Posted in Friend, Life, Love

‘Renungan Buat Ibu’ dari Pak Guru

Tepatnya tanggal 26 Agustus 2011 Pak Guru saya, L.M. Syahrir, mentagkan sebuah note on Facebook, judulnya Renungan Buat Ibu. Isinya sangat menyentuh. Ada 9 orang yang me-LIKE note dari pak guru dan empat siswinya mengomentari catatan itu. Semuanya terharu membaca note itu.

Penasaran? Ini dia.

RENUNGAN BUAT IBU

by Lm Syahrir on Friday, August 26, 2011 at 9:22pm

Ibu …. semalam engkau datang padaku… setelah sekian tahun kita tak bertemu….

Ibu … di malam jumat 26 ramadhan engkau datang mengunjungiku… seakan engkau datang menyirami hatiku dengan cahaya-cahaya kasihmu yang sudah cukup lama tidak kurasakan lagi…

Ibu… apakah engkau tahu bahwa anakmu sekarang sedang galau.. sebagaimana dahulu engkau paling tahu keadaan anakmu ini… walau jarak memisahkan kita berdua…

Ibu… masih lekat dalam ingatan ananda… bahwa begitu eratnya hubungan batin yang terjalin di antara kita berdua… lebih dari kakak-kakakku yang lain…. engkau sakit pada saat anakmu di negeri orang sakit…. dan anak tiba-tiba merasa resah dan gelisah… pada saat ibu merasa sedih….

Ibu… adakah makna lain dari kedatanganmu kali ini… selain untuk memuaskan dahaga kasih sayang bagi anakmu setelah sekian waktu engkau meninggalkanku….  apakah ibu merasa tidak nyaman di tempat ibu sekarang berada sehingga ibu ingin agar anak mengirimkan apa-apa yang terbaik bagi ibu….

Ibu … semalam ananda sangat bahagia…. anak dapat menikmati wajah ibu yang bercahaya… anak dapat mengelus kembali rambut ibu yang panjang, lurus dan harum… dan ananda dapat menggendong ibu kembali… sebagaimana dulu sering ananda lakukan….

Ibu… ananda sangat rindu pada mu…. walau akhir-akhir ini aku jarang sekali menyambangimu… tetapi ananda tidak pernah melewatkan kesempatan untuk menoleh pada ibu di saat ananda lewat di kediaman ibu…. seraya melambungkan doa-doa dalam hati… semoga ibu senantiasa mendapatkan kelapangan, penerangan, dan kebahagiaan di kehidupan ibu sekarang….

Ibu… ananda sadar bahwa di saat ibu meninggalkan ananda… masih ada 2 harapan ibu yang belum ananda penuhi…. maafkan ananda ibu… ananda hanyalah manusia yang penuh dengan keterbatasan.. namun demikian.. ananda akan tetap mengusahakan hal tersebut agar dapat terwujud sebagaimana harapan ibu…. walau ibu tidak sempat lagi merasakan dan menikmati hal itu… sebagaimana yang senantiasa berulangkali ibu inginkan pada saat kita masih

bersama-sama….

Ibu … kembali ananda terkenang saat-saat indah sewaktu ananda masih kecil hingga besar…. selama waktu itu… tidak pernah terlewatkan waktu kita berdua… dimana ananda sering meletakkan kepala ananda di pangkuan ibu yang damai… ibu mengelus kepala ananda dengan seganap rasa cinta kasih yang paling tulus dari pada apapun yang pernah anda kecap di dunia ini… dan pada saat itu… mengalirlah cerita-cerita indah dan nasehat serta amanah-amanah… yang hingga sekarang masih ananda ingat dan menjadi patron hidup ananda ibu….

Ibu… ananda menyadari bahwa pada saat ibu pergi… belum banyak yang dapat ananda perbuat pada ibu.. yang dapat membahagiakan ibu… walau ananda tahu bahwa ibu tidak pernah menuntut hal itu….

Masih lekat dalam ingatan ananda… obrolan kita pada saat ananda mengintropeksi diri ananda atas sikap dan perilaku ananda terhadap ibu… yang senantiasa ananda lakukan setiap saat…. “ Ibu… dalam satu bulan terakhir ini… apakah ananda melakukan hal-hal yang membuat ibu tidak berkenan dan menyusahkan hati ibu “….. ibu selalu menjawab dengan penuh kasih : “Anakku… tidak ada satupun dari sikap dan perilaku yang ananda perlihatkan pada ibu yang menyusahkan hati ibumu ini… yang ibu rasakan darimu anakku…. ananda senantiasa membuat ibu senang dan bahagia “

Oh Ibu…. betapa dalam perasaan cintah kasih yang engkau  curahkan pada anakmu ini….

Ibu … tadi pagi aku datang di atas pusara ibu… dan menghaturkan doa-doa terbaik yang bisa dihantarkan oleh seorang anak kepada orang tuanya yang telah tiada… semoga ibu senantiasa mendapatkan kelapangan… penerangan… dan kasih sayang dari Sang Khalik yang sudah menetapkan untuk memanggil ibu kembali keharibaannya….

