Posted in Friend, Life, Love

‘Renungan Buat Ibu’ dari Pak Guru

Tepatnya tanggal 26 Agustus 2011 Pak Guru saya, L.M. Syahrir, mentagkan sebuah note on Facebook, judulnya Renungan Buat Ibu. Isinya sangat menyentuh. Ada 9 orang yang me-LIKE note dari pak guru dan empat siswinya mengomentari catatan itu. Semuanya terharu membaca note itu.

Penasaran? Ini dia.

RENUNGAN BUAT IBU

by Lm Syahrir on Friday, August 26, 2011 at 9:22pm

Ibu …. semalam engkau datang padaku… setelah sekian tahun kita tak bertemu….

Ibu … di malam jumat 26 ramadhan engkau datang mengunjungiku… seakan engkau datang menyirami hatiku dengan cahaya-cahaya kasihmu yang sudah cukup lama tidak kurasakan lagi…

Ibu… apakah engkau tahu bahwa anakmu sekarang sedang galau.. sebagaimana dahulu engkau paling tahu keadaan anakmu ini… walau jarak memisahkan kita berdua…

Ibu… masih lekat dalam ingatan ananda… bahwa begitu eratnya hubungan batin yang terjalin di antara kita berdua… lebih dari kakak-kakakku yang lain…. engkau sakit pada saat anakmu di negeri orang sakit…. dan anak tiba-tiba merasa resah dan gelisah… pada saat ibu merasa sedih….

Ibu… adakah makna lain dari kedatanganmu kali ini… selain untuk memuaskan dahaga kasih sayang bagi anakmu setelah sekian waktu engkau meninggalkanku….  apakah ibu merasa tidak nyaman di tempat ibu sekarang berada sehingga ibu ingin agar anak mengirimkan apa-apa yang terbaik bagi ibu….

Ibu … semalam ananda sangat bahagia…. anak dapat menikmati wajah ibu yang bercahaya… anak dapat mengelus kembali rambut ibu yang panjang, lurus dan harum… dan ananda dapat menggendong ibu kembali… sebagaimana dulu sering ananda lakukan….

Ibu… ananda sangat rindu pada mu…. walau akhir-akhir ini aku jarang sekali menyambangimu… tetapi ananda tidak pernah melewatkan kesempatan untuk menoleh pada ibu di saat ananda lewat di kediaman ibu…. seraya melambungkan doa-doa dalam hati… semoga ibu senantiasa mendapatkan kelapangan, penerangan, dan kebahagiaan di kehidupan ibu sekarang….

Ibu… ananda sadar bahwa di saat ibu meninggalkan ananda… masih ada 2 harapan ibu yang belum ananda penuhi…. maafkan ananda ibu… ananda hanyalah manusia yang penuh dengan keterbatasan.. namun demikian.. ananda akan tetap mengusahakan hal tersebut agar dapat terwujud sebagaimana harapan ibu…. walau ibu tidak sempat lagi merasakan dan menikmati hal itu… sebagaimana yang senantiasa berulangkali ibu inginkan pada saat kita masih

bersama-sama….

Ibu … kembali ananda terkenang saat-saat indah sewaktu ananda masih kecil hingga besar…. selama waktu itu… tidak pernah terlewatkan waktu kita berdua… dimana ananda sering meletakkan kepala ananda di pangkuan ibu yang damai… ibu mengelus kepala ananda dengan seganap rasa cinta kasih yang paling tulus dari pada apapun yang pernah anda kecap di dunia ini… dan pada saat itu… mengalirlah cerita-cerita indah dan nasehat serta amanah-amanah… yang hingga sekarang masih ananda ingat dan menjadi patron hidup ananda ibu….

Ibu… ananda menyadari bahwa pada saat ibu pergi… belum banyak yang dapat ananda perbuat pada ibu.. yang dapat membahagiakan ibu… walau ananda tahu bahwa ibu tidak pernah menuntut hal itu….

Masih lekat dalam ingatan ananda… obrolan kita pada saat ananda mengintropeksi diri ananda atas sikap dan perilaku ananda terhadap ibu… yang senantiasa ananda lakukan setiap saat…. “ Ibu… dalam satu bulan terakhir ini… apakah ananda melakukan hal-hal yang membuat ibu tidak berkenan dan menyusahkan hati ibu “….. ibu selalu menjawab dengan penuh kasih : “Anakku… tidak ada satupun dari sikap dan perilaku yang ananda perlihatkan pada ibu yang menyusahkan hati ibumu ini… yang ibu rasakan darimu anakku…. ananda senantiasa membuat ibu senang dan bahagia “

Oh Ibu…. betapa dalam perasaan cintah kasih yang engkau  curahkan pada anakmu ini….

