Posted in Education

Hasil Diskusi 24 April Belajar dan Pembelajaran

Dalam kesempatan ini, saya sedikit menshare apa yang diperoleh dari hasil diskusi bersama junior-junior saya di Semester 2 pada Mata Kuliah Belajar dan Pembelajaran kemarin (24 April 2013) *Kelas A dan B. Penjelasan yang saya paparkan di sini merupakan jawaban-jawaban dari beberapa pertanyaan hebat dari mereka. Trima kasih telah berpartisipasi aktif dalam Mata Kuliah ini, teman-teman.

1. Di dalam proses belajar pembelajaran, warga belajar harus menciptakan iklim kelas yang kondusif agar semuanya dapat bersikap positif dalam belajar dan mengajar. Dimulai dengan lingkungan belajar yang nyaman, ruangan bersih, sedikit kebisingan di dalam kelas. Guru mengawali harinya dengan senyuman, ramah, memberikan materi sepenuhnya. Akan terpancar aura semangat guru yang mengajar dan yang tidak. Kemudian, siswa. Siswa harus memperhatikan materi yang diberikan oleh guru, turut berperan aktif dalam PBM, no chat kecuali tentang materi. Masalah gosip, nanti di luar. Dengan demikian, PBM akan terasa menyenangkan. Bagi kita semua. Insya Allah.

2. Setiap individu memiliki sifat dan karakter yang berbeda. Teori Humanistik bertujuan untuk memanusiakan manusia. Jadi, kaitannya dengan keduanya adalah bagaimana manusia bisa memahami diri sendiri dan lingkungannya agar dapat melakukan hal-hal yang positif demi mencapai aktualisasi diri yang baik pula. Contohnya, kita mungkin sering kali bertanya dalam diri, ‘Saya ini bagaimana? Kedepannya bagaimana? Sudah bagus gak selama ini yang saya lakukan?’ Kita akan selalu mempertimbangkan tentang hal-hal apa saja yang telah terlewati dari kita. Selalu mereview, merenungi, dan mengintropeksi diri. Kita telah dewasa, sudah dapat membedakan mana yang baik dan yang buruk. Hanya ada beberapa faktor yang pada akhirnya kita harus melakukan yang buruk. Terkadang. Semuanya memiliki beberapa pertimbangan.

3. Carl Rogers membedakan dua ciri belajar, yaitu: (1) Belajar yang bermakna dan (2) Belajar tidak bermakna. Belajar yang bermakna terjadi jika dalam proses pembelajaran melibatkan aspek pikiran dan perasaan peserta didik, dan Belajar yang tidak bermakna terjadi jika dalam proses pembelajaran melibatkan aspek pikiran akan tetapi tidak melibatkan aspek perasaan peserta didik. Contohnya banyak terjadi di sekitar kita, misalnya: Belajar yang bermakna (Belajar dengan sungguh-sungguh untuk mencapai cita-cita, dengan cinta dan semangat bahwa ‘Iya, saya bisa. Insya Allah!’), Belajar yang tidak bermakna (Menghalalkan dengan segala cara untuk mendapatkan nilai yang bagus. ‘Apapun itu, yang penting saya dapat A.’ Yang pada akhirnya tidak akan ada apa-apanya di kemudian hari).

4. Manusia unik tidak selamanya identik dengan manusia yang berbeda dari manusia pada umumnya. Kalau menurut saya, bukan manusia unik, tapi manusia yang unik. Karena unik itu berbeda dari yang lain. Tentunya kita sebagai manusia pasti tidak mau dibanding-bandingkan sama orang lain, karena kita memiliki ciri khas tersendiri juga. Punya kelebihan dan kekurangan yang berbeda-beda pula.

Sekian apa yang saya dapat paparkan dalam postingan kali ini. Jika dalam penjelasannya masih kurang lengkap, mohon ditambahkan saja di dalam kolom komentar.

Trima kasih terkhusus saya ucapkan kepada Bpk. Ld. Supardi, S.Pd., M.Pd. yang telah memberikan kepercayaan kepada saya untuk berdiskusi bersama-sama para junior. Semoga menjadi lebih baik pada pertemuan berikutnya. 🙂 Aamiin.

