Posted in Blog, Life

(Mungkin) Sendiri Dulu

Sambil menikmati masa-masa kritis karena tesis ini, saya mau bercerita dulu. Tentang perjalanan saya pasca Januari 2016 kemarin hingga sekarang. *Kalau yang merasa tulisan ini menyampahkan pengetahuan Anda, monggo gak usah dibaca. Hehehe…

As we know, saya mahasiswa tingkat akhir yang lagi (sok) sibuk ngurus tesis, (sok) sibuk baca artikel jurnal, (sok) sibuk cari teori, (sok) sibuk cari pembimbing yang jadwal bimbingannya seminggu sekali. Bukan juga itu, judul saya pun yang belum kelar. See, what stupid I am. Udah dari bulan Oktober 2015 kemarin kita seminar penentuan pembimbing tapi judul aja masih belum fix. How come? -____-“ Yaaa, salah saya sendiri sih sebenarnya. Nah kan, saya bukan contoh mahasiswa yang baik. Maklum, saya mah biasa-biasa aja. Otak nda encer-encer amat tuh. 😀 “Makanya, Ning. Belajar dari Oppa Lee Ju Young”.

Sekarang udah masuk Maret 2016. “Kapan seminar proposalnya, Ning?”, pertanyaan itu serasa suatu perintah di mana saya harus duduk di pojokan terus nunduk sambil garuk-garuk tanah, terus gak nyadar air matanya jatuh. Eh, sedih sendiri sayanya. Iya, ini nih yang lagi gencar-gencarnya diperjuangkan sebelum memperjuangkan cintanya hati. *eeaaa 😀 Ingat kata salah satu sahabat saya yang mau nikah tahun ini kepada Mey dan saya, “Kalian cepat-cepat urus tesisnya, supaya jodohnya juga cepat.” Errrr… -____-“ Mentang-mentang dia mau nikah. Yaa, itung-itung sebagai moodbooster untuk semangat terus kerja tesisnya.

Oh iya, tadi sempat kepikiran sama adek pertama saya, Arini. 😀 Nggak tahu kenapa.  Mungkin karena tanggal 4 Maret kemarin dia ulang tahun ya dan saya nggak ngasih hadiah apapun ke dia. Maklum, Sist. Saya belum punya uang sendiri. Nanti ya, kapan-kapan.

Terasa sekali perbedaannya ketika ada dan tidak ada dia di sini. After January 2016, saya harus ke Makassar untuk menyelesaikan ‘tugas mulia’ ini dan dia stay bersama keluarga di Baubau. It means saya harus sendiri di sini. Kemarin dia enak, kerja skripsi saya yang temani; ke café untuk kerja skripsinya ditemani, translate artikel jurnalnya ditemani dan dibantu untuk ditranslatekan juga, sampai-sampai ditunggui di luar ruangan pembimbingnya sampai selesai. Enaknya begitu, Arinces ee. Na saya? Kerja tesis sendiri. Nda ada yang tanya-tanya kabar kemajuan tesis dan pembimbing. Ada memang yang nanyain, itu Mama sama Papa. Tapi LDR e… Kasianku mi. LOL.

Be honest, bedami rasanya nggak ada anak galak itu. Kalau naik motor, biasanya boncengan. Kalau dia yang bawa motor, dia paling tidak suka dipeluk. -___-“ Na bukan ji LGBT inie… Tapi kapan kalau saya yang bawa motor, sudah dia yang paling cerewet dari belakang. Marah-marahnya itu lho.

Ko (kamu) hati-hati, Ning. Sini saya yang bawa motor.

 “Orang itu ambil jalur kiri…”

“Jan (jangan) terlalu kiri”

“Jan terlalu kanan”

“Ko di tengah-tengah.”

“Ko parkir bagaimana kah? Sini saya yang parkir.”

Kata-kata itu yang biasanya keluar dari omelannya. Katanya kalau saya yang bawa motor suka tidak jelas. Bagaimana tidak jelas, cuma diomeli begitu tapi nggak dikasih tahu alasannya kenapa. Saya kan jadi bingung, Sist. Saya diomeli dari saat perjalanan sampai mau nyari parkiran. Kadang suka ketawa dalam hati kalau sudah diomeli begitu.Tapi saya sih nggak terlalu dimasukin dalam hati karena untuk kebaikan diri sendiri juga kan. Yaa, sok-sok cuek kalau diomeli, tapi sebenarnya peduli. That’s Aries’ way. 😀

Tadi juga, kebetulan lapar menghampiri sepulang dari kampus, saya singgah di tempat makan dekat rumah. Biasanya dia pesan nasi goreng, saya mie kuah. Eh, saya pesannya nasi goreng. Ingat dia sih. Yaa, kangen aja. Teman ada sih, tapi kan mereka punya kesibukan lain dan rasanya beda kan saudara kandung dan yang tidak. Hehehe.

