Posted in Friend, Life, Place, Words

The Note in Waiting a Lecturer

Saat berada di kampus.
Banyak versi. MaksudnyA orangnya beragam. Mulai dari penampilan mahasiswa, cara mereka belajar, berpakaian, bersosialisasi antar sesama dan dosen sampai pola pikir yang pada dasarnya berbeda-beda antara yang satu dengan yang lain.

Menurut saya, kalau di kampus, ada mahasiswa cara berpakaiannya ada yang tidak biasa dan biasa-biasa saja. Kalau untuk katakan penampilan yang culun, sepertinya sudah jarang keliatan mahasiswa seperti itu. Semua sudah stylish. Mengikuti gaya yang dia suka. Selagi itu wajar-wajar saja.

Ada mahasiswa, penampilan biasa, tapi otak encer. Ada mahasiswa, penampilan luar biasa, tapi otaknya tidak terlalu encer. Lagi, mahasiswa, penampilan luar biasa, tapi otak encer. Dan ada juga, penampilan=tingkat kecerdasan=biasa. Yaa, begitulah manusia. Eh, maksudnya mahasiswa.

Kalau ada salah seorang mahasiswa yang berpenampilan ‘wah’ atau aneh bin ajaib, terkadang mahasiswa lain menjadikannya sebuah topik pembicaraan. Hahaha… Saya sih cuma mendengar-dengar saja. Cuma senyum-senyum doank. Tidak terlalu begitu mengkritik. Atau karena mungkin pada dasarnya saya orang cuek. Tidak peduli dengan yang tidak ada hubungannya dengan saya. Mungkin saja. Saya juga kurang tahu.

Kehidupan kampus begitu beRwarna. Saat-saat sibuk menghadapi tugas, mid, dan final bersama teman-teman. Senang, marah, tertawa, sedih. Semua rasa ada di sini. Walaupun suasananya memang berbeda, tidak seperti di SMA dulu. Di kampus, kita dituntut untuk survive dengan cara kita sendiri hingga nanti jadi lulusan yang bisa bertanggung jawab atas nilai dan latar belakang pendidikannya…

Hmmm… Sekarang saya sudah semester 5. Semoga saja bisa melewati masa-masa perkuliahan ini dengan baik. Amin.

Posted in Education, Friend, Life

Bina Akrab FKIP B.Inggris Unidayan 2011

Hari Sabtu kemarin, tepatnya tanggal 8 Oktober 2011. FKIP B.Inggris mengadakan Bina Akrab di Pantai Lakeba. Jumlah mahasiswa baru (MABA) sekitar 250 orang, tapi yang mengikuti Bina Akrab di bawah jumlah yang sesungguhnya. Hanya sekitar seratusan lebih lah yang mengikuti kegiatan ini. Katanya. Sayang, saya tidak menjadi panitia dalam kegiatan ini jadi kurang tahu menahu dalam rincian kegiatannya seperti apa dan bagaimana.

Hari Sabtu pagi mereka berkumpul di Ex. Stadion Betoambari dan langsung menuju ke TKP a.ka. Pantai Lakeba. Sedangkan saya sendiri ke Pantai Lakeba nanti sekitar pukul 05.00 sore. Tentunya bersama Pak Rizal, Iin, Bambang, Aris, Sofyan, dkk. Sampai di TKP, ternyata lokasinya mirip perkemahan. Mereka memasang tenda. Kata teman-teman seangkatan saya, MABA tahun ini beruntung. Bina Akrabnya tidak separah mereka. *Alhamdulillah yah, Bina Akrab 2009 kemarin saya tidak ikut. Soalnya dilarang papa. 😀

Karena pas tiba di Lakeba dan sunsetnya buat gregetan maka langsung saja kami berfoto ria… Uhuhuhuyyyy…

F O B A R

Tidak ketinggalan, Nining juga mau gifo aaahhh… Dengan sunset di Pantai Lakeba… Huaaaa… >.<

Sampai sunset itu terbenam kita masih berfoto juga lho. Ckckck… Bersama Iin dan Mimin. 🙂

Malam harinya, kita semua makan malam dulu. Sebelumnya udah diadakan lomba goreng telur. Enak. Enak. Enak. Tapi, Ning tidak ikut lihat waktu lomba berlangsung. Ning masih asyik dengan teman-teman duduk cerita beralaskan pasir. Cieee… Kan bukan panitia. 😀

Habis makan malam, istirahat. Nah, kita semua berkumpul di area yang sudah disiapkan. Tentunya bukan di pinggir pantai, tapi di atas-atasnya. *Aduh, gimana membahasakannya ya? Bingung. Yang jelas seperti itulah. Di bagian atas pinggir pantai.