Posted in Education

Hasil Diskusi 24 April Belajar dan Pembelajaran

Dalam kesempatan ini, saya sedikit menshare apa yang diperoleh dari hasil diskusi bersama junior-junior saya di Semester 2 pada Mata Kuliah Belajar dan Pembelajaran kemarin (24 April 2013) *Kelas A dan B. Penjelasan yang saya paparkan di sini merupakan jawaban-jawaban dari beberapa pertanyaan hebat dari mereka. Trima kasih telah berpartisipasi aktif dalam Mata Kuliah ini, teman-teman.

1. Di dalam proses belajar pembelajaran, warga belajar harus menciptakan iklim kelas yang kondusif agar semuanya dapat bersikap positif dalam belajar dan mengajar. Dimulai dengan lingkungan belajar yang nyaman, ruangan bersih, sedikit kebisingan di dalam kelas. Guru mengawali harinya dengan senyuman, ramah, memberikan materi sepenuhnya. Akan terpancar aura semangat guru yang mengajar dan yang tidak. Kemudian, siswa. Siswa harus memperhatikan materi yang diberikan oleh guru, turut berperan aktif dalam PBM, no chat kecuali tentang materi. Masalah gosip, nanti di luar. Dengan demikian, PBM akan terasa menyenangkan. Bagi kita semua. Insya Allah.

2. Setiap individu memiliki sifat dan karakter yang berbeda. Teori Humanistik bertujuan untuk memanusiakan manusia. Jadi, kaitannya dengan keduanya adalah bagaimana manusia bisa memahami diri sendiri dan lingkungannya agar dapat melakukan hal-hal yang positif demi mencapai aktualisasi diri yang baik pula. Contohnya, kita mungkin sering kali bertanya dalam diri, ‘Saya ini bagaimana? Kedepannya bagaimana? Sudah bagus gak selama ini yang saya lakukan?’ Kita akan selalu mempertimbangkan tentang hal-hal apa saja yang telah terlewati dari kita. Selalu mereview, merenungi, dan mengintropeksi diri. Kita telah dewasa, sudah dapat membedakan mana yang baik dan yang buruk. Hanya ada beberapa faktor yang pada akhirnya kita harus melakukan yang buruk. Terkadang. Semuanya memiliki beberapa pertimbangan.

3. Carl Rogers membedakan dua ciri belajar, yaitu: (1) Belajar yang bermakna dan (2) Belajar tidak bermakna. Belajar yang bermakna terjadi jika dalam proses pembelajaran melibatkan aspek pikiran dan perasaan peserta didik, dan Belajar yang tidak bermakna terjadi jika dalam proses pembelajaran melibatkan aspek pikiran akan tetapi tidak melibatkan aspek perasaan peserta didik. Contohnya banyak terjadi di sekitar kita, misalnya: Belajar yang bermakna (Belajar dengan sungguh-sungguh untuk mencapai cita-cita, dengan cinta dan semangat bahwa ‘Iya, saya bisa. Insya Allah!’), Belajar yang tidak bermakna (Menghalalkan dengan segala cara untuk mendapatkan nilai yang bagus. ‘Apapun itu, yang penting saya dapat A.’ Yang pada akhirnya tidak akan ada apa-apanya di kemudian hari).

4. Manusia unik tidak selamanya identik dengan manusia yang berbeda dari manusia pada umumnya. Kalau menurut saya, bukan manusia unik, tapi manusia yang unik. Karena unik itu berbeda dari yang lain. Tentunya kita sebagai manusia pasti tidak mau dibanding-bandingkan sama orang lain, karena kita memiliki ciri khas tersendiri juga. Punya kelebihan dan kekurangan yang berbeda-beda pula.

Sekian apa yang saya dapat paparkan dalam postingan kali ini. Jika dalam penjelasannya masih kurang lengkap, mohon ditambahkan saja di dalam kolom komentar.

Trima kasih terkhusus saya ucapkan kepada Bpk. Ld. Supardi, S.Pd., M.Pd. yang telah memberikan kepercayaan kepada saya untuk berdiskusi bersama-sama para junior. Semoga menjadi lebih baik pada pertemuan berikutnya. 🙂 Aamiin.

