Posted in Friend, Life, Love, Place

Happy Graduation!!!

Wisuda Sarjana ke-28 dan Pascasarjana ke-8 Unidayan Baubau
Wisuda Sarjana ke-28 dan Pascasarjana ke-8 Unidayan Baubau

Alhamdulillah. Alhamdulillah. Terima kasih, Allah, untuk segala kemudahan dan kelancaran aktivitas yang Engkau berikan, hingga akhirnya acara Wisuda Sarjana ke-28 dan Pascasarjana ke-8 Universitas Dayanu Ikhsanuddin, yang bertempat di Baruga La Ode Malim, 28 Oktober 2013, dapat terlaksana juga. Dengan jumlah wisudawan sebanyak 808 orang. 🙂 Acara dilaksanakan dari pukul 08.00 WITA hingga 14.20 WITA. Walaupun tadi ada sedikit ketidakstabilan listrik, tapi akhirnya acara bisa berjalan dengan baik. Trima kasih, Allah.

Setelah melaksanakan Yudisium tanggal 21 September 2013 kemarin (Khusus FKIP Prodi Pend. B.Inggris Gelombang I), saya dan teman-teman di semua fakultas dapat merayakan Wisuda hari ini, 28 Oktober 2013. Bertepatan dengan Hari Sumpah Pemuda. Subhanallah. Semangat, kawan. Mari kita menjadi generasi muda yang berkualitas bagi bangsa.

Ibu Prof.Dr.Ir.Hj. Andi Niartiningsih,M.P
Source: http://www.kopertis9.or.id

Wisuda ini pun dihadiri oleh Koordinator Kopertis Wilayah IX, Ibu Prof. Dr. Ir. Hj. Andi Niartiningsih, M.P,. Dalam menyampaikan sambutannya, ada beberapa kalimat yang saya tangkap ketika Beliau mengkhususkan kata-kata tersebut untuk para wisudawan. Beliau mengatakan bahwa:
– Semua yang kita capai membutuhkan kerja keras, fokus dan prima.
– Harus dapat membangun softskill, kemampuan berkomunikasi secara interpersonal dan intrapersonal dengan baik.
– Harus ada prioritas dalam hidup.
– Tidak akan ada artinya ketika memiliki IP tinggi namun tidak memiliki nilai tinggi dalam softskill. Karena yang terpenting dalam hidup ini adalah akhlak.
– Harus dapat mengubah mindset bahwa ketika lulus menjadi seorang sarjana, pekerjaan yang ideal itu yang berorientasi PNS. *bukan maksud untuk menyampingkan PNS itu sendiri* Namun, melihat kondisi yang ada, apa salahnya memiliki pekerjaan yang memiliki unsur enterpreneurshipnya.
– Harus bisa bersaing di masa mendatang karena kita akan bersaing dengan bangsa lain. Kata Beliau, negara-negara tetangga, seperti Thailand dan Laos, telah melaksanakan program kursus Bahasa Indonesia bagi para tenaga kerja. Do you know what the meaning is? Mereka mau datang ke Indonesia karena melihat potensi sumber daya Indonesia yang bagus. Semoga saja kita tidak dijajah di dalam negeri sendiri. Olehnya itu, mari kawan-kawan, tingkatkan kualitas kemampuan diri untuk tetap mempertahankan Indonesia dengan meningkatkan SDM dan mengelola SDA kita dengan penuh rasa tanggung jawab.

Rektor Unidayan Bapak Laode Muhammad Arsal, S.Sos, M.Si.

Juga sambutan yang dibawakan oleh Rektor Universitas Dayanu Ikhsanuddin, Bapak Laode Muhammad Arsal, S.Sos., M.Si. Dalam sambutannya, Beliau mengatakan bahwa dalam melakukan segala sesuatu yang tujuannya untuk kebaikan diri, jika ikhlas dan sungguh-sungguh maka hasilnya pun akan baik. Kejujuran itu utama. Mengabdi dengan cara yang baik, bukan dengan cara yang salah. Demikian pula sambutan yang dibawakan oleh yang mewakili Gubernur Sulawesi Tenggara, Sekretaris Daerah Prov. Sultra. Wisuda. Menjadi seorang sarjana. Merupakan awal meniti karir di masa depan. 🙂 Semoga kita semua bisa mempertanggungjawabkan dasar keilmuan yang kita miliki di kehidupan masyarakat. Aamiin.