Ibu … tadi pagi aku datang di atas pusara ibu… dan menghaturkan doa-doa terbaik yang bisa dihantarkan oleh seorang anak kepada orang tuanya yang telah tiada… semoga ibu senantiasa mendapatkan kelapangan… penerangan… dan kasih sayang dari Sang Khalik yang sudah menetapkan untuk memanggil ibu kembali keharibaannya….

Oh Ibu… semoga ibu dapat dengan tenang menjalani masa penantian di alam Barzakh… saat ini ananda belum dapat mengikuti ibu… karena saat yang ditetapkan kepada ananda mungkin belum tiba…. tetapi satu yang ananda senantiasa harapkan…. pada saat waktu yang ditentukan pada ananda tiba… dan anandapun dipanggil menghadap kepada Sang Khalik…. ananda berharap dapat bertemu ibu dalam keadaan yang lebih bahagia… dari segala

kebahagiaan yang pernah kita rasakan di dunia ini….

Duhai Ibu… ananda sangat merindukan pertemuan denganmu kembali….

Allahuma… Rabbighfirli waliywaliydayya warhamhuma kamaa rabbayyani saghiroh….

Ibu….

Bagaimana? Apakah Anda tersentuh ketika membaca catatan yang dibuat dengan hati ini?

Dari sinilah awal ketidakbisaan saya dalam menganalisa. *Wuihhh, saya kalah, readers, kalau bicara menganalisa kata-kata itu. -_-” Maaf. Atau saya yang kurang konsen?

Oke. Lanjut.
Catatan ditulis pada tanggal 26 Agustus, tiba-tiba SMS masuk tanggal 28 Agustus. Dari Pak Guru.

Ning… Di catatanku yang terakhir itu ada sst yg aku ingin kalian sring lakukan.. kr2 apa yo..

Karena kebetulan malam itu saya kedatangan tamu alias teman-teman SD, saya meminta izin sama beliau untuk membalasnya setelah mereka pulang.

Esoknya. SMS masuk lagi. Dari Pak Guru. 0.O

Manami jwbnx ditunggu dr td malam

OMG. Saya lupa.  Saya tidak menepati janji karena ketiduran. *Maaf, ya, Pak Guru 🙁

Mulailah saya menjawab dengan jawaban yang tidak begitu baik. -_-”
Sayang, isi SMS untuk pak guru telah terhapus secara otomatis di HP saya. Jadi tidak bisa mempublishnya dalam artikel ini.
*Pak Guruuu, saya  minta maaf. Jawabannya tidak memuaskan…

Jawaban pertama saya. *kalau tidak salah ingat intinya seperti ini:
Kita harus saling menyayangi satu sama lain.”
Balasan SMS dari Pak guru. “Bukan itu.”

Jawaban kedua saya. *kalau tidak salah ingat.
Kita harus mematuhi segala perintah orang tua. Buat mereka bahagia. Selalu mendoakan mereka dengan segala kebaikan-kebaikan.
Balasan SMS dari Pak guru. “Itu sudah keharusan, g usah dibilang.. jd bkn itu jg.

#JEGLEK…
Saya langsung minder… Seperti nggak punya potensi apa-apa di dalam menganalisa catatan itu. Saya yang kurang baca, kurang paham, atau kurang merasakan isi catatan itu? Sampai-sampai semua jawaban yang saya kirimkan ke Pak Guru salah.
*Deehh. Hampir putus asa.

Akhirnya, saya kembali mengirim SMS ke Pak Guru berkat bantuan sahabat saya, Mega.  *Sudah hampir putus asa menemukan jawaban yang tepatnya.

Jawaban ketiga. “Manfaatkan wktu sebaik2x dgn sll berbkti kepada ibu slagi beliau msh shat karena kita tidak akan tahu sampai kapan ibu bersama kita.
Balasan SMS dari Pak Guru. Tidak ada. :'( *Sedddiiihhh… Padahal saya penasaran sekali dengan jawaban yang diinginkan pak guru itu.

Cek per cek, saya membuka Facebook. Ada notifikasi, Pak Guru mengomentari catatan Renungan Buat Ibu. Dan taraaaaa… Pak Guru telah menuliskan jawaban itu. *Mungkin. Perasaan saya kok bilangnya iya.

Membaca komentar dari Pak Guru itu, saya sadar. Telah banyak kesalahan yang saya lakukan kepada kedua orang tua. Saya malah pernah membuat mereka menangis. Utamanya kepada Mama. Iya, karena kelakuan saya. Saya akui itu. Saya masih belum bisa menjadi anak yang baik rupanya. Maafkan saya, Mama.