Posted in Education, Friend, Place

Posko KKN-P XXV Unidayan 2012/2013 Kel. Awainulu, Pasarwajo

Assalamu’alaikummmmmm… Huaaaaa, baru punya kesempatan maen inet. Ye ye ye…
Alhamdulillah. Alhamdulillah…
OK. Sekarang saya sudah menjadi mahasiswa FKIP B.Inggris Unidayan Semester 7. SEMESTER 7, mann… *Ning, sadar Ning. Sadar. Sudah tua… -___-”
Ya, alhamdulillah semester 7 ini, Ning memprogram mata kuliah udah gak banyak. Tinggal 3 mata kuliah aja. KKN-P, Introduction to Computer dan Seminar Proposal. Dan sekarang lagi menjalani KKN-P.

KKN-P ini Ning ditempatkan di Kel. Awainulu, Kec. Pasarwajo, Kabupaten Buton.
Di dalam posko ada 20 orang dari berbagai fakultas di Unidayan. Tiga hari pelaksanaan KKN-P minggu pertama, Ning nggak masuk soalnya lagi sakit. Nanti hari Minggu (23/09) baru Ning naek ke Pasarwajo sama keluarga. Makasih ya, Ma, Pa, Om, Tante, Ade-adeku. Udah mau nganterin Ning. :*

Pertama kali otw ke posko. Perasaan udah mulai gak karuan. Gimana teman-teman di sana. Gimana suasananya, gimana poskonya. Beribu kekhawatiran tuh bertumpuk. *Tseh, gaya lo, Ning. 😀 Dan tiba di posko. SUBHANALLAH… Terobati… Melihat posko KKN-P yang SESUATU banget… Hahahhhahahaha…. Alhamdulillah alhamdulillah alhamdulillah. Allah makasih banget…

Posko kami di ruko 4 lantai. Huaaaa… >.< Subhanallah. Makasih ya Allah…
Ini baru namanya Posko. Makasih ya Allah. Poskonya Ning di sini… >.<
Narsis dulu aahhh di depan posko. 😀

Alhamdulillah sudah dapat posko yang lebih dari cukup, teman-teman seposko yang saling mengerti dan memahami…

The List Names of Posko Awainulu

 

Posted in Education

Jadwal Ujian Akhir Semester Ganjil Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris Tahun Akademik 2011/2012

Barusan dapat kesempatan lagi untuk OL en blogging. Tapi cuma ntar aja sih. Soalnya lagi mau istirahat. Seharian di luar. -___-” Capek skali. Postingan ini demi memenuhi janji dari salah seorang senior Nining. Ya, apa salahnya menshare sih. Tentang jadwal ujian khusus Prodi Bahasa Inggris. Kemarin juga Ning liat udah pada dicabut jadwalnya. *Waah, gak bener tuh yang buat kerusakan…

Oke. Mumpung Ning punya jadwal, jadi teman-teman pada nyesuaiin aja ya. Soalnya jadwalnya juga kan nanti tergantung sama dosennya juga kan. Ada yang ngikutin jadwal, ada juga yang gak. Oke. Oke???

Untuk jadwal UASnya teman-teman silahkan download di sini (IMG.)

Trima kasih…

Posted in Education, Friend, Life

Bina Akrab FKIP B.Inggris Unidayan 2011

Hari Sabtu kemarin, tepatnya tanggal 8 Oktober 2011. FKIP B.Inggris mengadakan Bina Akrab di Pantai Lakeba. Jumlah mahasiswa baru (MABA) sekitar 250 orang, tapi yang mengikuti Bina Akrab di bawah jumlah yang sesungguhnya. Hanya sekitar seratusan lebih lah yang mengikuti kegiatan ini. Katanya. Sayang, saya tidak menjadi panitia dalam kegiatan ini jadi kurang tahu menahu dalam rincian kegiatannya seperti apa dan bagaimana.

