Sebelum lanjut baca, what do you think about the title?
Yah, kalau saya yang menilai, judulnya cukup unyu-unyu gimanaa gitu. Lucu dan menarik. π Namanya mengundang tawa ketika pertama kali didengar ataupun dibaca. π
Satu lagi yang menjadi tempat wisata kuliner untuk dikunjungi di Baubau.
Keraton Mie Ciram (KMC), saingannya KFC. π Tapi di sini bukan makan ayam goreng lho.
Terletak di dalam area Benteng Keraton Buton. Kata Kakak Senior saya (Kakak Dian) yang kebetulan tinggal di Keraton, KMC itu terletak di atasnya Lawana Sambali, di bawahnya Lawana Melai. Mudah saja menemukan KMC ini karena letaknya yang berada di pinggir jalan. Tempatnya memang sederhana, tapi suasananya menyenangkan, utamanya makanannya. Hehehe. Menu andalan di sini adalah SUP UBI dan MIE SIRAM. Selain Sup Ubi dan Mie Instant, tersedia juga roti-rotian dan gorengan. Harganya? Lumayan terjangkau, sekitaran Rp. 7.000an per porsi (untuk SUP UBI). *pasca BBM naik ya. π
Kadang, kalau pulang kampus, saya dan teman-teman singgah makan di KMC ini. Lumayanlah untuk isi perut.
SUP UBInya gurih. Memang sih, mie yang ada di SUP UBI itu adalah mie instan, tapi kuahnya rasanya gimanaa gitu. Mantap. Tidak memakai bumbu dari mie instan tersebut, kecuali kita yang mau menambahkannya sendiri.
Coba deh kalau sehabis berjalan-jalan ria di Keraton Buton, jangan lupa singgah di KMC ini. Singgah makan. π Insya Allah kenyang. Hehehe…
Sebelum lanjut baca, what do you think about the title?
Yah, kalau saya yang menilai, judulnya cukup unyu-unyu gimanaa gitu. Lucu dan menarik. π Namanya mengundang tawa ketika pertama kali didengar ataupun dibaca. π
Satu lagi yang menjadi tempat wisata kuliner untuk dikunjungi di Baubau.
Keraton Mie Ciram (KMC), saingannya KFC. π Tapi di sini bukan makan ayam goreng lho.
Terletak di dalam area Benteng Keraton Buton. Kata Kakak Senior saya (Kakak Dian) yang kebetulan tinggal di Keraton, KMC itu terletak di atasnya Lawana Sambali, di bawahnya Lawana Melai. Mudah saja menemukan KMC ini karena letaknya yang berada di pinggir jalan. Tempatnya memang sederhana, tapi suasananya menyenangkan, utamanya makanannya. Hehehe. Menu andalan di sini adalah SUP UBI dan MIE SIRAM. Selain Sup Ubi dan Mie Instant, tersedia juga roti-rotian dan gorengan. Harganya? Lumayan terjangkau, sekitaran Rp. 7.000an per porsi (untuk SUP UBI). *pasca BBM naik ya. π
Kadang, kalau pulang kampus, saya dan teman-teman singgah makan di KMC ini. Lumayanlah untuk isi perut.
SUP UBInya gurih. Memang sih, mie yang ada di SUP UBI itu adalah mie instan, tapi kuahnya rasanya gimanaa gitu. Mantap. Tidak memakai bumbu dari mie instan tersebut, kecuali kita yang mau menambahkannya sendiri.
Coba deh kalau sehabis berjalan-jalan ria di Keraton Buton, jangan lupa singgah di KMC ini. Singgah makan. π Insya Allah kenyang. Hehehe…
Well. Kemarin, 6 April 2013. Saya bertemu lagi dengan Amel. Alias kopdaran lagi. Iya. Soalnya Amel udah mau pindahan ke Jakarta untuk lanjutin studinya. Kopdaran kali ini udah yang ketiga kalinya. Setelah ini dan ini.