Setiap yang saya minta, mereka selalu berusaha untuk memenuhi permintaan itu. Tapi, setiap apa yang mereka minta, kadang saya berusaha untuk menolaknya. Malaslah, tidak mau lah, yang jelas tidak mau melakukan apa yang mereka minta. Padahal cuma pekerjaan ringan saja. Saya malah merasa masih kurang baik sebagai anak kepada orang tua dan kakak dari kedua saudara saya.
Oke. Mari kita lanjutkan cerita tentang catatan Pak Guru sebelum saya membahas terlalu jauh curhatan saya. Jangan biarkan saya menangis lagi ketika menulis di paragraf ini. -_-“

Komentar Pak Guru menyadarkan hati kecil saya kalau saya sudah seharusnya begitu. Harus bisa membahagiakan mereka. Seenggaknya berusaha mematuhi perintah mereka. Berbuat apa yang diinginkan mereka hingga mereka bisa tersenyum. Karena saya belum siap kehilangan mereka berdua untuk saat ini. Masih banyak hal yang saya belum lakukan untuk kebahagiaan mereka. Saya masih ingin bersama-sama mereka. Walaupun memang, terkadang apa yang mereka inginkan dari kita tidak selamanya sejalan dengan apa yang kita ingin lakukan. Dan hal inilah yang kadang berat untuk kita lawan. Antara keinginan diri sendiri dan orang tua yang berbeda arah.

Ada satu kata yang bisa meluluhkan hati ini *menurut saya. Kita harus IKHLAS. Iya. Segala yang kita lakukan untuk mereka harus dengan jalan IKHLAS. Iya. Ikhlas karena Allah. Saya juga masih belajar untuk bagaimana bersikap ikhlas melakukan apa yang orang tua inginkan ketika harus berlawanan dengan keinginan saya.

Pak guru, terima kasih untuk catatan dan komentarnya. Maaf, Pak. Saya belum bisa menjawab pertanyaan pak guru itu. Mungkin saya terlalu bodoh untuk menganalisa isi catatan itu atau mungkin saya masih kurang paham akan catatan itu. Pak guru, saya minta maaf dan terima kasih.

*Karena komentar Pak guru di catatan itu, saya akhirnya menanamkan kata-kata beliau di dalam pikiran dan hati dengan baik-baik setiap orang tua saya mulai berinstruksi. *LEBAY…. :p
Ketika saya rasa sanggup melakukan apa yang orang tua inginkan hingga mereka bisa tersenyum, saya akan jalankan. Kalau tidak, mmm… sepertinya saya harus belajar lagi.
Posted in Friend, Life, Love

Untuk Sahabat-Sahabatku Tersayang

sumber: google

Untuk sahabat-sahabatku tersayang. Kali ini adalah kali kedua saya menangis. Kemarin malam saya menangis dan kali ini saya menangis lagi, ketika sebelum saya menulis tulisan ini. Mungkin karena saya orangnya terlalu mengandalkan perasaan hingga akhirnya saya sering suka menangis. Saya terlalu cengeng. Iya. Tapi, tak apalah. Saya sudah seperti ini. Perasaan saya, sifat saya, dan pembawaan saya yang terlalu sensitif terhadap sesuatu yang dirasa terlalu touching dan berujung pada tangisan. *PARAH. >.<

Saya menangis bukan karena saya patah hati sama seseorang, saya menangis bukan karena saya ada masalah dalam keluarga, saya menangis bukan karena itu. Saya menangis karena terlalu peka terhadap keadaan di sekitar saya. Saya tidak perlu mengumbarnya di sini, cukup dibaca saja apa yang saya tulis *bagi yang mau membaca.

Oke. Lepas dari itu. Saya sempat mendapatkan kumpulan kata-kata yang berguna bagi kita semua. Sebetulnya, ini bisa dianggap sebuah pengingat bagi saya agar tetap berada pada norma-norma yang telah ditentukan. Utamanya ketika kita menjalin persahabatan dengan seseorang. Jadi, apa salahnya saya menuliskannya di blog ini, bukan? Ingat ya, saya cuma menshare, tidak bermaksud menggurui karena saya juga masih proses pembelajaran. Teruntuk yang menciptakan kata-kata ini hingga sampai kepada saya, saya ucapkan terima kasih banyak. Setidaknya dengan kata-kata ini bisa membuat perasaan saya lebih tenang dari sebelumnya.

“Salah paham di antara sahabat itu wajar. Mungkin karena ada sesuatu yang membuat salah satu pihak kecewa. Orang bilang pada saat kita memiliki sahabat akrab, kita harus siap karena orang yang berpotensi membuat kita kecewa adalah orang terdekat dengan kita, jadi semua itu harus disikapi secara bijaksana.