Oh Ibu… semoga ibu dapat dengan tenang menjalani masa penantian di alam Barzakh… saat ini ananda belum dapat mengikuti ibu… karena saat yang ditetapkan kepada ananda mungkin belum tiba…. tetapi satu yang ananda senantiasa harapkan…. pada saat waktu yang ditentukan pada ananda tiba… dan anandapun dipanggil menghadap kepada Sang Khalik…. ananda berharap dapat bertemu ibu dalam keadaan yang lebih bahagia… dari segala

kebahagiaan yang pernah kita rasakan di dunia ini….

Duhai Ibu… ananda sangat merindukan pertemuan denganmu kembali….

Allahuma… Rabbighfirli waliywaliydayya warhamhuma kamaa rabbayyani saghiroh….

Ibu….

Bagaimana? Apakah Anda tersentuh ketika membaca catatan yang dibuat dengan hati ini?

Dari sinilah awal ketidakbisaan saya dalam menganalisa. *Wuihhh, saya kalah, readers, kalau bicara menganalisa kata-kata itu. -_-” Maaf. Atau saya yang kurang konsen?

Oke. Lanjut.
Catatan ditulis pada tanggal 26 Agustus, tiba-tiba SMS masuk tanggal 28 Agustus. Dari Pak Guru.

Ning… Di catatanku yang terakhir itu ada sst yg aku ingin kalian sring lakukan.. kr2 apa yo..

Karena kebetulan malam itu saya kedatangan tamu alias teman-teman SD, saya meminta izin sama beliau untuk membalasnya setelah mereka pulang.

Esoknya. SMS masuk lagi. Dari Pak Guru. 0.O

Manami jwbnx ditunggu dr td malam

OMG. Saya lupa.  Saya tidak menepati janji karena ketiduran. *Maaf, ya, Pak Guru 🙁

Mulailah saya menjawab dengan jawaban yang tidak begitu baik. -_-”
Sayang, isi SMS untuk pak guru telah terhapus secara otomatis di HP saya. Jadi tidak bisa mempublishnya dalam artikel ini.
*Pak Guruuu, saya  minta maaf. Jawabannya tidak memuaskan…

Jawaban pertama saya. *kalau tidak salah ingat intinya seperti ini:
Kita harus saling menyayangi satu sama lain.”
Balasan SMS dari Pak guru. “Bukan itu.”

Jawaban kedua saya. *kalau tidak salah ingat.
Kita harus mematuhi segala perintah orang tua. Buat mereka bahagia. Selalu mendoakan mereka dengan segala kebaikan-kebaikan.
Balasan SMS dari Pak guru. “Itu sudah keharusan, g usah dibilang.. jd bkn itu jg.

#JEGLEK…
Saya langsung minder… Seperti nggak punya potensi apa-apa di dalam menganalisa catatan itu. Saya yang kurang baca, kurang paham, atau kurang merasakan isi catatan itu? Sampai-sampai semua jawaban yang saya kirimkan ke Pak Guru salah.
*Deehh. Hampir putus asa.

Akhirnya, saya kembali mengirim SMS ke Pak Guru berkat bantuan sahabat saya, Mega.  *Sudah hampir putus asa menemukan jawaban yang tepatnya.

Jawaban ketiga. “Manfaatkan wktu sebaik2x dgn sll berbkti kepada ibu slagi beliau msh shat karena kita tidak akan tahu sampai kapan ibu bersama kita.
Balasan SMS dari Pak Guru. Tidak ada. :'( *Sedddiiihhh… Padahal saya penasaran sekali dengan jawaban yang diinginkan pak guru itu.

Cek per cek, saya membuka Facebook. Ada notifikasi, Pak Guru mengomentari catatan Renungan Buat Ibu. Dan taraaaaa… Pak Guru telah menuliskan jawaban itu. *Mungkin. Perasaan saya kok bilangnya iya.

Membaca komentar dari Pak Guru itu, saya sadar. Telah banyak kesalahan yang saya lakukan kepada kedua orang tua. Saya malah pernah membuat mereka menangis. Utamanya kepada Mama. Iya, karena kelakuan saya. Saya akui itu. Saya masih belum bisa menjadi anak yang baik rupanya. Maafkan saya, Mama.

Setiap yang saya minta, mereka selalu berusaha untuk memenuhi permintaan itu. Tapi, setiap apa yang mereka minta, kadang saya berusaha untuk menolaknya. Malaslah, tidak mau lah, yang jelas tidak mau melakukan apa yang mereka minta. Padahal cuma pekerjaan ringan saja. Saya malah merasa masih kurang baik sebagai anak kepada orang tua dan kakak dari kedua saudara saya.
Oke. Mari kita lanjutkan cerita tentang catatan Pak Guru sebelum saya membahas terlalu jauh curhatan saya. Jangan biarkan saya menangis lagi ketika menulis di paragraf ini. -_-“

Komentar Pak Guru menyadarkan hati kecil saya kalau saya sudah seharusnya begitu. Harus bisa membahagiakan mereka. Seenggaknya berusaha mematuhi perintah mereka. Berbuat apa yang diinginkan mereka hingga mereka bisa tersenyum. Karena saya belum siap kehilangan mereka berdua untuk saat ini. Masih banyak hal yang saya belum lakukan untuk kebahagiaan mereka. Saya masih ingin bersama-sama mereka. Walaupun memang, terkadang apa yang mereka inginkan dari kita tidak selamanya sejalan dengan apa yang kita ingin lakukan. Dan hal inilah yang kadang berat untuk kita lawan. Antara keinginan diri sendiri dan orang tua yang berbeda arah.

