Posted in Blog, Friend, Life, Love

I’m Not A Loser.nya Mbak Fanny Fredlina

Assalamu’alaikum, readers… Apa khabarnya??? Alhamdulillah kalau baik-baik. Hehehe… 🙂
Senyum dulu eee…

::I’m Not A Loser with the Writer::

Ok. Kali ini saya akan bercerita alias menulis tentang apa yang saya dapatkan setelah memenangkan GiveAway dari Mbak Fanny Fredlina beberapa minggu lalu (25 Juli 2012). And you know what I got? Yup. Kumcernya Mbak Fannyyyyyyy, I’M NOT A LOSER… Ye ye ye… Tapi sayang, saya terlambat ngasih tahunya, kalau bisa Mbak Fanny disertai tanda tangannya. Eh, jadinya tanggal 4 Agustus 2012 kemarin paketnya tiba di rumah, NO SIGNATURE. Hemmm… I’m Late. Kata Mbak Fanny kalau main ke Jakarta, bawa bukunya trus nanti ditandatangani deh. Aamiin. Aamiin… 🙂

Source picturenya dari sini

  • Ukuran: 13 x 19 cm
  • Tebal: viii + 170 halaman
  • Terbit: Juni 2012 (Cetakan Pertama)
  • ISBN: 978-602-225-437-9

Kalau ngebaca nih kumcer ingat masa SMA dulu euy. Paling hobi ngebaca teenlit. Tidak heran kalau udah ada teman yang bawa teenlit baru di sekolah, udah pada rebutan ngantri tuk baca tuh teenlit. Hahaha. Lucu skali kalau kembali mengingat masa-masa SMA kemarin.

Well, seperti yang udah diceritain sama Mbak Fanny sebelumnya, buku ini terdiri dari 15 cerpen. Memang pada dasarnya kumcer teenlit, yaa ceritanya tentang remaja dan percintaan. Mbak Fanny memang udah jadi cerpenis yang handal deh. Master of Short Story. Setiap cerita yang disajikan begitu padat, kata-katanya pun mudah dicerna. Ngalir begitu saja. Inspirasinya OKE banget deh. Hehehe. *Bukan asal ngomong lho, Mbak. Saya beneran serius. Ngebacanya tidak butuh waktu berhari-hari. Bisa sehari. Cuma butuh beberapa jam aja udah bisa.

Didominasi tentang cerita cinta. Tapi, cerita cintanya ini bukan sama kekasih saja, Mbak Fanny menyeimbangkannya dengan cerita cinta with family and friends. Dan setiap cerita pasti terselip pelajaran dari cerita tersebut. Kalau menurut saya. Nda tahu ya kalau yang lain.

Yang paling saya ingat di cerpen TEORI CINTA MAMA. *Saya kalau masalah cinta-cinta seperti ini nomor satu deh. Hahaha… 😀 Mbak Fanny, saya kutip ya sedikit kata-katanya. 🙂 Boleh?
“Sebesar apa pun cintamu pada seorang pria, jangan pernah mengejarnya. Apalagi nekat menyatakan cinta lebih dulu. Sebab, pria diciptakan bukan untuk dikejar (oleh wanita yang mencintainya) melainkan untuk mengejar wanita yang dicintainya. Sudah menjadi sifat dasar pria untuk menaklukkan hati wanita yang dicintainya. Maka, berbahagialah wanita yang dicintai lebih dulu. Dia akan disirami hujan cinta yang sangat deras oleh sang kekasih. Sebaliknya, apabila wanita menyatakan cinta lebih dulu, belum tentu cinta sang pria – yang akhirnya membalas cintanya – akan langgeng. Bisa saja dia hanya pura-pura mencintai wanita itu. Dalam kamus pria memang tidak ada istilah belajar mencintai. Pria adalah makhluk yang jatuh cinta. Bukan belajar untuk mencintai. Sedangkan wanita, bisa belajar mencintai. (Hal. 75-76; I’m Not A Loser; Fanny Fredlina)

Hmmm. Cinta. Tiada henti dan bosannya untuk diceritakan. Sesuatu yang indah tapi complicated.