Masalah yang muncul itu sebagai tuntutan kedewasaan dari masing-masing pihak. Kalau kita bisa berbesar hati dan jiwa (menerima kelebihan dan kekurangan sahabat kita) dengan masalahnya itu dan beritikad baik untuk menyelesaikannya, justru kita akan lebih dewasa dari sebelumnya dan persahabatan kita akan lebih baik dan berkualitas ke depannya.

Kita bersahabat. Tentunya kita akan semakin akrab, bukan? Namun, semakin erat persahabatan kita dengan seseorang, kita harus menjaga diri, bukan semakin los dalam segala hal. Bisa saja, tapi harus terukur, kita harus tetap memperhatikan batas-batas kewajarannya. Ini salah satu hal yang harus diingat. Mengapa kita tidak seharusnya semakin los dalam segala hal ketika kita sudah bersahabat dengan seseorang? Selama kita menjadi manusia kita harus ingat, dalam sadar ataupun tidak sadar, pasti akan ada khilaf dan seorang sahabat akan lebih cepat kecewa dengan hal itu daripada yang bukan sahabat.

Kata orang pengalaman itu adalah guru terbaik. Semoga bagi kita yang lagi berselisih paham dapat saling menerima kelebihan dan kelemahan yang lain dengan IKHLAS. Itu kata kuncinya. Dengan ikhlas Allah akan memberikan lebih dari apa yang kita harapkan. Walaupun memang, pada mulanya untuk bersikap IKHLAS itu pun sulit untuk dijalankan. Bagaimanapun banyaknya orang akan menasihati kita tentang keikhlasan itu bagaimana dan dampaknya, jikalau kita sendiri masih belum bisa mau membuka hati, tentu saja itu akan terlihat sia-sia.

Saya hanya berharap semoga kita bisa menjadi pribadi-pribadi yang baik dari sebelumnya. Ini hanyalah sebuah proses pendewasaan bagi kita semua untuk menyikapi sebuah masalah dengan pikiran yang lebih matang lagi. Sekarang yang kita butuhkan adalah pemahaman atas kepribadian diri sendiri dan sahabat-sahabat kita.

Yang menuliskan hampir sebagian kata-kata ini sangat berharap banyak dari seorang sahabat, karena hanya karena bersahabat karena Allah, orang akan mendapatkan kebaikan-kebaikan dari sebuah persahabatan. Yang menuliskan ini menyampaikan bahwa persahabatan itu sangat diinginkan dalam Islam. Salah satu golongan yang akan mendapatkan naungan di hari Mahsyar, di hari yang tidak ada naungan sama sekali kecuali 7 golongan, adalah orang-orang yang bersahabat karena iman kepada Allah.”

Lewat tulisan ini, saya hanya ingin menumpahkan apa yang saya rasakan saat ini. Saya juga memohon maaf atas segala kesalahan saya terhadap kalian (sahabat), yang pernah saya lakukan dengan sengaja ataupun tidak sengaja. Saya memang tidak terlihat sempurna karena saya juga pernah melakukan kesalahan, sampai detik ini pun saya sengaja atau tidak sengaja melakukan kesalahan itu. Bagi yang pernah menjadi korban kesalahan saya, saya mohon maaf amat sangat.

Mungkin kata MAAF tidak cukup, tapi seenggaknya saya sudah berani jujur atas kesalahan yang saya lakukan, utamanya yang tadi malam menelpon saya. Minta maaf karena saya belum bisa menempatkan posisi yang baik dalam keadaan seperti ini. Terkadang kita harus berbelok arah dari yang telah ditentukan demi kebaikan kita bersama dan saya tidak berpikir ke arah itu akibatnya mungkin akan membuat keadaan menjadi tambah runyam. Mianhae…  Saya minta maaf atas kecerobohan saya.

Posted in Friend, Life, Love, Place, SMAN 1 Baubau

Bakti Sosial Ramadhan 2011 oleh Alumni 2009 SMAN 1 Baubau

Alhamdulillah… Bakti Sosial Ramadhan tahun ini, yang diadakan oleh Alumni SMAN 1 Baubau Tahun 2009, berhasil direalisasikan. Senangnyaaaa…
*Walaupun saya kurang turun tangan dalam hal kepanitiaan karena saya tidak sedang berada di Baubau pada saat diadakan rapat dan pengumpulan sumbangan dari teman-teman alumni semua. -_-” Maafkan ya… 🙂

Okay… Sehari sebelum hari H dimulai. Teman-teman panitia telah mengirimkan SMS dan postingan di wall Facebook baik di akun teman-teman alumni maupun di grup SMANSA 09. *Subhanallah…

Dan hari Kamis, kita udah pada ngumpul di Lapangan Lembah Hijau. Sayang, kita pada lelet. -_-” Tapi ada sebagian yang ON TIME lho. Saking keselnya, mereka yang on time itu ngirim postingan di wall SMANSA 09. Wajar sih sebenarnya.

