Posted in Life, Love, Words

Sepanjat Doa UntukMu

Hidup itu tidak ditahu akhirnya. Seseorang yang tadinya di atas bisa saja turun ke bawah dan sebaliknya. Hidup ini harus disyukuri. Allah telah menciptakan kehidupan yang sangat sangat indah untuk umatNya, tapi masih saja ada yang mendustakanNya. Kenapa?

Saya juga sebagai umatNya tidak  akan menyangkal kalau saya juga pernah dan masih  mendustakanNya, saya jahat sama Allah. Tidak pernah sempurna menjalankan apa yang diperintahkanNya. Betapa berdosanya saya. Saya sudah mencoba untuk melakukan yang terbaik untuk Allah, tapi masih saja belum sempurna. Setan masih mencoba-coba menguasai hati dan perasaan saya untuk tidak menyayangiNya. Mungkin, keimanan saya kepadaNya masih tipis. Belum menjadi umatNya yang baik, yang taat, dan segalanya yang baik-baik.

Ramadhan kali ini terasa berbeda. Ada sesuatu yang mengganjal di dalam perasaan, hati dan pikiran saya. Entah apa sesuatu itu. Yang terpenting bukan Syahrini.

Allah, tulisanku ini mungkin hanyalah sampah seperti kebanyakan orang-orang yang mendustakanMu
Aku tahu sangat tidaklah pantas untuk sekarang berharap yang baik-baik kepadaMu
Karena sekarang Engkau telah melihatku
Betapa jahatnya aku kepadaMu
Sudah beginikah hamba yang Kau sayangi?
Saya pikir TIDAK
Saya bukan hambaMu yang baik
Yang selalu taat menjalankan apa yang Kau minta dari seorang hamba yang bertakwa
Allah, apakah Kau tahu?
Saya lelah menjadi jahat
Saya lelah bersembunyi dari ketidakpatuhanku kepadaMu
Karena pada akhirnya Kau akan menemukanku juga


Doa-doa untukMu, memohon apa yang aku minta
Meminta pertolonganMu
Memohon ampunanMu
Menghindarkan aku dari marabahaya
Tak henti-hentinya aku panjatkan kepadaMu, wahai Sang Pencipta


Masih ada celahkah untukku memohon ampunan dosa kepadaMu?
Masih ada celahkah untukku memperbaiki diri?
Masih ada sedikit cahaya kebaikankah untukku?
Aku di sudut kegelapan ini
Dengan dosa yang berserakan terhadapMu

Posted in Life, Love, Words

Sepanjat Doa UntukMu

Hidup itu tidak ditahu akhirnya. Seseorang yang tadinya di atas bisa saja turun ke bawah dan sebaliknya. Hidup ini harus disyukuri. Allah telah menciptakan kehidupan yang sangat sangat indah untuk umatNya, tapi masih saja ada yang mendustakanNya. Kenapa?

Saya juga sebagai umatNya tidak  akan menyangkal kalau saya juga pernah dan masih  mendustakanNya, saya jahat sama Allah. Tidak pernah sempurna menjalankan apa yang diperintahkanNya. Betapa berdosanya saya. Saya sudah mencoba untuk melakukan yang terbaik untuk Allah, tapi masih saja belum sempurna. Setan masih mencoba-coba menguasai hati dan perasaan saya untuk tidak menyayangiNya. Mungkin, keimanan saya kepadaNya masih tipis. Belum menjadi umatNya yang baik, yang taat, dan segalanya yang baik-baik.

Ramadhan kali ini terasa berbeda. Ada sesuatu yang mengganjal di dalam perasaan, hati dan pikiran saya. Entah apa sesuatu itu. Yang terpenting bukan Syahrini.