Beruntung. Katanya, kalau tidak salah dengar, selama kurang lebih 5 tahun diadakan Bina Akrab, baru kali ini ada dosen yang datang berpartisipasi dalam kegiatan ini. Ini dikarenakan, panitia bina akrab tahun ini mengikuti aturan-aturan yang ada, mengikuti tata cara yang sebenarnya. 🙂 Congrats ya. *Tuhhh kan. Dosen juga senang kalau seperti itu. 🙂

Maba
left2rght: Ibu Diana, P’Rizal, P’Supardi, P’Safulin, P’Bahar, Kk Sabar, Kk Rian

Dalam kesempatan itu, para dosen memperkenalkan diri dan memberikan arahan-arahan serta nasehat-nasehat kepada para mahasiswa sebagai MABA di FKIP B.Inggris. Ya, sepertii itulah. Sebetulnya Ning mau cerita panjang lebar nih tentang apa saja sih yang diberikan oleh para dosen kepada MABA. Tapi, karena Ning lagi dikejar waktu jadi rasa-rasanya belum sempat. Kalau ada waktu semoga Ning bisa melengkapi artikel ini.

Nah, selesai kegiatan itu. Eh, Kk Rian langsung melirik Nining. Tandanya? Diminta jadi juri karena sebentar lagi mau diadakan lomba pidato antar MABA. *Huaaa… Saya tidak tahu menilai, Kakak. Sempat mau mengundurkan diri, tapi hehehe… Begitu deh… Ya udah, Nining, Kk Sabar, dan Kk Rian lah yang jadi juri dalam lomba itu. Mereka komentarnya hebat-hebat euy. Pas saya yang komentar, hedehhhh… Jangan ditanya. Gak berbobot… -____-”
Yang pada ikutan lombanya juga hebat-hebat euy. Saya paling suka peserta yang terakhir. Performancenya very great… Begitu memukau. Without text dan body languagenya juga CICO. 🙂

Berhubung lombanya dan pemberian komentarnya sudah selesai, saya langsung main kabur aja ke bawah. 😀 Alias ke pinggir pantai. Soalnya ada Iin dkk. Lagi nyanyi-nyanyi. Dari dangdut sampai pop, dari lagu baru sampai lawas. Sikaaaaaaattttt…
HUaaaaaa… Enaknyaaa… SUbhanallah… Suasana malam itu TOP BGT. Bintang dan Bulan malah menemani kita semua. 😀

Nyanyi2 di pinggir pantai *Ademmm

Begadang lagiiiii… Saya tidur nanti sekitar setengah tiga pagi. Dehhh… -___-”
Waktu mau tidur, bulannya malah mau menghilang. Ya Allahhhh, indah sekaliiii… Seperti sunset tadi. Langsung gak jadi tidur. Tunggu bulannya lenyap dulu baru tidur.  Sementara Iin, Nila, dkk udah pada tumbang satu-satu. Pak dosen dan bu dosen malah belum tidur. *Mantap sekali pomatanya e… __pomata=begadang__
FYI, kami semua tidur di atas pasir, tanpa tenda. Tendanya itu cuma langit aja. Hehehehe… Enak. Enak. Syukur tidak hujan. 🙂

Bangun pagi. DINGIN.
Brrrrr…

Walau sedingin apapun, foto lagi donk…

Huaaa, muka-muka habis bangun. 😀

Sekitar jam 6an, kami pulang. Ngikut pak dosen. 🙂 Sementara MABA masih mengikuti kegiatan-kegiatan yang udah diagendakan oleh panitia.

