Posted in Blog, Place

Bakti Sosial 2016 Mahasiswa FKIP Pendidikan Bahasa Inggris Unidayan di Desa Wawoangi, Sampolawa, Buton Selatan

(searah jarum jam) 1) Spanduk 2) Gedung Sultan Saparigau, 3) Pembekalan dari Bapak Kepala Desa Wawoangi dan Sekprodi, 4) Para dosen FKIP Pend. Bhs. Inggris Unidayan
(searah jarum jam)
1) Spanduk 2) Gedung Sultan Saparigau, 3) Pembekalan dari Bapak Kepala Desa Wawoangi dan Sekprodi, 4) Para dosen FKIP Pend. Bhs. Inggris

Bakti Sosial di Desa Wawoangi, Sampolawa, Buton Selatan, pada tanggal 28 – 29 Mei 2016 kemarin adalah salah satu agenda kegiatan UNESA (Unidayan English Students Association). Pesertanya adalah mahasiswa FKIP Pend. Bahasa Inggris Unidayan Angkatan 2013 dan para dosen yang mengikuti kegiatan ini ada 7 dosen; 3 dosen tetap (Pak Baharuddin Adu, Pak Rizal dan Ibu Esa) dan 4 dosen tidak tetap (Ibu Yuli Yastiani, Pak Firdaus, Ibu Dianti Afrilia dan saya sendiri). *dosen-dosennya masih muda semua kan. Kan kan. 😀

Berbicara tentang kronologis kegiatannya, saya tuliskan secara ringkas saja. Ini juga bukan tulisan formal, judul tulisannya saja sepertinya yang terlihat formal. Kami semua, baik mahasiswa dan dosen, berkumpul di Stadion Betoambari pada jam 5 sore. Awalnya jam 4 sore namun cuaca yang tidak mendukung, akhirnya diundurkan menjadi jam 5 sore. Perjalanan menuju Desa Wawoangi, Sampolawa, ini membutuhkan waktu sekitar 2 jam dari Kota Baubau. Dalam perjalanan menuju desa tersebut, banyak hal yang menyenangkan terjadi di dalam mobil yang disewakan oleh pihak panitia acara (Unesa) untuk para dosen. Utamanya Pak Firdaus sebagai korban yang paling sering dibully. Hahaha… Terima kasih, bapak ibu dosen untuk hiburannya hari itu. Alhamdulillah. 😉

Sesampainya di tempat tujuan, hari telah gelap. Kami semua beristirahat di Gedung Sultan Saparigau. Masyarakat setempat menyebutnya sebagai baruga. And do you know? Kami disambut dengan listrik yang padam. Nyesss. Gelap gulita, men. Ditambah lagi ada seorang mahasiswa yang kerasukan sehingga membuat suasana di baruga menjadi tegang. Tapi untungnya, tidak berlangsung lama, baik listrik ataupun mahasiswa tersebut. Alhamdulillah.

Well, untuk tempat istirahatnya, para mahasiswa dan Pak dosen tidur di baruga tersebut, sedangkan para ibu dosennya tidur di salah satu rumah warga *memang, wanita selalu diistimewakan :D. Sebelum tidur, tentunya harus makan dulu toh. Para dosen dan para mahasiswa having dinner dulu sebelum beristirahat untuk mempersiapkan diri di esok hari. Rame!!! 😀

Bersama Kepala Desa Wawoangi di rumah Beliau
Bersama Kepala Desa Wawoangi di rumah Beliau

Sebelumnya, kami disambut oleh Bapak Kepala Desa Wawoangi di baruga dan Beliau mengajak kami, para dosen, untuk bertandang ke rumahnya sembari berbincang-bincang tentang Desa Wawoangi ini. Cukup banyak informasi tentang Desa Wawoangi yang kami dapatkan dari cerita Kepala Desa, apalagi tentang objek yang akan kami bersihkan sebagai aksi bakti sosial esok harinya, yaitu Mesjid Tua Wawoangi. Ya, kami dilayani dengan sangat baik oleh Bapak Kepala Desa. Terima kasih, Pak. 🙂

Perjalanan menuju Mesjid Tua Wawoangi
Perjalanan menuju Mesjid Tua Wawoangi

Keesokan paginya, kami have breakfast dulu bersama. Setelah itu, ada sepatah kata dari Bapak Kepala Desa dan Sekprodi untuk kami semua sebelum memulai kegiatan, yaitu pembersihan di sekitar Mesjid Tua Wawoangi. Videonya dapat dilihat di sini.

Mesjid Tua Wawoangi di Desa Wawoangi, Sampolawa, Buton Selatan
Mesjid Tua Wawoangi di Desa Wawoangi, Sampolawa, Buton Selatan

Sekilas informasi tentang Mesjid Tua Wawoangi menurut informasi yang didengar dari Kepala Desa Wawoangi. FYI, Wawoangi itu artinya adalah di atas angin. Mesjid Tua Wawoangi terletak di Desa Wawoangi, Kecamatan Sampolawa, Kabupaten Buton Selatan. Mesjid tersebut terletak di atas bukit. Jarak yang ditempuh dari Desa Wawoangi menuju mesjid tersebut sekitar 2 km. Bisa ditempuh dengan jalan kaki maupun kendaraan. Namun, harus tetap berhati-hati, karena hampir sepanjang perjalanan, jalanannya masih agak kurang bagus, berbatu-batu. Percaya tidak percaya, kata kepala desa, walaupun bagus kendaraan yang kita miliki menuju mesjid, namun jika niat tidak bagus, maka kita tidak akan sampai ke mesjid. Sebaliknya, sejelek apapun kendaraan yang kita miliki, namun memiliki niat yang baik, maka akan sampai di tujuan. Dan itu terbukti dari beberapa kejadian yang pernah terjadi oleh orang-orang yang pernah ke mesjid tersebut bersama kepala desa.