Ada satu kata yang bisa meluluhkan hati ini *menurut saya. Kita harus IKHLAS. Iya. Segala yang kita lakukan untuk mereka harus dengan jalan IKHLAS. Iya. Ikhlas karena Allah. Saya juga masih belajar untuk bagaimana bersikap ikhlas melakukan apa yang orang tua inginkan ketika harus berlawanan dengan keinginan saya.

Pak guru, terima kasih untuk catatan dan komentarnya. Maaf, Pak. Saya belum bisa menjawab pertanyaan pak guru itu. Mungkin saya terlalu bodoh untuk menganalisa isi catatan itu atau mungkin saya masih kurang paham akan catatan itu. Pak guru, saya minta maaf dan terima kasih.

*Karena komentar Pak guru di catatan itu, saya akhirnya menanamkan kata-kata beliau di dalam pikiran dan hati dengan baik-baik setiap orang tua saya mulai berinstruksi. *LEBAY…. :p
Ketika saya rasa sanggup melakukan apa yang orang tua inginkan hingga mereka bisa tersenyum, saya akan jalankan. Kalau tidak, mmm… sepertinya saya harus belajar lagi.
Posted in Friend, Life, Love

Allah, Terima Kasih

Allah, saya tidak menyangka jikalau hari ini menjadi hari yang sangat berarti dan bernilai bagi kami semua, khususnya bagi saya sendiri.  Saya bersyukur sekali. Semuanya kembali seperti semula. Telah muncul kembali senyuman dan tawa bahagia itu di antara kami semua setelah beberapa hari yang lalu terjadi sesuatu yang kurang menyenangkan untuk hati saya.

Di sore hari ini kami mendapat begitu banyak pelajaran yang sangat berharga. Nasehat-nasehat dari seorang guru sekaligus orang tua yang kami cintai, P’ Syahrir. Saya bersyukur sekali. Memiliki guru seperti Bapak. Yang masih mencintai anak-anaknya walaupun telah lulus SMA. Iya, karena Bapak tak akan pernah bisa lepas dari kehidupan kami. Kami menyayangi Bapak. Terima kasih untuk segala perhatian dan kasih sayang Pak guru untuk kami ya. 🙂 Saya tidak bisa berkata apa-apa selain menangis karena terbawa suasana. :’) Yang jelas tangisan saya ini adalah tangisan bahagia, terharu, dan bersyukur. Alhamdulillah.

Simpanlah cinta dan kasih sayangku di relung hati kalian yang paling dalam. Dan di saat kalian menemukan kegelapan dan susah menentukan arah, bukalah hati kalian dan temukan aku di sana. Pada saat itu mungkin saya bisa menjadi setitik penerang untuk kalian.

Ya, Allah, saya menangis lagi ketika saya harus mengetik kemudian membaca kata-kata ini lagi. Pak guruuuuuuu… :’) Terima kasih banyak skali lagiiii… I’m speechless… Ketulusan Bapak untuk mencintai kami tak ternilai harganya dibanding apapun. Saat dirimu meneteskan air mata karena melihat kami, biarkanlah diri ini memohon maaf atas kesalahan kami. Kami janji, kami akan berusaha melakukan yang terbaik. Menjaga persahabatan ini sampai kapanpun. Insya Allah.

………………………………………………….

Waktu berbuka puasa pun tiba. Kami yang telah berjanji untuk buka puasa bersama teman-teman SMANSA 09 di Bukit Wantiro akhirnya harus merelakan untuk berbuka di jalan hanya dengan air mineral. Tak apalah. Kami cuma berlima. Kiky, Mega, Nining, WiNNy, dan Lia. Yaa, acara buka puasa bersama di Wantiro ini cukup ramai, seru, dan berkesan. Sudah lama wajah-wajah yang saya kenal dulu kini hadir di depan mata, semenjak lulus SMA. Tidak disangka, kami akhirnya harus seperti ini. Memiliki jalan masing-masing dan suasana bulan Ramadhan inilah yang selalu menjadi momentum pertemuan kami untuk bersama.

Akhir dari hari ini adalah ketika kami, IPSA, mendapatkan makanan gratis dari seorang teman. Hehehe… Trima kasih ya yang sudah ikhlas memberi kami makan. 😀 Kebetulan kami sangat laparrrr… *Hahha… Yang lain, peaceeee…
*Happy Birthday for Mamanya Mega… 🙂 Semoga sukses selalu. Trima kasih, tante. 🙂

Makan bersama anak IPSA. Lagi. Saat-saat yang paling disukai oleh orang seperti saya. *teringat makan bersama waktu makan siang di sekolah, pembagian jatah makanan. 😀
Bagi saya, menikmati kebersamaan bersama kalian adalah salah satu anugerah Allah yang terindah. Tanpa ada perselisihan, tidak ada. Yang ada hanya kasih sayang di antara kamu, saya, dia, dan mereka. Iya, kita. 🙂 Indahnya sebuah persahabatan itu.