Dan. SELESAI. Akhirnya saya bisa juga ikut dalam Kegiatan Bina Akrab ini walaupun tidak menjadi panitia. *Maklum, saya tidak mengikuti Bina Akrab 2009 dan 2010. Ini saja baru sekali di tahun ini. Hehehe…

Bubyeeee…
Maaf ya. Ceritanya kurang lengkap. Nanti dilengkapi lha. Dikejar waktu masalahnya. JAdi, menulis terburu-buru. Hehehe…

*Thx for Sofyan Sukwara, Sri Marlin dan Nining Syafitri who had taken those pictures. 🙂

Posted in Blog, Education, English, Love

Making a Play: A Blogger Girl

A Blogger Girl

There is a girl who likes browsing internet. It can be said that her second world is cyber world. Laptop and modem have been important parts in her daily life. Even she can forget time to be in real life. Of course, since she knows blog, her life changes. Blogging has been her favorite activity. Writing, writing, and writing. Then, she has a dream that one day she could be a writer like her favorite writer, Raditya Dika. Will her life be better or not?  Will her dream come true?

Part I

At 07.00 a.m. in her room.

Kring… kring… kring… (The alarm is ringing).

Tyas is still sleeping.

A few minutes later.

Kring… kring… kring… (The alarm is ringing again)

Mom   : (Opening the door) Tyas, wake up! It is 07.00 a.m. o’clock.
Tyas     : Hummm. Yeah, Mom! (Still on the bed)
Mom   : This is Monday. Don’t you go to school?
Tyas     : Today is Sunday, Mom. It is still holiday.
Mom   : Not, dear. It is Monday.
Tyas     : Don’t lie to me, Mom. I know you said like that in order I get up early and help you, don’t I?
Mom   : Whatever. Maybe you should check the day for today on your mobile phone.

After talking with Tyas, Mom goes. Only Tyas is in her room.

Tyas     : (While checking the day on her mobile phone, she is shocked) What??? Is it Monday? My Mom is right. It is Monday. Oh My Gosh! Oh My Gosh! What must I do? Time, time, time. What time is it? (She is panic while seeing at the clock)

Mom comes again into Tyas’ room, while Tyas is still taking a bath.

Mom   : Tyas, where are you? I am right, aren’t I?
Tyas     : I’m here, Mom. I’m in the bathroom. I’m in hurry. I hate this.
Mom   : Continue your bathing. I will see you off to the school.
Tyas     : Yes, Mom.

After a few minutes later, Tyas is already ready to go to school.

Part II

At her school. Continue reading “Making a Play: A Blogger Girl”

Posted in Blog, Education, English, Love

Making a Play: A Blogger Girl

A Blogger Girl

There is a girl who likes browsing internet. It can be said that her second world is cyber world. Laptop and modem have been important parts in her daily life. Even she can forget time to be in real life. Of course, since she knows blog, her life changes. Blogging has been her favorite activity. Writing, writing, and writing. Then, she has a dream that one day she could be a writer like her favorite writer, Raditya Dika. Will her life be better or not?  Will her dream come true?

Part I

At 07.00 a.m. in her room.

Kring… kring… kring… (The alarm is ringing).

Tyas is still sleeping.

A few minutes later.

Kring… kring… kring… (The alarm is ringing again)

Mom   : (Opening the door) Tyas, wake up! It is 07.00 a.m. o’clock.
Tyas     : Hummm. Yeah, Mom! (Still on the bed)
Mom   : This is Monday. Don’t you go to school?
Tyas     : Today is Sunday, Mom. It is still holiday.
Mom   : Not, dear. It is Monday.
Tyas     : Don’t lie to me, Mom. I know you said like that in order I get up early and help you, don’t I?
Mom   : Whatever. Maybe you should check the day for today on your mobile phone.

After talking with Tyas, Mom goes. Only Tyas is in her room.

Tyas     : (While checking the day on her mobile phone, she is shocked) What??? Is it Monday? My Mom is right. It is Monday. Oh My Gosh! Oh My Gosh! What must I do? Time, time, time. What time is it? (She is panic while seeing at the clock)

Mom comes again into Tyas’ room, while Tyas is still taking a bath.

Mom   : Tyas, where are you? I am right, aren’t I?
Tyas     : I’m here, Mom. I’m in the bathroom. I’m in hurry. I hate this.
Mom   : Continue your bathing. I will see you off to the school.
Tyas     : Yes, Mom.

After a few minutes later, Tyas is already ready to go to school.