Yup. Buku mungil ini bisa jadi salah satu bahan bacaan menarik untuk dibaca. 🙂
Bacaannya tidak terlalu berat, cocok untuk anak muda seperti kita. *Apa? Kita??? Ingat umur, Ning. 😀
So, silahkan hunting buku ini di toko-toko buku. Tapi sayang, hingga hari ini, di Kota Baubau belum ada GRAMEDIA. Huuuu, kesalnyaaaaa… Mau cari bahan referensi kuliah kok susah yaaaaaa di sini (red: Baubau). Coba donk, yang baca nih postingan yang punya kerjaan yang ada hubungannya dengan buku atau personil dari GRAMEDIA sendiri deh, coba ke Baubau donk… Toko buku sih ada, tapi gak selengkap di GRAMEDIA dan sejenisnya. Huhuhu… T.T

Posted in Blog, Friend, Life, Love

I’m Not A Loser.nya Mbak Fanny Fredlina

Assalamu’alaikum, readers… Apa khabarnya??? Alhamdulillah kalau baik-baik. Hehehe… 🙂
Senyum dulu eee…

::I’m Not A Loser with the Writer::

Ok. Kali ini saya akan bercerita alias menulis tentang apa yang saya dapatkan setelah memenangkan GiveAway dari Mbak Fanny Fredlina beberapa minggu lalu (25 Juli 2012). And you know what I got? Yup. Kumcernya Mbak Fannyyyyyyy, I’M NOT A LOSER… Ye ye ye… Tapi sayang, saya terlambat ngasih tahunya, kalau bisa Mbak Fanny disertai tanda tangannya. Eh, jadinya tanggal 4 Agustus 2012 kemarin paketnya tiba di rumah, NO SIGNATURE. Hemmm… I’m Late. Kata Mbak Fanny kalau main ke Jakarta, bawa bukunya trus nanti ditandatangani deh. Aamiin. Aamiin… 🙂

Source picturenya dari sini

  • Ukuran: 13 x 19 cm
  • Tebal: viii + 170 halaman
  • Terbit: Juni 2012 (Cetakan Pertama)
  • ISBN: 978-602-225-437-9

Kalau ngebaca nih kumcer ingat masa SMA dulu euy. Paling hobi ngebaca teenlit. Tidak heran kalau udah ada teman yang bawa teenlit baru di sekolah, udah pada rebutan ngantri tuk baca tuh teenlit. Hahaha. Lucu skali kalau kembali mengingat masa-masa SMA kemarin.

Well, seperti yang udah diceritain sama Mbak Fanny sebelumnya, buku ini terdiri dari 15 cerpen. Memang pada dasarnya kumcer teenlit, yaa ceritanya tentang remaja dan percintaan. Mbak Fanny memang udah jadi cerpenis yang handal deh. Master of Short Story. Setiap cerita yang disajikan begitu padat, kata-katanya pun mudah dicerna. Ngalir begitu saja. Inspirasinya OKE banget deh. Hehehe. *Bukan asal ngomong lho, Mbak. Saya beneran serius. Ngebacanya tidak butuh waktu berhari-hari. Bisa sehari. Cuma butuh beberapa jam aja udah bisa.

Didominasi tentang cerita cinta. Tapi, cerita cintanya ini bukan sama kekasih saja, Mbak Fanny menyeimbangkannya dengan cerita cinta with family and friends. Dan setiap cerita pasti terselip pelajaran dari cerita tersebut. Kalau menurut saya. Nda tahu ya kalau yang lain.

Yang paling saya ingat di cerpen TEORI CINTA MAMA. *Saya kalau masalah cinta-cinta seperti ini nomor satu deh. Hahaha… 😀 Mbak Fanny, saya kutip ya sedikit kata-katanya. 🙂 Boleh?
“Sebesar apa pun cintamu pada seorang pria, jangan pernah mengejarnya. Apalagi nekat menyatakan cinta lebih dulu. Sebab, pria diciptakan bukan untuk dikejar (oleh wanita yang mencintainya) melainkan untuk mengejar wanita yang dicintainya. Sudah menjadi sifat dasar pria untuk menaklukkan hati wanita yang dicintainya. Maka, berbahagialah wanita yang dicintai lebih dulu. Dia akan disirami hujan cinta yang sangat deras oleh sang kekasih. Sebaliknya, apabila wanita menyatakan cinta lebih dulu, belum tentu cinta sang pria – yang akhirnya membalas cintanya – akan langgeng. Bisa saja dia hanya pura-pura mencintai wanita itu. Dalam kamus pria memang tidak ada istilah belajar mencintai. Pria adalah makhluk yang jatuh cinta. Bukan belajar untuk mencintai. Sedangkan wanita, bisa belajar mencintai. (Hal. 75-76; I’m Not A Loser; Fanny Fredlina)

Hmmm. Cinta. Tiada henti dan bosannya untuk diceritakan. Sesuatu yang indah tapi complicated.