Dalam pelaksanaan acaranya, saya juga menghaturkan rasa bangga terhadap UPS (Unidayan Paduan Suara). Suara kalian hebat-hebat. 🙂 Terima kasih telah menjadi pelengkap acara wisuda kami, sehingga berjalan dengan sangat berwarna ketika kalian bernyanyi. 🙂 I like it. Sukses terus untuk UPS.

Ning Syafitri
Ning Syafitri

Dalam wisuda sarjana kali ini, saya mendapat nomor urut 282. Menurut saya, nomor ini adalah sejarah. Jika saya mereka-reka, 282. Angka 28 merupakan angka yang merujuk pada Wisuda Sarjana yang ke-28. Dan angka 2, merujuk pada …. Ah, sudahlah. Tidak usah dijelaskan. Hehehe.

Yang intinya, di dalam kesempatan ini saya mengucapkan terima kasih sebanyak-banyaknya kepada pihak-pihak yang turut berperan penting dalam perkembangan saya hingga menjadi seorang wisudawan. Terima kasih untuk kepercayaan, pembelajaran, nasehat, teguran, dan senyuman ketulusannya. :’)

Semoga kami, para wisudawan, dapat membawa nama baik, tetap setia dan berbakti kepada almamater, Universitas Dayanu Ikhsanuddin, selayaknya janji alumni yang kami telah ucapkan tadi siang.

Selamat bagi para wisudawan! Sukses selalu. Semoga Allah selalu memberikan kebaikan jalan untuk masa depan kita. Aamiin.

Posted in Friend, Life, Love, Place

Happy Graduation!!!

Wisuda Sarjana ke-28 dan Pascasarjana ke-8 Unidayan Baubau
Wisuda Sarjana ke-28 dan Pascasarjana ke-8 Unidayan Baubau

Alhamdulillah. Alhamdulillah. Terima kasih, Allah, untuk segala kemudahan dan kelancaran aktivitas yang Engkau berikan, hingga akhirnya acara Wisuda Sarjana ke-28 dan Pascasarjana ke-8 Universitas Dayanu Ikhsanuddin, yang bertempat di Baruga La Ode Malim, 28 Oktober 2013, dapat terlaksana juga. Dengan jumlah wisudawan sebanyak 808 orang. 🙂 Acara dilaksanakan dari pukul 08.00 WITA hingga 14.20 WITA. Walaupun tadi ada sedikit ketidakstabilan listrik, tapi akhirnya acara bisa berjalan dengan baik. Trima kasih, Allah.

Setelah melaksanakan Yudisium tanggal 21 September 2013 kemarin (Khusus FKIP Prodi Pend. B.Inggris Gelombang I), saya dan teman-teman di semua fakultas dapat merayakan Wisuda hari ini, 28 Oktober 2013. Bertepatan dengan Hari Sumpah Pemuda. Subhanallah. Semangat, kawan. Mari kita menjadi generasi muda yang berkualitas bagi bangsa.

Ibu Prof.Dr.Ir.Hj. Andi Niartiningsih,M.P
Source: http://www.kopertis9.or.id

Wisuda ini pun dihadiri oleh Koordinator Kopertis Wilayah IX, Ibu Prof. Dr. Ir. Hj. Andi Niartiningsih, M.P,. Dalam menyampaikan sambutannya, ada beberapa kalimat yang saya tangkap ketika Beliau mengkhususkan kata-kata tersebut untuk para wisudawan. Beliau mengatakan bahwa:
– Semua yang kita capai membutuhkan kerja keras, fokus dan prima.
– Harus dapat membangun softskill, kemampuan berkomunikasi secara interpersonal dan intrapersonal dengan baik.
– Harus ada prioritas dalam hidup.
– Tidak akan ada artinya ketika memiliki IP tinggi namun tidak memiliki nilai tinggi dalam softskill. Karena yang terpenting dalam hidup ini adalah akhlak.
– Harus dapat mengubah mindset bahwa ketika lulus menjadi seorang sarjana, pekerjaan yang ideal itu yang berorientasi PNS. *bukan maksud untuk menyampingkan PNS itu sendiri* Namun, melihat kondisi yang ada, apa salahnya memiliki pekerjaan yang memiliki unsur enterpreneurshipnya.
– Harus bisa bersaing di masa mendatang karena kita akan bersaing dengan bangsa lain. Kata Beliau, negara-negara tetangga, seperti Thailand dan Laos, telah melaksanakan program kursus Bahasa Indonesia bagi para tenaga kerja. Do you know what the meaning is? Mereka mau datang ke Indonesia karena melihat potensi sumber daya Indonesia yang bagus. Semoga saja kita tidak dijajah di dalam negeri sendiri. Olehnya itu, mari kawan-kawan, tingkatkan kualitas kemampuan diri untuk tetap mempertahankan Indonesia dengan meningkatkan SDM dan mengelola SDA kita dengan penuh rasa tanggung jawab.