Menurut cerita yang dipaparkan oleh Kepala Desa Wawoangi, sebelum adanya mesjid di Buton ini, Syeikh Abdul Wahid (Pembawa Agama Islam Pertama di Buton) pernah terdampar di daerah Lapandewa. Di daerah tersebutlah, Syeikh Abdul Wahid mengajarkan agama Islam kepada masyarakat setempat. Kemudian, Syeikh Abdul Wahid mengatakan bahwa di atas bukit Desa Wawoangi itu, Beliau akan mendirikan mesjid. Masyarakat Lapandewa akhirnya bertanya, mengapa demikian? Syeikh Abdul Wahid pun menjawab, Syeikh Abdul Wahid melihat ada cahaya di atas bukit Desa Wawoangi tersebut kemudian cahaya itu terus naik sampai ke luar angkasa. Sehingga Beliau memutuskan untuk mendirikan mesjid di atas bukit tersebut. Dibangun pada tahun 1527. Dinding mesjidnya nampak seperti terbuat dari rotan bambu yang besar, atapnya terbuat dari kayu, sehingga membuat mesjid ini sederhana. Ya, sederhana tapi gimana yaa. Ada suasana tersendiri ketika berada di mesjid tersebut. Seperti masih ada kekuatan gaib yang sangat kental di mesjid ini. Yang intinya, jangan mengunderstimate keberadaan mesjid ini dalam bentuk apapun. Bapak Kepala Desa sering kali mengingatkan kepada kami bahwa satu hal yang penting, jangan ada di hati kita semua untuk mengatakan bahwa mesjid itu tidak baik.

Sebelum berada di mesjid, kita berwudhu dulu, kemudian jika telah berada di dalamnya, maka berdoalah kepada Allah dan yakinilah semua tentang doa yang kita panjatkan. Seperti yang dikatakan Pak Bahar kepada para mahasiswa bahwa sebelumnya beliau juga pernah mengunjungi mesjid tersebut, tapi masih menjadi mahasiswa pada saat itu, beliau masih ingat apa yang dikatakan oleh Pak Safulin, bahwa Mesjid Tua Wawoangi tersebut dianalogikan ibarat HP yang merupakan alat komunikasi, jika kita berada di tempat yang kekuatan signalnya bagus, maka komunikasi kita akan bagus kepada orang yang kita hubungi. Sebaliknya, jika berada di tempat yang kekuatan signalnya kurang bagus, maka komunikasinya kurang bagus. Nah, di Mesjid Tua Wawoangi itulah adalah tempat yang baik untuk meminta kepada Allah. Berdoa dan yakin. In sya Allah dijabbah.

Oh iya, beberapa tahun lalu, jika ingin mengambil gambar mesjid tersebut, percaya tidak percaya, it can’t work. Rata-rata orang yang berkunjung ke mesjid dan ingin mengambil gambarnya, hasilnya tidak akan pernah berhasil. Mesjidnya tidak kelihatan, cuma pepohonannya saja yang terlihat. FYI, kata Kepala Desa, Mesjid Tua Wawoangi ini sebagai mesjid pertama yang ada di Pulau Buton. *Jika yang pertama, berarti sebelum adanya Mesjid Quba dan Mesjid Agung Keraton Buton yang berada di Keraton Buton, Baubau, itu dong. Wah wah, masya Allah sekali saya bisa berada di Mesjid Tua Wawoangi di saat-saat seperti ini. Ya, saya sempat menangis ketika berada di dalamnya. Yaa, nda nyangka saja bisa berada di tempat yang sesakral ini. Dengan niat baik, di mana kita berdoa kepada Allah dan yakin semua doa yang kita panjatkan insya Allah dikabulkan. Aamiin Yaa Rabb.

Setelah kegiatan pembersihan selesai, kami semua berkumpul di baruga sekitar mesjid tersebut sekaligus acara penyerahan bantuan Al-Quran dari FKIP PBI Unidayan untuk Mesjid Tua Wawoangi tersebut oleh panitia kepada Bapak Kepala Desa, dirangkaikan dengan acara penutupan. Setelah acara selesai, kami pun kembali ke baruga, makan siang dan bersiap-siap untuk pulang sembari menunggu kendaraan yang akan membawa kami kembali ke Baubau.