9684

Kemarin juga. Di saat lagi stress-stressnya sama tesis, saya memutuskan untuk nonton film di bioskop. With whom? No one. Sendirian. Di kala judul film ini pasnya nonton sama teman-teman. Serasa mau menertawakan diri sendiri. 😀 Biasanya kan kalau nonton itu sama adek. Jadinya asik, nggak kerasa jones-jonesnya. 😀 Eh, bukan jones, tapi high quality single. LOL. #bukanmodus.

Biasanya kalau jalan di mall, kalau udah lapar saya mulai memberikan semacam kode-kodean ke Arini agar kita cuss ke tempat makan terdekat. Sayangnya, responnya tidak mendukung aksi saya. Katanya, “Jangan makan di mall, mahal.” LOL. Saya maklum sama pemikirannya. Sebagai anak perantau harus pintar perhitungan. Di sisi lain, perut juga butuh perhatian kan. Saya selalu teringat sama omongannya Papa, “Kalau sudah lapar, makan.” Jadi tiap saya lapar, ya harus makan, Arinces. Di manapun itu. Walaupun kadang pandangan kita tentang harga makanan itu berbeda. Kadang dia merasa mahal dan saya merasa itu lumayan murah. 😀 Ya udah, saya ngikut aja. Makannya nanti di rumah. Palingan kalau untuk mengganjal perut, beli roti atau snack. -_-‘ Sekarang, kalau jalan sendirian di mall, udah lebih menimbang-nimbang berapa rupiah yang harus dikeluarkan. Utamanya untuk masalah makanan. Hahaha. Keras kehidupanga…

Apa-apa sendirian. Mau gimana lagi. Kenyataannya begitu. Tidak selamanya ekspektasi yang indah itu berbanding lurus dengan kenyataan yang ada. Contohnya? Gak usah pake contoh deh. Nanti dibilang modus lagi. 😀 Walaupun begitu, kok saya seperti fine-fine saja. Yaa, just enjoy it. Tapi, kadang itu berbahaya juga lho. Seperti kata 9gag.com. “Loneliness is dangerous. It’s addicting. Once you see how peaceful it is, you don’t want to deal with people.” And I shouldn’t do like that because I also need someone who can make a peace in my heart. Eeeaa… Ingat tesis, Ning. Ingat tesis. Jangan dulu eeaa eeaa… 😀 Iya, sist. Lagi on fire ini, berjuang untuk kemaslahatan keluarga. Hehehe. Mangatse…!!! Loneliness is not a hindrance, but a spirit for focusing on what I am doing.

9683

Posted in Friend, Life, Love, Place

Cerita Pagi di Kampus Merah

Terbesit keinginan untuk menikmati pagi di kampus merah ini. Tidak sendiri, namun bersama teman sedaerah yang sedang melanjutkan studi juga di kampus yang sama namun berbeda program studi. Sebut saja namanya Nova. 😀 Kami berjalan menyusuri jalanan yang dijejeri pepohonan rindang. Tidak berlari, namun berjalan.

12669489_10204392466046312_6729171954049293022_nBerjalan sambil bercerita tentang jalan kehidupan masing-masing. Kami memiliki cerita yang beragam. Mulai dari kehidupan keluarga, pendidikan, hingga asmara. Ya, topik-topik tersebut mendominasi pagi ini. Alasannya adalah karena mereka memang menarik untuk dibahas.

Tentang keluarga, bagaimana berbedanya karakter dan fisik kami sebagai anak pertama di antara para adik. Salah satu cerita yang kami angkat tadi adalah bagaimana saya di antara saudara-saudara yang lain. Ya, saya memiliki dua saudara kandung. Di antara kami bertiga, saya adalah anak perempuan yang tingginya paling semampai, semeter tak sampai. 😀 Sedangkan, anak kedua dan ketiga, untuk modal tinggi itu, cukuplah. Saya juga heran mengapa cuma saya yang kecil di antara mereka-mereka yang cukup tinggi. ‘Tiny banget’. Walaupun demikian, saya bersyukur. Tetap toh, harus bersyukur. 🙂 Hehehe.  Nova dan saya saling berbagi untuk cerita-cerita seperti itu dan jarang untuk tidak menertawainya bersama.