Rektor Unidayan Bapak Laode Muhammad Arsal, S.Sos, M.Si.

Juga sambutan yang dibawakan oleh Rektor Universitas Dayanu Ikhsanuddin, Bapak Laode Muhammad Arsal, S.Sos., M.Si. Dalam sambutannya, Beliau mengatakan bahwa dalam melakukan segala sesuatu yang tujuannya untuk kebaikan diri, jika ikhlas dan sungguh-sungguh maka hasilnya pun akan baik. Kejujuran itu utama. Mengabdi dengan cara yang baik, bukan dengan cara yang salah. Demikian pula sambutan yang dibawakan oleh yang mewakili Gubernur Sulawesi Tenggara, Sekretaris Daerah Prov. Sultra. Wisuda. Menjadi seorang sarjana. Merupakan awal meniti karir di masa depan. 🙂 Semoga kita semua bisa mempertanggungjawabkan dasar keilmuan yang kita miliki di kehidupan masyarakat. Aamiin.

Dalam pelaksanaan acaranya, saya juga menghaturkan rasa bangga terhadap UPS (Unidayan Paduan Suara). Suara kalian hebat-hebat. 🙂 Terima kasih telah menjadi pelengkap acara wisuda kami, sehingga berjalan dengan sangat berwarna ketika kalian bernyanyi. 🙂 I like it. Sukses terus untuk UPS.

Ning Syafitri
Ning Syafitri

Dalam wisuda sarjana kali ini, saya mendapat nomor urut 282. Menurut saya, nomor ini adalah sejarah. Jika saya mereka-reka, 282. Angka 28 merupakan angka yang merujuk pada Wisuda Sarjana yang ke-28. Dan angka 2, merujuk pada …. Ah, sudahlah. Tidak usah dijelaskan. Hehehe.

Yang intinya, di dalam kesempatan ini saya mengucapkan terima kasih sebanyak-banyaknya kepada pihak-pihak yang turut berperan penting dalam perkembangan saya hingga menjadi seorang wisudawan. Terima kasih untuk kepercayaan, pembelajaran, nasehat, teguran, dan senyuman ketulusannya. :’)

Semoga kami, para wisudawan, dapat membawa nama baik, tetap setia dan berbakti kepada almamater, Universitas Dayanu Ikhsanuddin, selayaknya janji alumni yang kami telah ucapkan tadi siang.

Selamat bagi para wisudawan! Sukses selalu. Semoga Allah selalu memberikan kebaikan jalan untuk masa depan kita. Aamiin.

Posted in Love

Sepucuk Surat di Bukit Wantiro

Entah ada angin apa yang mendorongku untuk sejenak menyempatkan diri berkunjung ke Bukit Wantiro sepagi ini. Ya, berjalan kaki. Hitung-hitung sebagai olahraga di tengah waktu yang padat ini.

Suasana pagi ini masih ramah. Udara segar yang ditemani berbagai tumbuhan hijau yang menyegarkan mata menemaniku sepanjang perjalanan ke Bukit Wantiro. Menengok pemandangan laut di pagi hari itu pun luar biasa nikmatnya. Baubau, kotaku tercinta, tak henti-hentinya memberikan pesona keindahanmu kepada tanah Buton ini. Senyum ini tak sengaja tersimpul mensyukuri nikmat Tuhan Yang Maha Kuasa. Karunia Allah ini tak terjangkau, kawan. :’)

Bukit Wantiro source: fotografer.net

Setelah beberapa menit kemudian, tibalah di tempat tujuan. “Yeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeiiiiiiiiiiii,” aku berteriak keriangan. Berlari, melompat, menari. Hal-hal gila itu aku lakukan. Tak peduli dengan orang yang melihatnya karena yang aku tahu aku bahagia berada di tempat ini. Tempatnya tenang. Pagi di Bukit Wantiro memberikan warna tersendiri jauh di dalam lubuk hatiku.

Tiba-tiba, seseorang menyapaku “Hei. Kamu bukannya yang datang ke tempat praktik dokter kemarin, kan?”

Dengan muka keheranan, aku pun memperhatikan orang tersebut. Memaksa otakku untuk berpikir kembali ke masa-masa seminggu lalu aku jatuh sakit. Dan, rupanya ingatanku berhasil menangkap memori itu. “Pak Dokter?” ucapku.

“Iya. Bagaimana kesehatannya?”