Mmm… Baru start nanti sekitaran jam setengah 11-an. Alhamdulillah tiba dengan selamat di tempat tujuan. Ya, di Pondok Pesantren Al-Marhamah.

Perlu diketahui, ini adalah kegiatan Baksos yang kedua, yang diadakan oleh alumni SMANSA 09 Baubau. Seperti juga tahun lalu. Bisa dicek di sini. Alhamdulillah. Semua berjalan dengan baik.

Di dalam kegiatan baksos tahun ini berbeda dengan tahun lalu. Di sini kita mengadakan beberapa kegiatan. Yaitu sosialisasi obat herbal, lomba berpidato bahasa Indonesia, lomba menghafal juz, dan lomba membaca hadis bagi para santri. Dan kegiatan itu diadakan setelah shalat Dzuhur.

Yang jadi MC dalam kegiatan ini, adalah Wd. Indah Febriana a.k.a Iin. Dilanjutkan dengan kata sambutan dari Ketua Panitia, Tasrif. Setelahnya, kata sambutan oleh Bapak Pimpinan Ponpes Al-Marhamah, Pak Syamsi bin La Onda.

Setelah kata-kata sambutan, kita lanjut ke acara berikutnya. Yup. Sosialisasi obat herbal oleh Adi, Amry, dan Munawar G.

Sempat ada tanya jawab juga antara pemateri dan audience (alumni smansa 09: red).

Rencananya lomba-lomba itu akan diadakan setelah shalat Ashar. Tapi, berhubung waktunya masih ada, pihak panitia pun melanjutkan acara berikutnya. Yaitu, lomba pidato bahasa Indonesia. Lomba ini diikuti oleh 12 orang santri *kalau gak salah hitung.

Seru juga lombanya. Hehe… Santri-santrinya lucu. Hebat-hebat lho. Mereka membawakan pidato, antara lain topiknya tentang Hukum Makan dan Minum Berdiri. Trus apalagi ya? Hehhe… Lupa.

Selanjutnya, setelah shalat Ashar, dilanjutin lagi dengan lomba menghafal juz dan hadis.
Hebatnyooooo… Masih umur remaja udah bisa seperti itu. *prok.prok.

Saya paling tertarik sama yang namanya Faturrahman (7 tahun). Gayanya lucu. Membuat kami pangling. Hehehe… Ini ada videonya waktu lagi berpidato dan main silat. Katanya, nih anak jago main silat juga. *Wow… Amazing…!!!

[youtube=http://www.youtube.com/watch?v=dzBtF4hg1Jk]

[youtube=http://www.youtube.com/watch?v=fE7tShtnMkg]

Foto duluuuu…

Tidak terasa, rupanya waktu untuk berbuka udah tiba. Kita pun langsung back to mesjid. Iya. Selesai lomba, kita sempat ke luar soalnya mau liat penampilan Alun untuk berpencak silat ria. Haik. Haik. Haik.

Iin lagi sibuk membagi makanan bagi para santri. ^^

Setelah berbuka, kita masuk ke acara inti. Yaitu penyerahan bantuan dari Alumni SMANSA 09 kepada pihak Pondok Pesantren Al-Marhamah. Oh, iya. Ternyata, pihak Ponpes memberikan cenderamata juga buat kami. Yup. Sebuah Al-Qur’an. Yipppyyyy…!!! Subhanallah…

Penyerahan sumbangan

Penyerahan sumbangan bukan menjadi acara terakhir kami. Sesudah itu ada sesi foto bersama. Sayang, saya tak memiliki fotonya jadi tidak bisa dipublish. Saya mengira setelah sesi foto bersama, kami akan selesai dan pulang. Ternyata kita shalat Maghrib berjamaah dulu dan pihak panitia masih menyediakan hadiah buat para santri di ponpes tersebut. Wah. Wah. Great!!! 🙂 hadiahnya berupa buku dan alat tulis. 🙂

Ohohoho…
Pembagian hadiah rupanya menjadi agenda terakhir dalam kegiatan baksos kali ini. Dan karena hari sudah gelap sangat. Kami pun pamit pulang dan berharap semoga tahun depan kami bisa mengadakan baksos ini lagi di tempat yang sama.

SEMANGAT!!!

