Posted in Blog, Education, Life

Kegalauan (Bukan) Anak Kura-Kura

image

Semuanya akan indah pada waktunya.
‘Pada waktunya’ bukan berarti hanya menunggu dan tanpa usaha.
Karena ‘akan indah pada waktunya’ mengandung arti ketika kita telah melakukan segala sesuatunya dengan baik agar tujuan tercapai, maka waktu yang dinanti tersebut akan datang.
Sebagai contoh, saya sebagai mahasiswi tingkat akhir yang menginginkan untuk segera dinyatakan sebagai alumni.
Tidak mungkin kan saya hanya mengatakan indah pada waktunya dan usaha saya tidak ada. It cannot work.
Iya, memang akan indah, tapi waktunya? It will need long time to come into that time. I don’t want. :'(

Menganggap diri seperti kura-kura karena saya merasa lambat untuk masalah tesis ini. Judul tesis saja masih belum jelas. Perasaan deg-degan bertemu pembimbing itu merupakan momen yang krusial sekali. Bertemunya bapak dan anak dalam membahas penelitian, teori dan fenomena tentang pendidikan menjadikan saya seperti orang yang duduk di pojokkan sambil menundukkan kepala di ruang gelap. Suram!

Bukan salah pembimbing saya, tapi salah saya sendiri. Masih takut, masih belum percaya diri, dan masih kurang ilmunya. Saya harus banyak membaca, membaca, membaca dan membaca. Artikel jurnal ini, artikel jurnal itu. Semuanya serba butuh usaha dan pengorbanan.
Allah, keluarga, sahabat dan media sosial adalah salah satu komponen penting yang tidak dapat dipisahkan sebagai supporter saya dari penatnya kehidupan dunia tesis. Beribu motivasi diri juga sudah dipush untuk tetap on fire. Memahami posisi diri sendiri pun harus sering-sering disadari. Sebagai anak pertama, sebagai yang dicontoh, dan sebagai yang diharapkan untuk segera menyelesaikan kuliah sesegera mungkin. Galaunya tuh dapat bangetttt… ๐Ÿ˜ณ
Mamaku sayang, tolong doakan anakmu ini supaya segera ujian proposal lalu pulang ke Baubau meneliti. Karena rasa-rasanya mau pulang dulu eee… Seperti sesak napas karena belum ujian proposal…

Segini amat ya kalau mau jadi Magister. Butuh air mata. :'( Tapi sebagian yang telah melewati masa-masa ini pasti tidak pernah mengalami seperti apa yang saya alami. Bagaimana tidak, sebelum kuliah sudah ada persiapan sebelumnya. Na saya? Salah satu contoh mahasiswa yang kurang baik. Jangan dicontoh. Saya bukan mahasiswa yang hebat. Saya bukan akademisi sejati. Saya bukan apa-apa.

Melanjutkan studi adalah salah satu bentuk ibadah kepada Allah. Menimba ilmu pengetahuan bukanlah hal yang sulit, Ning. Nikmati saja prosesnya. Toh juga ini demi kelangsungan hidup dan masa depan. Niatnya kan karena Allah. Semua karena Allah. Kuliah karena Allah, nanti nikah juga karena Allah kan? *Eh… :):):):):)

Jika ada yang tidak sengaja mampir di blog saya dan membaca postingan ini, saya minta maaf tulisan ini alurnya tidak jelas. Bicara kegalauan tesis sampai ke pernikahan. Sama, seperti pikiran saya tentang tesis yang masih mengawang-ngawang, belum ditahu arahnya ke mana. Semoga ada titik pencerahan di hari Senin nanti. :'(:'(:'( Aamiin.

As we see, saya sengaja menulis seperti ini karena kegelisahan yang ada di dalam diri sudah tidak dapat dipendam. Semua serba di tengah-tengah tanpa kepastian ke mana arah selanjutnya.

Kita lihat sampai berapa lama jangka waktu tulisan tentang kegalauan saya ini dengan tulisan syukuran proposal (nanti, in syaa Allah). Semoga waktunya berdekatan. No need long time. Aamiin.
Semangat, Ning! Harus optimis. Allah bersamamu, Nak. Ning tidak pernah tinggalkan Allah toh? Nining kan anak baik. Kemarin Ning cuma belum tegas saja terhadap apa yang menjadi aturan Allah.
Optimis bukan berarti harus arrogant ya, Nak.
Semangat!!!