Allah, tulisanku ini mungkin hanyalah sampah seperti kebanyakan orang-orang yang mendustakanMu
Aku tahu sangat tidaklah pantas untuk sekarang berharap yang baik-baik kepadaMu
Karena sekarang Engkau telah melihatku
Betapa jahatnya aku kepadaMu
Sudah beginikah hamba yang Kau sayangi?
Saya pikir TIDAK
Saya bukan hambaMu yang baik
Yang selalu taat menjalankan apa yang Kau minta dari seorang hamba yang bertakwa
Allah, apakah Kau tahu?
Saya lelah menjadi jahat
Saya lelah bersembunyi dari ketidakpatuhanku kepadaMu
Karena pada akhirnya Kau akan menemukanku juga


Doa-doa untukMu, memohon apa yang aku minta
Meminta pertolonganMu
Memohon ampunanMu
Menghindarkan aku dari marabahaya
Tak henti-hentinya aku panjatkan kepadaMu, wahai Sang Pencipta


Masih ada celahkah untukku memohon ampunan dosa kepadaMu?
Masih ada celahkah untukku memperbaiki diri?
Masih ada sedikit cahaya kebaikankah untukku?
Aku di sudut kegelapan ini
Dengan dosa yang berserakan terhadapMu

Posted in Life, Love, Words

Everything’s End Finally

Di semester 6 ini, saya hanya memprogram 6 mata kuliah. Sedikit ya? Iya. Tapi, ini bukan berarti saya banyak santainya. Bisa dibilang saya harus ke kampus tiap hari. Entah itu karena panggilan dadakan dari kampus ataupun karena ada mata kuliah yang diganti jadwal masuknya karena alasan tertentu. Begitulah. Tapi, menyenangkan. 🙂

Hari-hari menjadi seorang mahasiswa semester VI mungkin tidak akan dirasa. Semuanya berjalan dengan cepat. Kita harus melewatinya dengan sebaik mungkin. Step by step. Hingga akhirnya saya bisa menyelesaikan studi. Amin.

Hidup itu adalah sebuah pilihan. Kadang ada suatu hal yang kita tidak inginkan, tapi kita harus terpaksa memilih pilihan itu karena pilihan itu memang baik untuk kita. Memilih keputusan yang sudah dipertimbangkan secara matang-matang dan tahu akan resikonya. Dan saya yakin akan keputusan tersebut. Everything’s end finally. 🙂

Posted in Life, Love, Words

Everything’s End Finally

Di semester 6 ini, saya hanya memprogram 6 mata kuliah. Sedikit ya? Iya. Tapi, ini bukan berarti saya banyak santainya. Bisa dibilang saya harus ke kampus tiap hari. Entah itu karena panggilan dadakan dari kampus ataupun karena ada mata kuliah yang diganti jadwal masuknya karena alasan tertentu. Begitulah. Tapi, menyenangkan. 🙂

Hari-hari menjadi seorang mahasiswa semester VI mungkin tidak akan dirasa. Semuanya berjalan dengan cepat. Kita harus melewatinya dengan sebaik mungkin. Step by step. Hingga akhirnya saya bisa menyelesaikan studi. Amin.

Hidup itu adalah sebuah pilihan. Kadang ada suatu hal yang kita tidak inginkan, tapi kita harus terpaksa memilih pilihan itu karena pilihan itu memang baik untuk kita. Memilih keputusan yang sudah dipertimbangkan secara matang-matang dan tahu akan resikonya. Dan saya yakin akan keputusan tersebut. Everything’s end finally. 🙂

Posted in Life, Love, Place, Words

My Little Party in Gubuk Keynai

Hari ini saya terharu sekali. Gimana ya. Iya, udah pada tahu kan, saya hari ini ulang tahun. Yang kedua puluh satu, teman-teman. 21. Lumayan dewasa. Lumayan. -__-”
Dan hari ini seperti yang saya sudah pernah bilang, ini akan menjadi hari yang biasa-biasa saja. Flat. Tapi, di balik kedataran perasaan yang saya rasakan, Allah memberikan setitik kasih sayangNya kepada saya untuk menjadikan hari ini sedikit SPECIAL. Iya. Hari ini saya terharu skali. Sahabatku sekaligus saudariku, si Memey. She made a little party for me.

Sebelum hari H, dia udah bilang ke saya kalau dia bakalan nge-treat makanan di Keynai. Tempat nongkrong yang lumayan asyik, cozy untuk hang out. Makanannya juga oke-oke. Harganya bisa dijangkau kok. Nanti pada coba deh ke Keynai. Tepatnya tuh ada di Sektor Lama, Betoambari.