Berbicara tentang pendidikan. Pendidikan yang kami tempuh untuk mencapai di titik S2 ini adalah hasil jalan hidup kami yang tidak pernah kami bayangkan sebelumnya. Dengan biaya sendiri alias dari orang tua, kami toh sampai juga di tahap akhir semester. Kami sempat berharap akan ada beasiswa setelah terdaftar sebagai salah satu mahasiswa pascasarjana di kampus ini. Namun Allah masih belum memberikan rezeki itu walaupun kemarin kami sempat mengikuti proses penyeleksian beasiswa, seperti Tanoto dan Bakrie. Alhasil, kami belum berhasil. Secara pribadi, saya sempat kecewa mengapa beasiswa bukanlah salah satu rezeki yang saya miliki. Namun, saya tetap menyadari bahwa Allah pasti tahu yang terbaik untuk saya. Dan hasil perbincangan bersama Nova tadi, ceritanya semakin menegaskan saya bahwa memang Allah itu Maha Adil. Nova bercerita bahwa mungkin Allah tidak memberikan beasiswa kepada kami, namun Dia memberikan rezeki itu lewat orang tua. Mengapa? Agar kami selalu mengingat bahwa melanjutkan sekolah ini karena pengorbanan orang tua. Hingga akhirnya, jika sukses nanti, kami tidak akan meremehkan orang tua, tidak merasa bahwa kesuksesan itu milik pribadi sendiri karena kami sendiri yang berusaha. Sempat teringat apa yang dikatakan ayah (Pak Chay) sebelum kami menginjakkan kaki di kampus ini. Beliau sempat memberikan petuah pada kami. Kira-kira seperti ini, jika Allah telah mengizinkan kalian untuk melanjutkan sekolah. Percayalah, jalan itu akan selalu ada. Dan iya, terbukti sekarang. Rezeki alhamdulillah ada. Yaa, rezeki datangnya kapan dan di mana saja. Dan jalan untuk mencapai tujuan kami berada di kampus ini sedikit lagi tercapai. Butuh doa dan usaha lebih lagi. Semoga semuanya berhasil. Aamiin yaa rabbal alamiin. Sempat tidak menyangka juga bahwa dengan keadaan yang seperti ini, kami bisa juga melewati semuanya satu per satu, tahap per tahap.

Di dalam kesempatan ini, saya juga ingin mengucapkan terima kasih kepada orang tua saya. (Walaupun hanya lewat tulisan). Terima kasih karena sudah mengikhlaskan anakmu untuk sekolah walaupun banyak pengorbanan yang dilakukan untuk mencapai cita-citanya. “Tidak mungkin juga kami membiarkan kalian hanya melihat teman-teman lain lanjut di kala kalian juga ingin lanjut. Toh juga kalian kalau belajar pasti membawa hasil. Yang penting kalian jadi anak penurut itu saja sudah cukup bagi kami,” kata papa via telepon sore tadi. Papa ee, bisa saja berkata-kata. Jadinya nangis kan nih.

Last but not least. Kami percaya Allah telah memberikan jalan untuk jodoh kami masing-masing. Kami hanya harus memperbaiki diri lagi menjadi lebih baik. Memantaskan diri agar menjadi pantas memiliki jodoh yang telah diridhai oleh Allah. *Kalau masalah ini, tidak perlu dibahas banyak ya. Cukup tahu saja bahwa hal ini adalah lumrah di saat kami menginjak usia 20-an.

Pagi memang selalu memberikan warna tersendiri.
Untuk hidup yang lebih baik.
Optimislah, Ning!
Usahakan selalu berada di jalanNya.
Karena Allah selalu berada di sampingmu. 🙂
Aamiin Yaa Rabbal Alamiin.

 

Posted in Life

Celoteh Kecil di Awal Desember

Alhamdulillah, akhirnya Desember datang lagi. Ya, hari ini adalah awal Desember di akhir tahun 2015. Telah banyak hal yang dilewati untuk tiba di waktu ini. Entah itu sesuatu yang menyenangkan ataupun menyedihkan. Namun, kembali memperbaiki hal-hal yang dirasa kurang untuk sesuatu hal sebelum tiba di saat ini tidaklah mungkin terjadi. Waktu tidak pernah bergerak ke belakang, bukan? 🙂

Saya hanya bisa mengambil pelajaran dari semua hal yang telah dan sedang terjadi untuk kehidupan yang lebih baik ke depannya. “Penglamaan, Pengalaman dan Pengamalan,” tiga hal yang selalu saya ingat ketika salah satu dosen menjelaskan hal tersebut dalam suatu mata kuliah. Berdasarkan tiga kata itu, saya berpendapat bahwa manusia yang dalam kehidupannya, semakin dewasa usianya, maka semakin banyak hal-hal yang ditemui dan semakin banyak masalah yang dihadapi hingga akhirnya mencoba untuk menyelesaikannya, sehingga hal-hal baik yang didapatkan dari pengalaman hidup tersebut dapat diamalkan untuk kebaikan diri sendiri ataupun orang lain. Bukankah manusia hadir untuk memberi manfaat kepada orang lain dan sekitarnya?