Hampir sebagian teman-teman saya berubah, dari fisik ataupun psikologis. *jiaaahhh, bahasamu anak mudaa… Tambah cantik, cakep, tinggi, dewasa. Sementara saya, kalau masalah fisik, jangan ditanya, kayaknya saya semakin kecil. Hehehe… Kecilll, kecilll… Tak apalah. This is me.

Dengan segala canda tawa mereka di hari ini, setidaknya membuat saya sedikit aman, tenang, dan damai. Saya suka kalau kita seperti ini, IPSA. Semua akur. Alhamdulillah. Semoga kita bisa mempertahankan persahabatan ini sampai kapan pun ya. *Syahrini  mode: on. 😀

picture from Google

Hari ini saya mengucapkan kata TERIMA KASIH terlalu banyak. Kepada Pak Syahrir dan sahabat-sahabatku, IPSA *yang ini dalam hati ucapan terima kasihnya. Hehehe. Kalian semua tak bisa digantikan dengan apapun.

Allah, terima kasih… Syukur Alhamdulillah.

Posted in Friend, Life, Love

Untuk Sahabat-Sahabatku Tersayang

sumber: google

Untuk sahabat-sahabatku tersayang. Kali ini adalah kali kedua saya menangis. Kemarin malam saya menangis dan kali ini saya menangis lagi, ketika sebelum saya menulis tulisan ini. Mungkin karena saya orangnya terlalu mengandalkan perasaan hingga akhirnya saya sering suka menangis. Saya terlalu cengeng. Iya. Tapi, tak apalah. Saya sudah seperti ini. Perasaan saya, sifat saya, dan pembawaan saya yang terlalu sensitif terhadap sesuatu yang dirasa terlalu touching dan berujung pada tangisan. *PARAH. >.<

Saya menangis bukan karena saya patah hati sama seseorang, saya menangis bukan karena saya ada masalah dalam keluarga, saya menangis bukan karena itu. Saya menangis karena terlalu peka terhadap keadaan di sekitar saya. Saya tidak perlu mengumbarnya di sini, cukup dibaca saja apa yang saya tulis *bagi yang mau membaca.

Oke. Lepas dari itu. Saya sempat mendapatkan kumpulan kata-kata yang berguna bagi kita semua. Sebetulnya, ini bisa dianggap sebuah pengingat bagi saya agar tetap berada pada norma-norma yang telah ditentukan. Utamanya ketika kita menjalin persahabatan dengan seseorang. Jadi, apa salahnya saya menuliskannya di blog ini, bukan? Ingat ya, saya cuma menshare, tidak bermaksud menggurui karena saya juga masih proses pembelajaran. Teruntuk yang menciptakan kata-kata ini hingga sampai kepada saya, saya ucapkan terima kasih banyak. Setidaknya dengan kata-kata ini bisa membuat perasaan saya lebih tenang dari sebelumnya.

“Salah paham di antara sahabat itu wajar. Mungkin karena ada sesuatu yang membuat salah satu pihak kecewa. Orang bilang pada saat kita memiliki sahabat akrab, kita harus siap karena orang yang berpotensi membuat kita kecewa adalah orang terdekat dengan kita, jadi semua itu harus disikapi secara bijaksana.

Masalah yang muncul itu sebagai tuntutan kedewasaan dari masing-masing pihak. Kalau kita bisa berbesar hati dan jiwa (menerima kelebihan dan kekurangan sahabat kita) dengan masalahnya itu dan beritikad baik untuk menyelesaikannya, justru kita akan lebih dewasa dari sebelumnya dan persahabatan kita akan lebih baik dan berkualitas ke depannya.

Kita bersahabat. Tentunya kita akan semakin akrab, bukan? Namun, semakin erat persahabatan kita dengan seseorang, kita harus menjaga diri, bukan semakin los dalam segala hal. Bisa saja, tapi harus terukur, kita harus tetap memperhatikan batas-batas kewajarannya. Ini salah satu hal yang harus diingat. Mengapa kita tidak seharusnya semakin los dalam segala hal ketika kita sudah bersahabat dengan seseorang? Selama kita menjadi manusia kita harus ingat, dalam sadar ataupun tidak sadar, pasti akan ada khilaf dan seorang sahabat akan lebih cepat kecewa dengan hal itu daripada yang bukan sahabat.

Kata orang pengalaman itu adalah guru terbaik. Semoga bagi kita yang lagi berselisih paham dapat saling menerima kelebihan dan kelemahan yang lain dengan IKHLAS. Itu kata kuncinya. Dengan ikhlas Allah akan memberikan lebih dari apa yang kita harapkan. Walaupun memang, pada mulanya untuk bersikap IKHLAS itu pun sulit untuk dijalankan. Bagaimanapun banyaknya orang akan menasihati kita tentang keikhlasan itu bagaimana dan dampaknya, jikalau kita sendiri masih belum bisa mau membuka hati, tentu saja itu akan terlihat sia-sia.

Saya hanya berharap semoga kita bisa menjadi pribadi-pribadi yang baik dari sebelumnya. Ini hanyalah sebuah proses pendewasaan bagi kita semua untuk menyikapi sebuah masalah dengan pikiran yang lebih matang lagi. Sekarang yang kita butuhkan adalah pemahaman atas kepribadian diri sendiri dan sahabat-sahabat kita.