Yup. Buku mungil ini bisa jadi salah satu bahan bacaan menarik untuk dibaca. 🙂
Bacaannya tidak terlalu berat, cocok untuk anak muda seperti kita. *Apa? Kita??? Ingat umur, Ning. 😀
So, silahkan hunting buku ini di toko-toko buku. Tapi sayang, hingga hari ini, di Kota Baubau belum ada GRAMEDIA. Huuuu, kesalnyaaaaa… Mau cari bahan referensi kuliah kok susah yaaaaaa di sini (red: Baubau). Coba donk, yang baca nih postingan yang punya kerjaan yang ada hubungannya dengan buku atau personil dari GRAMEDIA sendiri deh, coba ke Baubau donk… Toko buku sih ada, tapi gak selengkap di GRAMEDIA dan sejenisnya. Huhuhu… T.T

Posted in Life, Love

My Lovely Grandpa

Dan ternyata tulisan terakhir tadi malam, Imajinasi vs. Realita, nyambung dengan kejadian hari ini. Tanggal 2 Agustus 2012. Yah, Kakek saya udah ninggalin saya dan keluarga Maghrib tadi. Akibat kecelakaan, jatuh dari motor. Kakekku sayang, baik-baik di sana ya. Pasti udah ketemu sama nenek di atas.

Imajinasi vs. Realita. Imajinasi yang tercipta saat saya wisuda nanti, akan ada Kakek yang mendampingi. Dan rupanya. The fact, it WILL NOT HAPPEN. COz He’s gone. :'(

Kakek yang selalu beliin saya susu di warung kalau pulang dari kampus. Kakek yang slalu memberikan saya uang ojek kalau mau pulang, kakek yang selalu ngasih angpau pada saat lebaran. Dan ketika saya lulus ujian. Ketika saya ke Makassar, Kendari, Kakek tak pernah alpa ngasih uang jajan ke saya. Dan sekarang. DONE. Gak akan ada lagi sosok besar tinggi yang selalu menyambut senyum saya ketika singgah di rumah kakek dari pulang kampus. Saya yang tak akan pernah bisa lagi bilang, “Kakek, susu dank!“, dan mendengar jawaban beliau, “Iya, ambil saja.

Jujur, saya merasa sangat kehilangan beliau. Gak ada malu-malunya saya nulis postingan ini di tengah-tengah keluarga saya lagi berkumpul. Saya gak tahu malu. Biar saja, yang penting postingan ini akan hadir malam ini juga. Karena kalau bukan sekarang, mungkin akan tersendat lagi.

Maghrib, 2 Agustus 2012, You have gone for leaving me, leaving us. My lovely grandpa. Kakekku sayang, kalau saya wisuda nanti, kakek tidak ada ya? Hmmm… Gpp, yang penting nanti Kakek bisa liat saya nanti. 🙂

I Love You, Kakek.

Rini and Kakek… 🙂
Posted in Life

Imajinasi vs. Realita

Ketika imajinasi harus bertentangan dengan dunia realita. Haruskah melawan?

Memang benar, benar sekali, dan sangat benar. Sudah sering terngiang di telinga kita kalau Manusia itu hanya bisa berencana dan Tuhan yang menentukan semua. Segala alur kehidupan kita akan di bawah kendaliNya. Dan kita, just a human. Mau berbuat apa sih kita kalau Tuhan sudah menunjukkan jalanNya? “Ini loh jalanmu!”. Yang pada dasarnya, itu bukanlah imajinasi yang terbentuk dalam benak kita. Bukan sebuah perencanaan yang udah mentok kita susun dan simpan baik-baik yang pada akhirnya gak bisa diubrak-abrik sama siapa saja. Alhasil, ternyata Tuhan mengubah semuanya. Mau ngelawan? Gak kan. Sekuat apa sih tenaga kita untuk mengubah takdir?