Hari Sabtu pagi mereka berkumpul di Ex. Stadion Betoambari dan langsung menuju ke TKP a.ka. Pantai Lakeba. Sedangkan saya sendiri ke Pantai Lakeba nanti sekitar pukul 05.00 sore. Tentunya bersama Pak Rizal, Iin, Bambang, Aris, Sofyan, dkk. Sampai di TKP, ternyata lokasinya mirip perkemahan. Mereka memasang tenda. Kata teman-teman seangkatan saya, MABA tahun ini beruntung. Bina Akrabnya tidak separah mereka. *Alhamdulillah yah, Bina Akrab 2009 kemarin saya tidak ikut. Soalnya dilarang papa. 😀

Karena pas tiba di Lakeba dan sunsetnya buat gregetan maka langsung saja kami berfoto ria… Uhuhuhuyyyy…

F O B A R

Tidak ketinggalan, Nining juga mau gifo aaahhh… Dengan sunset di Pantai Lakeba… Huaaaa… >.<

Sampai sunset itu terbenam kita masih berfoto juga lho. Ckckck… Bersama Iin dan Mimin. 🙂

Malam harinya, kita semua makan malam dulu. Sebelumnya udah diadakan lomba goreng telur. Enak. Enak. Enak. Tapi, Ning tidak ikut lihat waktu lomba berlangsung. Ning masih asyik dengan teman-teman duduk cerita beralaskan pasir. Cieee… Kan bukan panitia. 😀

Habis makan malam, istirahat. Nah, kita semua berkumpul di area yang sudah disiapkan. Tentunya bukan di pinggir pantai, tapi di atas-atasnya. *Aduh, gimana membahasakannya ya? Bingung. Yang jelas seperti itulah. Di bagian atas pinggir pantai.

Beruntung. Katanya, kalau tidak salah dengar, selama kurang lebih 5 tahun diadakan Bina Akrab, baru kali ini ada dosen yang datang berpartisipasi dalam kegiatan ini. Ini dikarenakan, panitia bina akrab tahun ini mengikuti aturan-aturan yang ada, mengikuti tata cara yang sebenarnya. 🙂 Congrats ya. *Tuhhh kan. Dosen juga senang kalau seperti itu. 🙂

Maba
left2rght: Ibu Diana, P’Rizal, P’Supardi, P’Safulin, P’Bahar, Kk Sabar, Kk Rian

Dalam kesempatan itu, para dosen memperkenalkan diri dan memberikan arahan-arahan serta nasehat-nasehat kepada para mahasiswa sebagai MABA di FKIP B.Inggris. Ya, sepertii itulah. Sebetulnya Ning mau cerita panjang lebar nih tentang apa saja sih yang diberikan oleh para dosen kepada MABA. Tapi, karena Ning lagi dikejar waktu jadi rasa-rasanya belum sempat. Kalau ada waktu semoga Ning bisa melengkapi artikel ini.

Nah, selesai kegiatan itu. Eh, Kk Rian langsung melirik Nining. Tandanya? Diminta jadi juri karena sebentar lagi mau diadakan lomba pidato antar MABA. *Huaaa… Saya tidak tahu menilai, Kakak. Sempat mau mengundurkan diri, tapi hehehe… Begitu deh… Ya udah, Nining, Kk Sabar, dan Kk Rian lah yang jadi juri dalam lomba itu. Mereka komentarnya hebat-hebat euy. Pas saya yang komentar, hedehhhh… Jangan ditanya. Gak berbobot… -____-”
Yang pada ikutan lombanya juga hebat-hebat euy. Saya paling suka peserta yang terakhir. Performancenya very great… Begitu memukau. Without text dan body languagenya juga CICO. 🙂

Berhubung lombanya dan pemberian komentarnya sudah selesai, saya langsung main kabur aja ke bawah. 😀 Alias ke pinggir pantai. Soalnya ada Iin dkk. Lagi nyanyi-nyanyi. Dari dangdut sampai pop, dari lagu baru sampai lawas. Sikaaaaaaattttt…
HUaaaaaa… Enaknyaaa… SUbhanallah… Suasana malam itu TOP BGT. Bintang dan Bulan malah menemani kita semua. 😀

Nyanyi2 di pinggir pantai *Ademmm

Begadang lagiiiii… Saya tidur nanti sekitar setengah tiga pagi. Dehhh… -___-”
Waktu mau tidur, bulannya malah mau menghilang. Ya Allahhhh, indah sekaliiii… Seperti sunset tadi. Langsung gak jadi tidur. Tunggu bulannya lenyap dulu baru tidur.  Sementara Iin, Nila, dkk udah pada tumbang satu-satu. Pak dosen dan bu dosen malah belum tidur. *Mantap sekali pomatanya e… __pomata=begadang__
FYI, kami semua tidur di atas pasir, tanpa tenda. Tendanya itu cuma langit aja. Hehehehe… Enak. Enak. Syukur tidak hujan. 🙂

Bangun pagi. DINGIN.
Brrrrr…

Walau sedingin apapun, foto lagi donk…

Huaaa, muka-muka habis bangun. 😀

Sekitar jam 6an, kami pulang. Ngikut pak dosen. 🙂 Sementara MABA masih mengikuti kegiatan-kegiatan yang udah diagendakan oleh panitia.