DSC_0102 (FILEminimizer)

Dan apapun yang telah terjadi pada diri kita, we must accept it. Ada orang yang menyalahkan orang lain, artinya orang tersebut belum belajar dan belum tahu apa-apa; ada orang yang menyalahkan diri sendiri, artinya orang tersebut masih belajar; dan ada orang yang yang tidak menyalahkan siapa-siapa, artinya orang tersebut telah belajar. Jika diminta memilih, saya mungkin cenderung ke orang tipe kedua, yang menyalahkan diri sendiri. Tapi, semakin ke sini, saya harus belajar memahami. Seperti apa yang dikatakan dosen saya, masalah terjadi karena tidak terjadi penerimaan oleh sutu hal. Kenapa tidak menerima? karena belum memahami. Apa yang kita lakukan di dunia ini, semuanya akan kembali kepada diri kita sendiri dan dipertanggungjawbkan di hadapan Allah. Olehnya itu, kata beliau, di dalam melakukan sesuatu, ada tiga hal yang sekurang-kurangnya harus dilakukan, yaitu 1) luruskan niat ketika ingin melakukan suatu hal, 2) maksimalkan usaha yang kita lakukan, dan 3) bertawakkal kepada Allah.

Berhubung saya ingin pergi kuliah dulu, yah, cukup sekian dulu tulisan ini. Nanti kapan-kapan lagi dilanjutkan. Semoga bermanfaat. Ini juga menjadi bagian pembelajaran dan pengingat untuk diri saya sendiri. Bukan bermaksud menggurui. Terima kasih dosen-dosen hebat saya yang telah menginspirasi. Bukan hanya tentang akademik, namun pelajaran hidup juga Bapak ajarkan. Terima kasih, Pak.

Posted in Education, English

Change the Life with Education

Everyone must agree to have a chance to change their life better. We can have a better personality, become healthier, get a better place to live, a better job, a better appearance. How can we get all? Yup. Education.

Source: http://www.whitehouse.gov

Education holds the important role in our life. Mr. Supardi said to me yesterday when we attended a workshop that held by English Education Study Program, “to change our life, we go to school.” And I realize that  it is true. There is a change if we learn/study. No learning if there is no a change. 🙂

By having education, we can learn anything, about life, self, people, and surroundings. Mr. Mario Teguh has said that “Education doesn’t prepare you for knowledge, but prepare the mental maturity to overcome difficult issues, to think logically and learn to see ‘the big picture’.” 

So, if we have a chance to get education, why not? Keep learning seriously and being a better person in a better personality. Good education will change us being good one. Right?

*Sorry if my writing is meaningless. I just want to share what I got yesterday. Yup, this is about school, about education. Hope, there is a chance to continue our study again, for a good future. Aamiin. 🙂

Posted in Life

Ditegur Secara Tidak Langsung

Beberapa hari ini, saya sering nongkrong di ruangan prodi saya, Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris. Tidak sendirian, tetapi bersama junior-junior saya. Tentunya di bawah bimbingan Ibu Andi selaku TU Prodi Pend. Bhs. Inggris. Jadi, kami lebih sering menghabiskan waktu di dalam ruang prodi, sekaligus membantu Ibu Andi dalam melayani keperluan mahasiswa. Entah itu yang mau menyetor judul skripsi, menawar ataupun mendaftar ujian skripsi dan lain-lain.

 Dan tadi, kami sempat gifo-gifoan…

Taraaaa… 😀

Ning,Tia, Dianti

¤Afrylia_D8904

Dan tadi, sempat dapat ‘peringatan secara tidak langsung’. Berkaitan dengan agama dan pendidikan. Untuk saya secara pribadi. :'( Tapi, tak apalah. Mungkin merupakan sebagai bentuk teguran juga agar menjadi lebih baik lagi.

Sempat ada dua dosen berbincang-bincang dan berbicara mengenai shalat. Dan saya sempat tertuju menjadi objek. Kata beliau, saya itu shalat tapi tunda-tunda. Kelihatan dari raut wajahnya. **Huaaaa. >.< Bisa ditahu.

Melanjutkan perbincangannya, beliau bilang orang yang shalat dan tidak shalat saja bisa ditahu. Kentara sekali. Kok saya gak tahu yang kayak begituan?

Huihh, pas dikasih tahu seperti tadi, langsung kayak dapat sambaran petir. Iya. Benar juga sih. Saya salah. Mengaku salah. Masih belum kaffah menjalankan perintahNya. Tapi, saya akan berusaha menyempurnakannya. Hmm. Semangat!!!

Nah, yang tadi tentang agama. Sekarang, ilmu yang sudah saya peroleh giliran yang diuji. Ada dosen yang memanggil saya, disuruh translate apa artinya, beliau lagi main sinonim-sinonim kata begitu, semacam aplikasi vocab bahasa Inggris. Kalau tidak salah ingat kata, ‘vindicate’ dan ‘scarce’. Tedeng tedenggg… Jujur, saya belum pernah melihat kata-kata tersebut. Ya, salah saya sendiri sih sebenarnya. Tidak pernah lagi memperkaya diri dengan kosakata baru. 🙁 Langsung dibilang ‘anak bahasa Inggris kok gak tahu artinya.’ *Huhuhu, Pak. Saya tidak pintar kasian. Saya masih kurang belajar.

