Posted in Life

Orangtua dan Anak

Saya tahu, tidak ada yang salah dengan memiliki keinginan punya HP baru yang canggih. Punya motor keren seperti teman. Pengin nonton konser, pengin jalan-jalan, pengin tas, baju, sepatu, dan semua keinginan lainnya. My dear anggota page yang masih remaja dan usia sekolah, tentu saja boleh kepengin hal-hal tersebut.

Nah, yang tidak boleh, jangan sampai kita menambah beban pikiran orang tua. Merajuk, marah2, boikot, dsbgnya. Boleh jadi, tanpa kita tambahi dengan permintaan, boleh jadi loh, setiap malam mereka sudah menghela nafas panjang memikirkan kita–meski kita tidak tahu. Toh, terkadang keinginan kita hanya ingin saja, tidak banyak manfaatnya, kecuali untuk keren-kerenan.

Jadilah selalu remaja yang bisa meringankan beban orang tua. Dan cara tercepatnya tidak perlu ikut bekerja, mencari uang sendiri; dengan terus belajar yang giat, sekolah yang sungguh2, kita sudah membantu banyak.

–Tere Lije

Pernyataan di atas tersebut merupakan salah satu status yang dibuat oleh Bang Tere Liye di Facebooknya. Saya selalu antusias membaca setiap status yang diupdatenya. Selalu menginspirasi. Apalagi tentang cinta. Ahaide. 🙂

Iya. Ini bahasannya tentang orang tua dan anak.

Benar sekali apa yang ditulis oleh Bang Tere Liye. Dengan terus belajar yang giat, sekolah yang sungguh-sungguh, kita sudah membantu banyak.

Pernah tidak melihat ataupun menyaksikan dengan mata kepala sendiri ketika orang tua kita bertemu dengan keluarga atau teman sejawatnya dan ketika mereka membahas tentang perkembangan anak-anak mereka. Mulailah pembahasan tentang keunggulan dan kekurangan yang ada pada anak mereka.

google.com

Mata orang tua kita mulai berbinar, senyum mereka mulai mengembang, dan semangat mereka bangkit. Iya. Ketika mulai membeberkan betapa hebatnya anak-anak mereka kepada  orang-orang. Utamanya ketika pembicaraan menjurus ke arah pendidikan.

Dengan apapun itu, mereka bersedia memutar otak bagaimana caranya agar kita terfasilitasi pada masa studi yang ditempuh. Rela berkorban mengeluarkan uang berapapun jumlahnya. Iya. Demi anak. Demi pendidikannya.

Betapa besar kepercayaan mereka kepada anak-anaknya terhadap dunia pendidikan yang ditempuh. Di sinilah proses pembelajaran anak terhadap diri sendiri dan orang lain. Bagaimana caranya belajar bertanggung jawab untuk masa depan.

Dan ketika kita telah berhasil membawa diri di tingkat pendidikan yang baik. Lihatlah tangis haru dan senyum merekah mereka.

Yang namanya masih status pelajar, tugas kita ya belajar. Yang baik dan benar. Belajar itu pada hakekatnya terjadi perubahan ke arah yang positif. Bukan ke arah yang negatif. Berusaha dulu berbakti kepada orang tua. Walau harus diakui, saya juga pernah merasa jengkel dan marah kepada mereka hanya karena keinginan saya yang tidak dipenuhi akan sesuatu hal. Tapi, yah. Namanya juga masih anak-anak dan emosi masih membuncah. Ya sudah, marah-marah sendiri. Tidak jelas. Besok-besoknya, tidak lagi.

Olehnya itu, kita harus SEMANGAT… Yakin bahwa kita bisa menjadi anak papa dan mama yang baik. Insya Allah. Dengan usaha dan pengorbanan yang setara untuk prestasi yang akan kita ukir nantinya. Iya. Untuk mereka berdua. 🙂 Aamiin…

*Allah, masih terlalu banyak dosa saya terhadap orang tua. :'(
Semoga usaha saya untuk membanggakan mereka bisa meringankan sedikit tentang dosa yang pernah saya buat kepada mereka di mataMu. Karena saya masih belajar menjadi yang baik. Aamiin.