Posted in Friend, Life, Love, Place

Cerita Pagi di Kampus Merah

Terbesit keinginan untuk menikmati pagi di kampus merah ini. Tidak sendiri, namun bersama teman sedaerah yang sedang melanjutkan studi juga di kampus yang sama namun berbeda program studi. Sebut saja namanya Nova. ๐Ÿ˜€ Kami berjalan menyusuri jalanan yang dijejeri pepohonan rindang. Tidak berlari, namun berjalan.

12669489_10204392466046312_6729171954049293022_nBerjalan sambil bercerita tentang jalan kehidupan masing-masing. Kami memiliki cerita yang beragam. Mulai dari kehidupan keluarga, pendidikan, hingga asmara. Ya, topik-topik tersebut mendominasi pagi ini. Alasannya adalah karena mereka memang menarik untuk dibahas.

Tentang keluarga, bagaimana berbedanya karakter dan fisik kami sebagai anak pertama di antara para adik. Salah satu cerita yang kami angkat tadi adalah bagaimana saya di antara saudara-saudara yang lain. Ya,ย saya memiliki dua saudara kandung. Di antara kami bertiga, saya adalah anak perempuan yang tingginya paling semampai, semeter tak sampai. ๐Ÿ˜€ Sedangkan, anak kedua dan ketiga, untuk modal tinggi itu, cukuplah. Saya juga heran mengapa cuma saya yang kecil di antara mereka-mereka yang cukup tinggi. ‘Tiny banget’. Walaupun demikian, saya bersyukur. Tetap toh, harus bersyukur. ๐Ÿ™‚ Hehehe. ย Nova dan saya saling berbagi untuk cerita-cerita seperti itu dan jarang untuk tidak menertawainya bersama.

Berbicara tentang pendidikan. Pendidikan yang kami tempuh untuk mencapai di titik S2 ini adalah hasil jalan hidup kami yang tidak pernah kami bayangkan sebelumnya. Dengan biaya sendiri alias dari orang tua, kami toh sampai juga di tahap akhir semester. Kami sempat berharap akan ada beasiswa setelah terdaftar sebagai salah satu mahasiswa pascasarjana di kampus ini. Namun Allah masih belum memberikan rezeki itu walaupun kemarin kami sempat mengikuti proses penyeleksian beasiswa, seperti Tanoto dan Bakrie. Alhasil, kami belum berhasil. Secara pribadi, saya sempat kecewa mengapa beasiswa bukanlah salah satu rezeki yang saya miliki. Namun, saya tetap menyadari bahwa Allah pasti tahu yang terbaik untuk saya. Dan hasil perbincangan bersama Nova tadi, ceritanya semakin menegaskan saya bahwa memang Allah itu Maha Adil. Nova bercerita bahwa mungkin Allah tidak memberikan beasiswa kepada kami, namun Dia memberikan rezeki itu lewat orang tua. Mengapa? Agar kami selalu mengingat bahwa melanjutkan sekolah ini karena pengorbanan orang tua. Hingga akhirnya, jika sukses nanti, kami tidak akan meremehkan orang tua, tidak merasa bahwa kesuksesan itu milik pribadi sendiri karena kami sendiri yang berusaha. Sempat teringat apa yang dikatakan ayah (Pak Chay) sebelum kami menginjakkan kaki di kampus ini. Beliau sempat memberikan petuah pada kami. Kira-kira seperti ini, jika Allah telah mengizinkan kalian untuk melanjutkan sekolah. Percayalah, jalan itu akan selalu ada. Dan iya, terbukti sekarang. Rezeki alhamdulillah ada. Yaa, rezeki datangnya kapan dan di mana saja. Dan jalan untuk mencapai tujuan kami berada di kampus ini sedikit lagi tercapai. Butuh doa dan usaha lebih lagi. Semoga semuanya berhasil. Aamiin yaa rabbal alamiin. Sempat tidak menyangka juga bahwa dengan keadaan yangย seperti ini, kami bisa jugaย melewati semuanya satu per satu, tahap per tahap.