Kita udah rencana mau have lunch di sana. Jadi pesannya makanan ‘berat’. Tapi aneh, seharusnya kan yang ulang tahun yang traktir, eh, ini si Memey malah yang traktirin saya. Waaaahh, Memey. Saya terharu. Hihihi… Kita datangnya udah siang banget. Skitar jam 2.an lah. Lumayan panas sih. Tapi gak apa-apa. Yang penting sama Mey. Hahaha… *ngegomballll lagi lo, Ning…

Saya pesan Mie Titi, Memey Nasi Sambal Ayam, trus ditambah Pisbak alias Pisang Bakar. Huiiihhh, nikmat nikmat. Untungnya lagi pada sepi pengunjung. Ya kita makan dengan cara kita sendiri. Hahaha… Seru-seruan deh sama Memey… 😀 Makasih ya, Memeyku sayang. Kamu itu perwakilan sahabat-sahabat yang pada keluar jauhhhh di sana… Kangen IPSAku… Piyouztku, Imaginerku… >.<

Huiihhh, alhamdulillah. Kenyaaaaannggg… Makasih ya, Allah. Makasih juga Memey. Udah ditraktirin. Hehehe… Lagi pada asyik asyik berfoto-foto ria di Keynai, kebetulan lagi pada gak rame, Memey minta dibersihin meja makan, trus kita duduk berdua. Dan dia ngeluarin lilin kecil merah, angka 21. Katanya, “Niniiiiing, saya punya sesuatu untuk kamu. Hanya ini yang bisa saya kasih untuk kamu.” Ahhhh, Meyyy… Kamu hampir membuatku menangis tadi. Hehehe. Entah apa jadinya kalau tadi kamu tidak ada. Yah, everything is flat. Begitu saja. Bukan berarti saya mengabaikan telpon dan SMS dari sahabat-sahabat tersayang saya. Tapi, kalian tahukan sahabat-sahabatku. Kalian yang real di mana. Kalian di luar sana. Saya tidak bisa melihat kalian, memeluk kalian, dan mengucapkan secara langsung rasa terima kasihku untuk kalian. Dan Mey, satu-satunya perwakilan kalian, sodari-sodariku sayang.

Kita berdua masangin lilin-lilin kecil itu di plate Pisbak. Uuuhhh, simple but it’s meaningful. Hehehe… Trus, kita make a wish dan blow the candles together. And the last, kita habisin tuh pisangnya. Ma’nyooosss…

Eh, gak sengaja kita buat video seru-seruan di Keynai. Hahaha… Biarin dah. Kalau ancor, ancor dah. This is my day. For people who have said “Happy Birthday” to me, thanks yaaa…

[youtube=http://www.youtube.com/watch?feature=player_detailpage&v=dzQKS4XNEDk]

Ini lagiii, for Piyouzt and Imaginer… :p Hehhe…

[youtube=http://www.youtube.com/watch?feature=player_detailpage&v=9zLyKGgrEVw]

Oke. I think it’s enough my story today.

You give the color for my life today… Thanks, dude… 🙂

Posted in Words

Tentang ‘Manusia Setengah Salmon’ – Raditya Dika versi Ning ‘Little’ Syafitri

Note on January 3rd, 2012…

Pose unyu… -___-“

Paksa begaya mirip RD… -____-“

Baru sempet baca Manusia Setengah Salmon setebal viii+264 halaman setelah sekian minggu dinantikan, kapan-kapan baru bisa baca nih buku. Maklum, sekarang lagi (sok) sibuk sama urusan yang namanya KULIAH. Udah semester 5. Gak terasa bakalan semester 6, trus 7 trus bakal sibuk susun skripsi. Insya Allah. Amin. Hehehe…

Oke. Lanjut. Saya cuma butuh waktu beberapa jam aja baca buku nih. Tadi malam sekitar jam 10-an sampai jam 12-an. Trus lanjut pagi lagi, dari jam 6-8. Yippy, alhamdulillah, Buku Manusia Setengah Salmon udah selesai dibaca.

MSS, seperti Kk Dika bilang, buku ini membahas tentang perpindahan. Pindah rumah, pindah hubungan keluarga, sampai pindah hati.