Yaaa, satu-satunya jalan sih, MENGHADAPI dan MENGIKHLASKAN segalanya yang telah terjadi dan akan terjadi pada diri kita sendiri. Mau lari? Sampai di mana kita berlari kalau pada akhirnya kita akan berhenti berlari. Dunia ini tak berujung, reader. Satu hal, kita harus YAKIN akan HAL YANG LEBIH BAIK ESOK HARI.

Jadi ingat nasehat dari dosen saya, SEMUA BUTUH PERENCANAAN. Trus saya balik tanya, “Kalau seumpama tidak sesuai perencanaan. Bagaimana tuh, Pak?”. Beliau menjawab, “Ya, dioptimalkan.” Wuiiih, yang pada intinya (kalau menurut saya), memang kehidupan ini banyak lika-likunya. Butuh pengorbanan mati-matian untuk tetap bertahan. Untuk tetap survive. Kemana pun kita melangkah, selalu akan ada Tuhan yang melihat kita. Setiap tindak dan tutur kata kita. Semuanya tak akan pernah lepas dari pengawasanNya. Dan sebagai umatNya, takdir kita sudah jelas berada di tanganNya. Walaupun memang, kita sudah memiliki perencanaan. Perencanaan yang benar-benar matang sekalipun. Dan ketika Tuhan berkehendak lain di luar rencana, kita harus segera mengoptimalkan apa yang telah digariskanNya, agar kita bisa menjadi orang yang sukses walau tak sesuai rencana sebelumnya. Karena Tuhan akan selalu memberikan yang terbaik buat umatNya yang selalu mengingatNya. Karena Tuhan menyayangi kita.

Allah, terima kasih untuk segala rahmat yang Engkau berikan kepada kami.

Posted in Life, Love, Words

Sepanjat Doa UntukMu

Hidup itu tidak ditahu akhirnya. Seseorang yang tadinya di atas bisa saja turun ke bawah dan sebaliknya. Hidup ini harus disyukuri. Allah telah menciptakan kehidupan yang sangat sangat indah untuk umatNya, tapi masih saja ada yang mendustakanNya. Kenapa?

Saya juga sebagai umatNya tidak  akan menyangkal kalau saya juga pernah dan masih  mendustakanNya, saya jahat sama Allah. Tidak pernah sempurna menjalankan apa yang diperintahkanNya. Betapa berdosanya saya. Saya sudah mencoba untuk melakukan yang terbaik untuk Allah, tapi masih saja belum sempurna. Setan masih mencoba-coba menguasai hati dan perasaan saya untuk tidak menyayangiNya. Mungkin, keimanan saya kepadaNya masih tipis. Belum menjadi umatNya yang baik, yang taat, dan segalanya yang baik-baik.

Ramadhan kali ini terasa berbeda. Ada sesuatu yang mengganjal di dalam perasaan, hati dan pikiran saya. Entah apa sesuatu itu. Yang terpenting bukan Syahrini.

Allah, tulisanku ini mungkin hanyalah sampah seperti kebanyakan orang-orang yang mendustakanMu
Aku tahu sangat tidaklah pantas untuk sekarang berharap yang baik-baik kepadaMu
Karena sekarang Engkau telah melihatku
Betapa jahatnya aku kepadaMu
Sudah beginikah hamba yang Kau sayangi?
Saya pikir TIDAK
Saya bukan hambaMu yang baik
Yang selalu taat menjalankan apa yang Kau minta dari seorang hamba yang bertakwa
Allah, apakah Kau tahu?
Saya lelah menjadi jahat
Saya lelah bersembunyi dari ketidakpatuhanku kepadaMu
Karena pada akhirnya Kau akan menemukanku juga


Doa-doa untukMu, memohon apa yang aku minta
Meminta pertolonganMu
Memohon ampunanMu
Menghindarkan aku dari marabahaya
Tak henti-hentinya aku panjatkan kepadaMu, wahai Sang Pencipta


Masih ada celahkah untukku memohon ampunan dosa kepadaMu?
Masih ada celahkah untukku memperbaiki diri?
Masih ada sedikit cahaya kebaikankah untukku?
Aku di sudut kegelapan ini
Dengan dosa yang berserakan terhadapMu

Posted in Life, Love, Words

Sepanjat Doa UntukMu

Hidup itu tidak ditahu akhirnya. Seseorang yang tadinya di atas bisa saja turun ke bawah dan sebaliknya. Hidup ini harus disyukuri. Allah telah menciptakan kehidupan yang sangat sangat indah untuk umatNya, tapi masih saja ada yang mendustakanNya. Kenapa?