Di dalam kesempatan ini, saya juga ingin mengucapkan terima kasih kepada orang tua saya. (Walaupun hanya lewat tulisan). Terima kasih karena sudah mengikhlaskan anakmu untuk sekolah walaupun banyak pengorbanan yang dilakukan untuk mencapai cita-citanya. “Tidak mungkin juga kami membiarkan kalian hanya melihat teman-teman lain lanjut di kala kalian juga ingin lanjut. Toh juga kalian kalau belajar pasti membawa hasil. Yang penting kalian jadi anak penurut itu saja sudah cukup bagi kami,” kata papa via telepon sore tadi.ย Papa ee, bisa saja berkata-kata. Jadinya nangis kan nih.

Last but not least. Kami percaya Allah telah memberikan jalan untuk jodoh kami masing-masing. Kami hanya harus memperbaiki diri lagi menjadi lebih baik. Memantaskan diri agar menjadi pantas memiliki jodoh yang telah diridhai oleh Allah.ย *Kalau masalah ini, tidak perlu dibahas banyak ya. Cukup tahu saja bahwa hal ini adalah lumrah di saat kami menginjak usia 20-an.

Pagi memang selalu memberikan warna tersendiri.
Untuk hidup yang lebih baik.
Optimislah, Ning!
Usahakan selalu berada di jalanNya.
Karena Allah selalu berada di sampingmu. ๐Ÿ™‚
Aamiin Yaa Rabbal Alamiin.

 

Posted in Life, Love

Mungkin

Ketika mencoba menemukan fakta yang tidak dapat tersentuh
Hati ingin menyapanya
Melihat apa yang sedang terjadi
Sekalipun dari jauh
Sayang, tidak dapat terdeteksi oleh apapun

Sekuat apapun perjuangan ini
Selama apapun tindak ini
Mungkin tidak akan berhasil
Dapat dianggap, adalah sia-sia
Percuma

Mungkin Allah masih belum mengizinkan
Mungkin Allah masih melarang
Mungkin Allah masih menegur
Iya, mungkin
Yang jelas, Allah tidak pernah salah atas kejadian yang menimpa umatNya

Lelah, iya
Hanya Allah yang tahu bagaimana hati ini sekarang
Semua disadari karena semua adalah kesalahan sendiri
Kamu yang tidak akan pernah ada
Mungkin

editDSC_0094 (FILEminimizer)

Saya hanya sebagian kecil yang berada di belakang
Yang ingin melihat dirimu
Walaupun dari jauh

Ekspektasi ini semakin memudar
Mundur secara perlahan
Kemudian menghilang

Biarlah
Mungkin tidak pantas rasa ini bersandar
Mungkin tidak akan pernah

Untuk kamu yang kuinginkan menjadi masa depan
Walaupun hanyalah sebuah keinginan
Menjadi sebuah ekspektasi yang terlalu
Mungkin hanya akan lebih menyakitkan

Allah tahu bagaimana ke depannya
Keadaan ini hanya ujian
Karena saya yakin
Allah melihat umatNya yang ingin menjadi lebih baik
Dari kesalahan lalu

Posted in Life

Celoteh Kecil di Awal Desember

Alhamdulillah, akhirnya Desember datang lagi. Ya, hari ini adalah awal Desember di akhir tahun 2015. Telah banyak hal yang dilewati untuk tiba di waktu ini. Entah itu sesuatu yang menyenangkan ataupun menyedihkan. Namun, kembali memperbaiki hal-hal yang dirasa kurang untuk sesuatu hal sebelum tiba di saat ini tidaklah mungkin terjadi. Waktu tidak pernah bergerak ke belakang, bukan? ๐Ÿ™‚

Saya hanya bisa mengambil pelajaran dari semua hal yang telah dan sedang terjadi untuk kehidupan yang lebih baik ke depannya. “Penglamaan, Pengalaman dan Pengamalan,” tiga hal yang selalu saya ingat ketika salah satu dosen menjelaskan hal tersebut dalam suatu mata kuliah. Berdasarkan tiga kata itu, saya berpendapat bahwa manusia yang dalam kehidupannya, semakin dewasa usianya, maka semakin banyak hal-hal yang ditemui dan semakin banyak masalah yang dihadapi hingga akhirnya mencoba untuk menyelesaikannya, sehingga hal-hal baik yang didapatkan dari pengalaman hidup tersebut dapat diamalkan untuk kebaikan diri sendiri ataupun orang lain. Bukankah manusia hadir untuk memberi manfaat kepada orang lain dan sekitarnya?