Beberapa bab isi buku ini kadang bisa menggalaukan hati. Contohnya, Sepotong Hati di Dalam Kardus Cokelat, Penggalauan, dan Tarian Musim Kawin. Oh iya, Jomblonology juga lho. Papernya keren. Kk Dika ada-ada aja euy. 😀

Sempat update status di Facebook dengan kata-kata galaunya Mick Jagger, yang katanya merupakan twit Trisna di Tarian Musim Kawin.

‘Lalu, mata gue terpaku pada twit Trisna yang baru dia update, sebuah quote dari Mick Jagger: You can’t alway get what you want, but if you try, sometimes you just might find you get what you need (kamu tidak selalu bisa mendapatkan apa yang kamu mau, tapi jika kamu mencoba, mungkin kamu bisa dapat apa yang kamu butuh).

Gue terenyuh.

Inilah sesungguhnya tujuan dari PDKT: agar kita bisa membedakan antara orang yang kita mau dan yang kita butuhkan.’

Iya, kalau menurut saya ya, yang lucu tuh waktu di page 240. ‘Sering, pas gue lagi nonton film-film komedi di DVD  player, lagi asyik-asyik ketawa, tiba-tiba listrik mati. Gue jadi biasa nonton–tertawa-mengerang, seperti ini: ‘HahahahahahaHAAAARGGGHHH!!!!!’

Hahahahhahaa… Bisa dibayangin tuh gak ekspresi Kk Dika seperti apa. Bawaannya jadi ketawa-ketiwi sendiri. 😀 Thx for cerita di pagi ini, Kk Dika. Love you. >.<

Ternyata, dalam proses penulisan buku ini hingga udah terbit, Kk Dika udah punya pacar lagi. CLBK nieee. *Hancur hatikuu… T_T

Gelo lo, Ning!!! Mangule deehhh… (red: capek deh!!!)

Ada salah satu bab yang menurut saya ngebuang-buang waktu aja untuk dibaca. Gak enak aja tuh, di chapter Akibat Bertanya ke Orang yang Salah Tentang Ujian. Saya rasa gak ada pengetahuan sama sekali, cuma lelucon yang datar-datar aja kalau dirasa-rasa. Tapi gak tahu ya kalau orang lain yang baca. Saya sih begitu.

Paling penasaran kenapa sih judul bukunya Manusia Setengah Salmon?

Terletak di bab paling bontot, urutan ke-19 dari 19 bab. -,-‘

Mau tahu? Baca bukunya…

Hehehe…

Ada rentetan kata-kata yang isinya touching skali… Di bagian-bagian seperti inilah yang paling saya suka, soalnya kata-kata Kk Dika paling so swit. Seperti yang pernah saya bilang, walaupun he is like a comedian, tapi sebenarnya di balik sosoknya itu, Kk Dika orangnya gimanaaa gitu. Aaah, nggak bisa diungkapkan dengan kata-kata.

Hmmm… Waktu berjalan dengan cepat. Waktu itu sombong. Sesombong-sombongnya manusia, hal tersebut masih bisa dicegah, tapi sombongnya waktu tidak bisa dicegah. Contoh kecil, ketika Ujian Semester ditentukan jam 9 pagi, dan saat itu kita masih di rumah. Baru bangun. Resikonya, kita akan terlambat. Waktu gak bakalan nunggu kita, dia tetap aja berjalan. Tidak menghiraukan apakah kita sudah siap atau belum.

Heumm???

Gak connect ya? Maklum, saya lagi galau. *penyakit anak muda sekarang. -,-‘

Overall, bukunya menarik abis. Mulai dari covernya yang unyu abis, kualitas kertas, hingga bau kertasnya.

Huaaa, my Raditya Dika…

Love you a lot. 🙂

Posted in Life, Love, Words

Catatan Ketika Gerimis Datang

Ketika prinsip itu seakan hilang, hilang, dan menghilang.
Setegar-tegarnya orang memegangnya, (mungkin) akan jatuh juga. Dia akhirnya melepaskan karena situasi yang memang tidak memungkinkan lagi. Rasa penyesalan memang sedikit ada. Tapi, inilah konsekuensi hidup.