Part II

At her school. Continue reading “Making a Play: A Blogger Girl”

Posted in Education

Jadi Guru Gak Parah-Parah Amat

Menjadi seorang guru di zaman sekarat ini *Ups… Zaman sekarang ini maksudnya* gak parah-parah amat. Iya. Soalnya enak. Zaman udah semakin modern. Nah, berhubung dah modern, maka media pengajarannya pun semakin bervariasi, malahan lebih enakan sekarang kali yah kalau jadi GURU. Bandingin aja…
>>> Zaman Kemarinnn (Tempo doloe) : Kapur tulis + blackboard…
>>> Zaman Sekarang : Boardmarker + whiteboard…
>>> Zaman Sekarang versi yang lebih modernx lagi : make InFocus…

Jiaaahhh… Enak banget menjelaskan materi make InFocus… Subhanallah…
*Bagi Ningning yah…
Gimana gak… Kemarin itu kan mata kuliah Profesi Keguruan. Nah, Nining sama Vivy (My Leader nih) dapat tugas dari Pak dosen minggu lalu untuk mempersiapkan materi kuliah yang akan dipresentasikan minggu ini (18 April 2011). Thus, kita udah buat SLIDEnya satu-satu… Dan tau? Kita mempresentasikan materi bukan hanya di kelas B (kelas Ningning en Vivy)  saja, tapi di kelas A juga. *toeng.toeng. Gak tanggung-tanggung, presentasi lagi…  Hahaha… Enak deh pokoknya…  Continue reading “Jadi Guru Gak Parah-Parah Amat”

Posted in Education

Profesionalisme dan Ciri-Cirinya

*Kyaaaa…
Allah, makasih ya…
Untuk hari ini…
Alhamdulillah… Akhirnya presentasi mata kuliah Profesi Keguruan berakhir dengan SELAMAT. Hehehe… 🙂
Terima kasih juga buat pak dosen, Bpk. Ld. Supardi, M.Pd., yang udah mau mengajarkan Ning dan teman-teman menjadi calon guru yang baik. 🙂
Makasih, Pak…

Iyaphh…
Tadi, materi presentasi Ning itu judulnya PROFESIONALISME dan CIRI-CIRI PROFESIONALISME.

Ning jelasin secara singkat aja yah…
Profesionalisme itu merujuk pada komitmen anggota suatu profesi untuk meningkatkan kemampuan profesionalnya dan secara berkelanjutan mengembangkan strategi-strategi yang digunakannya dalam melakukan pekerjaan yang sesuai dengan profesinya. Sedangkan ciri-ciri profesionalisme itu sendiri ada 4 poin, yaitu:
1. Memiliki keterampilan dan kemahiran.
2. Memiliki ilmu dan pengalaman; peka dan dapat menganalisis masalah, serta being a good decision maker.
3. Bersikap orientasi ke depan.
4. Mandiri, terbuka dan menghargai pendapat orang lain, dan cermat.

Di atas itu cuma garis-garis besarnya saja. Untuk lebih jelasnya silahkan download materi kuliah Profesi Keguruan ini di sini >>> (PROFESIONALISME DAN CIRI-CIRINYA)

ini nih tampilan powerpointnya… 🙂
Posted in Education

Profesionalisme dan Ciri-Cirinya

*Kyaaaa…
Allah, makasih ya…
Untuk hari ini…
Alhamdulillah… Akhirnya presentasi mata kuliah Profesi Keguruan berakhir dengan SELAMAT. Hehehe… 🙂
Terima kasih juga buat pak dosen, Bpk. Ld. Supardi, M.Pd., yang udah mau mengajarkan Ning dan teman-teman menjadi calon guru yang baik. 🙂
Makasih, Pak…

Iyaphh…
Tadi, materi presentasi Ning itu judulnya PROFESIONALISME dan CIRI-CIRI PROFESIONALISME.

Ning jelasin secara singkat aja yah…
Profesionalisme itu merujuk pada komitmen anggota suatu profesi untuk meningkatkan kemampuan profesionalnya dan secara berkelanjutan mengembangkan strategi-strategi yang digunakannya dalam melakukan pekerjaan yang sesuai dengan profesinya. Sedangkan ciri-ciri profesionalisme itu sendiri ada 4 poin, yaitu:
1. Memiliki keterampilan dan kemahiran.
2. Memiliki ilmu dan pengalaman; peka dan dapat menganalisis masalah, serta being a good decision maker.
3. Bersikap orientasi ke depan.
4. Mandiri, terbuka dan menghargai pendapat orang lain, dan cermat.