Huaaaa… Hari ini semacam dapat teguran secara tidak langsung. Tentang agama saya dan ilmu jurusan saya. Akhirnya, saya banyakan diam tadi di ruangan. Saya malu. 🙁

Gimana gak. Ehehe. Ternyata, saya masih banyak kurangnya daripada lebihnya. Diakibatkan kesalahan saya juga. Dari dalam diri aja yang belum beres.

Hemmmmmmmm… Pokoknya SEMANGAT… Anggap semua ini cambukan untuk menjadi lebih baik. Yaa, saya juga berterima kasih atas hari ini. Kalau gak, saya juga tidak bakalan sadar-sadar kalau Ning sekarang posisinya kamu seperti ini. Mesti banyak-banyak belajar.

Memang ya, sesempurna-sempurnanya manusia, pasti masih ada saja yang belum sempurna. Percuma cantik kalau shalatnya belum sempurna. Update status di akun FB saya. Nyindir diri sendiri. 🙂 *Hello, Ningnoongg.. Lo cantik? Ahahayy. PDnyaaaaaaa…. 😀

Semangat.

Trima kasih Allah atas tegurannya. Mohon ampun. -__-

Allah, semoga kami semua menjadi lebih baik.

Posted in Friend, Life, Love, Place

Journey in the Night: Metro and ex.RMB

Hei hei hei… Mau cerita nih. Pengalaman bersama Sam, Mey, dan Ika. Kejadiannya udah lama, tapi gak apa-apa. Sekalian flash back gitu. 😀
Ini tentang tanggal 20 Mei 2012. Mau tau hari apa?
Ayo tebak, hari apa ayo…
Gak tahu?
Hehehe. Sama, saya juga gak tahu. 😀 *ditimpuk sama Memey.
Iya, jadi kemarin itu, tepat tanggal 20Mei2012 adalah hari ulang tahun Memey. Sahabat saya yang selalu menemani dikala sedih, gundah, galau, ataupun senang. *Bahasa lo, Neng. Ngeeeek ngooookkk… -___-”
Waktu hari ultah saya juga, dia yang nemenin. Bisa dilihat di sini.

Oke. Let’s start ya…
Jadi, sore harinya kami berempat udah janjian. Ning, Mey, Sam, dan Ika rencana mau ke tempat karaoke yang baru dibuka bulan Mei kemarin alias @Metro, belakang Gedung Maedani Kota Baubau. Tapiiii, sebelumnya kami bertiga ngasih kejutan kecil-kecilan waktu ngejemput Mey di rumahnya. That’s a little cake. Happy Birthday, sayangku Meyyy, my sistha.

Sebelum go to Metro, kami bertiga muter-muter Kota Baubau dulu yang berujung di Pantai Kamali, ngebeli pentol goreng depan KFC dan makan di Taman BRI. Uenaknyaaa… Iya, ngomong-ngomong pentol, saya paling suka pentol di situ, dan di depan Istana Ilmiah. Sudah menjadi cemilan favorit semenjak SMA. Apalagi kalau teman-teman yang pada kuliah di luar udah pada pulang ke Baubau, kalau jalan-jalan pasti udah terkait di tempat-tempat kuliner seperti itu. 😀 Utamanya nih teman saya yang namanya Jane. Kalau udah ketemu pentol, tak diampuni… *Becanda, Jane. 😀

Naaaah, ceritanya nih kan udah kenyang sama cemilan. Udah  diganjal sama si pentolan, langsung aja kami lanjut ke Metro. Metroooo, we’re coming. Kalau gak salah, tanggal 9 Mei 2012 kemarin Metro ini dibuka. Tempatnya 3 in 1, alias ada Restoran, Tempat Karaoke, dan Tempat Main Bilyard. Terletak di Jalan Betoambari, di belakang Gedung Maedhani.   Ya, that’s Metro. Kyusuki and Resto, Billiard, dan Rumah Bernyanyi.

FYI, hari itu pertama kalinya kami pergi ke Metro. Dan sedikit malu-maluin. Menurut saya sih. Hahaha… Kamseupay. Nggg, gak juga ding. :p
Jadi ceritanya gini nih, terinspirasi oleh ex.RMB yang sekarang udah jadi salah satu tempat hiburan. Jadi kalau di ex.RMB kan masuk di satu pintu udah ada tujuan, mau makan atau mau nyanyi. Nah, di Metro beda. Pintu masuk mau makan sama nyanyi tuh beda. Bisa ditebak donk, kami masuk pintu yang di restonya. 😀 Syukur ketemu senior saya, dia kerja di sana. Dengan PD, kami masuk di pintu resto, trus pesan room untuk nyanyi, tiba-tiba si senior nih bilang, ‘Oh, kalau mau karaoke di sebelah sana pintunya’. Ngeeeeekkk. -____-“. Akhirnya keluar, dan menuju jalan yang ditunjukkin. Pas besoknya di kampus, si senior nih nyinggung lagi tentang salah masuk tempat. Hahaha. Ya udah saya jelasin kalo kami berempat kemarin kiranya seperti di ex.RMB, ternyata gak.