Kalau dikatakan saya tidak konsisten. Iya, memang saya tidak konsisten karena saya juga manusia. Manusia biasa yang bisa melakukan kesalahan kapan saja, tanpa disengaja ataupun disengaja. Setelah sekian lama mengukuhkan prinsip itu, pada akhirnya lecet juga. Ini di luar ekspektasi saya. Memang ya, kekuasaan Allah itu tidak bisa dikalahkan oleh apapun. Manusia hanya bisa berencana, tapi Allah yang menentukan semuanya. Alur kehidupan para hambaNya telah diatur sedemikian rupa.

Sekarang, sebagai manusia yang telah melakukan pelanggaran terhadap aturan yang dibuat sendiri, saya harus bisa bertanggung jawab, harus siap menanggung resiko. Apapun itu. Hidup ini pilihan.

Allah, saya minta maaf…

Posted in Friend, Life, Place, Words

The Note in Waiting a Lecturer

Saat berada di kampus.
Banyak versi. MaksudnyA orangnya beragam. Mulai dari penampilan mahasiswa, cara mereka belajar, berpakaian, bersosialisasi antar sesama dan dosen sampai pola pikir yang pada dasarnya berbeda-beda antara yang satu dengan yang lain.

Menurut saya, kalau di kampus, ada mahasiswa cara berpakaiannya ada yang tidak biasa dan biasa-biasa saja. Kalau untuk katakan penampilan yang culun, sepertinya sudah jarang keliatan mahasiswa seperti itu. Semua sudah stylish. Mengikuti gaya yang dia suka. Selagi itu wajar-wajar saja.

Ada mahasiswa, penampilan biasa, tapi otak encer. Ada mahasiswa, penampilan luar biasa, tapi otaknya tidak terlalu encer. Lagi, mahasiswa, penampilan luar biasa, tapi otak encer. Dan ada juga, penampilan=tingkat kecerdasan=biasa. Yaa, begitulah manusia. Eh, maksudnya mahasiswa.

Kalau ada salah seorang mahasiswa yang berpenampilan ‘wah’ atau aneh bin ajaib, terkadang mahasiswa lain menjadikannya sebuah topik pembicaraan. Hahaha… Saya sih cuma mendengar-dengar saja. Cuma senyum-senyum doank. Tidak terlalu begitu mengkritik. Atau karena mungkin pada dasarnya saya orang cuek. Tidak peduli dengan yang tidak ada hubungannya dengan saya. Mungkin saja. Saya juga kurang tahu.

Kehidupan kampus begitu beRwarna. Saat-saat sibuk menghadapi tugas, mid, dan final bersama teman-teman. Senang, marah, tertawa, sedih. Semua rasa ada di sini. Walaupun suasananya memang berbeda, tidak seperti di SMA dulu. Di kampus, kita dituntut untuk survive dengan cara kita sendiri hingga nanti jadi lulusan yang bisa bertanggung jawab atas nilai dan latar belakang pendidikannya…

Hmmm… Sekarang saya sudah semester 5. Semoga saja bisa melewati masa-masa perkuliahan ini dengan baik. Amin.

Posted in Life, Love, Words

Jangan Dibaca! Ini tentang Virus Merah Jambu

Sebelumnya, bagi yang lagi malas berurusan dengan lope-lope alias cinta-cinta yang tidak jelas, mending jangan dilanjutkan membaca artikel ini. Tau sendiri kan, postingan ini tentang cinta. *Cinta lagi, cinta lagi. Bosan… :p

E  X  I  T

—————————–

sumber: Google

Beberapa hari yang lalu, saya sempat menonton film. Judulnya From Bandung with Love. Pasti udah tahu lah film ini. Sebetulnya film ini udah lama. Film masa SMA saya dan baru bisa menontonnya sekarang. *Ahahahayyy, udah basi, Ning. Biarkan saja. Yang penting saya sudah nonton.

Ceritanya tentang cinta pastinya. Tentang sesuatu yang bisa saja terjadi dalam 6 hari. Ketika kesetiaan kita diuji oleh sebuah penelitian yang notabenenya untuk sebuah riset pada sebuah program acara radio dan akhirnya kebablasan. Nah loh! Bagi yang belum tahu jalan ceritanya silahkan googling aja yah.