Dan statusnya sekarang sudah berbeda. Amel sih, bukan saya. Hahaha… Kopdaran kemarin Amel statusnya masih SINGLE dan saya juga begitu, still SINGLE. Nah, yang terakhir ini Amel udah NON SINGLE alias udah MARRIED. –” Sedangkan saya, masih tetap dengan status SINGLE. Padahal tahun kelahirannya sama. EMang ya, kalau belum ketemu jodohnya. #miris. π
Tapi, secara pribadi mengucapkan selamat menempuh hidup baru bersama Om Genitnya. Hmmm, pasti nyaman rasanya hidup dengan lelaki yang telah halal menjadi milik kita. *Galau nikah. π
Oke. Pertama, kami janjiannya setelah Maghrib. Karena saya sudah pintar bawa motor, dengan PDnya menawarkan diri untuk membonceng AMel. ALhamdulillah Amelnya mau. π
Eh, tau-taunya mentok habis Isya, sekitaran jam 8, soalnya motor masih dipake sama Mama Ning. Jadi ya terpaksa. Nungguin Mama pulang. So, Ning langsung ke tempatnya Amel dan go to Bukit Wantiro.
Ning pesan saraba dan Amel pesan segelas susu hangat, dengan gorengan tentunya. Suasananya gelap, karena kebetulan mati lampu. Kata penjualnya sih gak lama, tapi sampai kita pulang sekitar jam setengah 10an belum nyala-nyala lampunya. π Ya, sudahlah, anggap kami sedang candle light dinner. π
Walaupun gelap, tapi suasananya romantis bagaimana begitu. π Banyak bintang. Banyak lampu yang bisa dilihat dari jauh. Sayang, tak ada lilin. Akhirnya sebagai penerangan kami memakai lampu senter HP. π
Kami berbicara banyak hal sih. Dari mulai skolah, kerjaan, dan merit. π Hmmm. Iri deh kalau harus bicarain hal yang terakhir. Hahaha. Gilanya wa Nining eee…
Oke. Waktunya udah mau malam banget, dan kami pun pulang. Ning belum langsung pulang ke rumah, tapi masih singgah di rumah dinas Amel. Skalian berkunjung. BElum pernah soalnya main ke sana.
Oh iya, karena di Wantiro suasanya gelap, jadi gak minat foto-foto, ya udah taking photonya di rumah Amel… Look at us…
Gifo-gifoan with AMel dengan souvenir pernikahannya. Ning dapat dompet. Dua buah. AHaide. Yang satu katanya untuk Mama sih. Hehehe… Makasih ya, Mel… :* *bighug*
Berhubung ke rumah Amel malam-malam, maka waktu terbatas donk pastinya. So, saya tidak bisa lama-lama. Sayang ya. Hehehe…
Oh iya. Makasih ya, Mel. Sukses untuk kuliah dan rumah tangganya. π Aamiin…
My friends and I were invited by my friend, Aan, to come in her old sister’s wedding. Actually, I would come with my group, Awainulu (KKN-P). But, they didn’t have any chance to go in this wedding party, so I went there with my friend, Mey. π
With Mey
The wedding was held in Gedung Kemitraan Polres Baubau at noon (19 Jan.’13). By this chance, I knew the broom, but he doesn’t know me. π He is Mr. Andy. As I know, he is the reporter. I know him because my sister, Arini, introduced him to me by photos when she followed one of events that involved some reporters in Baubau at 2010 (Rumah Bamboo). *If I amn’t wrong. π So, in this chance I said, “Congratulation for both of you. Happy Wedding. Langgeng slalu ya, Kakak. π Aamiin.“
The Wedding
We went there when almost people have came back. We had hesitated to go there. Maybe there were no people we knew and we could do nothing. π But, it’s fault. Then, we walked together along the aisle to the bridal couple sits and shook the hands to them. While my eyes was looking for Aan. “Where is Aan?.”Β But, I didn’t see her.
As usual, after it we had a lunch and started to find where we must sit. We got at the back. With Yus. We got a friend finally! Yeah. πΒ We kept eating and talking until our friends came. They were Pia, Valen, Atni, and Ditha. Not a long time, Aan came to us. The situation became more exciting. And we took pictures together. π
Taking PhotosOutside
After that, we went home, but not for Mey and me, we went to canteen in campus (so far from the wedding place). π Whereas my mother has asked me to go home as soon as possible because it would be rain and the fact, NOT. Alhamdulillah. π Then, we went home. It didn’t need a long time. Be calm, Mom! π
google.com
The Wedding is ceremonyΒ in which two people are united in marriage or a similar institution (Wikipedia). Emm… Anything else to write? I think, I’m blank tonight. Talking about COUPLE. Maybe because I still feel bad with that matter. I duno. Sorry for the readers.