Di atas itu cuma garis-garis besarnya saja. Untuk lebih jelasnya silahkan download materi kuliah Profesi Keguruan ini di sini >>> (PROFESIONALISME DAN CIRI-CIRINYA)

ini nih tampilan powerpointnya… 🙂
Posted in Education

Tentang Pendidik dan Peserta Didik

Berbicara tentang peserta didik, kita berbicara tentang anggota masyarakat yang berusaha mengembangkan potensi diri melalui proses pembelajaran pada jalur pendidikan baik formal ataupun nonformal dan pada jenjang dan jenis pendidikan tertentu. Contoh, peserta didik yang berada di tingkat dasar ataupun menengah, disebut siswa/siswi. Peserta didik yang berada di jenjang pendidikan tingkat tinggi disebut mahasiswa.

Well, di atas itu cuma sebagai kata pembuka aja. Hehehe… Tadi gw ada mata kuliah SBM alias Strategi Belajar Mengajar yang dibawakan oleh Pak La Ode Supardi, S.Pd, M.Pd di ruangan 462, lantai 4, gedung FKIP UNIDAYAN. Mata kuliahnya asyik, soalnya beliau juga ngebawainnya bagus. Nampaknya beliau udah tahu gimana caranya ngebawain materi dengan style yang TOP BGT. I like it. 🙂

Tadi kita ngebahas tentang Pola-Pola Interaksi antara Pendidik dan Peserta Didik dalam proses belajar mengajar. Selesai pak dosen ngejelasin tentang materi itu, seperti biasa, kita diberi kesempatan untuk bertanya. Ada beberapa ilmu yang gw mau share di sini tentang pertanyaan-pertanyaan yang dilontarkan sama teman-teman sekelas gw tadi.

“Ada pertanyaan?,” kata Pak Pardi.

“Saya, pak!” teman gw sambil mengacungkan tangannya.

“Pak, gimana langkah-langkah seorang pendidik jika di dalam PBM, materi pelajarannya gak pernah ditanggepin sama peserta didik?”

…..

“Satu pertanyaan terakhir,”  kata pak dosen lagi.

Tiba-tiba, teman gw lagi bertanya, “Sikap positif seperti apa yang sebaiknya dilakukan peserta didik jika peserta didik tidak menyukai pendidiknya dalam mata pelajaran/mata kuliah tertentu?”

….

Sebelum pak dosen ngejawab, beliau memberikan kita kesempatan untuk sapatahu ada yang bisa ngejawab. Gw sempat juga siyh beri jawaban. Tapi, gak tahu. Kayaknya jawaban gw gak berbobot. Hehehe… Oh, iya, jawabannya ada di bawah. Gw nyoba untuk rangkumin pertanyaan dan jawaban dari teman-teman gw. Cekidot…

*Langkah-langkah yang sebaiknya dilakukan pendidik jika peserta didik tidak/kurang menanggapi mata pelajaran yang diberikan dalam PBM (Proses Belajar Mengajar), yaitu

 

  1. Pendidik harus berusaha membawakan materi yang dibawakan sebaik mungkin sehingga menumbuhkan rasa ketertarikan peserta didik dalam mempelajari materi tersebut.
  2. Pendidik harus bisa menjadi orang yang kreatif dalam mengajar. Metode pengajaran yang dibawakan jangan bersifat monoton. Harus bisa bervariasi agar peserta didik tidak bosan di dalam PBM.
  3. Ada baiknya, sebagai pendidik harus dapat mengetahui dan memahami berbagai macam karakteristik peserta didik, sehingga dengan begitu pendidik tahu dengan cara mengajar seperti apa yang cocok diterapkan di dalam PBM untuk peserta didik.

 


*Sebagai seorang peserta didik, melakukan penilaian terhadap pendidik merupakan sikap yang sudah biasa dan sering dilakukan. Apalagi memberikan penilaian tentang cara mengajarnya, cara berpakaiannya, selayaknya artis yang sedang naik daun. Pendidik selalu menjadi pusat perhatian public (peserta didik). Di antara banyaknya peserta didik di dalam sebuah kelas/sekolah, pastinya ada satu, dua orang yang tidak menyukai salah satu pendidik yang mengajar di kelas mereka. Dan tentunya, sebagai peserta didik  mau gak mau harus ngikutin apa yang diperintahkan oleh pendidik tersebut. So, bagi kamu yang merasa masih jadi peserta didik dan gak menyenangi salah satu guru/dosen kalian, coba lakukan langkah-langkah positif berikuti ini, sapatahu bisa membantu dan kalian gak bakalan menyesal nantinya. Ingat, gan, Penyesalan gak datang duluan!