Saya juga sebagai umatNya tidak  akan menyangkal kalau saya juga pernah dan masih  mendustakanNya, saya jahat sama Allah. Tidak pernah sempurna menjalankan apa yang diperintahkanNya. Betapa berdosanya saya. Saya sudah mencoba untuk melakukan yang terbaik untuk Allah, tapi masih saja belum sempurna. Setan masih mencoba-coba menguasai hati dan perasaan saya untuk tidak menyayangiNya. Mungkin, keimanan saya kepadaNya masih tipis. Belum menjadi umatNya yang baik, yang taat, dan segalanya yang baik-baik.

Ramadhan kali ini terasa berbeda. Ada sesuatu yang mengganjal di dalam perasaan, hati dan pikiran saya. Entah apa sesuatu itu. Yang terpenting bukan Syahrini.

Allah, tulisanku ini mungkin hanyalah sampah seperti kebanyakan orang-orang yang mendustakanMu
Aku tahu sangat tidaklah pantas untuk sekarang berharap yang baik-baik kepadaMu
Karena sekarang Engkau telah melihatku
Betapa jahatnya aku kepadaMu
Sudah beginikah hamba yang Kau sayangi?
Saya pikir TIDAK
Saya bukan hambaMu yang baik
Yang selalu taat menjalankan apa yang Kau minta dari seorang hamba yang bertakwa
Allah, apakah Kau tahu?
Saya lelah menjadi jahat
Saya lelah bersembunyi dari ketidakpatuhanku kepadaMu
Karena pada akhirnya Kau akan menemukanku juga


Doa-doa untukMu, memohon apa yang aku minta
Meminta pertolonganMu
Memohon ampunanMu
Menghindarkan aku dari marabahaya
Tak henti-hentinya aku panjatkan kepadaMu, wahai Sang Pencipta


Masih ada celahkah untukku memohon ampunan dosa kepadaMu?
Masih ada celahkah untukku memperbaiki diri?
Masih ada sedikit cahaya kebaikankah untukku?
Aku di sudut kegelapan ini
Dengan dosa yang berserakan terhadapMu

Posted in English, Life, Love

A Sentimental Night

I don’t know why this night I am being a sentimental girl.
I feel you. There is something wrong with you and I don’t want to force you to tell it to me.
I will let you not to tell me until you want by your self, without forcefulness.

I don’t want anything but you feel good always. Just it. Because your happy feeling and soul can make me smile from here although you won’t see how my heart is lucky to see you in happiness.

Tonight, with the tears, I feel you.
With some texts of us, do you know how I am now?
My tears fall again.
You don’t hurt me, but my feeling feels your feeling.
I just hope you’re going to be fine.

All problems you get, you said that if there is me, it will be fine. Prove it!
I hope you are not lie. About what you feel now. What you said to me. Coz I trust you.
I just need a smile and positive thinking about what become your problem. From you.
Yeah, You.
I’m here. To accompany you till I can’t do it.

You.
Be fine there.
Don’t let the tears fall anymore.
Because you don’t hurt me.

Posted in Blog

S E P I

Wuih. Baru ngeblog lagi.
Gak nulis berapa lama ya? Gak BW juga. Hmm… Sepi. Pantasan aja sepi. Hehehe…
Banyak hal yang saya sudah lalui. Ingin cerita tapi selalu saja waktu dan kesempatan yang belum mau mengizinkan saya menulis. Atau mungkin juga karena saya malas kali ya. 🙂

Banyak pelajaran yang dapat saya ambil di bulan Mei kemarin. Bulan Mei adalah bulan kegalauan saya, teman-teman. *Hedeeeeh, sok galau lagi nih si Nining. -___-”
Gimana ya. Saya sudah mendapat ‘ultimatum’ sebanyak tiga kali dari orang-orang yang paling saya hormati dan sayangi. Yang intinya orang-orang di atas saya lah.
‘Ultimatum’nya tentang bagaimana seharusnya saya hidup, cara bergaul yang baik seperti apa, sikapnya harus bagaimana, cara pandang ke depan seperti apa dan banyak lagi nasehat-nasehat yang sangat berharga dari mereka. Iya. Sudah seharusnya saya memperoleh kritik dan saran dari mereka. Saya sudah mau hampir keluar jalur soalnya. Sadar sih sadar, tapi setengah sadar mungkin nih. Hehehe.