(searah jarum jam) 1) Berkumpul setelah bekerja bakti, 2) Foto bersama dengan latar Mesjid Tua Wawoangi, 3) saya bersama wakil ketua UNESA, 4) Penyerahan Alquran, 5) saya bersama Ketua UNESA
(searah jarum jam) 1) Berkumpul setelah bekerja bakti, 2) Foto bersama dengan latar Mesjid Tua Wawoangi, 3) saya bersama wakil ketua UNESA, 4) Penyerahan Alquran, 5) saya bersama Ketua UNESA

Perjalanan yang sangat menyenangkan. Saya tidak menyangka, baksos kali ini menjadi perjalanan rohani untuk diri saya pribadi. Jika kalian ingin menikmati perjalanan rohani di Pulau Buton, saya sangat merekomendasikan, silahkan berkunjung ke Mesjid Tua Wawoangi, Mesjid Pertama di Pulau Buton. Saya saja masih ingin berkunjung lagi ke sana. Mudah-mudahan panjang umur dan masih diberi kesempatan sama Allah. Suasana berada di mesjid itu yang buat kangen, Allah. Adem. :’)

Terima kasih, Kepala Desa dan warga Desa Wawoangi. Senang berkunjung ke Desa Wawoangi. 🙂

Posted in Education

Kisi-Kisi Soal Ujian Tengah Semester Pengantar Pendidikan 2013

Seperti yang dijanjikan oleh Ibu Sri Marlin dan saya dalam pertemuan minggu lalu ketika memberitahukan kepada teman-teman mahasiswa bahwa MID Pengantar Pendidikan akan dilaksanakan tanggal 28 November 2013 nanti, maka akan diberikan kisi-kisi terlebih dahulu. Tujuannya apa? Yaa, agar teman-teman lebih siap dalam menghadapi MID tersebut. Ok? Semangat yaa, teman-teman. 😀

  1. Pengertian Pedagogik dan Pedagogis.
  2. Pengertian dan Makna Pendidikan menurut UU No. 20 Tahun 2003.
  3. Fungsi dan Tujuan Pendidikan.
  4. Perbedaan Mendidik dan Mengajar.
  5. Jelaskan Batasan-batasan dan faktor-faktor Pendidikan.
  6. Jelaskan 4 dasar aliran pendidikan (Empirisme, Naturalisme, Nativisme, dan Pandangan Konvergensi).
  7. Jelaskan isi Tri Kon menurut Ki Hajar Dewantara.
  8. Sebutkan Azas dan Tujuan INS Kayu Tanam.
  9. Jelaskan Makna dari Ing Ngarso Sung Tulodo, Ing Madya Mangun Karso, Tut Wuri Handayani.

Sekian.

Semangat belajar ya… No cheating in the classroom later. 🙂

Posted in Education, Life

Siap Disuka dan Siap Dibenci

What a wonderful day today!

Oke. Mungkin kali ini saya akan bercerita tentang pengalaman hari ini ketika mengajar di kelas untuk suatu mata kuliah. Baru saja selesai.

Ini hari sangat menyenangkan. Saya memperoleh pelajaran hidup yang tidak ternilai harganya, boleh dikatakan mungkin akan menjadikan pembelajaran diri untuk lebih dewasa. Dan saya harus menyadari bahwa apa yang dikatakan Pak Supardi kemarin-kemarin BENAR. “Kita hidup ini siap disuka dan siap dibenci.”

Saya pikir semua pekerjaan itu tidak ada yang sulit dan tidak ada yang mudah. Semuanya memiliki kelebihan dan kekurangan, kemudahan dan kesulitannya masing-masing. Termasuk menjadi seorang pengajar. Yang mengabdikan diri sebagai seseorang yang memiliki niat untuk memberikan apa yang ditahu kepada peserta didik. Demi kelangsungan hidup pengajarnya juga demi masa depan peserta didik itu sendiri.

Seorang pengajar dalam melaksanakan proses belajar mengajar (PBM) membutuhkan sebuah metode mengajar, lebih-lebih penguasaan kelas yang baik, juga Interaksi antara pengajar dan anak didik pun harus selaras alias harus saling mendukung. Sehingga PBM akan berjalan dengan sangat baik dan mencapai tujuan pembelajaran itu sendiri.

Seorang pengajar dengan segala kelebihan dan kekurangan yang ada di dalam diri, selalu saja memiliki peserta didik yang disenangi dan tidak disenangi, tergantung sikap mereka sebagai peserta didik ke pengajar. Peserta didik pun memiliki sifat yang sama. Ada yang memiliki pengajar yang disenangi dan tidak disenangi. Entah karena sifat atau metode pembelajaran yang kurang menarik, atau apa saja yang mendukung faktor kesenangan dan ketidaksenangan tersebut.

Dan hari ini, saya benar-benar mengerti, “Kita hidup ini siap dibenci dan siap disuka.” Mengubah seseorang yang membenci kita untuk menyenangi kita pun tidak mungkin. Dan nampaknya kita membutuhkan kebijaksanaan diri untuk menghadapi hal yang demikian.

Terkhusus kepada seseorang yang telah memberikan saya pelajaran hidup hari ini, terima kasih banyak untuk perlakuannya. Semua yang terjadi di kelas hari ini menjadikan saya lebih dewasa dalam bersikap. Terima kasih banyak.

Teruntuk kalian di kelas, belajar yang baik dan sepandai apapun kamu, ketika akhlak kalian tidak baik, maka hasilnya pun akan menjadi nol. Saya yakin kalian adalah mahasiswa-mahasiswa yang berprestasi di dalam bidang intelektual maupun spiritual. 🙂

Posted in Education, Life

Siap Disuka dan Siap Dibenci

What a wonderful day today!