Dan. SELESAI. Akhirnya saya bisa juga ikut dalam Kegiatan Bina Akrab ini walaupun tidak menjadi panitia. *Maklum, saya tidak mengikuti Bina Akrab 2009 dan 2010. Ini saja baru sekali di tahun ini. Hehehe…

Bubyeeee…
Maaf ya. Ceritanya kurang lengkap. Nanti dilengkapi lha. Dikejar waktu masalahnya. JAdi, menulis terburu-buru. Hehehe…

*Thx for Sofyan Sukwara, Sri Marlin dan Nining Syafitri who had taken those pictures. 🙂

Posted in Education, English, Place

Dayanu Ikhsanuddin University’s Profile

Dayanu Ikhsanuddin University (Unidayan) is the first private university in Baubau, South East Sulawesi Province, Buton Island. It was built in 1982.

The founders this university are Drs. H. La Ode Manarfa, Drs. La Ode Malim and some figures of Buton society. When they were in Jakarta, they had initiative to find a university in Baubau for increasing the education quality and human resources in Buton and surrounding.

According to the founders, there are some reasons to find Unidayan in Buton at the time. They are:

  1. The graduated youths in senior high school have to continue their study outside region in Kendari, Makassar, and Java.
  2. To continue the study outside it needs high cost and it will give heavy burden to parents. In general, the economic life of Buton society was still low.

So, in 1982 the Dayanu Ikhsanuddin University Foundation was formed on January 23rd, 1982. Here are the foundation founders:

  1. Drs. H. La Ode Manarfa
  2. Drs. La Ode Malim
  3. Ny. Hj. Wa Ode Daawiah Manarfa
  4. Ir. H. Abdul Madjid Sarah
  5. Ny. Hj. Wa Ode Almama Manarfa Madjid
  6. Ir. Madjid Ige

Unidayan is one of universities in Indonesia that has vision and mission for itself, people, and country.

Unidayan visions are it will be superior and leading university in implementation Tri Dharma University at 2025; it will produce the best graduates that have good morals, cultured graduates, insightful, science technology-enabled, and ability to be independent in developing science technology in National and Humanity Development.

Unidayan missions are helping the government in increasing human quality and quantity through the implementation of education, research, and dedication of society with resource utilization that it has optimally; educating students so they are being good morals and cultured people and enable to be leader according to their professions that they choose; and encouraging the creation of togetherness between the academic community and all Unidayan people, so it forms a high interdependence with lifting, keeping, and respecting each other.

Also, Unidayan has special characteristics, “Moral and Culture” and based on “Pancasila and the 1945 Constitution”.

The first rector was Drs. La Ode Malim, from 1983 until 1985. The second rector was Drs. H. La Ode Manarfa, from 1986 until 2002. The third rector was Ir. H. Abdul Madjid Sarah, 2003. And now the rector is La Ode Muhammad Arsal, S.Sos., M.Si.

 Registered license for Dayanu Ikhsanuddin University was obtained in 1986, according to Decree of Education and Culture Minister No. 0533/O/1986 on August 5th, 1986. Then, it was reshuffled again according to notarial deed from Kasim Siruhu, S.H. No. 25 May 22, 1995, as follows:

–          Advisor                                : Drs. H. La Ode Manarfa.

–          Chairwoman                       : Wa Ode Maasra Manarfa Sjamsul Qamar, S.Sos.

–          First Head                           : dr. H. L.M. Izzat Manarfa, M.Sc.

–          Second Head                       : Wa Ode Muzida Asis, S.Sos.

–          First Secretary                    : Hj. Wa Ode Zalmat Manarfa, S.H.