Berjalan lewat pintu yang udah ditunjukkin, akhirnya tibalah di tempat yang dituju. Kami pesen room yang Standard. Biasalah, kantung mahasiswa. 😀 Per jamnya itu 50rb + PPN 10%. Ruangannya lumayan banyak, interior dan suasananya baru banget dah. Di tempat ini juga, kita bisa pesen makanan. Harganya lumayanlah 10rb ke atas. Patut dicoba kalau yang belum pernah ke sana. Tempat nongkrong baru, bro… 😀

Mungkin, kemarin itu kami belum beruntung kali ya. Baru beberapa menit aja masuk untuk nyanyi-nyanyi, listriknya mati-nyala-mati-nyala. Dan tahu apa yang terjadi. Managernya bilang kalau listriknya tidak mampu, dan kita disarankan untuk berhenti. Sebagai ganti rugi, kami diGRATISkan dari pembayaran. *Seneng sih iya, soalnya gratis. Tapi belum puas begitu e… Baru berapa menit juga. Hummmmmm… Akhirnya kita move ke ex.RMB. Sama. Pesan satu standard room, kaget waktu tanya berapa per jam sama yang jaga di sana, Rp.80.000 booo…!!! Buju busett, Muahalnyaaaa…


Iya, katanya kalau malam harganya gitu. Kalau siang, harganya bisa di bawah dari 80rb karena pake kartu mahasiswa. Jadi cuco begitu e dengan kita-kita. So, sempat mempertimbangkan juga sih, mau ke tempat-tempat baru atau di ex.RMB saja. Dan kami pilih untuk tetap di situ. FYI, di Baubau udah menjamur tempat-tempat karaoke. Satu per satu udah muncul nih tempat hiburan, tempat makan dsb. Tapi, yang paling saya keselin, woooooooiii, GRAMEDIA GRAMEDIA GRAMEDIA. SAYA BUTUH BUKU… SUMBER BACAAN TERBATAS DI BAUBAU eeeeeee… HMB sayaa eee… Kapankah itu GRAMEDIA bisa ada di Baubau??? Enjel belaeeee… *Ups, sorry, saya keceplosan. Maaf. Terbawa emosi, readers. -_____-“

Kita mesen satu jam aja. Dan nyanyi-nyanyi sepuasnyaaaa. Trus, pulang ke rumah masing-masing. That’s enough. Interesting. Hmmm… Tapi, yang terpenting, ‘ko bisa tertawa Mey. Ko bisa bahagia. Selamat ultah nah, Memeyku…’

Oh iya, bagi yang tertarik untuk mencuba menyanyi di Metro *alaalamalaysia. Tolong dengan saya juga diajak naaaaaaahhhh… Hehehe…

Sekilas foto… 😀

Friends di depan Metro

Posted in Friend, Life, Love, Place

Journey in the Night: Metro and ex.RMB

Hei hei hei… Mau cerita nih. Pengalaman bersama Sam, Mey, dan Ika. Kejadiannya udah lama, tapi gak apa-apa. Sekalian flash back gitu. 😀
Ini tentang tanggal 20 Mei 2012. Mau tau hari apa?
Ayo tebak, hari apa ayo…
Gak tahu?
Hehehe. Sama, saya juga gak tahu. 😀 *ditimpuk sama Memey.
Iya, jadi kemarin itu, tepat tanggal 20Mei2012 adalah hari ulang tahun Memey. Sahabat saya yang selalu menemani dikala sedih, gundah, galau, ataupun senang. *Bahasa lo, Neng. Ngeeeek ngooookkk… -___-”
Waktu hari ultah saya juga, dia yang nemenin. Bisa dilihat di sini.

Oke. Let’s start ya…
Jadi, sore harinya kami berempat udah janjian. Ning, Mey, Sam, dan Ika rencana mau ke tempat karaoke yang baru dibuka bulan Mei kemarin alias @Metro, belakang Gedung Maedani Kota Baubau. Tapiiii, sebelumnya kami bertiga ngasih kejutan kecil-kecilan waktu ngejemput Mey di rumahnya. That’s a little cake. Happy Birthday, sayangku Meyyy, my sistha.