Posted in Education, English

My Little Sister in Learning English

Mengetahui keinginan anak kecil yang ingin belajar bahasa asing alias bahasa Inggris tentunya sangat menyenangkan. Sepertinya. 😀 Apalagi keinginan itu berasal dari adik saya, Nala.

Tiap melihat saya, pasti Nalanya minta mau diajar bahasa Inggris.
‘Iya. Iya. Nanti Ning ajar,’ begitu terus kalau mencoba menghindari ajakannya. Bagaimana tidak, kesibukan saya yang selalu menjadi penghalang. -____-” Maaf ya, Nala. Sengaja… 😀 *becanda denk…

Kebetulan tanggal 14 September kemarin saya lagi punya waktu kosong, maka belajar sambil bermainlah kita berdua di teras belakang rumah. Pagi.
Saya merasa kalau mau mengajarkan sesuatu pada anak kecil itu harus disertai dengan media alias alat peraganya. Apalagi ini berkaitan dengan penggunaan bahasa asing, biasanya cuma bermodalkan papan tulis putih dan spidol hitam ketika dalam proses belajar mengajar bahasa Inggris. Saya merasa metode itu tanpa WARNA. Tidak menarik, bukan? Apalagi ini tipe lingkungannya adalah anak-anak. Kita tahu sendiri kan anak-anak itu maunya seperti apa. FULL COLOR.

Kemarin kami belajar tentang nama-nama warna. Terus, minta tolong sama Nala untuk mengambilkan semua spidol warna yang dimilikinya. Pertama sih saya membuatkan bundaran warna-warni di sisi kertasnya sesuai warnanya. Kalau warna hijau, bundarannya berwarna hijau, dsb. Kemudian saya meminta Nala untuk menulis dan menghafalkan nama-nama warna sesuai warna yang ada. Berapa kali menghafal perbendaharaan kata tersebut, saya langsung meminta Nala untuk mengeluarkan semua spidol warnanya dan menyebutkan nama warnanya in English satu per satu. Hahahaha… Satu kali melirik lembar jawaban. Awas ya…

[youtube=http://www.youtube.com/watch?v=wquvUg5B0kw]

Memang ya kalau mengajar anak-anak harus penuh dengan keSABARan dan selalu senyum semangat. 😀 Harus memberikan pujian dan penghargaan atas hasil kerja kerasnya dalam belajar bahasa Inggris… Ini masih alhamdulillah karena yang diajar cuma satu, coba kalau di dalam ruangan yang jumlah muridnya ada 30 orang dengan berbagai macam karakter. Apakah saya masih bisa SABAR dan senyum semangat??? 😀
*Meragukan.

Posted in Friend, Life, Love

Untuk Sahabat-Sahabatku Tersayang

sumber: google

Untuk sahabat-sahabatku tersayang. Kali ini adalah kali kedua saya menangis. Kemarin malam saya menangis dan kali ini saya menangis lagi, ketika sebelum saya menulis tulisan ini. Mungkin karena saya orangnya terlalu mengandalkan perasaan hingga akhirnya saya sering suka menangis. Saya terlalu cengeng. Iya. Tapi, tak apalah. Saya sudah seperti ini. Perasaan saya, sifat saya, dan pembawaan saya yang terlalu sensitif terhadap sesuatu yang dirasa terlalu touching dan berujung pada tangisan. *PARAH. >.<

Saya menangis bukan karena saya patah hati sama seseorang, saya menangis bukan karena saya ada masalah dalam keluarga, saya menangis bukan karena itu. Saya menangis karena terlalu peka terhadap keadaan di sekitar saya. Saya tidak perlu mengumbarnya di sini, cukup dibaca saja apa yang saya tulis *bagi yang mau membaca.

Oke. Lepas dari itu. Saya sempat mendapatkan kumpulan kata-kata yang berguna bagi kita semua. Sebetulnya, ini bisa dianggap sebuah pengingat bagi saya agar tetap berada pada norma-norma yang telah ditentukan. Utamanya ketika kita menjalin persahabatan dengan seseorang. Jadi, apa salahnya saya menuliskannya di blog ini, bukan? Ingat ya, saya cuma menshare, tidak bermaksud menggurui karena saya juga masih proses pembelajaran. Teruntuk yang menciptakan kata-kata ini hingga sampai kepada saya, saya ucapkan terima kasih banyak. Setidaknya dengan kata-kata ini bisa membuat perasaan saya lebih tenang dari sebelumnya.