Yup, this life is still long. So, we must struggle to get what we dream. Mangatse always…!!!
My friends and I were invited by my friend, Aan, to come in her old sister’s wedding. Actually, I would come with my group, Awainulu (KKN-P). But, they didn’t have any chance to go in this wedding party, so I went there with my friend, Mey. π
With Mey
The wedding was held in Gedung Kemitraan Polres Baubau at noon (19 Jan.’13). By this chance, I knew the broom, but he doesn’t know me. π He is Mr. Andy. As I know, he is the reporter. I know him because my sister, Arini, introduced him to me by photos when she followed one of events that involved some reporters in Baubau at 2010 (Rumah Bamboo). *If I amn’t wrong. π So, in this chance I said, “Congratulation for both of you. Happy Wedding. Langgeng slalu ya, Kakak. π Aamiin.“
The Wedding
We went there when almost people have came back. We had hesitated to go there. Maybe there were no people we knew and we could do nothing. π But, it’s fault. Then, we walked together along the aisle to the bridal couple sits and shook the hands to them. While my eyes was looking for Aan. “Where is Aan?.”Β But, I didn’t see her.
As usual, after it we had a lunch and started to find where we must sit. We got at the back. With Yus. We got a friend finally! Yeah. πΒ We kept eating and talking until our friends came. They were Pia, Valen, Atni, and Ditha. Not a long time, Aan came to us. The situation became more exciting. And we took pictures together. π
Taking PhotosOutside
After that, we went home, but not for Mey and me, we went to canteen in campus (so far from the wedding place). π Whereas my mother has asked me to go home as soon as possible because it would be rain and the fact, NOT. Alhamdulillah. π Then, we went home. It didn’t need a long time. Be calm, Mom! π
google.com
The Wedding is ceremonyΒ in which two people are united in marriage or a similar institution (Wikipedia). Emm… Anything else to write? I think, I’m blank tonight. Talking about COUPLE. Maybe because I still feel bad with that matter. I duno. Sorry for the readers.
Yup, this life is still long. So, we must struggle to get what we dream. Mangatse always…!!!
Ayah. We love you, Ayah. Yah. Pak Syahrir atau lebih sering kami panggil Pak Chay adalah salah satu guru favorit kami sewaktu SMA. Beliau mengajar khusus dalam mata pelajaran Kimia kelas XII. Beliau sudah kami anggap seperti ayah sendiri. :’) Entah mengapa, saya selalu mengeluarkan air mata alias nangis jika berada di depan P’Chay. Haduuuhhh, tidak heran kalau saya sering digangguin sama Kiky dan teman-teman dengan sebutan “Cengeng.” -__-”
Iya, kenapa saya menangis? Karena saya selalu mengingat nasehat-nasehat yang diberikan beliau jikalau kami datang mengunjungi beliau. Dan saya pribadi, entah. Sepertinya belum berhasil mengaplikasikan nasehatnya secara maksimal. Tapi, saya akan berusaha sebaik mungkin. Pasti bisa. Insya Allah!!! π
Waktu datang bertamu di rumah Ayah. Saya, WiNNy, Kiky, Mega, Ragil dan Mey. Saya masih ingat beliau bilang, kalau tidak salah seperti ini, “Kalian itu tidak perlu lagi diberi nasehat. Sudah tahu mana yang baik untuk diri kalian, sudah bisa menentukan mana yang salah dan benar.” :'(
Saya diammmm…
“Kalau teman-teman kalian menggalau, kenapa kalian harus ikut-ikutan galau?”
…..
Hening…
Hummm, memang bener sih apa yang dibilang Ayah. Di hari itu, 22 Agustus 2012, saya nangis (lagi). Mendengar apa yang dibilang Ayah. WiNNy cs. pada keheranan karena ngeliat saya nangis. Ini ada apa?Β Ya, saya sih diam-diam saja. Hahaha.