–          Second Secretary                : Drs. Rasiu

–          First Treasurer                    : Hj. Wa Ode Almama Abdul Madjid Sarah

–          Second Treasurer               : L.A Banioe

–          President Commissioner    : Ir. Abdul Madjid Sarah (resigned in October 2002)

–          Member                             : Hj. Wa Ode Daawia Manarfa

Unidayan has one rector and three vice rectors. They are La Ode Muhammad Arsal, S.Sos, M.Si (Rector), Dr. Ir. H. Sulhan Manaf, M.Si (Vice Rector I), Rahmatia, S.Pd, M.Pd. (Vice Rector II), and Drs. H. Yusri Bau, M.Si (Vice Rector III).

On the other hand, Unidayan has 7 faculties, 15 courses for undergraduate (S1) that we can choose if we want to continue our study here. They are:

1. Economics Faculty, with the dean is Rafiuddin, S.E, M.Si.

It has two courses: Business Management and Accountancy.

2. Social Science and Politics Faculty, with the dean is Prof. Dr. Asmiddin, M.Si.

It has two courses: Public Administration and Sociology.

3. Teacher Training and Education Faculty, with the dean is Drs. Anwar, M.Pd.

It has four courses: English Department, Mathematics Department, Economics Department, and History Department.

4. Fisheries Faculty, with the dean is Ir. Musrif, MP.

It has two courses: Aquaculture and Agro technology.

5. Law Faculty, with the dean is Wa Ode Zamrud, S.H., M.Hum.

It has one course: Jurisprudence.

6. Engineering Faculty, with the dean is Ir. H. L.M. Syamsul Qamar, M.T.

It has three courses: Civil Engineering, Machine Engineering, and Information and Communication Engineering.

7. Public Health Faculty, with the dean is dr. H. L.M. Izat Manarfa, M.Sc.

It has one course: Public Health.

 Among 17 courses above, 11 courses have gotten accreditation from University National Accreditation Body (BAN-PT) DIKTI since 2006 and 2007, the rest of them have gotten operating license from DIKTI. Since 2007, Unidayan also has had education programs, they are Local Government Administration and Financial Administration for postgraduate (S2). Moreover, Unidayan has 148 lecturers from all faculties: 79 lecturers for undergraduate (S1), 66 lecturers for S2, and 3 lecturers for S3.

 For the education costs today, students who take exact department must pay as much as Rp. 1.200.000 per semester and students who take non-exact department must pay as much as Rp. 1. 150.000 per semester. Every student is obligated to pay the contribution of development as much as Rp. 1.500.000. Meanwhile, Unidayan provides the scholarship for students not only who have good achievements, but also who have low economic background. It is purposed to stimulate the increasing of achievement from the students. There are Academic Achievement Increasing Scholarship (PPA), Student Studying Help Scholarship (BBM), Student Education Help Scholarship (BPM), Supersemar Scholarship from Supersemar Foundation, Extracurricular Achievement Increasing Scholarship, and Scholarship for Unidayan best graduate.

For the facilities, they should be improved, especially for the library and laboratory. The library building must be bigger and it should add more books. So, it can support the interest and ability from the student itself. Also, the quality of lecturers must be increased, so we can get the professional lecturers then we can know how to teach professionally later, especially in Teacher Training and Education Faculty. In addition, the bidding system must be better because it does not have the standardization for the subject what we want to take in higher semester.

Last, Unidayan as a good university in Baubau, it is expected to always improve the facilities, infrastructures, and the students and lecturers qualities. Then, it will be better and get good responses from all people in this university to make Unidayan more familiar worldwide.

Reference: unidayan.ac.id

Posted in Education, English, Friend, Life, Place

Lawero in English for Good English

One of programs in Lawero Radio is Lawero in English. It is scheduled twice a week, on Sunday at 11.00 a.m. and Wednesday at 07.30 p.m. The topic in this program talks about Tourism on Sunday and news that still regarded interesting enough to discuss on Wednesday. As the broadcaster, Miss Titin, said via SMS, “For Sunday, the topic should about tourism. ” Each days has different topics.

left to rght. bambang,vivy,iin,jelly

Lawero invites some guests to join in this program, such as students of Dayanu Ikhsanuddin University and people who have ability in English. This program is possible for people who want to learn English because they can improve their English. This gets good responses from either the guests or the listener. “This program is good for increasing how to speak English, good comprehension in grammar, getting more knowledge and we can be known by many people surely,” said Wa Ode Jelly, one of guests of Lawero in English. Also, Sri Marlin, as the guest also, explained that this program is exteremely good to improve our skill in English. We can share how to learn English well to other people in order to not feel boring. Continue reading “Lawero in English for Good English”