“Salah paham di antara sahabat itu wajar. Mungkin karena ada sesuatu yang membuat salah satu pihak kecewa. Orang bilang pada saat kita memiliki sahabat akrab, kita harus siap karena orang yang berpotensi membuat kita kecewa adalah orang terdekat dengan kita, jadi semua itu harus disikapi secara bijaksana.

Masalah yang muncul itu sebagai tuntutan kedewasaan dari masing-masing pihak. Kalau kita bisa berbesar hati dan jiwa (menerima kelebihan dan kekurangan sahabat kita) dengan masalahnya itu dan beritikad baik untuk menyelesaikannya, justru kita akan lebih dewasa dari sebelumnya dan persahabatan kita akan lebih baik dan berkualitas ke depannya.

Kita bersahabat. Tentunya kita akan semakin akrab, bukan? Namun, semakin erat persahabatan kita dengan seseorang, kita harus menjaga diri, bukan semakin los dalam segala hal. Bisa saja, tapi harus terukur, kita harus tetap memperhatikan batas-batas kewajarannya. Ini salah satu hal yang harus diingat. Mengapa kita tidak seharusnya semakin los dalam segala hal ketika kita sudah bersahabat dengan seseorang? Selama kita menjadi manusia kita harus ingat, dalam sadar ataupun tidak sadar, pasti akan ada khilaf dan seorang sahabat akan lebih cepat kecewa dengan hal itu daripada yang bukan sahabat.

Kata orang pengalaman itu adalah guru terbaik. Semoga bagi kita yang lagi berselisih paham dapat saling menerima kelebihan dan kelemahan yang lain dengan IKHLAS. Itu kata kuncinya. Dengan ikhlas Allah akan memberikan lebih dari apa yang kita harapkan. Walaupun memang, pada mulanya untuk bersikap IKHLAS itu pun sulit untuk dijalankan. Bagaimanapun banyaknya orang akan menasihati kita tentang keikhlasan itu bagaimana dan dampaknya, jikalau kita sendiri masih belum bisa mau membuka hati, tentu saja itu akan terlihat sia-sia.

Saya hanya berharap semoga kita bisa menjadi pribadi-pribadi yang baik dari sebelumnya. Ini hanyalah sebuah proses pendewasaan bagi kita semua untuk menyikapi sebuah masalah dengan pikiran yang lebih matang lagi. Sekarang yang kita butuhkan adalah pemahaman atas kepribadian diri sendiri dan sahabat-sahabat kita.

Yang menuliskan hampir sebagian kata-kata ini sangat berharap banyak dari seorang sahabat, karena hanya karena bersahabat karena Allah, orang akan mendapatkan kebaikan-kebaikan dari sebuah persahabatan. Yang menuliskan ini menyampaikan bahwa persahabatan itu sangat diinginkan dalam Islam. Salah satu golongan yang akan mendapatkan naungan di hari Mahsyar, di hari yang tidak ada naungan sama sekali kecuali 7 golongan, adalah orang-orang yang bersahabat karena iman kepada Allah.”

Lewat tulisan ini, saya hanya ingin menumpahkan apa yang saya rasakan saat ini. Saya juga memohon maaf atas segala kesalahan saya terhadap kalian (sahabat), yang pernah saya lakukan dengan sengaja ataupun tidak sengaja. Saya memang tidak terlihat sempurna karena saya juga pernah melakukan kesalahan, sampai detik ini pun saya sengaja atau tidak sengaja melakukan kesalahan itu. Bagi yang pernah menjadi korban kesalahan saya, saya mohon maaf amat sangat.