Oke. Mungkin kali ini saya akan bercerita tentang pengalaman hari ini ketika mengajar di kelas untuk suatu mata kuliah. Baru saja selesai.

Ini hari sangat menyenangkan. Saya memperoleh pelajaran hidup yang tidak ternilai harganya, boleh dikatakan mungkin akan menjadikan pembelajaran diri untuk lebih dewasa. Dan saya harus menyadari bahwa apa yang dikatakan Pak Supardi kemarin-kemarin BENAR. “Kita hidup ini siap disuka dan siap dibenci.”

Saya pikir semua pekerjaan itu tidak ada yang sulit dan tidak ada yang mudah. Semuanya memiliki kelebihan dan kekurangan, kemudahan dan kesulitannya masing-masing. Termasuk menjadi seorang pengajar. Yang mengabdikan diri sebagai seseorang yang memiliki niat untuk memberikan apa yang ditahu kepada peserta didik. Demi kelangsungan hidup pengajarnya juga demi masa depan peserta didik itu sendiri.

Seorang pengajar dalam melaksanakan proses belajar mengajar (PBM) membutuhkan sebuah metode mengajar, lebih-lebih penguasaan kelas yang baik, juga Interaksi antara pengajar dan anak didik pun harus selaras alias harus saling mendukung. Sehingga PBM akan berjalan dengan sangat baik dan mencapai tujuan pembelajaran itu sendiri.

Seorang pengajar dengan segala kelebihan dan kekurangan yang ada di dalam diri, selalu saja memiliki peserta didik yang disenangi dan tidak disenangi, tergantung sikap mereka sebagai peserta didik ke pengajar. Peserta didik pun memiliki sifat yang sama. Ada yang memiliki pengajar yang disenangi dan tidak disenangi. Entah karena sifat atau metode pembelajaran yang kurang menarik, atau apa saja yang mendukung faktor kesenangan dan ketidaksenangan tersebut.

Dan hari ini, saya benar-benar mengerti, “Kita hidup ini siap dibenci dan siap disuka.” Mengubah seseorang yang membenci kita untuk menyenangi kita pun tidak mungkin. Dan nampaknya kita membutuhkan kebijaksanaan diri untuk menghadapi hal yang demikian.

Terkhusus kepada seseorang yang telah memberikan saya pelajaran hidup hari ini, terima kasih banyak untuk perlakuannya. Semua yang terjadi di kelas hari ini menjadikan saya lebih dewasa dalam bersikap. Terima kasih banyak.

Teruntuk kalian di kelas, belajar yang baik dan sepandai apapun kamu, ketika akhlak kalian tidak baik, maka hasilnya pun akan menjadi nol. Saya yakin kalian adalah mahasiswa-mahasiswa yang berprestasi di dalam bidang intelektual maupun spiritual. 🙂

Posted in Friend, Life, Love, Place

Happy Graduation!!!

Wisuda Sarjana ke-28 dan Pascasarjana ke-8 Unidayan Baubau
Wisuda Sarjana ke-28 dan Pascasarjana ke-8 Unidayan Baubau

Alhamdulillah. Alhamdulillah. Terima kasih, Allah, untuk segala kemudahan dan kelancaran aktivitas yang Engkau berikan, hingga akhirnya acara Wisuda Sarjana ke-28 dan Pascasarjana ke-8 Universitas Dayanu Ikhsanuddin, yang bertempat di Baruga La Ode Malim, 28 Oktober 2013, dapat terlaksana juga. Dengan jumlah wisudawan sebanyak 808 orang. 🙂 Acara dilaksanakan dari pukul 08.00 WITA hingga 14.20 WITA. Walaupun tadi ada sedikit ketidakstabilan listrik, tapi akhirnya acara bisa berjalan dengan baik. Trima kasih, Allah.

Setelah melaksanakan Yudisium tanggal 21 September 2013 kemarin (Khusus FKIP Prodi Pend. B.Inggris Gelombang I), saya dan teman-teman di semua fakultas dapat merayakan Wisuda hari ini, 28 Oktober 2013. Bertepatan dengan Hari Sumpah Pemuda. Subhanallah. Semangat, kawan. Mari kita menjadi generasi muda yang berkualitas bagi bangsa.