Sebelum go to Metro, kami bertiga muter-muter Kota Baubau dulu yang berujung di Pantai Kamali, ngebeli pentol goreng depan KFC dan makan di Taman BRI. Uenaknyaaa… Iya, ngomong-ngomong pentol, saya paling suka pentol di situ, dan di depan Istana Ilmiah. Sudah menjadi cemilan favorit semenjak SMA. Apalagi kalau teman-teman yang pada kuliah di luar udah pada pulang ke Baubau, kalau jalan-jalan pasti udah terkait di tempat-tempat kuliner seperti itu. 😀 Utamanya nih teman saya yang namanya Jane. Kalau udah ketemu pentol, tak diampuni… *Becanda, Jane. 😀

Naaaah, ceritanya nih kan udah kenyang sama cemilan. Udah  diganjal sama si pentolan, langsung aja kami lanjut ke Metro. Metroooo, we’re coming. Kalau gak salah, tanggal 9 Mei 2012 kemarin Metro ini dibuka. Tempatnya 3 in 1, alias ada Restoran, Tempat Karaoke, dan Tempat Main Bilyard. Terletak di Jalan Betoambari, di belakang Gedung Maedhani.   Ya, that’s Metro. Kyusuki and Resto, Billiard, dan Rumah Bernyanyi.

FYI, hari itu pertama kalinya kami pergi ke Metro. Dan sedikit malu-maluin. Menurut saya sih. Hahaha… Kamseupay. Nggg, gak juga ding. :p
Jadi ceritanya gini nih, terinspirasi oleh ex.RMB yang sekarang udah jadi salah satu tempat hiburan. Jadi kalau di ex.RMB kan masuk di satu pintu udah ada tujuan, mau makan atau mau nyanyi. Nah, di Metro beda. Pintu masuk mau makan sama nyanyi tuh beda. Bisa ditebak donk, kami masuk pintu yang di restonya. 😀 Syukur ketemu senior saya, dia kerja di sana. Dengan PD, kami masuk di pintu resto, trus pesan room untuk nyanyi, tiba-tiba si senior nih bilang, ‘Oh, kalau mau karaoke di sebelah sana pintunya’. Ngeeeeekkk. -____-“. Akhirnya keluar, dan menuju jalan yang ditunjukkin. Pas besoknya di kampus, si senior nih nyinggung lagi tentang salah masuk tempat. Hahaha. Ya udah saya jelasin kalo kami berempat kemarin kiranya seperti di ex.RMB, ternyata gak.

Berjalan lewat pintu yang udah ditunjukkin, akhirnya tibalah di tempat yang dituju. Kami pesen room yang Standard. Biasalah, kantung mahasiswa. 😀 Per jamnya itu 50rb + PPN 10%. Ruangannya lumayan banyak, interior dan suasananya baru banget dah. Di tempat ini juga, kita bisa pesen makanan. Harganya lumayanlah 10rb ke atas. Patut dicoba kalau yang belum pernah ke sana. Tempat nongkrong baru, bro… 😀

Mungkin, kemarin itu kami belum beruntung kali ya. Baru beberapa menit aja masuk untuk nyanyi-nyanyi, listriknya mati-nyala-mati-nyala. Dan tahu apa yang terjadi. Managernya bilang kalau listriknya tidak mampu, dan kita disarankan untuk berhenti. Sebagai ganti rugi, kami diGRATISkan dari pembayaran. *Seneng sih iya, soalnya gratis. Tapi belum puas begitu e… Baru berapa menit juga. Hummmmmm… Akhirnya kita move ke ex.RMB. Sama. Pesan satu standard room, kaget waktu tanya berapa per jam sama yang jaga di sana, Rp.80.000 booo…!!! Buju busett, Muahalnyaaaa…


Iya, katanya kalau malam harganya gitu. Kalau siang, harganya bisa di bawah dari 80rb karena pake kartu mahasiswa. Jadi cuco begitu e dengan kita-kita. So, sempat mempertimbangkan juga sih, mau ke tempat-tempat baru atau di ex.RMB saja. Dan kami pilih untuk tetap di situ. FYI, di Baubau udah menjamur tempat-tempat karaoke. Satu per satu udah muncul nih tempat hiburan, tempat makan dsb. Tapi, yang paling saya keselin, woooooooiii, GRAMEDIA GRAMEDIA GRAMEDIA. SAYA BUTUH BUKU… SUMBER BACAAN TERBATAS DI BAUBAU eeeeeee… HMB sayaa eee… Kapankah itu GRAMEDIA bisa ada di Baubau??? Enjel belaeeee… *Ups, sorry, saya keceplosan. Maaf. Terbawa emosi, readers. -_____-“

Kita mesen satu jam aja. Dan nyanyi-nyanyi sepuasnyaaaa. Trus, pulang ke rumah masing-masing. That’s enough. Interesting. Hmmm… Tapi, yang terpenting, ‘ko bisa tertawa Mey. Ko bisa bahagia. Selamat ultah nah, Memeyku…’

Oh iya, bagi yang tertarik untuk mencuba menyanyi di Metro *alaalamalaysia. Tolong dengan saya juga diajak naaaaaaahhhh… Hehehe…

Sekilas foto… 😀

Friends di depan Metro

Posted in Life, Place, SMAN 1 Baubau

BAKSOS SMANSA ’09

BAKSOS ALUMNI SMANSA ‘09

PANTI ASUHAN AL MARHAMA

  • Ketua panitia           :           Munawar
  • Bendahara               :           Nuthva Agnestya Zerlinda.
  • Koordinator masing-masing kelas

–         Ipa 2; Mamat dan Niar

–         Ipa 3; Fitri Fairish, Hakim Akbar

–         Ipa 4; Faisal & Rino

–         Ipa 5; Riska & Rani.