Mungkin kata MAAF tidak cukup, tapi seenggaknya saya sudah berani jujur atas kesalahan yang saya lakukan, utamanya yang tadi malam menelpon saya. Minta maaf karena saya belum bisa menempatkan posisi yang baik dalam keadaan seperti ini. Terkadang kita harus berbelok arah dari yang telah ditentukan demi kebaikan kita bersama dan saya tidak berpikir ke arah itu akibatnya mungkin akan membuat keadaan menjadi tambah runyam. Mianhae…  Saya minta maaf atas kecerobohan saya.

Posted in Education, English, Friend, Life, Place

Lawero in English for Good English

One of programs in Lawero Radio is Lawero in English. It is scheduled twice a week, on Sunday at 11.00 a.m. and Wednesday at 07.30 p.m. The topic in this program talks about Tourism on Sunday and news that still regarded interesting enough to discuss on Wednesday. As the broadcaster, Miss Titin, said via SMS, “For Sunday, the topic should about tourism. ” Each days has different topics.

left to rght. bambang,vivy,iin,jelly

Lawero invites some guests to join in this program, such as students of Dayanu Ikhsanuddin University and people who have ability in English. This program is possible for people who want to learn English because they can improve their English. This gets good responses from either the guests or the listener. “This program is good for increasing how to speak English, good comprehension in grammar, getting more knowledge and we can be known by many people surely,” said Wa Ode Jelly, one of guests of Lawero in English. Also, Sri Marlin, as the guest also, explained that this program is exteremely good to improve our skill in English. We can share how to learn English well to other people in order to not feel boring. Continue reading “Lawero in English for Good English”

Posted in Education, English, Friend, Life, Place

Lawero in English for Good English

One of programs in Lawero Radio is Lawero in English. It is scheduled twice a week, on Sunday at 11.00 a.m. and Wednesday at 07.30 p.m. The topic in this program talks about Tourism on Sunday and news that still regarded interesting enough to discuss on Wednesday. As the broadcaster, Miss Titin, said via SMS, “For Sunday, the topic should about tourism. ” Each days has different topics.

left to rght. bambang,vivy,iin,jelly

Lawero invites some guests to join in this program, such as students of Dayanu Ikhsanuddin University and people who have ability in English. This program is possible for people who want to learn English because they can improve their English. This gets good responses from either the guests or the listener. “This program is good for increasing how to speak English, good comprehension in grammar, getting more knowledge and we can be known by many people surely,” said Wa Ode Jelly, one of guests of Lawero in English. Also, Sri Marlin, as the guest also, explained that this program is exteremely good to improve our skill in English. We can share how to learn English well to other people in order to not feel boring. Continue reading “Lawero in English for Good English”

Posted in Education

Lelucon yang Baik Ketika Mengajar

Akhirnya bisa posting lagi, setelah mondar-mandir antara kuliah dan tugas yang selalu meminta perhatian dari Nining. :'(

Oke. Postingan kali ini mengenai cara membuat lelucon yang baik di dalam kelas ketika kita sedang berprofesi sebagai pendidik, alias ketika kita mengajar.

Sebagai seorang pendidik di dalam melakukan pembelajaran ataupun pengajaran terhadap anak didik, kita diharapkan mampu memberi kesan yang menarik dalam proses belajar mengajar sehingga anak didik merasa antusias dengan materi yang kita bawakan. Banyak cara yang bisa kita lakukan, salah satunya adalah dengan memberikan lelucon di sela-sela proses belajar mengajar. Hal ini dimaksudkan agar suasana PBM tidak begitu menegangkan dan membosankan.

Pendidik dengan rasa humor yang bagus seringkali disukai oleh para peserta didik. Iya. Karena kenapa? Menurut saya pribadi, pendidik dengan rasa humor yang bagus dan bisa menempatkan humoritasnya di dalam kelas dengan tepat dapat mencerminkan keprofesionalitasnya sebagai pendidik. Ramah, baik, dan welcome. Tidak ada istilah guru killer yang akan diucapkan dari mulut para peserta didik nantinya untuk pendidik tersebut. Betul?

Namun, di dalam membawakan sebuah lelucon, kita harus tahu cara yang baik dan tepat. Jangan sembarangan menghadirkan sebuah lelucon di dalam kelas.