Ibu Prof.Dr.Ir.Hj. Andi Niartiningsih,M.P
Source: http://www.kopertis9.or.id

Wisuda ini pun dihadiri oleh Koordinator Kopertis Wilayah IX, Ibu Prof. Dr. Ir. Hj. Andi Niartiningsih, M.P,. Dalam menyampaikan sambutannya, ada beberapa kalimat yang saya tangkap ketika Beliau mengkhususkan kata-kata tersebut untuk para wisudawan. Beliau mengatakan bahwa:
– Semua yang kita capai membutuhkan kerja keras, fokus dan prima.
– Harus dapat membangun softskill, kemampuan berkomunikasi secara interpersonal dan intrapersonal dengan baik.
– Harus ada prioritas dalam hidup.
– Tidak akan ada artinya ketika memiliki IP tinggi namun tidak memiliki nilai tinggi dalam softskill. Karena yang terpenting dalam hidup ini adalah akhlak.
– Harus dapat mengubah mindset bahwa ketika lulus menjadi seorang sarjana, pekerjaan yang ideal itu yang berorientasi PNS. *bukan maksud untuk menyampingkan PNS itu sendiri* Namun, melihat kondisi yang ada, apa salahnya memiliki pekerjaan yang memiliki unsur enterpreneurshipnya.
– Harus bisa bersaing di masa mendatang karena kita akan bersaing dengan bangsa lain. Kata Beliau, negara-negara tetangga, seperti Thailand dan Laos, telah melaksanakan program kursus Bahasa Indonesia bagi para tenaga kerja. Do you know what the meaning is? Mereka mau datang ke Indonesia karena melihat potensi sumber daya Indonesia yang bagus. Semoga saja kita tidak dijajah di dalam negeri sendiri. Olehnya itu, mari kawan-kawan, tingkatkan kualitas kemampuan diri untuk tetap mempertahankan Indonesia dengan meningkatkan SDM dan mengelola SDA kita dengan penuh rasa tanggung jawab.

Rektor Unidayan Bapak Laode Muhammad Arsal, S.Sos, M.Si.

Juga sambutan yang dibawakan oleh Rektor Universitas Dayanu Ikhsanuddin, Bapak Laode Muhammad Arsal, S.Sos., M.Si. Dalam sambutannya, Beliau mengatakan bahwa dalam melakukan segala sesuatu yang tujuannya untuk kebaikan diri, jika ikhlas dan sungguh-sungguh maka hasilnya pun akan baik. Kejujuran itu utama. Mengabdi dengan cara yang baik, bukan dengan cara yang salah. Demikian pula sambutan yang dibawakan oleh yang mewakili Gubernur Sulawesi Tenggara, Sekretaris Daerah Prov. Sultra. Wisuda. Menjadi seorang sarjana. Merupakan awal meniti karir di masa depan. 🙂 Semoga kita semua bisa mempertanggungjawabkan dasar keilmuan yang kita miliki di kehidupan masyarakat. Aamiin.

Dalam pelaksanaan acaranya, saya juga menghaturkan rasa bangga terhadap UPS (Unidayan Paduan Suara). Suara kalian hebat-hebat. 🙂 Terima kasih telah menjadi pelengkap acara wisuda kami, sehingga berjalan dengan sangat berwarna ketika kalian bernyanyi. 🙂 I like it. Sukses terus untuk UPS.

Ning Syafitri
Ning Syafitri

Dalam wisuda sarjana kali ini, saya mendapat nomor urut 282. Menurut saya, nomor ini adalah sejarah. Jika saya mereka-reka, 282. Angka 28 merupakan angka yang merujuk pada Wisuda Sarjana yang ke-28. Dan angka 2, merujuk pada …. Ah, sudahlah. Tidak usah dijelaskan. Hehehe.

Yang intinya, di dalam kesempatan ini saya mengucapkan terima kasih sebanyak-banyaknya kepada pihak-pihak yang turut berperan penting dalam perkembangan saya hingga menjadi seorang wisudawan. Terima kasih untuk kepercayaan, pembelajaran, nasehat, teguran, dan senyuman ketulusannya. :’)

Semoga kami, para wisudawan, dapat membawa nama baik, tetap setia dan berbakti kepada almamater, Universitas Dayanu Ikhsanuddin, selayaknya janji alumni yang kami telah ucapkan tadi siang.

Selamat bagi para wisudawan! Sukses selalu. Semoga Allah selalu memberikan kebaikan jalan untuk masa depan kita. Aamiin.

Posted in Friend, Life, Love, Place

Happy Graduation!!!

Wisuda Sarjana ke-28 dan Pascasarjana ke-8 Unidayan Baubau
Wisuda Sarjana ke-28 dan Pascasarjana ke-8 Unidayan Baubau

Alhamdulillah. Alhamdulillah. Terima kasih, Allah, untuk segala kemudahan dan kelancaran aktivitas yang Engkau berikan, hingga akhirnya acara Wisuda Sarjana ke-28 dan Pascasarjana ke-8 Universitas Dayanu Ikhsanuddin, yang bertempat di Baruga La Ode Malim, 28 Oktober 2013, dapat terlaksana juga. Dengan jumlah wisudawan sebanyak 808 orang. 🙂 Acara dilaksanakan dari pukul 08.00 WITA hingga 14.20 WITA. Walaupun tadi ada sedikit ketidakstabilan listrik, tapi akhirnya acara bisa berjalan dengan baik. Trima kasih, Allah.

Setelah melaksanakan Yudisium tanggal 21 September 2013 kemarin (Khusus FKIP Prodi Pend. B.Inggris Gelombang I), saya dan teman-teman di semua fakultas dapat merayakan Wisuda hari ini, 28 Oktober 2013. Bertepatan dengan Hari Sumpah Pemuda. Subhanallah. Semangat, kawan. Mari kita menjadi generasi muda yang berkualitas bagi bangsa.