Thanks ya buat Aditya, anak Ayah. Dia tuh so sweet skali. Masih anak SD. Dia ngeliat saya nangis, langsung saya disodorin lagu U SMILEnya Sule dan Andre. Katanya supaya saya nggak nangis lagi. Cieee, terharu saya, Aditya. Makasih banyak ya. π
Sebelum pulang, kita fobar dulu. Sengaja… Hehehe… SURPRISED…
After that, kita janjian untuk ketemu lagi sama Ayah, 24 Agustus 2012. Tempatnya di Keynai. Kami ngasih kado untuk Ayah. Huaaa, terharu. Dua buah bingkai foto yang ada foto kami bertujuh; Ayah, Mega, Kiky, WiNNy, Mey, Ragil dan saya.
@Keynai with them.
Detik-detik Ayah membuka kado. Taraaaa!!!
Cieee, kadonya. π
Yang ini bergifo-gifo ria alias narsis di Keynai. π Sayang Ragilnya gak sempat ikut. π
Ayah, Ning, Mega, Kiky, WiNNy, dan Mey.Ehemmmm… π
Ini adalah salah satu makanan dan masakan khasnya orang Buton. Terbuat dari ikan segar yang mampu bikin ngiler… Rasanya? MANTAP E. Paling enak kasian. Apalagi kalau saya yang buat. Errrr… π
Kebanyakan para ibu rumah tangga bisa buat sendiri di rumah kok. Yang penting tahu resepnya. *Di akhir postingan, saya kasih deh. π
Kalau jalan ke Kota Baubau, yang saya tahu rumah makan yang menyediakan Parende itu ada tiga tempat,
1. RM. PARENDE (di dekat Umna Plaza Wolio),
RM. PARENDE
2. RM. PASEBA (Samping Akper Betoambari), dan
3. IKAN PARENDE WAMEO MAMA JANA (Sekitaran Pasar Wameo).
Ikan Parende Wameo Mama Jana
Well. Di postingan ini, saya mau berbagi cerita tentang pengalaman makan ikan parende di rumah makan IKAN PARENDE WAMEO MAMA JANA. Letaknya tak jauh dari pasar ikan, yaa dekat rusunawa lah. Paling ujung, dekat laut. Saya, Arini, dan Mama ke Pasar Wameo. Habis “cakar”. Rencananya cuma ikut-ikutan mereka saja. Daripada saya bengong sendirian di rumah. Ya udah, nemenin Arini nyari celana, baju, dan tas. Trus, slsai belanja, Mama nawarin kita makan ikan parende. Yang setahu saya, di Wameo gak ada lah. Cuma di dua tempat yang saya telah sebutkan tadi. Eh, tiba-tiba Mama nunjukin tempat makan yang bangunannya tuh sederhana. Mungkin karena masih baru, jadi masih dibuat dari jelajah. Tapi, gak masalah. Aje gileeee, PADAT. Orang-orang pada ngantri euy. Katanya sih, denger-denger, yang makan ikan Parende di sini banyakan orang kantoran euy. π Gak heranlah. Berjejer tuh mobil dan motor di tempat parkir.
Memang sih Baubau terkenal dengan cuaca panasnya. Tapi, kalau udah tiba di tempat makan ini, gak bakalan ngerasain namanya panas deh. Iya. Ada ACnya euy. Hebat… AC alami maksudnya. π Angin. Maklumlah letaknya di pinggir laut.