  • Ketika mengajar kita sebaiknya jangan keseringan membuat lelucon dalam bentuk fisik. Maksudnya dengan gaya kita yang dibuat lucu sehingga peserta didik tertawa. Hal semacam itu wajar saja dilakukan, akan tetapi jangan terlalu keseringan karena dapat mengakibatkan seorang pendidik itu akan dianggap remeh oleh peserta didiknya.
  • Lelucon dalam bentuk verbal adalah salah satu cara yang tepat untuk menciptakan ‘kehidupan’ di dalam kelas. Jika kita sudah merasa bahwa peserta didik sudah mulai jenuh dan tidak mood mengikuti pelajaran, maka lelucon verbal inilah bisa menjadi salah satu ‘penolong’ kita untuk membangkitkan lagi gairah peserta didik dalam mengikuti PBM.
  • Di dalam menghadirkan lelucon, sebaiknya jangan sembarang lelucon. Usahakan leluconnya juga menyangkut pendidikan. Istilahnya, lelucon yang edukatif lah.
*garis-garis besar dari isi artikel ini adalah hasil penjelasan Bpk Ld. Supardi, S.Pd, M.Pd. di dalam mata kuliah Belajar dan Pembelajaran, dan saya berusaha mengembangkannya sebaik mungkin hingga seperti ini. *semoga artikelnya tidak membuat Anda bingung. 🙂
Terima kasih, Pak Pardi… 🙂
Posted in Education

Jadi Guru Gak Parah-Parah Amat

Menjadi seorang guru di zaman sekarat ini *Ups… Zaman sekarang ini maksudnya* gak parah-parah amat. Iya. Soalnya enak. Zaman udah semakin modern. Nah, berhubung dah modern, maka media pengajarannya pun semakin bervariasi, malahan lebih enakan sekarang kali yah kalau jadi GURU. Bandingin aja…
>>> Zaman Kemarinnn (Tempo doloe) : Kapur tulis + blackboard…
>>> Zaman Sekarang : Boardmarker + whiteboard…
>>> Zaman Sekarang versi yang lebih modernx lagi : make InFocus…

Jiaaahhh… Enak banget menjelaskan materi make InFocus… Subhanallah…
*Bagi Ningning yah…
Gimana gak… Kemarin itu kan mata kuliah Profesi Keguruan. Nah, Nining sama Vivy (My Leader nih) dapat tugas dari Pak dosen minggu lalu untuk mempersiapkan materi kuliah yang akan dipresentasikan minggu ini (18 April 2011). Thus, kita udah buat SLIDEnya satu-satu… Dan tau? Kita mempresentasikan materi bukan hanya di kelas B (kelas Ningning en Vivy)  saja, tapi di kelas A juga. *toeng.toeng. Gak tanggung-tanggung, presentasi lagi…  Hahaha… Enak deh pokoknya…  Continue reading “Jadi Guru Gak Parah-Parah Amat”

Posted in Education

Profesionalisme dan Ciri-Cirinya

*Kyaaaa…
Allah, makasih ya…
Untuk hari ini…
Alhamdulillah… Akhirnya presentasi mata kuliah Profesi Keguruan berakhir dengan SELAMAT. Hehehe… 🙂
Terima kasih juga buat pak dosen, Bpk. Ld. Supardi, M.Pd., yang udah mau mengajarkan Ning dan teman-teman menjadi calon guru yang baik. 🙂
Makasih, Pak…

Iyaphh…
Tadi, materi presentasi Ning itu judulnya PROFESIONALISME dan CIRI-CIRI PROFESIONALISME.

Ning jelasin secara singkat aja yah…
Profesionalisme itu merujuk pada komitmen anggota suatu profesi untuk meningkatkan kemampuan profesionalnya dan secara berkelanjutan mengembangkan strategi-strategi yang digunakannya dalam melakukan pekerjaan yang sesuai dengan profesinya. Sedangkan ciri-ciri profesionalisme itu sendiri ada 4 poin, yaitu:
1. Memiliki keterampilan dan kemahiran.
2. Memiliki ilmu dan pengalaman; peka dan dapat menganalisis masalah, serta being a good decision maker.
3. Bersikap orientasi ke depan.
4. Mandiri, terbuka dan menghargai pendapat orang lain, dan cermat.