As you see, Pak dokter. Alhamdulillah sehat. Ngomong-ngomong, dokter sering ke sini juga? Sepagi ini?” tanyaku penasaran.

“Tidak juga. Cuma kalau ada waktu luang saja. Kebetulan ingin ke Bukit Wantiro saja. Suasananya menyenangkan,” jawab pak dokter singkat.

Belum lama berbincang, Nokianya pun berdering. Sebuah panggilan telepon yang menjadi pertanda berakhirnya percakapan kami berdua di pagi ini.

Dia pun pergi. Namun, tak pergi begitu saja. Sebelum meninggalkanku, dia menyerahkan sepucuk surat. “Ini untukmu. Bacalah.”

Dengan raut wajah keheranan, aku pun menerimanya dengan penuh banyak pertanyaan. “Aku?? Ada apa dengan surat ini?”

Source: victorpoenyacerita.blogspot.com

Mobilnya pun berlalu begitu saja tanpa ada perkenalan tanpa tahu nama dokter itu siapa. Tanpa tahu alasan mengapa dia memberikan surat ini kepadaku. Aneh. Sungguh aneh. Hal aneh. Ini gila. “Hei, berikan aku alasan yang jelas, dokter anneehh!”

Dan berharap isi surat ini adalah beberapa resep obat agar aku tidak sakit lagi.

A Cut and a Scar

Apa yang kau dapatkan setelah tersakiti dan sampai selama ini belum dapat tersembuhkan?

Setelah berbulan-bulan lamanya, melawan arus yang hampir membuat diri terseret ke dalam kegalauan akut.

Karena lukanya belum sembuh? Karena dia masih bertahan dalam hatimu? Karena kamu pun tidak berani melangkah keluar?

Saya kira Allah telah banyak memberikan rezeki, rahmat, dan karuniaNya kepada kamu. Tidak sadarkah kamu akan hal itu? Untuk menenangkan hatimu, jiwamu dan dirimu yang terkoyak karena kesalahanmu sendiri.

Tidak ada yang mesti diperasalahkan, karena satu-satunya terdakwa akan sakitnya perasaanmu ya adalah kamu. Kamu yang mengambil keputusan, yang bertindak dan yang menanggung semua resikonya.

Berharap saja yang terbaik setelah kejadian ini.

Lukanya ada dan berbekas.

Semoga, yang membuat luka itu, bahagia bersama pasangannya untuk selamanya.

🙂 Semangat, kamu.

Speechless membaca surat ini. Dokter itu aneh. Hal ini gila.

“Ah, kubuang saja surat tidak jelas ini. Memangnya aku kenapa? Ada apa dengan perasaanku?”

Surat ini aku kusut dan kulemparkan di tempat sampah.

Dan kisah aneh ini harus berakhir sampai di sini.

Anggap saja pertemuan dengan si dokter aneh itu ABSTRAK. –”

#mencobamembuatcerpen

Posted in Life, Love

If You’re Not the One

source: tumblr.com

Lagi suka dengar lagunya Daniel Beddingfield yang berjudul If You’re Not the One. Biasa, lagunya melow. 🙂 Dan sepertinya sama halnya dengan suasana hati yang sekarang. *Syalalala*… Sayangnya, yang nyanyi adalah seorang pria, bukan wanita. Jadinya di liriknya ada kata ‘WIFE’, not ‘HUSBAND’. 😀

If your not the one then why does my soul feel glad today?
If your not the one then why does my hand fit yours this way?
If you are not mine then why does your heart return my call?
If you are not mine would I have the strength to stand at all?

I never know what the future brings, but I know your here with me now.
We’ll make it through and I hope you are the one I share my life with.

I don’t wanna run away but I can’t take it, I don’t understand.
If I’m not made for you then why does my heart tell me that I am?
Is there anyway that I can stay in your arms?

If I don’t need you then why am I crying on my bed?
If I don’t need you then why does your name resound in my head?
If your not for me then why does this distance maim my life?
If your not for me then why do I dream of you as my wife?

I don’t know why you’re so far away but I know that this much is true.
We’ll make it through and I hope you are the one I share my life with.
And I wish that you could be the one I die with.
And I pray that you’re the one I build my home with.
I hope I love you all my life.

I don’t wanna run away but I can’t take it, I don’t understand.
If I’m not made for you then why does my heart tell me that I am?
Is there anyway that I can stay in your arms?

‘Cause I miss you, body and soul so strong that it takes my breath away.
And I breathe you into my heart and pray for the strength to stand today.
‘Cause I love you, whether its wrong or right and though I can’t be with you tonight, you know my heart is by your side.