Yang menuliskan hampir sebagian kata-kata ini sangat berharap banyak dari seorang sahabat, karena hanya karena bersahabat karena Allah, orang akan mendapatkan kebaikan-kebaikan dari sebuah persahabatan. Yang menuliskan ini menyampaikan bahwa persahabatan itu sangat diinginkan dalam Islam. Salah satu golongan yang akan mendapatkan naungan di hari Mahsyar, di hari yang tidak ada naungan sama sekali kecuali 7 golongan, adalah orang-orang yang bersahabat karena iman kepada Allah.”

Lewat tulisan ini, saya hanya ingin menumpahkan apa yang saya rasakan saat ini. Saya juga memohon maaf atas segala kesalahan saya terhadap kalian (sahabat), yang pernah saya lakukan dengan sengaja ataupun tidak sengaja. Saya memang tidak terlihat sempurna karena saya juga pernah melakukan kesalahan, sampai detik ini pun saya sengaja atau tidak sengaja melakukan kesalahan itu. Bagi yang pernah menjadi korban kesalahan saya, saya mohon maaf amat sangat.

Mungkin kata MAAF tidak cukup, tapi seenggaknya saya sudah berani jujur atas kesalahan yang saya lakukan, utamanya yang tadi malam menelpon saya. Minta maaf karena saya belum bisa menempatkan posisi yang baik dalam keadaan seperti ini. Terkadang kita harus berbelok arah dari yang telah ditentukan demi kebaikan kita bersama dan saya tidak berpikir ke arah itu akibatnya mungkin akan membuat keadaan menjadi tambah runyam. Mianhae…  Saya minta maaf atas kecerobohan saya.

Posted in Friend, Life, Love, Place, SMAN 1 Baubau

Bakti Sosial Ramadhan 2011 oleh Alumni 2009 SMAN 1 Baubau

Alhamdulillah… Bakti Sosial Ramadhan tahun ini, yang diadakan oleh Alumni SMAN 1 Baubau Tahun 2009, berhasil direalisasikan. Senangnyaaaa…
*Walaupun saya kurang turun tangan dalam hal kepanitiaan karena saya tidak sedang berada di Baubau pada saat diadakan rapat dan pengumpulan sumbangan dari teman-teman alumni semua. -_-” Maafkan ya… 🙂

Okay… Sehari sebelum hari H dimulai. Teman-teman panitia telah mengirimkan SMS dan postingan di wall Facebook baik di akun teman-teman alumni maupun di grup SMANSA 09. *Subhanallah…

Dan hari Kamis, kita udah pada ngumpul di Lapangan Lembah Hijau. Sayang, kita pada lelet. -_-” Tapi ada sebagian yang ON TIME lho. Saking keselnya, mereka yang on time itu ngirim postingan di wall SMANSA 09. Wajar sih sebenarnya.

Mmm… Baru start nanti sekitaran jam setengah 11-an. Alhamdulillah tiba dengan selamat di tempat tujuan. Ya, di Pondok Pesantren Al-Marhamah.

Perlu diketahui, ini adalah kegiatan Baksos yang kedua, yang diadakan oleh alumni SMANSA 09 Baubau. Seperti juga tahun lalu. Bisa dicek di sini. Alhamdulillah. Semua berjalan dengan baik.

Di dalam kegiatan baksos tahun ini berbeda dengan tahun lalu. Di sini kita mengadakan beberapa kegiatan. Yaitu sosialisasi obat herbal, lomba berpidato bahasa Indonesia, lomba menghafal juz, dan lomba membaca hadis bagi para santri. Dan kegiatan itu diadakan setelah shalat Dzuhur.

Yang jadi MC dalam kegiatan ini, adalah Wd. Indah Febriana a.k.a Iin. Dilanjutkan dengan kata sambutan dari Ketua Panitia, Tasrif. Setelahnya, kata sambutan oleh Bapak Pimpinan Ponpes Al-Marhamah, Pak Syamsi bin La Onda.

Setelah kata-kata sambutan, kita lanjut ke acara berikutnya. Yup. Sosialisasi obat herbal oleh Adi, Amry, dan Munawar G.

Sempat ada tanya jawab juga antara pemateri dan audience (alumni smansa 09: red).

Rencananya lomba-lomba itu akan diadakan setelah shalat Ashar. Tapi, berhubung waktunya masih ada, pihak panitia pun melanjutkan acara berikutnya. Yaitu, lomba pidato bahasa Indonesia. Lomba ini diikuti oleh 12 orang santri *kalau gak salah hitung.

Seru juga lombanya. Hehe… Santri-santrinya lucu. Hebat-hebat lho. Mereka membawakan pidato, antara lain topiknya tentang Hukum Makan dan Minum Berdiri. Trus apalagi ya? Hehhe… Lupa.

Selanjutnya, setelah shalat Ashar, dilanjutin lagi dengan lomba menghafal juz dan hadis.
Hebatnyooooo… Masih umur remaja udah bisa seperti itu. *prok.prok.

Saya paling tertarik sama yang namanya Faturrahman (7 tahun). Gayanya lucu. Membuat kami pangling. Hehehe… Ini ada videonya waktu lagi berpidato dan main silat. Katanya, nih anak jago main silat juga. *Wow… Amazing…!!!