Ibu Prof.Dr.Ir.Hj. Andi Niartiningsih,M.P
Source: http://www.kopertis9.or.id

Wisuda ini pun dihadiri oleh Koordinator Kopertis Wilayah IX, Ibu Prof. Dr. Ir. Hj. Andi Niartiningsih, M.P,. Dalam menyampaikan sambutannya, ada beberapa kalimat yang saya tangkap ketika Beliau mengkhususkan kata-kata tersebut untuk para wisudawan. Beliau mengatakan bahwa:
– Semua yang kita capai membutuhkan kerja keras, fokus dan prima.
– Harus dapat membangun softskill, kemampuan berkomunikasi secara interpersonal dan intrapersonal dengan baik.
– Harus ada prioritas dalam hidup.
– Tidak akan ada artinya ketika memiliki IP tinggi namun tidak memiliki nilai tinggi dalam softskill. Karena yang terpenting dalam hidup ini adalah akhlak.
– Harus dapat mengubah mindset bahwa ketika lulus menjadi seorang sarjana, pekerjaan yang ideal itu yang berorientasi PNS. *bukan maksud untuk menyampingkan PNS itu sendiri* Namun, melihat kondisi yang ada, apa salahnya memiliki pekerjaan yang memiliki unsur enterpreneurshipnya.
– Harus bisa bersaing di masa mendatang karena kita akan bersaing dengan bangsa lain. Kata Beliau, negara-negara tetangga, seperti Thailand dan Laos, telah melaksanakan program kursus Bahasa Indonesia bagi para tenaga kerja. Do you know what the meaning is? Mereka mau datang ke Indonesia karena melihat potensi sumber daya Indonesia yang bagus. Semoga saja kita tidak dijajah di dalam negeri sendiri. Olehnya itu, mari kawan-kawan, tingkatkan kualitas kemampuan diri untuk tetap mempertahankan Indonesia dengan meningkatkan SDM dan mengelola SDA kita dengan penuh rasa tanggung jawab.

Rektor Unidayan Bapak Laode Muhammad Arsal, S.Sos, M.Si.

Juga sambutan yang dibawakan oleh Rektor Universitas Dayanu Ikhsanuddin, Bapak Laode Muhammad Arsal, S.Sos., M.Si. Dalam sambutannya, Beliau mengatakan bahwa dalam melakukan segala sesuatu yang tujuannya untuk kebaikan diri, jika ikhlas dan sungguh-sungguh maka hasilnya pun akan baik. Kejujuran itu utama. Mengabdi dengan cara yang baik, bukan dengan cara yang salah. Demikian pula sambutan yang dibawakan oleh yang mewakili Gubernur Sulawesi Tenggara, Sekretaris Daerah Prov. Sultra. Wisuda. Menjadi seorang sarjana. Merupakan awal meniti karir di masa depan. 🙂 Semoga kita semua bisa mempertanggungjawabkan dasar keilmuan yang kita miliki di kehidupan masyarakat. Aamiin.

Dalam pelaksanaan acaranya, saya juga menghaturkan rasa bangga terhadap UPS (Unidayan Paduan Suara). Suara kalian hebat-hebat. 🙂 Terima kasih telah menjadi pelengkap acara wisuda kami, sehingga berjalan dengan sangat berwarna ketika kalian bernyanyi. 🙂 I like it. Sukses terus untuk UPS.

Ning Syafitri
Ning Syafitri

Dalam wisuda sarjana kali ini, saya mendapat nomor urut 282. Menurut saya, nomor ini adalah sejarah. Jika saya mereka-reka, 282. Angka 28 merupakan angka yang merujuk pada Wisuda Sarjana yang ke-28. Dan angka 2, merujuk pada …. Ah, sudahlah. Tidak usah dijelaskan. Hehehe.

Yang intinya, di dalam kesempatan ini saya mengucapkan terima kasih sebanyak-banyaknya kepada pihak-pihak yang turut berperan penting dalam perkembangan saya hingga menjadi seorang wisudawan. Terima kasih untuk kepercayaan, pembelajaran, nasehat, teguran, dan senyuman ketulusannya. :’)

Semoga kami, para wisudawan, dapat membawa nama baik, tetap setia dan berbakti kepada almamater, Universitas Dayanu Ikhsanuddin, selayaknya janji alumni yang kami telah ucapkan tadi siang.

Selamat bagi para wisudawan! Sukses selalu. Semoga Allah selalu memberikan kebaikan jalan untuk masa depan kita. Aamiin.

Posted in Education, English

Change the Life with Education

Everyone must agree to have a chance to change their life better. We can have a better personality, become healthier, get a better place to live, a better job, a better appearance. How can we get all? Yup. Education.

Source: http://www.whitehouse.gov

Education holds the important role in our life. Mr. Supardi said to me yesterday when we attended a workshop that held by English Education Study Program, “to change our life, we go to school.” And I realize that  it is true. There is a change if we learn/study. No learning if there is no a change. 🙂

By having education, we can learn anything, about life, self, people, and surroundings. Mr. Mario Teguh has said that “Education doesn’t prepare you for knowledge, but prepare the mental maturity to overcome difficult issues, to think logically and learn to see ‘the big picture’.” 

So, if we have a chance to get education, why not? Keep learning seriously and being a better person in a better personality. Good education will change us being good one. Right?