DSC_0102 (FILEminimizer)

Dan apapun yang telah terjadi pada diri kita, we must accept it. Ada orang yang menyalahkan orang lain, artinya orang tersebut belum belajar dan belum tahu apa-apa; ada orang yang menyalahkan diri sendiri, artinya orang tersebut masih belajar; dan ada orang yang yang tidak menyalahkan siapa-siapa, artinya orang tersebut telah belajar. Jika diminta memilih, saya mungkin cenderung ke orang tipe kedua, yang menyalahkan diri sendiri. Tapi, semakin ke sini, saya harus belajar memahami. Seperti apa yang dikatakan dosen saya, masalah terjadi karena tidak terjadi penerimaan oleh sutu hal. Kenapa tidak menerima? karena belum memahami. Apa yang kita lakukan di dunia ini, semuanya akan kembali kepada diri kita sendiri dan dipertanggungjawbkan di hadapan Allah. Olehnya itu, kata beliau, di dalam melakukan sesuatu, ada tiga hal yang sekurang-kurangnya harus dilakukan, yaitu 1) luruskan niat ketika ingin melakukan suatu hal, 2) maksimalkan usaha yang kita lakukan, dan 3) bertawakkal kepada Allah.

Berhubung saya ingin pergi kuliah dulu, yah, cukup sekian dulu tulisan ini. Nanti kapan-kapan lagi dilanjutkan. Semoga bermanfaat. Ini juga menjadi bagian pembelajaran dan pengingat untuk diri saya sendiri. Bukan bermaksud menggurui. Terima kasih dosen-dosen hebat saya yang telah menginspirasi. Bukan hanya tentang akademik, namun pelajaran hidup juga Bapak ajarkan. Terima kasih, Pak.

Posted in English, Life

Losing

Hello, World.
It’s like losing a motivation to welcome a great life. ๐Ÿ™‚
I feel only walk, walk, walk, and walk. No exactly direction to achieve.
I can’t be only silent, I must say, at least I write on my personal blog. This blog is my friend to tell what I have and this is my right.

Actually, I must be thankful to Allah because He still gives me a life.
I’m alive. I’m here. I breathe. I see. But, I can’t walk perfectly. There is something wrong with me.
Maybe being alone is the best way to grab my motivation (again).
This is too complicated for me. If I could go from here, I would do. Really really go far away…

Posted in English, Life, Love

Long Time Not to be Romantic

My latest post is about my birthday. It’s my new age, my new life, and my new happiness. ๐Ÿ™‚ Thanks Allah.

There have been many stories that I don’t write here, unfortunately :(. And this evening, I wannaย  tell something, not for you MUST READ, but it’s about my feeling tonight and I MUST write here. Maybe it is like the romantic words, but I am not a romantic person actually. #eeeaa. ๐Ÿ˜€ I just write what I think and feel. Because of someone who has stolen my attention. ๐Ÿ˜‰ <3

And I miss you like crazy tonight.
How I can tell you that you’re priceless, while you always make me speechless. :’)
Thanks for all your love that you give to me.
Your care, your understanding, your kindness of heart, your smile, and your anger.
You choose me as one of important people for your life.
And you have been ready to accept all about my weakness.
Forgive me, I always make you angry.
I regard that I’m not a good woman for you yet. Sorry.
I’m always being silent and you’re always being chatty.
But, I always expect you can guide me well.
How I must to be, when I’m wrong because I will always keep doing the best for being what I should be, what I should do.

2013-how-amazing-it-is

Your presence makes me speechless.
I only smile and give thank to Allah for what happened to us.
I feel it’s unpredictable situation because it’s really different before. Strongly differ.

I admit that you’re successful in giving the different nice situation to me and it’s better than yesterday. ๐Ÿ™‚
Thanks, dear.

In this loneliness, I still remember you. How are you now?
I hope you’ll get better soon. :’) <3 ({})

Posted in English, Life

Workaholic

Heiaa… Blog oh Blog. Writing oh Writing. Do you know? The real job makes me to forget me to write something here. ๐Ÿ™ Sorry, my Little Syafitri. Yaps, for this post, I want to talk about Workaholic.