Untuk Parendenya itu Rp. 12.000/mangkok. Sudah dengan nasi dan air minum. Kalau mau pesan, kayaknya mesti sabar bin ikhlas. Lantaran terlalu banyak pengunjung, kadang pesanan kita datangnya tuh lumayan lama. Apalagi duduk paling ujung, jauh dengan dapur. Pertama-tama, yang datang mangkok cuci tangannya. Beberapa menit kemudian, nasi putihnya. Setelah itu Ikan PARENDEnya. Huiihhh, butuh kesabaran menunggu semua itu. -__-”
Jadi, saya menyarankan. TIPS datang ke sana. Duduknya kalau bisa duduk dekat dapur. Supaya mudah dipantau dan diliatin kalau pesanannya belum datang. Jangan kayak saya sama Tafry. Udah badannya kecil, duduk di ujung, jauh lagi dari dapur. Alhasil, LAMA yang kita rasain. Huiiihhhhh… Menguras hati. Tapi, gak apa-apalah. Yang penting, saya makan ikan PARENDE. π
Seperangkat alat pengenyang. πParende and Us
Ko makan dulu kasian, Arini. Jan dulu liat HPmu. HMB… -___-“
Waktu makan di tempat ini, saya emang nikmati tuh makanan. Tapi, gak seberapa. Soalnya, baru aja selesai makan, saya udah disuruh berdiri sama Mama. Teman Mama kebetulan datang makan di situ, dan tempat duduk itu GAK ADA yang KOSONG. Jadinya, saya ngalah saja. Ededehhh. Pengunjungnya ramai nian euy.
Jadi, bagi yang belum ke sana, direkomendasikan deh untuk cobain Parende di tempat itu.
P.S. Karena dekat dengan pasar ikan, semoga penciumannya aman-aman saja ya. π It doesn’t matter.
Oh, iya. Saya mau bagi-bagi resep bagaimana caranya membuat ikan Parende. Ini bukan resep dari mana-mana ya. Cuma resep dari Mama saya. π Dan Mama paling jago buat ikan Parende. Haahaa… I love you, Mamakyu… π Ababil…
RESEP IKAN PARENDE ALA MANING (Mama Nining) π
Bahan:
Yang paling enak itu ikannya ikan karang atau Ikan Bobara atau Ikan Kakap Merah.
Jeruk Nipis,
Bawang Merah dan Bawang Putih (diiris),
Belimbing, Kunyit bubuk, Tomat, Daun Serei, Daun Kemangi, Garam dan Bumbu Penyedap.
*Semua bahan di atas, tidak mempunyai takaran tertentu. Ya, secukupnya saja. Menurut kemauan Anda bagaimana dan seperti apa.
Cara Membuat:
Airnya dimasak hingga mendidih, bersamaan dengan bawang, belimbing, tomat, daun serei. Setelah mendidih, masukkan ikannya, masak sampai matang. Jangan lupa beri bumbu penyedap. Setelah matang, angkat lalu masukkan daun kemangi.
Hidangkan bersama nasi hangat…
Eh eh, jangan lupa juga. Taburkan bawang goreng dan tiriskan jeruk nipis secukupnya. Kalau mau yang pedas, lombok biji paling mantep. *Aduuuhhhh, ngilerrr langsung… -__-“
Sekian resep dari Ning ‘Little’ Syafitri, anak Baubau. π
Habis googling eh, nemu artikelnya Pak Yusran Darmawan tentang pengalaman beliau bersama ikan Parende di RM. Parende, Baubau. Intip cerita beliau, yuk. Di SINI…
Ini adalah salah satu makanan dan masakan khasnya orang Buton. Terbuat dari ikan segar yang mampu bikin ngiler… Rasanya? MANTAP E. Paling enak kasian. Apalagi kalau saya yang buat. Errrr… π
Kebanyakan para ibu rumah tangga bisa buat sendiri di rumah kok. Yang penting tahu resepnya. *Di akhir postingan, saya kasih deh. π
Kalau jalan ke Kota Baubau, yang saya tahu rumah makan yang menyediakan Parende itu ada tiga tempat,