“Berusaha untuk belajar menyukai mata pelajaran/mata kuliah yang diberikan, walaupun sebenarnya tidak menyukainya. Belajarlah menjadi ikhlas untuk menyukai mata pelajaran/mata kuliah tersebut, meskipun tidak menyukainya. Karena suatu saat kita akan saling membutuhkan satu sama lain. Manusia adalah makhluk sosial. Remember it!”

Oh, iya, ada satu lagi yang gw petik dari perkataan dosen gw tadi.

“Sebagai seorang pendidik/guru, janganlah menempatkan diri kita sebagai orang yang cerdas, orang yang lebih tahu dari yang lain (peserta didik). Kita harus menempatkan diri kita sebagai seorang yang memberikan informasi bagi para peserta didik.”

Gw setuju dengan perkataan dosen SBM gw. Iya, karena sebagai pendidik, kita tidak selamanya tahu segala-galanya. Mungkin saja ada peserta didik yang lebih pinter dari pendidiknya. Bisa jadikan? So, sebagai pendidik, kita jangan terlalu congkak, bahwa gw hebat, gw lebih cerdas dari anak murid gw. Mereka tahu apa?

Sekarang informasi udah banjir. Ada di mana-mana. Mudah diakses di mana saja, kapaannn saja…

Bagi peserta didik yang bisa ngegunain kesempatan ini dengan baik, mungkin akan bisa menyaingi guru/dosennya. Jadi, bagi para pendidik ataupun calon pendidik *gw juga termasuk. Hehehe… Ingat yang di atas yah!

Okay.Okay. Kayaknya sampai di sini dulu postingan gw kali ini tentang pendidik dan peserta didik. Mudah-mudahan dapat bermanfaat bagi kita semua. And, gw minta maaf kalo artikel ini mengandung umpan.umpan. Eh, eh, maksudnya ada kata-kata yang gak enak untuk dibaca, gw minta maaf. Bukan maksud gw menulis seperti itu untuk menyakiti. -_-“. Assalam…

 

Posted in Culture, Education, Life

Tugas Akhlak Budaya Buton

Tugas Mata Kuliah Akhlak Budaya Buton tentang Pengertian Akhlak menurut para ahli, Pengertian Kebudayaan menurut para ahli, dan pemaknaan Kebutonan…

TUGAS AKHLAK DAN BUDAYA BUTON

1. Pengertian akhlak menurut para ahli.

– Ibn Miskawaih, ahli falsafah Islam yang terkenal mentakrifkan akhlak itu sebagai keadaan jiwa yang mendorong ke arah melahirkan perbuatan tanpa pemikiran dan penelitian.

-Imam Ghazali RadiAllahu Anhu mengatakan: akhlak ialah suatu keadaan yang tertanam di dalam jiwa yang menampilkan perbuatan-perbuatan dengan senang tanpa memerlukan pemikiran dan penelitian. Apabila perbuatan itu baik dan terpuji menurut syara dan aqal, perbuatan itu dinamakan akhlak yang mulia. Sebaliknya, apabila perbuatan yang buruk, ia dinamakan akhlak yang buruk.

– Ahmad Amin menyatakan bahwa akhlak adalah perangai yang melekat pada diri seseorang yang dapat memunculkan perbuatan baik tanpa mempertimbangkan pikiran terlebih dahulu.

2. Pengertian akhlak menurut pribadi sendiri.

Akhlak adalah suatu perilaku yang telah tertanam dalam diri manusia diakibatkan kebiasaan – kebiasaan yang dilakukan tanpa adanya pertimbangan dahulu sehingga kemudian akan menjadi kepribadiannya.

3. Pengertian kebudayaan menurut para ahli.

– Edward B. Taylor menyatakan bahwa kebudayaan merupakan keseluruhan yang kompleks, yang di dalamnya terkandung pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat istiadat, dan kemampuan-kemampuan lain yang didapat oleh sebagai anggota masyarakat.

– Koentjaraningrat menyatakan kebudayaan adalah keseluruhan sistem gagasan, tindakan, dan hasil karya manusia dalam rangka kehidupan masyarakat yang dijadikan milik diri manusia dengan belajar.