[youtube=http://www.youtube.com/watch?v=dzBtF4hg1Jk]

[youtube=http://www.youtube.com/watch?v=fE7tShtnMkg]

Foto duluuuu…

Tidak terasa, rupanya waktu untuk berbuka udah tiba. Kita pun langsung back to mesjid. Iya. Selesai lomba, kita sempat ke luar soalnya mau liat penampilan Alun untuk berpencak silat ria. Haik. Haik. Haik.

Iin lagi sibuk membagi makanan bagi para santri. ^^

Setelah berbuka, kita masuk ke acara inti. Yaitu penyerahan bantuan dari Alumni SMANSA 09 kepada pihak Pondok Pesantren Al-Marhamah. Oh, iya. Ternyata, pihak Ponpes memberikan cenderamata juga buat kami. Yup. Sebuah Al-Qur’an. Yipppyyyy…!!! Subhanallah…

Penyerahan sumbangan

Penyerahan sumbangan bukan menjadi acara terakhir kami. Sesudah itu ada sesi foto bersama. Sayang, saya tak memiliki fotonya jadi tidak bisa dipublish. Saya mengira setelah sesi foto bersama, kami akan selesai dan pulang. Ternyata kita shalat Maghrib berjamaah dulu dan pihak panitia masih menyediakan hadiah buat para santri di ponpes tersebut. Wah. Wah. Great!!! 🙂 hadiahnya berupa buku dan alat tulis. 🙂

Ohohoho…
Pembagian hadiah rupanya menjadi agenda terakhir dalam kegiatan baksos kali ini. Dan karena hari sudah gelap sangat. Kami pun pamit pulang dan berharap semoga tahun depan kami bisa mengadakan baksos ini lagi di tempat yang sama.

SEMANGAT!!!

Sempat mendengar ucapan dari seorang teman saya, tapi tidak tahu siapa namanya. Katanya, acara yang tujuannya untuk kebaikan, Insya Allah, akan berjalan dengan baik. *Subhanallah. Ini semua tak lepas dari ridho Allah kepada kita semua.
Tak lepas dari solidaritas teman-teman alumni sekalian.
Sukses selalu buat kita semua…
Semoga tahun depan kita bisa melaksanakan kegiatan Bakti Sosial lagi ya…

🙂

Salam…

Posted in Friend, Place

Berbuka di Food Court

Orang-orang mulai berdatangan di food court menjelang waktu berbuka puasa. Kursi-kursi pun perlahan-lahan ditempati hingga hampir memenuhi seluruh persediaan kursi di sini.

Ada yang sibuk memilih-milih makanan, dari tempat yang satu ke tempat yang lain. Mencari jenis makanan yang cocok untuk dimakan nanti. Sendiri, berdua, bertiga, ataupun berempat. Atau bisa saja serombongan. 😀
Selain itu, ada juga yang lagi mengantri rupanya. Iya. Di bagian kasir banyak orang mengantri untuk membayar makanan yang mereka pesan. Syukurnya kita berdua sudah memesan makanan terlebih dahulu sebelum banyak orang yang datang. Dan lebih bersyukurnya lagi, makanannya udah ada di depan mata. Ayam penyet paket berdua menggugah selera. Sayang, belum bisa dimakan. Sahabatku, Kiky, masih pergi shalat. Yaaa, saya ditinggal sendiri. Terpaksa pacaran berdua sama handphone. Dan seperti biasa. Membuat note baru dan mengetik ria lalu mempublishnya di blog.

Es krimnya juga sudah datang euy. Wow… Lezatnyaaa… Sebetulnya biar saya duluan melahapnya tidak apa-apa karena saya kan tak puasa. Biasa, tamu bulanan. Tapinyaaa, sebagai sahabat yang baik, saya wajib menunggunya.

Mmmm… Kiky. Cepat datang. Saya sendiri… 🙁

MTC. 15082011

Posted in Friend, Love, SMAN 1 Baubau

Guru Tercinta Kami

Ning, P’Syahrir, dan Kiky

Bila bercerita tentang guru, maka akan banyak tipe guru versi anak didik. Ada tipe guru baik hati, guru killer, guru paling rajin, guru paling malas, guru cakep, guru cantik, dan lain-lain. Ya, semua itu adalah warna-warni dunia pendidikan, utamanya dalam dunia belajar, pembelajaran, dan pengajaran, khususnya di sekolahan. Antara pendidik dan peserta didik. 🙂

Menjadi seorang guru bukanlah pekerjaan mudah. Menurut saya, menjadi seorang guru harus bisa memiliki kesabaran yang ekstra menghadapi anak didiknya. Entah karena sikapnya ataupun tingkat pemahamannya dalam menerima pelajaran yang kita berikan. Seorang guru harus mampu mendidik anak didiknya menjadi pribadi yang baik. Harus ada perubahan ke arah yang lebih baik. Kira-kira demikian. *Kalau Nining PPL nanti kira-kira bisa kah? **SEMANGAT!!! Insya Allah bisa… 🙂

Dan karena ini bercerita tentang guru, maka Nining akan bercerita tentang guru tercinta Nining dan kawan-kawan semasa SMA di SMAN 1 Baubau. Seorang guru yang sangat dicintai para anak didiknya. Beliau adalah guru Kimia kami, L.M. Syahrir, S.Pd.
Beliau bukan hanya seorang guru bagi kami, akan tetapi seorang bapak yang senantiasa memberikan kasih sayang buat anak-anaknya. 🙂

Begitu besar perhatian yang beliau berikan kepada kami. Dengan segala kemampuan yang ada, beliau berusaha melakukan yang terbaik buat kami. 🙂
Ingin sekali menjadi guru seperti Pak Syahrir jika nantinya Nining akan menjadi guru. Kalau. Jika. Seandainya.