1. RM. PARENDE (di dekat Umna Plaza Wolio),
RM. PARENDE
2. RM. PASEBA (Samping Akper Betoambari), dan
3. IKAN PARENDE WAMEO MAMA JANA (Sekitaran Pasar Wameo).
Ikan Parende Wameo Mama Jana
Well. Di postingan ini, saya mau berbagi cerita tentang pengalaman makan ikan parende di rumah makan IKAN PARENDE WAMEO MAMA JANA. Letaknya tak jauh dari pasar ikan, yaa dekat rusunawa lah. Paling ujung, dekat laut. Saya, Arini, dan Mama ke Pasar Wameo. Habis “cakar”. Rencananya cuma ikut-ikutan mereka saja. Daripada saya bengong sendirian di rumah. Ya udah, nemenin Arini nyari celana, baju, dan tas. Trus, slsai belanja, Mama nawarin kita makan ikan parende. Yang setahu saya, di Wameo gak ada lah. Cuma di dua tempat yang saya telah sebutkan tadi. Eh, tiba-tiba Mama nunjukin tempat makan yang bangunannya tuh sederhana. Mungkin karena masih baru, jadi masih dibuat dari jelajah. Tapi, gak masalah. Aje gileeee, PADAT. Orang-orang pada ngantri euy. Katanya sih, denger-denger, yang makan ikan Parende di sini banyakan orang kantoran euy. π Gak heranlah. Berjejer tuh mobil dan motor di tempat parkir.
Memang sih Baubau terkenal dengan cuaca panasnya. Tapi, kalau udah tiba di tempat makan ini, gak bakalan ngerasain namanya panas deh. Iya. Ada ACnya euy. Hebat… AC alami maksudnya. π Angin. Maklumlah letaknya di pinggir laut.
Untuk Parendenya itu Rp. 12.000/mangkok. Sudah dengan nasi dan air minum. Kalau mau pesan, kayaknya mesti sabar bin ikhlas. Lantaran terlalu banyak pengunjung, kadang pesanan kita datangnya tuh lumayan lama. Apalagi duduk paling ujung, jauh dengan dapur. Pertama-tama, yang datang mangkok cuci tangannya. Beberapa menit kemudian, nasi putihnya. Setelah itu Ikan PARENDEnya. Huiihhh, butuh kesabaran menunggu semua itu. -__-”
Jadi, saya menyarankan. TIPS datang ke sana. Duduknya kalau bisa duduk dekat dapur. Supaya mudah dipantau dan diliatin kalau pesanannya belum datang. Jangan kayak saya sama Tafry. Udah badannya kecil, duduk di ujung, jauh lagi dari dapur. Alhasil, LAMA yang kita rasain. Huiiihhhhh… Menguras hati. Tapi, gak apa-apalah. Yang penting, saya makan ikan PARENDE. π
Seperangkat alat pengenyang. πParende and Us
Ko makan dulu kasian, Arini. Jan dulu liat HPmu. HMB… -___-“
Waktu makan di tempat ini, saya emang nikmati tuh makanan. Tapi, gak seberapa. Soalnya, baru aja selesai makan, saya udah disuruh berdiri sama Mama. Teman Mama kebetulan datang makan di situ, dan tempat duduk itu GAK ADA yang KOSONG. Jadinya, saya ngalah saja. Ededehhh. Pengunjungnya ramai nian euy.
Jadi, bagi yang belum ke sana, direkomendasikan deh untuk cobain Parende di tempat itu.
P.S. Karena dekat dengan pasar ikan, semoga penciumannya aman-aman saja ya. π It doesn’t matter.
Oh, iya. Saya mau bagi-bagi resep bagaimana caranya membuat ikan Parende. Ini bukan resep dari mana-mana ya. Cuma resep dari Mama saya. π Dan Mama paling jago buat ikan Parende. Haahaa… I love you, Mamakyu… π Ababil…
RESEP IKAN PARENDE ALA MANING (Mama Nining) π
Bahan:
Yang paling enak itu ikannya ikan karang atau Ikan Bobara atau Ikan Kakap Merah.
Jeruk Nipis,
Bawang Merah dan Bawang Putih (diiris),
Belimbing, Kunyit bubuk, Tomat, Daun Serei, Daun Kemangi, Garam dan Bumbu Penyedap.
*Semua bahan di atas, tidak mempunyai takaran tertentu. Ya, secukupnya saja. Menurut kemauan Anda bagaimana dan seperti apa.
Cara Membuat:
Airnya dimasak hingga mendidih, bersamaan dengan bawang, belimbing, tomat, daun serei. Setelah mendidih, masukkan ikannya, masak sampai matang. Jangan lupa beri bumbu penyedap. Setelah matang, angkat lalu masukkan daun kemangi.