Saya mau memperbaiki diri, jadi harus mengikuti apa yang mereka bilang. Saya mau baik, teman. Saya tidak mau menjadikan penyesalan itu di belakang. Sekarang lagi berjuang untuk menjadi apa yang mereka mau karena saya mau baik.

Saya pernah ingat, kata Pak guruku sayang (P’ Syahrir) “Ingatlah bahwa Allah tidak pernah alpa dalam melihat dan menilai hambaNya.” Saat-saat ini adalah waktu paling kritis yang pernah saya alami seumur hidup. Selama ini tidak seperti ini. Saya sudah merepotkan dan melibatkan banyak orang. Karena saya, mereka terbebani. Allah, saya mohon ampun atas semuaNya.

Awal Juni 2012 ini, semoga kebaikan Allah selalu datang kepada kita semua. Amin.
Allah, saya akan berusaha untuk menjadi baik di mataMu dan mereka. Karena saya mau menjadi seperti Nining Syafitri yang seperti Ning ‘Little’ Syafitri. Semangat!!! 😉

Masih banyak hal yang ingin saya ceritakan. Tapi, nanti lain kali saja. Untuk sekarang, cukup sampai di sini. *Tseehhh, gayamu, nduk…

Posted in Blog

S E P I

Wuih. Baru ngeblog lagi.
Gak nulis berapa lama ya? Gak BW juga. Hmm… Sepi. Pantasan aja sepi. Hehehe…
Banyak hal yang saya sudah lalui. Ingin cerita tapi selalu saja waktu dan kesempatan yang belum mau mengizinkan saya menulis. Atau mungkin juga karena saya malas kali ya. 🙂

Banyak pelajaran yang dapat saya ambil di bulan Mei kemarin. Bulan Mei adalah bulan kegalauan saya, teman-teman. *Hedeeeeh, sok galau lagi nih si Nining. -___-”
Gimana ya. Saya sudah mendapat ‘ultimatum’ sebanyak tiga kali dari orang-orang yang paling saya hormati dan sayangi. Yang intinya orang-orang di atas saya lah.
‘Ultimatum’nya tentang bagaimana seharusnya saya hidup, cara bergaul yang baik seperti apa, sikapnya harus bagaimana, cara pandang ke depan seperti apa dan banyak lagi nasehat-nasehat yang sangat berharga dari mereka. Iya. Sudah seharusnya saya memperoleh kritik dan saran dari mereka. Saya sudah mau hampir keluar jalur soalnya. Sadar sih sadar, tapi setengah sadar mungkin nih. Hehehe.

Saya mau memperbaiki diri, jadi harus mengikuti apa yang mereka bilang. Saya mau baik, teman. Saya tidak mau menjadikan penyesalan itu di belakang. Sekarang lagi berjuang untuk menjadi apa yang mereka mau karena saya mau baik.

Saya pernah ingat, kata Pak guruku sayang (P’ Syahrir) “Ingatlah bahwa Allah tidak pernah alpa dalam melihat dan menilai hambaNya.” Saat-saat ini adalah waktu paling kritis yang pernah saya alami seumur hidup. Selama ini tidak seperti ini. Saya sudah merepotkan dan melibatkan banyak orang. Karena saya, mereka terbebani. Allah, saya mohon ampun atas semuaNya.