I don’t wanna run away but I can’t take it, I don’t understand.
If I’m not made for you then why does my heart tell me that I am?
Is there anyway that I can stay in your arms?

Sebetulnya ini adalah hal yang biasa saja, tapi hati ini terlalu mengistimewakan rasa yang abstrak dan akhirnya seperti ini. I’m totally WRONG in this case. Di antara skripsi dan rasa, pikiran ini terbagi dua. Sama-sama sesaknya semenjak pertemuan itu dan bahasa tubuhmu yang terdefinisi olehku. Entah salah ataupun benar.

Ini bukan tentang kisah yang kemarin. Ini kisah yang baru. Yang arahnya masih terhalang oleh kabut-kabut ketidakjelasan. 🙂 Ini seperti mengulang kembali masa SMA. Dalam diam, saya bersembunyi bersama berseminya bunga di hati. Namun, tak lama. Kemudian gugur tertiup angin. Tidak membenci angin yang telah membuatnya jatuh. Seperti kata Tere Liye dalam Daun yang Jatuh Tak Pernah Membenci Angin.

Daun yang jatuh tak pernah membenci angin. Dia membiarkan dirinya jatuh begitu saja. Tak melawan. Mengikhlaskan semuanya.

source: dangerouslee.biz

Tak ada pemberontakan atas rasa yang menggumpal dalam hati. Tak ada pengharapan lebih atas rasa yang ada. Tak ada penyalahan diri atas pertemuan kemarin. Semua berjalan begitu saja. Saya dengan jalan saya sendiri dan kamu dengan jalanmu sendiri.

Semoga saja ini hanya adalah angin lewat. Tak perlu menjadi tornado yang harus memporak-porandakan perasaan yang masih membutuhkan ketenangan. Jangan memaksakan imajinasi melawan realita. Sesak.

Tuhan, entah apa lagi yang hamba harus bilang kepadaMu? Semua telah terjadi. Sekarang harus berusaha keras menyusun kepingan hati yang tersenyum, harus berani meyakinkan diri bahwa masa depan yang baik akan datang ketika kita percaya dan berusaha dengan sungguh-sungguh tentang apa yang dicita-citakan.

Semua akan ada waktunya.

Percayalah, Tuhan itu Maha Adil. 🙂

*Last:

From you that so far from here, thanks for the acceptance of our shaking hand.

Posted in Life, Love

Kau, Aku, dan Sepucuk Angpau Merah

30072013(010)

Judul : Kau, Aku, dan Sepucuk Angpau Merah
Penulis : Tere Liye
Tebal : 512 hlm; 20 cm
Cetakan: Keempat, Februari 2013
Penerbit: PT Gramedia Pustaka Utama
ISBN: 978 – 979 – 22 – 7913 – 9

Tergolong buku bacaan yang cukup tebal. Tidak menjadi masalah. Karena cerita karya Tere Liye, tidak menjadi masalah besar menghadapi bacaan yang tebal seperti itu. Terdiri dari prolog, epilog dan 37 bab cerita yang saling berkesinambungan menguntai alur cerita yang sempurna. Kisah cinta tentang bujang berhati lurus, Borno, dan gadis sendu nan menawan keturunan Cina, Mey.

Seperti biasa, penulis berhasil menggambarkan keadaan kota Pontianak dengan sangat lihainya. Seperti tampak hafal betul di setiap sudut kota itu. Bukan hanya Pontianak, Surabaya dan Kota Kuching pun seperti demikian. Pendeskripsian tempat-tempat itu disusun sedemikian baiknya agar pembaca bisa segera memahami bagaimana situasinya. 🙂 Aaah, Bang Tere Liye. Kata-katanya dapat dari mana?

Lepas dari itu, Borno, laki-laki setia. Setia terhadap cintanya. Hemm. Kalau tak ada Pak Tua, mungkin bisa kehilangan petunjuk yang baik, bagaimana menyikapi perasaannya. Perasaannya terhadap Mey, gadis nan sendu menawan. Ah, kisah cinta mereka. :’) Speechless dibuatnya. 😀

30072013(011)Berikut kutipan-kutipan yang berhasil touch my heart. :’D

  • Masa muda adalah masa ketika kita bisa berlari secepat mungkin, merasakan perasaan sedalam mungkin tanpa perlu khawatir jadi masalah. p.164

  • Cinta itu beda-beda tipis dengan musik yang indah. …. Bedanya, cinta sejati akan membuatmu tetap menari meskipun musiknya telah lama berhenti. p. 166-167