Hidangkan bersama nasi hangat…
Eh eh, jangan lupa juga. Taburkan bawang goreng dan tiriskan jeruk nipis secukupnya. Kalau mau yang pedas, lombok biji paling mantep. *Aduuuhhhh, ngilerrr langsung… -__-“
Sekian resep dari Ning ‘Little’ Syafitri, anak Baubau. π
Habis googling eh, nemu artikelnya Pak Yusran Darmawan tentang pengalaman beliau bersama ikan Parende di RM. Parende, Baubau. Intip cerita beliau, yuk. Di SINI…
ALhamdulillah. Alhamdulillah. Uhuhuhuyyy. Akhirnya saya dan teman-teman bisa reunian SD lagi. Gak disangka teman SD masih bisa saling kontak-kontakan. Hihihi… Insya Allah tahun depan lagi ya kita ketemuannya… Aamiinn…
Bagi yang merasa ALUMNI SDN 2 NganganaUmala Baubau 2003 yang lain, tolong ya kalau baca postingan ini dan mau gabung sama kami, hubungi saya saja melalui blog ini. Kontak kalian, we need it.
Habis bukber on 160812with Ria… :*Di rumah Rifa, Batauga. 21Agustus 2012Di sawah Uciiii, 23Agustus2012Menu Andalan. Ikan bakar dan saudara2nya. π23Agustus2012
See you tahun depan yaaa… π Insya Allah… Aamiin…
Hei hei hei… Mau cerita nih. Pengalaman bersama Sam, Mey, dan Ika. Kejadiannya udah lama, tapi gak apa-apa. Sekalian flash back gitu. π
Ini tentang tanggal 20 Mei 2012. Mau tau hari apa?
Ayo tebak, hari apa ayo…
Gak tahu?
Hehehe. Sama, saya juga gak tahu. π *ditimpuk sama Memey.
Iya, jadi kemarin itu, tepat tanggal 20Mei2012 adalah hari ulang tahun Memey. Sahabat saya yang selalu menemani dikala sedih, gundah, galau, ataupun senang. *Bahasa lo, Neng. Ngeeeek ngooookkk… -___-”
Waktu hari ultah saya juga, dia yang nemenin. Bisa dilihat di sini.
Oke. Let’s start ya…
Jadi, sore harinya kami berempat udah janjian. Ning, Mey, Sam, dan Ika rencana mau ke tempat karaoke yang baru dibuka bulan Mei kemarin alias @Metro, belakang Gedung Maedani Kota Baubau. Tapiiii, sebelumnya kami bertiga ngasih kejutan kecil-kecilan waktu ngejemput Mey di rumahnya. That’s a little cake. Happy Birthday, sayangku Meyyy, my sistha.
Sebelum go to Metro, kami bertiga muter-muter Kota Baubau dulu yang berujung di Pantai Kamali, ngebeli pentol goreng depan KFC dan makan di Taman BRI. Uenaknyaaa… Iya, ngomong-ngomong pentol, saya paling suka pentol di situ, dan di depan Istana Ilmiah. Sudah menjadi cemilan favorit semenjak SMA. Apalagi kalau teman-teman yang pada kuliah di luar udah pada pulang ke Baubau, kalau jalan-jalan pasti udah terkait di tempat-tempat kuliner seperti itu. π Utamanya nih teman saya yang namanya Jane. Kalau udah ketemu pentol, tak diampuni… *Becanda, Jane. π
Naaaah, ceritanya nih kan udah kenyang sama cemilan. Udah Β diganjal sama si pentolan, langsung aja kami lanjut ke Metro. Metroooo, we’re coming. Kalau gak salah, tanggal 9 Mei 2012 kemarin Metro ini dibuka. Tempatnya 3 in 1, alias ada Restoran, Tempat Karaoke, dan Tempat Main Bilyard. Terletak di Jalan Betoambari, di belakang Gedung Maedhani. Β Ya, that’s Metro. Kyusuki and Resto, Billiard, dan Rumah Bernyanyi.