According to Wikipedia, A workaholic is a person who is addicted to work. Every time is just for working. No time for wasting time for having socialization with other people. Just focus on his work. For example, this Saturday night, it’s weekend. The fact, that person just enjoys his work without caring surroundings. I read an article on internet from here, the signs of being Workaholic. I mean, the main habit of Workaholic. ๐Ÿ˜€ But, I just take some points that I understand. Hehe…

ย 

source: google.com
source: google.com

1. Only thinking for working.
Workaholic only think to accomplish his work. He tends not to have socialization with others. If holiday comes, he will not forget to bring some works to be done later. What a workaholic man!!! ๐Ÿ˜€

2. He doesn’t believe to delegate his work in other people.
Workaholicย doesn’t feel comfortable to delegate his work to other people without monitoring directly in him. Even, he spends time to monitor their works that it should be delegated and entrusted with other people.

3. Forgetting other aspects in his life.
The essential priority for a workaholic is working. A workaholic can forget the important agenda in his life because he works too hard.

I think, a workaholic is always active and responsible with his working. All days he uses to work and work. I don’t need to tell other people as an example because I feel I’m a workaholic also. Maybe. ๐Ÿ™‚ I can’t feel comfortable if my works doesn’t finish yet and yeah, I’m crazy to work. I can’t think that this is wrong or right, but I enjoy with this. All I do is for my pleasure. I’m happy with the solitude.

Let me do what I want to do.

Maybe, today onwards, I’m not a perfect for you.

Sorry.

Posted in English, Life, Love

New Life, New Love, Let’s Laugh and Smile

Allah, thanks a lot for all that happen to me. :’)

I regard those all are as my important experiences for my life in the future. Yaps, to face all problems, I must do it calmly, full of wisdom, long-term thinking. Also, don’t forget to pray to Allah, so He can give the best way to get the right something for life.

Tear and pain are parts of the past and I have let it all go willingly. I believe that was not a misfortune, but a fortune. Do you know why?ย  Because Allah has shown me the right decision to be better, (if I want to change my life better.) ๐Ÿ™‚

Many times I try to move on. Try, try, try, and believe I can. There are many changes I get after that moment happened. Allah started to give me something unexpectedly.

This feeling problem doesn’t have a book, a dictionary, and a library. We can’t find the solution in those sources. But, when we try to share to people we believe, they can help us to show what we must do. Of course, for our goodness. Thank for my best friends that want to fulfill my life, that always make me smile, laugh and believe everything will run well. ๐Ÿ™‚ I love you, guys.

I feel that the love of Allah for me is unlimited, I feel Allah hugs me so deep until I am speechless. I can say nothing for Him. His mercy is sooooo abundant. :’) Whereas, how am I? What have I done to Him? I’m not good yet as His servant. I need more improvement in my personality. Allah, forgive me for all my fault, my sins, please. ๐Ÿ™

Now, I try to enjoy what I have been having now. My family, friends, my great teachers, my job and my responsibility.

One time, Allah will give the best one when I improve my personality better than yesterday. Just believing Allah for all His power.

Thanks for Your love, thanks for Your hug, thanks for Your mercy, Allah. At least, it can change my life more colorful. I will try to be a good girl.

Mario Teguh said that:

This beauty of life is your decision.

Your anger and sadness may not be longer than your happiness.

1535610_10152338074564881_890048656_n

Welcome New Life, New Love.

Let’s Laugh and Smile.

Keep spirit!!!

Source of pictures: Google.com

Posted in Life, Love

If You’re Not the One

source: tumblr.com

Lagi suka dengar lagunya Daniel Beddingfield yang berjudul If You’re Not the One. Biasa, lagunya melow. ๐Ÿ™‚ Dan sepertinya sama halnya dengan suasana hati yang sekarang. *Syalalala*… Sayangnya, yang nyanyi adalah seorang pria, bukan wanita. Jadinya di liriknya ada kata ‘WIFE’, not ‘HUSBAND’. ๐Ÿ˜€

If your not the one then why does my soul feel glad today?
If your not the one then why does my hand fit yours this way?
If you are not mine then why does your heart return my call?
If you are not mine would I have the strength to stand at all?

I never know what the future brings, but I know your here with me now.
We’ll make it through and I hope you are the one I share my life with.

I don’t wanna run away but I can’t take it, I don’t understand.
If I’m not made for you then why does my heart tell me that I am?
Is there anyway that I can stay in your arms?

If I don’t need you then why am I crying on my bed?
If I don’t need you then why does your name resound in my head?
If your not for me then why does this distance maim my life?
If your not for me then why do I dream of you as my wife?

I don’t know why you’re so far away but I know that this much is true.
We’ll make it through and I hope you are the one I share my life with.
And I wish that you could be the one I die with.
And I pray that you’re the one I build my home with.
I hope I love you all my life.