– Ki Hajar Dewantara menyatakan Kebudayaan berarti buah budi manusia adalah hasil perjuangan manusia terhadap dua pengaruh kuat, yakni zaman dan alam yang merupakan bukti kejayaan hidup manusia untuk mengatasi berbagai rintangan dan kesukaran di dalam hidup dan penghidupannya guna mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang pada lahirnya bersifat tertib dan damai.

– Arkeolog R. Soekmono menyatakan bahwa kebudayaan adalah seluruh hasil usaha manusia, baik berupa benda ataupun hanya berupa buah pikiran dan dalam penghidupan.

4. Pengertian kebudayaan menurut pribadi sendiri.

Kebudayaan adalah sesuatu hal yang merupakan hasil cipta manusia yang kemudian menjadi kebiasaan suatu masyarakat atau golongan dalam kehidupan sehari-hari secara berkelanjutan.

5. Pengertian akhlak dan kebudayaan menurut pribadi sendiri.

Akhlak dan kebudayaan adalah sistem pengetahuan yang meliputi sistem ide gagasan yang terdapat dalam pemikiran manusia, dimana dilandasi dengan tingkah laku manusia yang didorong oleh suatu keinginan secara sadar untuk melakukan suatu perbuatan yang baik yang dapat dijadikan pedoman dan pengarah hidup manusia dalam berprilaku baik secara individu maupun kolompok.

Kebiasaan yang ditunjukan suatu individu atau sekelompok masyarakat dan akhirnya menjadi suatu kebiasaan yang tidak dapat di tinggalkan lagi karena telah melekat dalam kehidupan mereka.

Akhlak dan kebudayaan adalah suatu perilaku atau tingkah laku manusia yang berasal dari hasil cipta manusia itu sendiri yang ditujukan untuk membantu manusia dalam melangsungkan kehidupan bermasyarakat sehingga menjadi suatu kebiasaan yang kemudian menjadi kepribadian diri manusia itu sendiri.

6. Pemaknaan kebutonan.

Arti kebutonan yaitu kalau kita merasa sebagai orang Buton maka proses dan perilaku keseharian kita dalam hidup ini harus berlandaskan budaya, adat, ataupun kebiasaan yang selama ini dipedomani dalam segala segi kehidupan kita sehari-hari. Contohnya, seperti yang ada pada Falsafah Buton ; pobhinci-bhinciki kuli, pomae-maeka, pomaa-maasiaka, poangka-angakakata, serta yinda-yindamo arata somanamo karo, yinda-yindamo karo somanamo lipu, yinda-yindamo lipu somanamo sara, yinda-yindamo sara somanamo agama.

Kata Buton berasal dari kata Butuuni ( Bahasa Arab) yang artinya perut. Maksudnya adalah di dalam perut Pulau Buton banyak terdapat sumber daya alam yang berlimpah yang bermanfaat bagi kehidupan umat manusia.

Semoga bermanfaat,,,

UNIDAYAN ’09

Posted in Education, English

Theories of Learning

BEHAVIORISTIC THEORY
1. Determine learning goals
2. Analyzing the current environment of this class include identifying prior knowledge of student (entry behavior).
3. Determine the subject matter
4. Breaking the subject matter  into small parts, including subject, topic.
5. Presenting the subject matter
6. Giving stimulus, it can be question, both oral and written questions, tests / quizzes, exercises, or tasks.
7. Observe and assess the responses given by students.
8. Giving reinforcement (perhaps positive / negative reinforcement), or punishment.
9. Giving a new stimulus.
10. Observe and assess the responses given by students.
11. Giving continued observation or punishment
12. So forth.
13. Evaluation of learning outcomes.

COGNITIVE THEORY
1. Determining learning goals
2. Identifying  the characteristics of students.
3. Choosing the subject matter
4. Determining the topics that can be learnt.
5. Determining the learning activities in accordance with topic
6. Developing learning materials.
7. Developing methods and stimulating the student creativity.
8. Always be done applying
9. Doing Assessment of learning process and outcomes.

HUMANISTIC THEORY
1. Determining learning goals
2. Determining the learning material
3. Entry behavior
4. Identifying the lesson topics.
5. Designing learning facilities such as environmental and instructional media
6. Guiding students in active learning
7. Guiding students to understand the essence of the meaning of the learning experience.
8. Guiding students in applying new concepts to real situations.
9. Guiding students to make the conceptualization of learning experiences.
10. Evaluating processes and outcomes of learning.