  • Cinta sejati adalah perjalanan. Cinta sejati tidak pernah memiliki ujung, tujuan, apalagi hanya sekadar muara. Air di laut akan menguap, menjadi hujan, turun di gunung-gunung tinggi, kembali menjadi ribuan anak sungai, menjadi ribuan sungai perasaan, lantas menyatu menjadi Kapuas. Itu siklus tak pernah berhenti, begitu pula cinta. p. 168

  • Cinta adalah perbuatan. Kata-kata dan tulisan indah adalah omong kosong. p. 173

  • Cinta sejati selalu menemukan jalan. Ada saja kebetulan, nasib, takdir, atau apalah sebutannya. Tapi sayangnya, orang-orang yang mengaku sedang dirundung cinta justru sebaliknya, selalu memaksakan jalan cerita, khawatir, cemas, serta berbagai perangai norak lainnya. p. 194

  • Jika berjodoh, Tuhan sendiri yang akan memberikan jalan baiknya. p.194

  • Cinta bukan kalimat gombal, cinta adalah komitmen tidak terbatas, untuk saling mendukung, untuk selalu ada, baik senang maupun duka. p. 221

  • Cinta, selalu saja klise. p. 233

  • Bagi kita yang jelas tidak mengulum jempol lagi, sakit adalah proses pengampunan.  Bersabarlah, semoga Tuhan membalas dengan kabar hebat. p. 251

  • Banyak sekali orang yang jatuh cinta lantas sibuk dengan dunia barunya itu. Sibuk sekali, sampai lupa keluarga sendiri, teman sendiri. Padahal, siapalah orang yang tiba-tiba mengisi hidup kita itu? Kebanyakan orang asing, orang baru. p. 257

  • Habiskan masa-masa sulit kau dengan teman terbaik, maka semua akan lebih ringan. p. 258

  • Sejatinya, rasa suka tidak perlu diumbar, ditulis, apalagi kaupamer-pamerkan. Semakin sering mengatakannya, jangan-jangan dia semakin hambar, jangan-jangan kita mengatakannya hanya karena untuk menyugesti, bertanya pada diri sendiri, apa memang sesuka itu. p. 428

  • Cinta bisa tumbuh, hanya butuh sedikit membuka hati. p. 476.

  • Ketika situasi memburuk, ketika semua terasa berat dan membebani, jangan pernah merusak diri sendiri. Boleh jadi ketika seseorang yang kita sayangi pergi, maka separuh hati kita seolah tercabik ikut pergi. Tapi kau masih memiliki separuh hati yang tersisa, bukan? Maka jangan ikut merusaknya pula. Itulah yang kau punya sekarang. Satu-satunya yang paling berharga. p. 479

  • Berikanlah hadiah buku kepada seseorang yang amat kauhargai. p. 500.

Bang Tere, adakah cerita yang seperti perasaanku? 🙁
Dalam diam, aku berdo’a agar perasaan ini berbaikan dengan masa lalu dan masa depan.
Tuhan…

Posted in Blog, English, Friend, Life, Love, SMAN 1 Baubau

Happy Birthday, Eyink – 22

Happy Birthday, Eyink!
Happy Birthday, Eyink!

Happy Birthday for 22, Eyink! That’s 1st August 2013. 😀

Nuthva Agnestya Zerlinda (Eyink)

Rian, Dewi, Vesty and I went to Eyink’s house last night, at 1st August 2013. We brought a blue tart cake. Actually, we did it for making the surprised gift to Eyink. But, in fact, Eyink has known what have happened with us when she was in her house. 😀 Yup, it was caused by our voice too loud outside. 😀 At least, we could make a little surprised moment for her. 😀 Then, Yoko came. We made some crazy things like these… 😀

Yaayy... We got a piece of cake!!!
Yaayy… We got a piece of cake!!!
Rian, Dewi, Yoko, and Ning in action. --"
Rian, Dewi, Vesty, Yoko, and Ning in action. –“
Can you figure this craziness out? =D
Can you figure this craziness out? =D

Hakim, her boyfriend, had contacted me and friends to invite Eyink go somewhere and we chose Wantiro Hill. There, he would make a surprised gift again, but the fact, that was FAIL. 😀 Hahaha… Eyink had known all his planning. She looked Iin, Lia and Hakim before the surprised gift given. 😀

A suprised moment in Wantiro. :D Cieeee...
A suprised moment in Wantiro. 😀 Cieeee…