Sempat mendengar ucapan dari seorang teman saya, tapi tidak tahu siapa namanya. Katanya, acara yang tujuannya untuk kebaikan, Insya Allah, akan berjalan dengan baik. *Subhanallah. Ini semua tak lepas dari ridho Allah kepada kita semua.
Tak lepas dari solidaritas teman-teman alumni sekalian.
Sukses selalu buat kita semua…
Semoga tahun depan kita bisa melaksanakan kegiatan Bakti Sosial lagi ya…

🙂

Salam…

Posted in Friend, Life, Love, Place

Last Night Here, Makassar

Malam terakhir di kota ini. 🙂
Iya. Kemarin malam. Bersama Kiky. Kami jalan berdua dan sebenarnya saya merasa kurang lengkap. Karena WiNNy tidak ikut dalam perjalanan ini. Sayangnya. Coba WiNNy bisa ikut, perjalanan kemarin malam mungkin akan menyenangkan. Tapi, tak apalah. Kiky dan saya sudah cukup senang berbolang ria di mall. 🙂 Memanjakan mata dengan melihat barang-barang yang biasanya disukai wanita pada umumnya. Semua itu adalah cobaan. Kami berdua cuma bisa mengomentari dan mengaguminya. Kalau diingat-ingat perbincangan antara Kiky dan saya lumayan serius dan cukup lucu dalam masalah ini.

Di sebuah toko yang cukup unik, kami berhenti. Mata kami tertuju pada barang yang sama. Ukurannya tak terlalu besar dan tak terlalu kecil. Warnanya unik. Hiasan dengan bundaran orange cokelat ungunya memikat hati. Apalagi ketika kami harus mencobanya di depan cermin. Ckckckck… Saya no comment dah.

Di akhir waktu sebelum meninggalkan mall itu, syukurlah Kiky bisa mendapatkan apa yang dia inginkan. Saya turut senang melihatnya. ‘Kiky, seandainya trik itu kamu lakukan, dan ada orang yang mendahuluinya?’ Hahahaha… Saya tidak bisa bayangkan. Kamu juga demikian. ‘Na bisaaakuuu.’ Wew. Tapi baguslah. Hal yang tak diinginkan itu tak terjadi. Alhamdulillah.

Kembali ke tujuan utama. Membeli beberapa perlengkapan jilbab pesanan ibunda Kiky. Alhamdulillah kami menemukannya, tapi cuma sebagian. Kami sudah keliling dari satu toko ke toko lainnya mencari-cari yang dimaksud dan hasilnya cukup mengecewakan.
‘Tidak ada’. ‘Habis.’ Kata para penjual itu.

Oke. Waktu telah menunjukkan untuk shalat Ashar. Mushala berada di ground floor. Ada bangku kosong di pojok kanan samping mushala. Kami berdua pun mengistirahatkan sejenak tubuh yang sedari tadi beraktivitas. Kebetulan masih banyak yang mengantri untuk berwudhu. Kami pun bercerita dan mengirim SMS untuk Mey. Ya, tujuannya hanya untuk memberitahukan keberadaan kami berdua. Dan kami yakin, ini akan menjengkelkannya. Untuk Mey, minta maaf dan terima kasih ya, sayang. Sudah mau membalas SMS kemarin. 🙂
Itu cuma sebagai hiburan penghilang kelelahan ketika harus bercanda bersama sahabat tercinta. Bersama Mey, walau hanya lewat SMS.

Masih di tempat yang sama, saya lalu membuka akun Facebook. Ternyata ada beberapa notifikasi yang sangat menarik untuk dibaca. Komentar dari Mega di grup IPSA ’09 SMANSA  BAUZ tentang postingan Kiky di wall grup itu. Kiky pun membalas komentar Mega menggunakan akun saya. Kami tertawa kecil membaca komentar itu.

Hal-hal kecil yang sengaja dilakukan untuk membunuh kejenuhan atas waktu yang terbuang ternyata bisa menjadi kebahagiaan tersendiri buat kami. Ya, kami bisa tersenyum dan tertawa. Lewat canda tawa sahabat kami.

Menunggu Kiky shalat, saya masih tetap di posisi yang sama. Melihat aktivitas yang ada. Beginikah kesibukan orang-orang yang berada di mall? Sangat ramai, sibuk.

Tiba-tiba ada seorang wanita duduk di bangku yang saya tempati. Hendak menanti temannya selesai sholat. Tak lama, ada lagi wanita yang meminta izin kepada saya untuk duduk di bagian ujung. Wow. Saya di tengah-tengah. Terjepit di bangku yang cuma berukuran hampir semeter itu.

Tak lama, Kiky datang. Dia sudah selesai shalat rupanya. Kami pun melanjutkan perjalanan ke food court, tapi sebelumnya kami ke Carrefour dulu. Hanya membeli snack yang menjadi kebutuhan kami.