Yang jelas, film ini menguras air mata. Harus bisa nyiapin tissu, atau gak, kalau mau dapat feelnya, nonton sendirian, pastikan keadaan sekitar tenang. Percaya, tidak dirasa air-air yang ada di mata itu mulai mengalir sedikit demi sedikit. Bagi jiwa yang melankolis. Katanya. 🙂 Dan saya adalah salah satu korban air mata dari film ini. *Jiaaahhhh…

Oke. Saya terima keadaan itu karena kata teman, saya itu terlalu peka alias terlalu sensitif. *Deeeeeh… Oke, lupakan. Kita lanjut ke hal yang sebenarnya saya ingin tulis.

Di akhir cerita film ini ada kutipan yang sangat saya suka.

Ketika pemeran utama wanita mengatakan hal itu di akhir cerita, rasanya ingin menangis lagi. SADIS… Lumayan sih… Mau baca? Alias, mungkin udah ada teman-teman blogger lainnya yang udah nulis tentang ini, tapi saya pribadi ingin menulis kembali kata-kata itu di blog saya. Here goes.

“Dan demikianlah semuanya harus terjadi. Karena memang harus terjadi. Hidup ini terus berlanjut.

Kita semua pernah merasakan dikhianati dan mengkhianati. Setia dan tidak setia. Kita semua pernah merasakan cinta yang membawa kita ke tempat tertinggi, kita lalu merasakan yang namanya terjatuh karena kesalahan kita sendiri. Kita tidak mati. Tapi, lukanya membuat kita tidak bisa berjalan seperti dulu lagi.”

Ckckck… Tuh kata-kata bisaaaaa aja buat termehek-mehek. *bagi saya.
Kalau saya pikir, dengan begitu kita malah lebih tahu dan lebih mengerti sikap mana yang baik untuk kita ambil. Keputusan yang kita buat hari ini adalah penentuan masa depan kita nanti. Setidaknya bisa membuat kita lebih dewasa. *Cieee, emang lo udah dewasa, Ning? Gak yah. Sorry, sorry, sorry, jek. :p* Kan kita udah tahu rasanya seperti apa. Jadi, sudah ada pengalaman donk. Kesalahan bukan sebuah kesalahan toh. Tapi sebuah pembelajaran buat diri kita sendiri. Dan mungkin dari kesalahan itu bisa buat kita sadar kalau yang kemarin kita lakukan itu tidak baik. Dampaknya untuk kita? Tergantung. Mau berubah atau tidak sama sekali. Semua itu balik ke kitanya.

Lepas dari itu, kita mesti sadar kalau memang hidup itu harus terus berlanjut. Kita tidak bisa stuck di situ terus karena masa lalu. Kan? Jalan kita masih panjang, masih banyak yang harus kita tata dan rencanakan sedemikian rupa. Walaupun memang semuanya Allah yang nentuin.

Sepertinya cuap-cuap saya harus berhenti di sini.
Hummm… Yang pasti, harus tetap SEMANGAT. Gak boleh nyerah sama keadaan.
Insya Allah kita bisa menjadi seperti apa yang kita inginkan, yang penting kita selalu berusaha dan selalu mendekatkan diri kepada Allah agar selalu diberikan yang terbaik buat diri kita sendiri. 🙂

Amin.

Posted in Life, Words

Tulisan Tadi Malam

Ceritanya mau posting tadi malam, tapi eh, tau-taunya ketiduran. #GUBRAK.
Here goes.

Tidak bisa tidur. Tidak tahu mengapa sampai akhirnya saya tidak bisa tidur. Malam ini.
Hmm… Banyak pikiran. Mungkin.
Entahlah.

Tiba-tiba saja keinginan untuk menulis ini muncul. Dan saya baru menyadari kalau saya itu perlu sekali yang namanya tempat tenang, damai, dan adem. *langsung ingat rumah. 🙁
Benar adanya, tempat ‘mahal’ seperti rumah saya itu benar-benar bisa memberikan inspirasi untuk orang-orang seperti saya, atau bisa juga seperti Anda, yang sedang membaca curahan hati saya.

Rencana A, rencana B, rencana C. Mau ini, mau itu, mau yang sana. Banyak ekspektasi yang timbul di dalam benak saya hingga terasa overdosis. Mungkin lebih tepatnya hingga rasanya terlalu berlebihan.