Di atas itu cuma garis-garis besarnya saja. Untuk lebih jelasnya silahkan download materi kuliah Profesi Keguruan ini di sini >>> (PROFESIONALISME DAN CIRI-CIRINYA)

ini nih tampilan powerpointnya… 🙂
Posted in Education

Profesionalisme dan Ciri-Cirinya

*Kyaaaa…
Allah, makasih ya…
Untuk hari ini…
Alhamdulillah… Akhirnya presentasi mata kuliah Profesi Keguruan berakhir dengan SELAMAT. Hehehe… 🙂
Terima kasih juga buat pak dosen, Bpk. Ld. Supardi, M.Pd., yang udah mau mengajarkan Ning dan teman-teman menjadi calon guru yang baik. 🙂
Makasih, Pak…

Iyaphh…
Tadi, materi presentasi Ning itu judulnya PROFESIONALISME dan CIRI-CIRI PROFESIONALISME.

Ning jelasin secara singkat aja yah…
Profesionalisme itu merujuk pada komitmen anggota suatu profesi untuk meningkatkan kemampuan profesionalnya dan secara berkelanjutan mengembangkan strategi-strategi yang digunakannya dalam melakukan pekerjaan yang sesuai dengan profesinya. Sedangkan ciri-ciri profesionalisme itu sendiri ada 4 poin, yaitu:
1. Memiliki keterampilan dan kemahiran.
2. Memiliki ilmu dan pengalaman; peka dan dapat menganalisis masalah, serta being a good decision maker.
3. Bersikap orientasi ke depan.
4. Mandiri, terbuka dan menghargai pendapat orang lain, dan cermat.

Di atas itu cuma garis-garis besarnya saja. Untuk lebih jelasnya silahkan download materi kuliah Profesi Keguruan ini di sini >>> (PROFESIONALISME DAN CIRI-CIRINYA)

ini nih tampilan powerpointnya… 🙂
Posted in Education

Tentang Pendidik dan Peserta Didik

Berbicara tentang peserta didik, kita berbicara tentang anggota masyarakat yang berusaha mengembangkan potensi diri melalui proses pembelajaran pada jalur pendidikan baik formal ataupun nonformal dan pada jenjang dan jenis pendidikan tertentu. Contoh, peserta didik yang berada di tingkat dasar ataupun menengah, disebut siswa/siswi. Peserta didik yang berada di jenjang pendidikan tingkat tinggi disebut mahasiswa.

Well, di atas itu cuma sebagai kata pembuka aja. Hehehe… Tadi gw ada mata kuliah SBM alias Strategi Belajar Mengajar yang dibawakan oleh Pak La Ode Supardi, S.Pd, M.Pd di ruangan 462, lantai 4, gedung FKIP UNIDAYAN. Mata kuliahnya asyik, soalnya beliau juga ngebawainnya bagus. Nampaknya beliau udah tahu gimana caranya ngebawain materi dengan style yang TOP BGT. I like it. 🙂

Tadi kita ngebahas tentang Pola-Pola Interaksi antara Pendidik dan Peserta Didik dalam proses belajar mengajar. Selesai pak dosen ngejelasin tentang materi itu, seperti biasa, kita diberi kesempatan untuk bertanya. Ada beberapa ilmu yang gw mau share di sini tentang pertanyaan-pertanyaan yang dilontarkan sama teman-teman sekelas gw tadi.

“Ada pertanyaan?,” kata Pak Pardi.

“Saya, pak!” teman gw sambil mengacungkan tangannya.

“Pak, gimana langkah-langkah seorang pendidik jika di dalam PBM, materi pelajarannya gak pernah ditanggepin sama peserta didik?”

…..

“Satu pertanyaan terakhir,”  kata pak dosen lagi.

Tiba-tiba, teman gw lagi bertanya, “Sikap positif seperti apa yang sebaiknya dilakukan peserta didik jika peserta didik tidak menyukai pendidiknya dalam mata pelajaran/mata kuliah tertentu?”

….