Dan food court, seperti tulisan saya sebelumnya. Ya. Alhamdulillah.

Malam terakhir itu bersama Kiky, saya mendapat pelajaran penting. Perbincangan di dalam angkot ketika on the way to home. Kira-kira seperti ini, “Lihatlah selalu ke bawah ketika kita berada dalam kesenangan duniawi. Mengapa? Agar kita selalu bersyukur. Masih ada orang yang kurang beruntung dibanding kita. Lihatlah selalu ke atas ketika kau ingin mencapai kebahagiaan di akhirat kelak. Mengapa? Karena orang-orang selalu berlomba-lomba dalam mendapatkan pahalaNya. Sehingga kita bisa terpacu untuk bisa seperti itu”.

Mmm… Malam terakhir dan hari terakhir di kota ini. Semoga saya bisa menginjakkan kaki lagi di sini. Amin.

Allah, thanks for everything. Mama, Papa, adik, tante, spupu-spupuku, sahabat-sahabatku, dan teman-temanku yang telah memberikan warna selama di Makassar. *Hueeekkkk… Terlalu mendramatisir ya? Lebay lo, Ning…! :p

Posted in Friend, Place

Berbuka di Food Court

Orang-orang mulai berdatangan di food court menjelang waktu berbuka puasa. Kursi-kursi pun perlahan-lahan ditempati hingga hampir memenuhi seluruh persediaan kursi di sini.

Ada yang sibuk memilih-milih makanan, dari tempat yang satu ke tempat yang lain. Mencari jenis makanan yang cocok untuk dimakan nanti. Sendiri, berdua, bertiga, ataupun berempat. Atau bisa saja serombongan. 😀
Selain itu, ada juga yang lagi mengantri rupanya. Iya. Di bagian kasir banyak orang mengantri untuk membayar makanan yang mereka pesan. Syukurnya kita berdua sudah memesan makanan terlebih dahulu sebelum banyak orang yang datang. Dan lebih bersyukurnya lagi, makanannya udah ada di depan mata. Ayam penyet paket berdua menggugah selera. Sayang, belum bisa dimakan. Sahabatku, Kiky, masih pergi shalat. Yaaa, saya ditinggal sendiri. Terpaksa pacaran berdua sama handphone. Dan seperti biasa. Membuat note baru dan mengetik ria lalu mempublishnya di blog.

Es krimnya juga sudah datang euy. Wow… Lezatnyaaa… Sebetulnya biar saya duluan melahapnya tidak apa-apa karena saya kan tak puasa. Biasa, tamu bulanan. Tapinyaaa, sebagai sahabat yang baik, saya wajib menunggunya.

Mmmm… Kiky. Cepat datang. Saya sendiri… 🙁

MTC. 15082011

Posted in Life, Love, SMAN 1 Baubau

IPSA is The Precious Thing in Our Life

IPSA POWER ’09 ^^

Walaupun kita semua udah bukan anak SMA lagi, bukan berarti tali persaudaraan kita putus di tengah jalan. Yah, walaupun udah pada jauh-jauh semua, bukan berarti kita itu pisah donk. Iya kan??? Tiap ada liburan kalian sempatin untuk pulang ke Bau-Bau. Hmm… Senang juga bisa kumpul sama-sama lagi. Walaupun kita gak berseragam SMA lagi. The power of putih abu-abu dah lewat. Tapi, tetap donk tali persaudaraannya IPSA masih tetap terjalin. Hohoho…

Acara Perpisahan ’08

Senang sekali rasanya bisa kembali ngumpul sama kalian. Kangen sekali masa SMA. Ngumpul di kelas, buat konser di kelas, makan naning di kantin, kerja tugas sama-sama, terlambat pengayaan sama-sama. Hahaha. Masa SMA yang menarik.

Kangen kegiatan OSIS, kangen sama guru-guru. Semuanyaaa….

Nda banyak yang ditulis di dalam blog ini. Sulit untuk menceritakan pengalaman kita yang begitu menyenangkan karena kalian itu terlalu berharga buat diri saya pribadi. ^^ Kangen IPSA… :’( Mau kumpul semua. LENGKAP. TANPA KURANG SEORANGPUN. Tapi, kapan???