*Sorry if my writing is meaningless. I just want to share what I got yesterday. Yup, this is about school, about education. Hope, there is a chance to continue our study again, for a good future. Aamiin. 🙂

Posted in Education

Yudicium Time!!!

Camera 360

Alhamdulillah. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Dayanu Ikhsanuddin Baubau telah melaksanakan Yudisium Sarjana Strata Satu Tahun Akademik 2012/2013 Periode September 2013 (Gelombang I) pada tanggal 21 September 2013 bertempat di Baruga La Ode Malim, Kampus Atas Unidayan Baubau pada pukul 16.00 WITA.

Jumlah peserta yudisium sebanyak 247 orang.
Peserta Yudisium Pend. Bahasa Inggris: 68 orang.
Peserta Yudisium Pend. Matematika: 116 orang.
Peserta Yudisium Pend. Ekonomi: 36 orang.
Peserta Yudisium Pend. Sejarah: 26 orang.

Dan peserta yudisium yang berhasil menjadi yang terbaik se-FKIP adalah Vivy Luviana dengan IPK 4,00 dari Prodi Pendidikan Bahasa Inggris. *Selamat ya, Vhy. :’)

Ning dan Vivy Lulusan terbaik lho Vivynyaa... :)  Selamat ya, Vhy... :)
Ning dan Vivy
Lulusan terbaik lho Vivynyaa… 🙂
Selamat ya, Vhy… 🙂

Oke. Yang di atas itu adalah general newsnya. Sekarang saya akan bercerita panjang tapi tidak lebar-lebar amat. Hehehe. 🙂
Alhamdulillah. Alhamdulillah. Alhamdulillah sekali. :’)
Terima kasih, Allah. Terima kasih, Allah. Terima kasih banyak untuk semuanya.
Untuk hasil ini. Untuk perjalanan ini. Untuk gelar akademik ini.

Bersama Dekan FKIP, Bapak Drs. Anwar, M.Pd
Bersama Dekan FKIP, Bapak Drs. Anwar, M.Pd

Selama 4 tahun bergelut di dunia akademik dengan perjalanan yang WOW. Akhirnya, dengan izin Allah, teman-teman dan saya dapat meraih gelar kesarjanaan itu, Sarjana Pendidikan (S.Pd). Kata Dekan FKIP, Bapak Drs. Anwar, M.Pd, dalam sambutannya menyatakan bahwa *kira-kira seperti ini* bukan kebijaksanaan dari para dosen yang membuat kami (red: peserta yudisium) berhasil meraih gelar akademik ini, akan tetapi hal tersebut merupakan upaya dari kami semua untuk menyelesaikan perkuliahan dengan baik dan sungguh-sungguh. Dengan menyandang gelar Sarjana Pendidikan, kami memiliki tanggung jawab yang serius, sebagai pengajar dan pendidik.

Bersama Bapak La Ode Supardi, M.Pd. Trima kasih, Pak. :')
Bersama Bapak La Ode Supardi, M.Pd.
Trima kasih, Pak. :’)

Berjanji untuk tidak mengeluarkan air mata, eh ujung-ujungnya terharu dan menangis. Setelah acara pengukuhan yudisium oleh Pak Dekan FKIP, kami semua berjabat tangan dengan semua dosen FKIP. Namun, di antara deretan dosen yang berdiri di depan, tidak saya temukan my great lecturer, Bapak La Ode Supardi, M.Pd. Beliau adalah sosok yang bijaksana. Beliau telah mendidik saya selama ini ketika masih berstatus sebagai mahasiswa di kampus Unidayan. Saya menjadi seperti sekarang pun salah satunya berkat didikan Beliau yang telah memberi kepercayaan kepada saya untuk berkesempatan memiliki pengalaman-pengalaman yang tidak semua mahasiswa punya. Trima kasih, Pak. Sesungguhnya saya juga masih banyak memiliki kekurangan dari segala apa yang terlihat secara nyata. Maaf untuk segala tindak dan tutur kata yang tidak sengaja dilakukan dan diucapkan oleh saya, Pak.

Kepada para dosen Pendidikan Bahasa Inggris, saya pribadi mengucapkan terima kasih kepada Bapak/Ibu semua. :’) Terima kasih atas pengarahannya selama ini. Kepada Pak Rizal Arisman, S.Pd., yang telah membimbing saya selama ini. Trima kasih atas ilmunya, Pak. :’)
Kepada Pak Baharudin Adu, M.Pd., terima kasih untuk nasehat, tawa canda, dan didikannya.
Kepada Ibu Dr. Wa Ode Hanafiah, M.Hum., terima kasih untuk kepercayaan Ibu kepada saya. :’)

Bersama Bapak Baharudin Adu, M.Pd
Bersama Bapak Baharudin Adu, M.Pd
Bersama Ibu Dr. Wa Ode Hanafiah, M.Hum
Bersama Ibu Dr. Wa Ode Hanafiah, M.Hum

Teruntuk senior-senior terbaik saya, Ibu Nina Andriani Rasyid, S.Pd, Ibu Yuli Yastiani, S.Pd., dan Ibu Nur Dahniar, S.Pd. Terima kasih. Doakan semoga saya juga bisa menyusul ibu-ibu semua. 🙂 Hehehe…

Bersama Siti Rahmalia Natsir, S.Pd.
Bersama Siti Rahmalia Natsir, S.Pd.