Awal Juni 2012 ini, semoga kebaikan Allah selalu datang kepada kita semua. Amin.
Allah, saya akan berusaha untuk menjadi baik di mataMu dan mereka. Karena saya mau menjadi seperti Nining Syafitri yang seperti Ning ‘Little’ Syafitri. Semangat!!! 😉

Masih banyak hal yang ingin saya ceritakan. Tapi, nanti lain kali saja. Untuk sekarang, cukup sampai di sini. *Tseehhh, gayamu, nduk…

Posted in Life

Mendadak Demam

Yang seharusnya minggu-minggu ini saya harus dinyatakan sehat karena banyaknya kegiatan yang mesti dilakuin, alias saya kali ya yang sok sibuk. Ngeeekkk… Akhirnya divonis sakit. DEMAM. PILEK. dan BATUK.
Tiga hari yang lalu saya kena. Dan hari itu juga ke dokter. Kejadiannya juga gak ditahu kenapa bisa. Baru bangun siang, sekitaran jam 4-an, kok badan saya panas ya? Di situ saya udah mulai rasa gak enak.

Tiba di tempat praktik dokter, list saya udah hampir penuh karena berobat terus. Sakit terus. Di bulan April, ada dua kali saya ke dokter. Dengan keluhan yang sama. FLU dan BATUK. Paling sering. Penyakit zaman SMA gak ilang-ilang. -___-
Haduh, yang namanya hidung tersumbat, kalau udah malam, gak enak dah. Kalau gak sabar, malah pengen teriak. “Woe, sa mau bernapas baik-baik. Jangan halangi saya dengan hidung tersumbat ini.” Tapi, gak seinstan, setelah berteriak langsung sembuh. Gak. Semua itu punya proses. Jadi harus bersabar.

Berat badan saya pun ikut turun, kemarin sempat naik 44 kg, eh pas ditimbang jadi 42 kg. Trus, kata teman-teman, saya agak kurusan. Keliatan banget kalau lagi sakit. Pas dibilang kurus, saya malah senyum bahagia. Eh, mereka pada sewot. Gak setuju dengan senyuman bahagiaku itu. Hihihi.
Yaaa, saya sih santai – santai saja. Kurus sih kurus. Bagus malah. Daripada gemuk. Wew….
Udah tiga hari nih saya masih berstatus SICK. Tapi tadi udah makalincah lagi di kampus. Mondar-mandir di kampus. Bawa tas jugaa, isinya bukan buku catatan sama pulpen toh. Yang cuma berapa ons doank, tapi isinya kiloan kali ya. BERAT. Rasanya mau encok. *Yeee, salah sendiri. Kenapa bawa yang berat-berat.
Bawaannya berat karena ada NBnya. Kecil sih NBnya tapi bisa mempengaruhi berat sebuah tas. Belum lagi ngangkat-ngangkat infokus. Fortunately, ada teman saya yang mau bantu, thanks ya Arien dan Bambang. 🙂

Dari pagi jam 8 udah start dari rumah ke kampus. Mau ngajar B.Inggris di anak FKIP Ekonomi, Semester 2. Sebetulnya badan masih belum terlalu fit, tapi gak apa-apalah. Saya masuk saja. Kasian mahasiswanya. Udah pada nungguin. Pasti pada ngomel-ngomel kalau gak masuk. Kita aja begitu. Hehehe. Iya… Ongkos dari rumah ke kampus tawwa… Kan tidak berharga itu… Dua ribu rupiah (via angkot), tiga ribu rupiah (via ojek jarak dekat) dan lima ribu rupiah (via ojek jarak jauh). Bisa makan juga itu kasian satu hari.
Kk Niar juga, sebagai partner ngajar, izin ngajar. Ya udah, saya sendirian saja ngajarnya. Capek sih capek, tapi menyenangkan. Saya menikmatinya kok. 🙂 Ini hari masuk dua kelas. Lumayan… Begini ya rasanya kalau jadi tenaga pengajar. Bisa dirasakan, jadi mahasiswa dan jadi pengajar. Sama-sama susah sih sebenarnya. Tapi, kalau dinikmati, ya kita enjoy-enjoy saja. Untuk apa ngeluh-ngeluh. Hidup ini cuma sekali. Nikmati saja apapun yang terjadi.

So, cukup di sini postingan saya. Masih dengan hidung tersumbat saya. Akhirnya dari Jalan Anoa, Kadolomoko, Baubau, saya ucapkan BUBYE… Nanti berjumpa lagi di postingan berikutnya. Semoga kondisi saya udah baikan. Mohon do’anya ya.
Kesehatan itu tidak ternilai harganya ee… MAHHHAALLL…
Hmmm. SEMANGAT!!!