Sebelum pak dosen ngejawab, beliau memberikan kita kesempatan untuk sapatahu ada yang bisa ngejawab. Gw sempat juga siyh beri jawaban. Tapi, gak tahu. Kayaknya jawaban gw gak berbobot. Hehehe… Oh, iya, jawabannya ada di bawah. Gw nyoba untuk rangkumin pertanyaan dan jawaban dari teman-teman gw. Cekidot…

*Langkah-langkah yang sebaiknya dilakukan pendidik jika peserta didik tidak/kurang menanggapi mata pelajaran yang diberikan dalam PBM (Proses Belajar Mengajar), yaitu

 

  1. Pendidik harus berusaha membawakan materi yang dibawakan sebaik mungkin sehingga menumbuhkan rasa ketertarikan peserta didik dalam mempelajari materi tersebut.
  2. Pendidik harus bisa menjadi orang yang kreatif dalam mengajar. Metode pengajaran yang dibawakan jangan bersifat monoton. Harus bisa bervariasi agar peserta didik tidak bosan di dalam PBM.
  3. Ada baiknya, sebagai pendidik harus dapat mengetahui dan memahami berbagai macam karakteristik peserta didik, sehingga dengan begitu pendidik tahu dengan cara mengajar seperti apa yang cocok diterapkan di dalam PBM untuk peserta didik.

 


*Sebagai seorang peserta didik, melakukan penilaian terhadap pendidik merupakan sikap yang sudah biasa dan sering dilakukan. Apalagi memberikan penilaian tentang cara mengajarnya, cara berpakaiannya, selayaknya artis yang sedang naik daun. Pendidik selalu menjadi pusat perhatian public (peserta didik). Di antara banyaknya peserta didik di dalam sebuah kelas/sekolah, pastinya ada satu, dua orang yang tidak menyukai salah satu pendidik yang mengajar di kelas mereka. Dan tentunya, sebagai peserta didik  mau gak mau harus ngikutin apa yang diperintahkan oleh pendidik tersebut. So, bagi kamu yang merasa masih jadi peserta didik dan gak menyenangi salah satu guru/dosen kalian, coba lakukan langkah-langkah positif berikuti ini, sapatahu bisa membantu dan kalian gak bakalan menyesal nantinya. Ingat, gan, Penyesalan gak datang duluan!

“Berusaha untuk belajar menyukai mata pelajaran/mata kuliah yang diberikan, walaupun sebenarnya tidak menyukainya. Belajarlah menjadi ikhlas untuk menyukai mata pelajaran/mata kuliah tersebut, meskipun tidak menyukainya. Karena suatu saat kita akan saling membutuhkan satu sama lain. Manusia adalah makhluk sosial. Remember it!”

Oh, iya, ada satu lagi yang gw petik dari perkataan dosen gw tadi.

“Sebagai seorang pendidik/guru, janganlah menempatkan diri kita sebagai orang yang cerdas, orang yang lebih tahu dari yang lain (peserta didik). Kita harus menempatkan diri kita sebagai seorang yang memberikan informasi bagi para peserta didik.”

Gw setuju dengan perkataan dosen SBM gw. Iya, karena sebagai pendidik, kita tidak selamanya tahu segala-galanya. Mungkin saja ada peserta didik yang lebih pinter dari pendidiknya. Bisa jadikan? So, sebagai pendidik, kita jangan terlalu congkak, bahwa gw hebat, gw lebih cerdas dari anak murid gw. Mereka tahu apa?

Sekarang informasi udah banjir. Ada di mana-mana. Mudah diakses di mana saja, kapaannn saja…

Bagi peserta didik yang bisa ngegunain kesempatan ini dengan baik, mungkin akan bisa menyaingi guru/dosennya. Jadi, bagi para pendidik ataupun calon pendidik *gw juga termasuk. Hehehe… Ingat yang di atas yah!

Okay.Okay. Kayaknya sampai di sini dulu postingan gw kali ini tentang pendidik dan peserta didik. Mudah-mudahan dapat bermanfaat bagi kita semua. And, gw minta maaf kalo artikel ini mengandung umpan.umpan. Eh, eh, maksudnya ada kata-kata yang gak enak untuk dibaca, gw minta maaf. Bukan maksud gw menulis seperti itu untuk menyakiti. -_-“. Assalam…