KOnserrrr + GifO
Posted in Life, Love, Place, SMAN 1 Baubau

ANAK IPSA ’09 LIBURAN

Hari libur merupakan hari yang sangat ditunggu-tunggu oleh banyak orang. Dengan liburan, kita dapat melepaskan sejenak aktivitas yang sebagian besar menyita tenaga kita baik pikiran ataupun energi. Liburan sebuah kata yang paling menyenangkan untuk didengar dan dinikmati. Dapat menghabiskan waktu bersama orang-orang yang kita cintai yang ada di sekitar kita. Pokoknya, liburan merupakan hal yang sangat menarik untuk dijalankan. Hehehehe…

My Best Moment

Berhubungan dengan kata “LIBURAN”, anak IPSA ’09 sangat menyukai hal ini. Hohoho. Bagaimana tidak, setiap liburan selalu saja ada rencana untuk direalisasikan keberadaannya. Kalau liburan, anak IPSA ’09 ngumpul bareng di rumah yang bisa dijadikan open house, biasanya siyh rumah Mega atau ToMMy, ataupun bisa jadi rumah Kiky. Hehehe…

Sebelum liburan, biasanya udah ada jadwal rencana untuk datang ke tempat-tempat apa saja yang perlu dikunjungi. Di Bau-Bau siyh pastinya tujuan utama itu sekolah (SMANSA), rumah guru-guru, Pantai Kamali, Pantai Nirwana, Palagimata, Benteng Keraton, ataupun Puncak / Bukit Kolese di Lowu-Lowu, Bukit Wantiro dan tempat-tempat menarik lainnya. Banyak rencana yang mau diwujudkan. Dan Alhamdulillah, rencana itu biasanya berjalan sesuai dengan rencana.

KORLAPnya IPSA niyh. Hahaha…

Untuk yang menjadi KORLAP alias Koordinator Lapangan, yah siapa lagi kalau bukan Resky Astarini alias Kiky yang ngebet banget

Nirwana.nirwana

buat rencana. Sampai-sampai di FB, di grup IPSA ’09 udah diproklamirkan. Ckckck…

Heboh juga siyh, tapi menyenangkan. Mereka antusias sekali. Gimana nggak, tempat kuliahnya bukan di Bau-Bau. Jadinya, mereka kangen “jalan” kalau pulang ke Bau-Bau. Dan respon mereka tentang liburan yah, Cepat sekaliiii… Hehehe…

Mmmm… Enaknyaaaa

Yah, sebagai anak IPSA angkatan ’09 hanya bisa berharap semoga kebersamaan dan kekompakkan kita tidak akan pernah putus untuk selama-selamanya. Tetap bersatu dalam naungan Alumni SMANSA Bau-Bau yang memiliki tekad kuat untuk menjadi manusia actual yang berkompeten sehingga dapat diandalkan di kemudian hari. Anak IPSA ’09, keep fighting for our future…!!! We are together, together is better. Hehehe…

Posted in English, Love, SMAN 1 Baubau, Words

Hard – Life – Sacrifice

Life is not easy to be faced.
It needs the struggle.
Many obstacles we have for achieving a success. Although it hurts us. But, it’s the fact…
It’s not easy one.
Life is indeed not as easy as what we imagine. But it can be easy to face it if we are able to deal with it and through it with calm and patience…
and the success takes sacrifice…
Great achievements require a big sacrifice…

IPSA … I miss you… T.T

NingSyafitri…

Posted in Life, Words

Kesalahan Bisa Mengubah Segalanya

Hidup itu keras. Tidak mudah untuk menjalaninya. Masalah demi masalah muncul satu per satu yang tak pernah bisa hilang dari kehidupan kita. Berbagai masalah dari berbagai macam kesalahan manusia, kekhilafan manusia, hingga sampai pada ketidaksadaran manusia melakukan kesalahan. Semua adalah kehidupan. Tak ada yang bisa sempurna. Dan dari kesalahan tersebut, kita bisa mengambil banyak pelajaran, dan menjadikannya sebagai pembelajaran yang berarti. Pengalaman menjadikan kita belajar untuk menjadi yang lebih baik.

Terkadang ada orang yang bisa memaafkan kesalahan yang kita telah perbuat walaupun kesalahan yang kita lakukan bisa dianggap sebagai kesalahan yang ringan, akan tetapi terkadang ada juga yang tidak bisa memaafkan kesalahan kita walaupun kalau bisa ditimbang, tergolong kesalahan yang ringan. Namun, kesalahan itu sifatnya relative, tergantung pandangan orang, karena orang memiliki penilaian yang berbeda – beda terhadap sesuatu hal.

Masalah itu selalu ada solusi dan resiko. Kesalahan pun demikian. Ada resiko yang harus ditanggung. Yah. Seperti itu. Berani berbuat berani bertanggung jawab. Harapan untuk kembali ke kondisi normal mungkin tak akan ada lagi. Semuanya berubah. Hanya karena sebuah kesalahan kecil (menurut saya pribadi).

Ternyata kesalahan yang kita anggap Cuma sekecil saja, bisa berbeda di mata orang lain. Dan bahkan bisa mengubah segalanya.