FYI, hari itu pertama kalinya kami pergi ke Metro. Dan sedikit malu-maluin. Menurut saya sih. Hahaha… Kamseupay. Nggg, gak juga ding. :p
Jadi ceritanya gini nih, terinspirasi oleh ex.RMB yang sekarang udah jadi salah satu tempat hiburan. Jadi kalau di ex.RMB kan masuk di satu pintu udah ada tujuan, mau makan atau mau nyanyi. Nah, di Metro beda. Pintu masuk mau makan sama nyanyi tuh beda. Bisa ditebak donk, kami masuk pintu yang di restonya. π Syukur ketemu senior saya, dia kerja di sana. Dengan PD, kami masuk di pintu resto, trus pesan room untuk nyanyi, tiba-tiba si senior nih bilang, ‘Oh, kalau mau karaoke di sebelah sana pintunya’. Ngeeeeekkk. -____-“. Akhirnya keluar, dan menuju jalan yang ditunjukkin. Pas besoknya di kampus, si senior nih nyinggung lagi tentang salah masuk tempat. Hahaha. Ya udah saya jelasin kalo kami berempat kemarin kiranya seperti di ex.RMB, ternyata gak.
Berjalan lewat pintu yang udah ditunjukkin, akhirnya tibalah di tempat yang dituju. Kami pesen room yang Standard. Biasalah, kantung mahasiswa. π Per jamnya itu 50rb + PPN 10%. Ruangannya lumayan banyak, interior dan suasananya baru banget dah. Di tempat ini juga, kita bisa pesen makanan. Harganya lumayanlah 10rb ke atas. Patut dicoba kalau yang belum pernah ke sana. Tempat nongkrong baru, bro… π
Mungkin, kemarin itu kami belum beruntung kali ya. Baru beberapa menit aja masuk untuk nyanyi-nyanyi, listriknya mati-nyala-mati-nyala. Dan tahu apa yang terjadi. Managernya bilang kalau listriknya tidak mampu, dan kita disarankan untuk berhenti. Sebagai ganti rugi, kami diGRATISkan dari pembayaran. *Seneng sih iya, soalnya gratis. Tapi belum puas begitu e… Baru berapa menit juga. Hummmmmm… Akhirnya kita move ke ex.RMB. Sama. Pesan satu standard room, kaget waktu tanya berapa per jam sama yang jaga di sana, Rp.80.000 booo…!!! Buju busett, Muahalnyaaaa…
Iya, katanya kalau malam harganya gitu. Kalau siang, harganya bisa di bawah dari 80rb karena pake kartu mahasiswa. Jadi cuco begitu e dengan kita-kita. So, sempat mempertimbangkan juga sih, mau ke tempat-tempat baru atau di ex.RMB saja. Dan kami pilih untuk tetap di situ. FYI, di Baubau udah menjamur tempat-tempat karaoke. Satu per satu udah muncul nih tempat hiburan, tempat makan dsb. Tapi, yang paling saya keselin, woooooooiii, GRAMEDIA GRAMEDIA GRAMEDIA. SAYA BUTUH BUKU… SUMBER BACAAN TERBATAS DI BAUBAU eeeeeee… HMB sayaa eee… Kapankah itu GRAMEDIA bisa ada di Baubau??? Enjel belaeeee… *Ups, sorry, saya keceplosan. Maaf. Terbawa emosi, readers. -_____-“
Kita mesen satu jam aja. Dan nyanyi-nyanyi sepuasnyaaaa. Trus, pulang ke rumah masing-masing. That’s enough. Interesting. Hmmm… Tapi, yang terpenting, ‘ko bisa tertawa Mey. Ko bisa bahagia. Selamat ultah nah, Memeyku…’
Oh iya, bagi yang tertarik untuk mencuba menyanyi di Metro *alaalamalaysia. Tolong dengan saya juga diajak naaaaaaahhhh… Hehehe…
Sekilas foto… π
Friends di depan Metro
...
►
Necessary cookies enable essential site features like secure log-ins and consent preference adjustments. They do not store personal data.
None
►
Functional cookies support features like content sharing on social media, collecting feedback, and enabling third-party tools.
None
►
Analytical cookies track visitor interactions, providing insights on metrics like visitor count, bounce rate, and traffic sources.
None
►
Advertisement cookies deliver personalized ads based on your previous visits and analyze the effectiveness of ad campaigns.
None
►
Unclassified cookies are cookies that we are in the process of classifying, together with the providers of individual cookies.