–         Ipa 6; Upi & Lisa

–         Ips 1,2,3,4 ; Lia & Dimas

–         Bahasa; Riska

  • Tempat tujuan ; Pondok Pesantren Al Marhamah, Sorawolio.
  • Waktu dan tempat berkumpul

Pukul 09.00 WITA,  smansa

Tanggal 15/08/10

  • Bentuk sumbangan; sembako, pakaian layak pakai dan uang
  • Penyumbangan dilakukan Door to door (kalau tdk keberatan dengan kel. Lain ikut terlibat) atau membawa langsung ke tempat penyumbangan.
  • Untuk Sekret PUSAT di rumah Nuthva Agnestya Zerlinda (Zerlin).
  • Untuk Sekret wilayah Betoambari di rumah La Ode Ghali Gantara (Eldhy)
  • Untuk Sekret wilayah Bure dan sekitarnya di rumah Nining Syafitri (Nining)
  • Untuk Sekret wilayah Palatiga dan sekitarnya di rumah Wa Ode Maharani Purbaya (Rani)
  • Untuk Sekret Wilayah Wameo dan sekitarnya di rumah Doni Wiranata Putra (Doni).
Posted in Education, English, Life, Love

The Obstacle In Achieving A Great Achievement For The Future

Masa depan adalah arah hidup kita yang akan datang. Terlihat baikkah? atau nampak buruk?

Kedua pilihan itu merupakan pilihan hidup yang ada di tangan kita masing-masing. Cara kita menyikapi segala sesuatu yang berkaitan dengan pribadi dan masa depan kita, akan berpengaruh besar terhadap masa depan kita nanti. Dan untuk  meraih hal itu dibutuhkan sebuah pegorbanan yang besar dan tentunya ada rintangan yang akan sedikit menghalangi kita. Tapi, tetap yakin dan tenang saja… Karena semuanya membutuhkan proses yang tak begitu cepat. Hohoho…

Achievement will not come by itself to us. But, it will be in us when we have big desire to get our own ability to be shown in public… And, in processing of that, it will be some obstacle. No problem. Because they can make us more mature in facing some problem in our life. And we need the obstacle. Without it, that’s not life, not a great achievement.

Maybe, just it that I can tell to you all. Sorry, if it’s not interesting…

Keep spirit, positive thinking, we can do our best for our best life. ^^

Posted in Life, Love, Words

Masa Lalu itu Masa Lallluuu

Setiap orang pastilah memiliki cinta.
Ada yang bisa termiliki dan tidak termiliki.
Ketika memilikinya, dunia pun akan berubah di sekitar kita. Hati, Perasaan, Pikiran akan senang menyambut hal itu.
Bagaimana dengan yang tak bisa? Dunianya hanya akan menjadi statis, tak seperti suasana orang yang bisa memiliki cinta yang dia ingini.
Tapi, ketidakmampuan meraih hal itu bukanlah suatu penghalang untuk menjudge bahwa kehidupannya tidak akan dinamis. Segalanya bisa diubah asalkan dia mampu bertahan dengan apa yang menjadi pedoman hidupnya selama ini. Walaupun harus berani berkorban untuk mencapai suatu tujuan tertentu.

Masa lalu adalah masa lalu yang mungkin takkan pernah bisa terulang.
Dan hanya akan bisa dijadikan sebuah pelajaran berharga bagaimana seharusnya bertindak dengan benar tanpa harus ada yang tersakiti, tanpa harus ada penyesalan. Kepolosan diri, sifat kekanak-kanakan, dan saudara-saudaranya hanyalah sebuah masa lalu yang merupakan salah satu faktor penting dalam mendapatkan sebuah pelajaran berharga.

Semakin banyaknya pengalaman yang kita alami, tidak menutup kemungkinan hal itu bisa membuat diri kita menjadi seseorang yang lebih dewasa, bisa bersikap dan berpikiran dewasa. Sehingga kita bisa berubah menjadi lebih baik dari sebelumnya.

Biarkanlah masa lalu menjadi pelajaran, dan masa sekarang adalah pilihan hidup kita untuk menentukan masa depan kita. Tak ada yang harus disesali dari segala kejadian yang ada. Biarkan mengalir seperti air, yang akhirnya bisa membawa kebahagiaan bagi diri kita sendiri dan orang-orang di sekitar kita.

Sekarang adalah masa depanmu, bukan masa lalu yang harus selalu ada di sampingmu.