I don’t wanna run away but I can’t take it, I don’t understand.
If I’m not made for you then why does my heart tell me that I am?
Is there anyway that I can stay in your arms?

‘Cause I miss you, body and soul so strong that it takes my breath away.
And I breathe you into my heart and pray for the strength to stand today.
‘Cause I love you, whether its wrong or right and though I can’t be with you tonight, you know my heart is by your side.

I don’t wanna run away but I can’t take it, I don’t understand.
If I’m not made for you then why does my heart tell me that I am?
Is there anyway that I can stay in your arms?

Sebetulnya ini adalah hal yang biasa saja, tapi hati ini terlalu mengistimewakan rasa yang abstrak dan akhirnya seperti ini. I’m totally WRONG in this case. Di antara skripsi dan rasa, pikiran ini terbagi dua. Sama-sama sesaknya semenjak pertemuan itu dan bahasa tubuhmu yang terdefinisi olehku. Entah salah ataupun benar.

Ini bukan tentang kisah yang kemarin. Ini kisah yang baru. Yang arahnya masih terhalang oleh kabut-kabut ketidakjelasan. ๐Ÿ™‚ Ini seperti mengulang kembali masa SMA. Dalam diam, saya bersembunyi bersama berseminya bunga di hati. Namun, tak lama. Kemudian gugur tertiup angin. Tidak membenci angin yang telah membuatnya jatuh. Seperti kata Tere Liye dalam Daun yang Jatuh Tak Pernah Membenci Angin.

Daun yang jatuh tak pernah membenci angin. Dia membiarkan dirinya jatuh begitu saja. Tak melawan. Mengikhlaskan semuanya.

source: dangerouslee.biz

Tak ada pemberontakan atas rasa yang menggumpal dalam hati. Tak ada pengharapan lebih atas rasa yang ada. Tak ada penyalahan diri atas pertemuan kemarin. Semua berjalan begitu saja. Saya dengan jalan saya sendiri dan kamu dengan jalanmu sendiri.

Semoga saja ini hanya adalah angin lewat. Tak perlu menjadi tornado yang harus memporak-porandakan perasaan yang masih membutuhkan ketenangan. Jangan memaksakan imajinasi melawan realita. Sesak.

Tuhan, entah apa lagi yang hamba harus bilang kepadaMu? Semua telah terjadi. Sekarang harus berusaha keras menyusun kepingan hati yang tersenyum, harus berani meyakinkan diri bahwa masa depan yang baik akan datang ketika kita percaya dan berusaha dengan sungguh-sungguh tentang apa yang dicita-citakan.

Semua akan ada waktunya.

Percayalah, Tuhan itu Maha Adil. ๐Ÿ™‚

*Last:

From you that so far from here, thanks for the acceptance of our shaking hand.

Posted in Life, Love

Tuhan, Ini Tulisanku untuk Kau Baca

Setelah seharian beraktivitas, suasana malam hari menjadi salah satu waktu yang paling baik untuk mengistirahatkan raga dan menenangkan jiwa.

Menanti waktu yang akan membawa pagi untuk kemudian mengharuskan beraktivitas lagi demi sebuah kehidupan.

Seperti itu, berputar, berputar, dan terus berputar.

Proses hidup akan terus berlanjut hingga mencapai titik kedewasaan dalam memaknai hidup.

Apa yang kita cari dari hidup ini?

Apa yang harus dilakukan?

Sudah benarkah jalan hidup yang kita jalani sekarang?

Kita yang menentukan, Tuhan hanya menyediakan aturan-aturanNya agar umatNya berproses dengan baik.

Dan semoga kita semua bisa berupaya menjadi yang terbaik di mata Tuhan, sebagai yang menyembah kepadaNya, dan hanya untuk Dia sujud ini dilakukan.

google.com

“Tuhan, Kau pasti tahu apa yang kami inginkan dalam hidup ini. Saya tahu, Engkau Maha Tahu segalanya. Engkau Maha Adil. Engkau tidak pernah salah atas hal apapun yang terjadi pada umatMu. Iya, karena memang, umatMu lah yang kurang memahami aturanMu. Untuk apa Al-Qur’an diciptakan kalau harus menyalahkanMu atas ketidakpuasan yang dijalani dalam hidup ini?

Tuhan, … harus bagaimana saya menerjemahkan perasaan dan keinginan ini kepadaMu?”