Perasaan semua list yang saya punya sudah terpenuhi semuanya. Tapi dasar manusia, selalu saja ada perasaan belum puas. Masih mau mencari-cari lagi, ‘Kira-kira apa lagi ya?’. Keinginan itu terus-menerus timbul kalau memang lagi banyak rezeki. Keinginan-keinginan yang memang tak ada di dalam list. Kalau saya bilang, it’s illegal list.
Sebaliknya, kalau lagi mengalami krisis moneter, anggap saja kanker alias kantong kering or bokek, jangan ditanya. Pasti akan timbul beribu-ribu impian dan keinginan yang seenggaknya beberapa dari impian itu mesti terwujud. Misal, ‘Kalau ada uang, saya bakal beli ini, beli itu, beli sana.’ Wishing list dimulai.

Satu herannya saya. Kenapa ya kalau lagi tak memiliki banyak uang, keinginannya itu buaaaaannnyyaaaakkk sekaliii… Eh, pas setelah dapat uang banyak, bingung mau diapakan tuh uang. Mau dibelikan apa? Mau digunakan untuk apa? Pilihan alternatifnya mungkin uangnya bisa ditabungkan terlebih dahulu, kemudian membuat list dari yang terpenting sampai yang sangat amat tidak penting. *Deehh…

Tidak bisa dibayangkan kalau saya mesti mendapatkan ‘uang kaget’ seperti acara reality show pada salah satu stasiun TV swasta beberapa tahun lalu. Pastilah shocked banget dikasih uang sekian juta, cuma dalam waktu yang singkat kita mesti menghabiskan uang itu. Daripada capek-capek mikir mau beli apa dengan uang sebegitu buanyaknya, mending ke toko emas. Beli tuh semua emas yang ada di toko. Kan emasnya bisa dijual kembali. Itung-itung bisa dijadikan investasi jangka panjang. *bener gak sih bahasanya?* 😀 Lanjuuuttt…

Oh, iya. Sewaktu saya di Gramedia. Kan banyak buku tuh. Ya Allah, saya cuma bisa mengusap dada. Mata saya menggila melihat buku-buku yang menarik perhatian saya. Antara lain buku tentang design graphic; kisah cinta Pak Habibi dengan Ibu Ainun; buku cerita anak yang menggunakan dua bahasa, Indonesia-Inggris (Pengen baca buku ini bersama anak-anak nanti. *kalau seumpama PPLnya dapat anak SD :p); buku TottoChan dan masih banyak lagi saudaranya. 😀

Semua buku yang dilihat, menguras perasaan dan pikiran saya. If I could have a lot of money. Wow, amazing!!!
Sayangnya, saat itu uang yang saya bawa pas-pasan. Sial!
Di dalam Gramed itu, sepertinya kesabaran saya diuji. Mata saya diuji (Masa sih? Gak nyambung). Dan keinginan saya pun diuji. Mau tahu tempat pelampiasan kesabaran saya?
Adalah: todeng.todeng.todeng.

—HP E63—

Dengan segera mengeluarkan Nokia E63 saya, menuju folder Office, Note, Option, New Note. Artinya apa? Dan saya pun mulai memainkan jari-jari di atas tuts-tuts berhuruf.

"Ktk tdk ada uang atw uang tdk byk, d gramed mmbrikn sy motvsi trsndiri klo sy itu hrus tahan, sabar. Ttp smgt...
 Pokokx Optimis. Psti suatu saat akan borong buku d sni."

Jiaaahhh…
Semangatnyaaaa nulis kayak gituan. Hahaha… *Ndesooo… 😀
Biarin ajalah. Tulisan saya juga kok. Gak malu-maluin siapa-siapa, melainkan saya sendiri.

Dengan penuh keikhlasan dan ketabahan dari hati, jari-jari mulai beradu menyusun kata per kata menjadi serangkaian kalimat yang tidak jelas hingga menimbulkan arti betapa saya ingin memiliki buku-buku itu. Dengan berjuta kalimat cinta, senyum dan semangat (lho? Kok SMASH’s song?), saya harus optimis dan positive thinking kalau suatu saat dengan ridho Allah, semua impian dan cita-cita yang kita miliki bakal terwujud. Ya, pokoknya harus SEMANGAT. Insya Allah bisa. Yang penting disertai do’a dan usaha.

🙂