In Wantiro, we served a bowl of noodles because we were hungry and wanted to eat something. 😀 Yup, we ate together on one table. That’s a very nice moment. Dewi said, ‘Kumpul-kumpul begini lupa sama pacar.’ 😀 That’s absolutely right. I think so. This togetherness is priceless. The friendship in Senior high school is always nice. 🙂 Thanks, Allah. :’) Hope, it will be everlasting. Again and again. :*

@Wantiro Hill Source: https://twitter.com/riandwihapsari
@Wantiro Hill
Source: https://twitter.com/riandwihapsari

At the end of night after this little party, Eyink sent us a SMS… 😀

Assalam. Teman-teman, makasii banyak nah buat kue ma surprise wlwpn ada yang gagal. Hehehe :p Love u all 🙂

Posted in Blog, English, Friend, Life, Love, SMAN 1 Baubau

Happy Birthday, Eyink – 22

Happy Birthday, Eyink!
Happy Birthday, Eyink!

Happy Birthday for 22, Eyink! That’s 1st August 2013. 😀

Nuthva Agnestya Zerlinda (Eyink)

Rian, Dewi, Vesty and I went to Eyink’s house last night, at 1st August 2013. We brought a blue tart cake. Actually, we did it for making the surprised gift to Eyink. But, in fact, Eyink has known what have happened with us when she was in her house. 😀 Yup, it was caused by our voice too loud outside. 😀 At least, we could make a little surprised moment for her. 😀 Then, Yoko came. We made some crazy things like these… 😀

Yaayy... We got a piece of cake!!!
Yaayy… We got a piece of cake!!!
Rian, Dewi, Yoko, and Ning in action. --"
Rian, Dewi, Vesty, Yoko, and Ning in action. –“
Can you figure this craziness out? =D
Can you figure this craziness out? =D

Hakim, her boyfriend, had contacted me and friends to invite Eyink go somewhere and we chose Wantiro Hill. There, he would make a surprised gift again, but the fact, that was FAIL. 😀 Hahaha… Eyink had known all his planning. She looked Iin, Lia and Hakim before the surprised gift given. 😀

A suprised moment in Wantiro. :D Cieeee...
A suprised moment in Wantiro. 😀 Cieeee…

In Wantiro, we served a bowl of noodles because we were hungry and wanted to eat something. 😀 Yup, we ate together on one table. That’s a very nice moment. Dewi said, ‘Kumpul-kumpul begini lupa sama pacar.’ 😀 That’s absolutely right. I think so. This togetherness is priceless. The friendship in Senior high school is always nice. 🙂 Thanks, Allah. :’) Hope, it will be everlasting. Again and again. :*

@Wantiro Hill Source: https://twitter.com/riandwihapsari
@Wantiro Hill
Source: https://twitter.com/riandwihapsari

At the end of night after this little party, Eyink sent us a SMS… 😀

Assalam. Teman-teman, makasii banyak nah buat kue ma surprise wlwpn ada yang gagal. Hehehe :p Love u all 🙂

Posted in English, Friend, Life, Love, Place

Accidentally (IPSA SMANSA 09)

At the end of July 2013, 31 July 2013. There were some things happened accidentally.

First, I had an intention to fast, but after I got sahur, I’ve got vomit. So, I couldn’t continue my fast and felt sick. Alhamdulillah, it didn’t need a long time to be with the illness. I’ve been bored being sick. –” Finally, I could pray Tarawih at Quba Mosque again with my sister and you know? I met my close friend, Mey. 😀 That’s amazing. She went there with my family. *ehemm… 😀 I was shocked. We met in Quba Mosque. 😀

And the second, after praying in Quba Mosque, my sister (Rini) and I went to Nganganaumala, my grandpa’s house. A few minutes later, there was a calling from Rian. And the conversation like this.

‘Di mana, Ning?’
‘Di Nganganaumala. Bagaimana?’
‘Kita di rumahmu ini.’
‘Siapa-siapa?’
‘Saya, Jane, Eldhy, Vesty, Apil, dll.’
‘Nackal e. Tunggu saya pale. Sa pulang ke rumahmi ini.’
‘Ok. Kita tunggu.’