Posted in Education, English, Friend, Life, Place

Lawero in English for Good English

One of programs in Lawero Radio is Lawero in English. It is scheduled twice a week, on Sunday at 11.00 a.m. and Wednesday at 07.30 p.m. The topic in this program talks about Tourism on Sunday and news that still regarded interesting enough to discuss on Wednesday. As the broadcaster, Miss Titin, said via SMS, “For Sunday, the topic should about tourism. ” Each days has different topics.

left to rght. bambang,vivy,iin,jelly

Lawero invites some guests to join in this program, such as students of Dayanu Ikhsanuddin University and people who have ability in English. This program is possible for people who want to learn English because they can improve their English. This gets good responses from either the guests or the listener. “This program is good for increasing how to speak English, good comprehension in grammar, getting more knowledge and we can be known by many people surely,” said Wa Ode Jelly, one of guests of Lawero in English. Also, Sri Marlin, as the guest also, explained that this program is exteremely good to improve our skill in English. We can share how to learn English well to other people in order to not feel boring. Continue reading “Lawero in English for Good English”

Posted in Education

Lelucon yang Baik Ketika Mengajar

Akhirnya bisa posting lagi, setelah mondar-mandir antara kuliah dan tugas yang selalu meminta perhatian dari Nining. :'(

Oke. Postingan kali ini mengenai cara membuat lelucon yang baik di dalam kelas ketika kita sedang berprofesi sebagai pendidik, alias ketika kita mengajar.

Sebagai seorang pendidik di dalam melakukan pembelajaran ataupun pengajaran terhadap anak didik, kita diharapkan mampu memberi kesan yang menarik dalam proses belajar mengajar sehingga anak didik merasa antusias dengan materi yang kita bawakan. Banyak cara yang bisa kita lakukan, salah satunya adalah dengan memberikan lelucon di sela-sela proses belajar mengajar. Hal ini dimaksudkan agar suasana PBM tidak begitu menegangkan dan membosankan.

Pendidik dengan rasa humor yang bagus seringkali disukai oleh para peserta didik. Iya. Karena kenapa? Menurut saya pribadi, pendidik dengan rasa humor yang bagus dan bisa menempatkan humoritasnya di dalam kelas dengan tepat dapat mencerminkan keprofesionalitasnya sebagai pendidik. Ramah, baik, dan welcome. Tidak ada istilah guru killer yang akan diucapkan dari mulut para peserta didik nantinya untuk pendidik tersebut. Betul?

Namun, di dalam membawakan sebuah lelucon, kita harus tahu cara yang baik dan tepat. Jangan sembarangan menghadirkan sebuah lelucon di dalam kelas.

  • Ketika mengajar kita sebaiknya jangan keseringan membuat lelucon dalam bentuk fisik. Maksudnya dengan gaya kita yang dibuat lucu sehingga peserta didik tertawa. Hal semacam itu wajar saja dilakukan, akan tetapi jangan terlalu keseringan karena dapat mengakibatkan seorang pendidik itu akan dianggap remeh oleh peserta didiknya.
  • Lelucon dalam bentuk verbal adalah salah satu cara yang tepat untuk menciptakan ‘kehidupan’ di dalam kelas. Jika kita sudah merasa bahwa peserta didik sudah mulai jenuh dan tidak mood mengikuti pelajaran, maka lelucon verbal inilah bisa menjadi salah satu ‘penolong’ kita untuk membangkitkan lagi gairah peserta didik dalam mengikuti PBM.
  • Di dalam menghadirkan lelucon, sebaiknya jangan sembarang lelucon. Usahakan leluconnya juga menyangkut pendidikan. Istilahnya, lelucon yang edukatif lah.
*garis-garis besar dari isi artikel ini adalah hasil penjelasan Bpk Ld. Supardi, S.Pd, M.Pd. di dalam mata kuliah Belajar dan Pembelajaran, dan saya berusaha mengembangkannya sebaik mungkin hingga seperti ini. *semoga artikelnya tidak membuat Anda bingung. 🙂
Terima kasih, Pak Pardi… 🙂