Dicintai oleh anak didik dengan sejuta kebahagiaan, ada perasaan senang tersendiri tentunya.

“Ketika kita menjadi seorang guru, sebaiknya didik dan ajarkanlah kepada anak didik dengan hati yang ikhlas dan penuh cinta. “ Mungkin ini yang Pak Guru lakukan. Mmm… Tentu saja. Iya kan, Pak?

Terima kasih ya, Pak. 🙂

Tak heran jika anak-anak TOS (Twelve One Sains), angkatan 2011 SMANSA, dan Nining, angkatan 2009 SMANSA,  juga beberapa hari yang lalu datang berkunjung ke rumah Pak Syahrir. Huaaa… Senangnyaaaa… >.<

bersama Pak Syahrir tercinta >.<

Semoga silaturahmi ini akan terjalin selamanya… 🙂

Posted in Life

Have Nothing Special *for me

Tadi ngumpul lagi sama anak-anak IPSA SMANSA ’09. Ngabuburit bareng di Pantai Kamali. *tempat andalan untuk nongkrong yang ada di pusat kota. Hehehe. Maklum. Belum banyak cafe di sini. 😛

Next. Tadi, udah foto bareng as well as Meet n Greet gitu karena ada teman2 belum ketemu satu sama lain. *ceile. Habis ituuuu, kita cari makan untuk buka puasa. Deh. Sekampung. Hahaha. 😀 Seru siyh seru. Tapi, hati gw yg gak seru. Nda tau kenapa. *cuma orang2 tertentu aja yang tau. Hehehe. Yang tau, diam aja yah. 🙂 Pengen rasanya pulang ke rummmmahh tercinntahh > masuk kammarr >> menulis…

Suasananya tadi tuh ‘beda’. Kaku. Gak ada yang kayak dulu. Aneh. Aarrgghh… bikin BT. Gak semangat. Hmmm… Dan Ning, Ning selalu terpaku sama situasi yang gak enak. Dibiarkan aja tuh mengalir. Sampai2 dibawa ke pikiran dan akhirnya… Toeng2… tears hampir keluar. *waaahhh cengeng… Lagi lagi, dan lagi… Astaghfirullah. Segitunya Ning. Biasa ajah.

Untuk menenangkan pikiran. Selesai dari kumpul2 ma teman2, lanjut beli pentol ikan *pesanan adik. Lanjut, temani WiNNy beli mie goreng > let’s go Winny’s house *kebiasaan. Hehehe. Terus, temani Lily (sepupu) untk ngambil kiriman nenek di tante yang baru datang dari Makassar. Next, ke rumah Fitri di Loji. Kebetulan jaraknya gak jauh. Datang silaturahmi aja gitu. Cuman berapa menit doank. Kirain mau ke mana lagi, ternyata kita ke rumah pacarna’ Lily di Wajo. *apel lagiii… anak muda ini dankz… Gak lama kok, trus go to Kamali Beach. Lagiiii *buat gw. Hehehe… Trus, pulang deh ke rumah. Sampai di rumah… istirahat *hahahay…

Intinya, ini hari  Have Nothing Special For Me. Semua nonsense. *jgn marah yah kawan2. Ini bukan apa2. ^.^

Sorry, tulisan gw kacau. Coz otak lagi blank dipaksain menulis. Hehehe…

Peace…!!!

Posted in Education, Life, Place, SMAN 1 Baubau, Words

BAKTI SOSIAL RAMADHAN SMANSA ’09

BAKTI SOSIAL RAMADHAN 1431 H/2010 M

ALUMNI 2009 SMA NEGERI 1 BAU-BAU

 

Assalamu ‘alaikum wr.wb.

Dengan Nama Allah Yang Maha Pengasih Lagi Maha Penyayang. Segala Puji hanya bagi Allah, Tuhan seluruh alam. Sholawat dan salam semoga senantiasa dilimpahkan kepada Rasul junjungan, Muhammad Saw, juga kepada para sahabat, keluarga dan pengikutnya sampai hari kiamat.

Dalam rangka mengisi bulan Suci Ramadhan 1431 H/2010 M, kami selaku alumni SMAN 1 Bau-Bau tahun 2009 akan menyelenggarakan Bakti Sosial yang Insya Allah bertempat di Pondok Pesantren Al Marhamah. Kegiatan ini bertujuan untuk mempererat tali silaturahim antar sesama alumni dan terlebih lagi sebagai ladang untuk memperoleh amalan yang sebanyak-sebanyaknya di dalam bulan Suci Ramadhan.