Kepada teman-teman terbaik saya. Para boys yang mungkin mengharapkan saya adalah seorang laki-laki sehingga bisa nongkrong bareng terus sama kalian. :p Hahaha. Daus, Athul, Iyhan, Ade, Bambang, Mimin. Thanks, Bro. Kepada Ibu Tafriatul Khoiriyah, Hikmawati dan Harnal. :’) Trima kasih sudah mau menerima saya apa adanya selama ini. Dan kepada Saudari tercinta saya, Siti Rahmalia Natsir, S.Pd. Trima kasih telah menemani saya dalam suka dan duka selama perkuliahan ini. *katamu jangan menangis, ujung-ujungnya menangis juga. –” Kepada para dokter muda, dr. Mega, dr. Kiky, dr. Raghil, dr. WiNNy, calon dokter Putri dan Ibu Rian. IPSANERZ… :* Oh iya, Pak Chay. Trima kasih, Pak. :’)

Gelar baru, hari baru, dan tanggung jawab yang sesungguhnya. Welcome to the real life.

Terus memperbaiki kualitas diri. Semoga kita menjadi pribadi yang lebih baik. Aamiin ya Rabb.

Serba-Serbi Yudisium FKIP Unidayan September 2013…

Posted in Education, Place

Info KKN-P Th 2013 Unidayan Baubau

INFO KKN-P Tahun 2013

Pendaftaran Dimulai:
19 Agustus s/d 10 September 2013

Pemberitahuan:

Disampaikan kepada seluruh mahasiswa yang akan mengikuti Kuliah Kerja Nyata (KKN) Plus Angkatan XXVII T.A. 2013/2014. Perlu memperhatikan persyaratan yang telah ditetapkan sbb.:

1. SKS yang telah diselesaikan minimal 115 SKS.

2. Melunasi SPP Semester Ganjil T.A. 2013/2014.

3. Membayar Biaya KKN-P sebesar Rp. 1.500.000/SATU JUTA
LIMA RATUS RIBU RUPAH.

4. Mengisi formulir pendaftaran dan mendaftarkan diri sebagai peserta KKN-P Angkatan XXVII, di sekretariat panitia KKN-P (Ruangan LPM, Kampus Istana Ilmiah).

5. Formulir pendaftaran dan blanko pembayaran KKN-P Angkatan XXVII TA 2013/2014 dapat diperoleh pada bagian Keuangan Unidayan, Kampus Istana Ilmiah.

6. Pendaftaran dimulai 19 Agustus s/d 10 September 2013.

7. Hal-hal lain yang menyangkut pelaksanaan KKN-P Angkatan XXVII TA 2013/2014, akan disampaikan kemudian.

Baubau, 17 Agustus 2013
Ttd.

Panitia Pelaksana

Posted in English, Friend, Life, Place

Waborobo – Warung Bakso Ojo Lali – Kamali Beach

One of views in Waborobo
One of views in Waborobo

Going to Waborobo for breaking the fasting with campus-mates on August 3rd, 2013. That’s at Vita Borob’s house. We gathered in Bunda Dila’s house at 5 pm. I have sent SMS for all friends in class B, but only some friends who could come. 😀 That’s OK. The important thing, we could go. 😀 Bunda Dila, Fandrio, Bambang, Nila, Febby, Mukhlis and one friend that I forgot his name. Sorry. 🙂

Ning and Bunda Dila
Ning and Bunda Dila

It didn’t take a long time to go there. It just spent 15 minutes from Pos 3 to Waborobo. Yaa, the distance is about 2 km. Fortunately, the street along Waborobo is bumpy. Maybe the local government must pay attention for this situation.

Together
Together
Taraaaa!!!
Taraaaa!!!

We were served Pisang Ijo (Green Banana), fried bananas, and hot tea by Vita Borob. Before we broke our fasting, we prayed together, leaded by Mukhlis. 😀 Thank you, Mukhlis. 😀 Thanks Vita and family…

Can you read the menu? Let's offer. :D
Can you read the menu? Let’s offer. 😀

From Vita’s house, Bambang, Bunda Dila, Fandrio and I went to Warung Bakso Ojo Lali (Baksonya Mas Pepeng). That sounded nice, because I were hungry. 😀 It’s located at Betoambari, in front of Lorong Taksi Lama. It’s near BRI unit. Its bakso was nice. Its meatball was soft, the gravy was delicious. One bowl of Bakso Biasa is Rp. 12.000. So, people who wants to go to eat Bakso, I recommend to go to this place. Hope you’ll like. Aamiin. 😀

Bakso Biasa at Warung Bakso Ojo Lali Solo (Baksonya Mas Pepeng)
Bakso Biasa at Warung Bakso Ojo Lali Solo (Baksonya Mas Pepeng)

Some minutes later, Ryo called Fandrio and he said he wanted to go in our place. Then, we continued to go to Kamali Beach. Yaa, just having fun and looked around situation. We served Capuccino and fried Banana in one of street vendors there.

Funny Glass. :p
Funny Glass. :p

Then, we went home. Took a rest.

Haaaa… Nice evening with campus-mates. I don’t know when we have to gather together like that. To gather with all campus-mates of Class B Angk. 2009.