. Ada hikma di balik semuanya. Saya ingat apa yang dikatakan salah satu guru SMA terbaik saya, kata beliau, “Jangan pernah membenci Tuhan. Beraninya jika kau menyalahkan Tuhan.” Jleebb.

Inilah pertemuan kami di akhir tahun. Entah kapan lagi kami bisa seperti ini. Menyibukkan diri dengan tesis pasti akan membuat kami jarang berkumpul lagi. Namun, semoga hal ini akan membawa kami pada saat yang bersamaan untuk memakai toga. Terima kasih, teman-teman. You have colored my life experiences. 🙂

Setidaknya, pertemuan akhir tahun ini memberikan banyak pelajaran hidup yang kami tidak dapat temui di buku-buku perpustakaan. Hanya dengan berbagi cerita bersama teman menjadi salah satu obat untuk menjadi lebih baik. 🙂 In addition, kami bersyukur kepada Allah bahwa akhirnya telah ada kejelasan untuk semuanya agar di awal tahun depan nanti kami sudah bisa mengetahui apa-apa saja yang menjadi prioritas kami.

Si Anak Kedua
Si Anak Kedua

*Special note for my beloved sister, Arini.
Thank you for being my sister. Thank you for still regarding me as your sister. Maaf, selama ini saya banyak buat salah. Smoga saya dapat menjadi lebih baik lagi. Dirimu juga. Mudah-mudahan Allah memberikan rezeki dan jodoh yang baik untukmu. Aamiin.

Posted in Life

Celoteh Kecil di Awal Desember

Alhamdulillah, akhirnya Desember datang lagi. Ya, hari ini adalah awal Desember di akhir tahun 2015. Telah banyak hal yang dilewati untuk tiba di waktu ini. Entah itu sesuatu yang menyenangkan ataupun menyedihkan. Namun, kembali memperbaiki hal-hal yang dirasa kurang untuk sesuatu hal sebelum tiba di saat ini tidaklah mungkin terjadi. Waktu tidak pernah bergerak ke belakang, bukan? 🙂

Saya hanya bisa mengambil pelajaran dari semua hal yang telah dan sedang terjadi untuk kehidupan yang lebih baik ke depannya. “Penglamaan, Pengalaman dan Pengamalan,” tiga hal yang selalu saya ingat ketika salah satu dosen menjelaskan hal tersebut dalam suatu mata kuliah. Berdasarkan tiga kata itu, saya berpendapat bahwa manusia yang dalam kehidupannya, semakin dewasa usianya, maka semakin banyak hal-hal yang ditemui dan semakin banyak masalah yang dihadapi hingga akhirnya mencoba untuk menyelesaikannya, sehingga hal-hal baik yang didapatkan dari pengalaman hidup tersebut dapat diamalkan untuk kebaikan diri sendiri ataupun orang lain. Bukankah manusia hadir untuk memberi manfaat kepada orang lain dan sekitarnya?

DSC_0102 (FILEminimizer)

Dan apapun yang telah terjadi pada diri kita, we must accept it. Ada orang yang menyalahkan orang lain, artinya orang tersebut belum belajar dan belum tahu apa-apa; ada orang yang menyalahkan diri sendiri, artinya orang tersebut masih belajar; dan ada orang yang yang tidak menyalahkan siapa-siapa, artinya orang tersebut telah belajar. Jika diminta memilih, saya mungkin cenderung ke orang tipe kedua, yang menyalahkan diri sendiri. Tapi, semakin ke sini, saya harus belajar memahami. Seperti apa yang dikatakan dosen saya, masalah terjadi karena tidak terjadi penerimaan oleh sutu hal. Kenapa tidak menerima? karena belum memahami. Apa yang kita lakukan di dunia ini, semuanya akan kembali kepada diri kita sendiri dan dipertanggungjawbkan di hadapan Allah. Olehnya itu, kata beliau, di dalam melakukan sesuatu, ada tiga hal yang sekurang-kurangnya harus dilakukan, yaitu 1) luruskan niat ketika ingin melakukan suatu hal, 2) maksimalkan usaha yang kita lakukan, dan 3) bertawakkal kepada Allah.

Berhubung saya ingin pergi kuliah dulu, yah, cukup sekian dulu tulisan ini. Nanti kapan-kapan lagi dilanjutkan. Semoga bermanfaat. Ini juga menjadi bagian pembelajaran dan pengingat untuk diri saya sendiri. Bukan bermaksud menggurui. Terima kasih dosen-dosen hebat saya yang telah menginspirasi. Bukan hanya tentang akademik, namun pelajaran hidup juga Bapak ajarkan. Terima kasih, Pak.

Posted in English, Life

Losing

Hello, World.
It’s like losing a motivation to welcome a great life. 🙂
I feel only walk, walk, walk, and walk. No exactly direction to achieve.
I can’t be only silent, I must say, at least I write on my personal blog. This blog is my friend to tell what I have and this is my right.

Actually, I must be thankful to Allah because He still gives me a life.
I’m alive. I’m here. I breathe. I see. But, I can’t walk perfectly. There is something wrong with me.
Maybe being alone is the best way to grab my motivation (again).
This is too complicated for me. If I could go from here, I would do. Really really go far away…