Adapun kegiatan ini Insya Allah akan diselenggarakan pada:

Waktu           : Minggu, 15 Agustus 2010

Pukul             :  09.00 Wita – selesai

Tempat         : Pondok Pesantren Al Marhamah.

Jalan Pahlawan, Kota Bau-Bau.

Demi terwujudnya kegiatan ini, kami mengharapkan keikhlasan dari saudara(i) sekalian untuk menyisihkan sebagian rezekinya dalam bentuk sembako, pakaian layak pakai dan uang.

Demikianlah penyampaian ini dibuat untuk dilaksanakan dengan penuh rasa tanggung jawab. Semoga Allah senantiasa meridhoi setiap langkah kita. Amin.

Atas kerjasama dan perhatiannya, diucapkan terima kasih.

Wabillahi taufik wal hidayah,

Wassalamu ‘alaikum wr.wb.

Bau-Bau, 5 Juli 2010Ketua Panitia

M U N A W A R   G

Posted in Life, Love, SMAN 1 Baubau

IPSA is The Precious Thing in Our Life

IPSA POWER ’09 ^^

Walaupun kita semua udah bukan anak SMA lagi, bukan berarti tali persaudaraan kita putus di tengah jalan. Yah, walaupun udah pada jauh-jauh semua, bukan berarti kita itu pisah donk. Iya kan??? Tiap ada liburan kalian sempatin untuk pulang ke Bau-Bau. Hmm… Senang juga bisa kumpul sama-sama lagi. Walaupun kita gak berseragam SMA lagi. The power of putih abu-abu dah lewat. Tapi, tetap donk tali persaudaraannya IPSA masih tetap terjalin. Hohoho…

Acara Perpisahan ’08

Senang sekali rasanya bisa kembali ngumpul sama kalian. Kangen sekali masa SMA. Ngumpul di kelas, buat konser di kelas, makan naning di kantin, kerja tugas sama-sama, terlambat pengayaan sama-sama. Hahaha. Masa SMA yang menarik.

Kangen kegiatan OSIS, kangen sama guru-guru. Semuanyaaa….

Nda banyak yang ditulis di dalam blog ini. Sulit untuk menceritakan pengalaman kita yang begitu menyenangkan karena kalian itu terlalu berharga buat diri saya pribadi. ^^ Kangen IPSA… :’( Mau kumpul semua. LENGKAP. TANPA KURANG SEORANGPUN. Tapi, kapan???

KOnserrrr + GifO
Posted in Life, Love, Place, SMAN 1 Baubau

ANAK IPSA ’09 LIBURAN

Hari libur merupakan hari yang sangat ditunggu-tunggu oleh banyak orang. Dengan liburan, kita dapat melepaskan sejenak aktivitas yang sebagian besar menyita tenaga kita baik pikiran ataupun energi. Liburan sebuah kata yang paling menyenangkan untuk didengar dan dinikmati. Dapat menghabiskan waktu bersama orang-orang yang kita cintai yang ada di sekitar kita. Pokoknya, liburan merupakan hal yang sangat menarik untuk dijalankan. Hehehehe…

My Best Moment

Berhubungan dengan kata “LIBURAN”, anak IPSA ’09 sangat menyukai hal ini. Hohoho. Bagaimana tidak, setiap liburan selalu saja ada rencana untuk direalisasikan keberadaannya. Kalau liburan, anak IPSA ’09 ngumpul bareng di rumah yang bisa dijadikan open house, biasanya siyh rumah Mega atau ToMMy, ataupun bisa jadi rumah Kiky. Hehehe…

Sebelum liburan, biasanya udah ada jadwal rencana untuk datang ke tempat-tempat apa saja yang perlu dikunjungi. Di Bau-Bau siyh pastinya tujuan utama itu sekolah (SMANSA), rumah guru-guru, Pantai Kamali, Pantai Nirwana, Palagimata, Benteng Keraton, ataupun Puncak / Bukit Kolese di Lowu-Lowu, Bukit Wantiro dan tempat-tempat menarik lainnya. Banyak rencana yang mau diwujudkan. Dan Alhamdulillah, rencana itu biasanya berjalan sesuai dengan rencana.

KORLAPnya IPSA niyh. Hahaha…

Untuk yang menjadi KORLAP alias Koordinator Lapangan, yah siapa lagi kalau bukan Resky Astarini alias Kiky yang ngebet banget

Nirwana.nirwana

buat rencana. Sampai-sampai di FB, di grup IPSA ’09 udah diproklamirkan. Ckckck…

Heboh juga siyh, tapi menyenangkan. Mereka antusias sekali. Gimana nggak, tempat kuliahnya bukan di Bau-Bau. Jadinya, mereka kangen “jalan” kalau pulang ke Bau-Bau. Dan respon mereka tentang liburan yah, Cepat sekaliiii… Hehehe…

Mmmm… Enaknyaaaa

Yah, sebagai anak IPSA angkatan ’09 hanya bisa berharap semoga kebersamaan dan kekompakkan kita tidak akan pernah putus untuk selama-selamanya. Tetap bersatu dalam naungan Alumni SMANSA Bau-Bau yang memiliki tekad kuat untuk menjadi manusia actual yang berkompeten sehingga dapat diandalkan di kemudian hari. Anak IPSA ’09, keep fighting for our future…!!! We are together, together is better. Hehehe…