*Wow. My friends in Senior High School. That’s one of my favorites moment when I have to meet them. Can’t wait to meet them. 😀 There will happen a craziness between us. 😀

2013-07-31 23.06.47
Some fried bananas and fried breadfruits, tea, and cola. 😀

When I arrived at home, no body at my house. Seemingly, Rian cs. still bought some gorengan at Wantiro Hill. While waiting them, I made tea for them. You know, it’s night and had a cool air. Brrrr… Some minutes later, separately Yoko and Sam came first at my house and asked me, ‘Ada acara apa ini di rumahmu, Ning? Ko ulangtahun kah? Saya diSMS mereka datang ke rumahmu.’ And I said that there’s no party here, but maybe they just wanted to gather here. Then, I heard a calling for my name. Wow… The first person I looked at the door was Dewi Mahmuda Amiconi. She’s our MISS IPSA. 😀 Hahaha… Then, I looked again, Apil, Jane, Vesty, Rian, Eldy, and Fuad. I was happy, happy and happy. I could meet them again. I’m always happy if I must meet them again. 😀 Thanks, friends. Thanks, IPSA. 😀 So Wonderfull night… 😀

In my house, we chatted about our craziness when senior high school. When we started to know CHATTING and many things happened. That’s crazy, guys. 😀 We had guffaw. Then, Ulian came. Wuiiihh, it became more funny with her story a.k.a. the chronologist of coming her in my house, how she came. AJIB-AJIB. 😀 Who read this story and know what happened in my house, surely will laugh to remember Ulian and Fuad. Hehehe.

Special thanks to my sister, Rini Anggraini S who wanted to help us for taking our picture like this. 😀 Unfortunately, my eyes in some pictures like cat’s eyes. Hehehe.

Camera 360
Gathering. Love it!!!
Cheersss... :D
Cheersss… 😀

More? You can look at this slide below. 😀 Thanks, Allah. :’)

Actually, there are still many friends didn’t come here because they still had some business and some of them didn’t come back yet from their places to study. So sad. But, at least, part of us can gather together. Hope, our friendship will be everlasting. Aamiin. Thanks, Allah.

Posted in Blog, Life, Love

Ketika Cinta Harus Pergi, Ikhlaskanlah

Setiap manusia memiliki perasaan cinta kepada lawan jenisnya. Tidak mengenal usia ataupun status. Dan ketika perasaan cinta itu terealisasikan dalam suatu hubungan, maka rasa cinta itu akan tumbuh semakin besar hingga bagaimana caranya masing-masing individu mempertahankannya agar tidak mengecil, pesonanya tidak luntur, ataupun rasanya menjadi hilang ditelan waktu. Ya, karena ini tentang rasa. Tentang hati. Tentang perasaan yang akan terbawa-bawa, entah sampai kapan akan berhenti mengikuti bayang-bayang jiwa kedamaian.

Ketika cinta itu bersatu, rasanya tidak ada yang bisa menggantikan. Mungkin benar apa yang dibilang orang-orang, ‘dunia serasa milik berdua, yang lain ngontrak’ :D. Tidak perduli orang mau bilang apa tentang cinta yang kita miliki terhadap pasangan. Kita melakukannya karena hati. Kita mampu merasakan momen-momen indah yang diciptakan berdua. Bersamanya. Indah sekali. 🙂

Sayangnya, momen bahagia itu tidak selama seperti apa yang dibayangkan.
Harus pergi. Cinta itu harus pergi.
Sakit. Iya, sakit. Sakit sekali.
Sesuatu hal yang belum bisa diterima. Kenyataannya tidak boleh seperti ini. Ekspektasinya salah. Ini salah. Ada yang salah dari keadaan ini.
Hati pun menolak perpisahan ini. Jangan pergi. Namun, situasi nyatanya seperti ini. Cinta harus pergi.

Rasanya sesak. Ingin berteriak. Pikiran mau meledak. Memikirkan, membayangkan, merasakan segala sesuatu yang terjadi di luar harapan. Tentang cinta itu. Raga ini gemetar, tidak tahu harus berbuat apa lagi. Hati pun ikut terluka, perih. Menangis. Iya, salah satu cara agar tetap bertahan dalam kondisi sepelik ini. Komplikasi perasaan. Entah, sembuhnya sampai kapan. Butuh waktu untuk menormalkan semuanya.

Mau menyalahkan siapa atas kepergian cinta itu? Tuhan? Pasangan kita? Bukan. Tuhan tidak pernah salah atas apa yang terjadi pada diri kita. Pasangan kita pun tidak salah akan masalah ini. Kita sendiri yang salah. Kita yang mencari-cari permasalahan cinta itu. Kalau sudah sakit hati seperti ini, sakit hatinya untuk siapa? Bukan untuk siapa-siapa. Untuk diri sendiri. Berani berbuat, berani bertanggung jawab. Sekali lagi, jangan pernah menyalahkan Tuhan atas setiap kesalahan yang dilakukan. Tuhan tidak pernah salah.

Awalnya akan terasa sulit. Langkah-langkah move on yang dilakukan pun akan terasa nihil hasilnya. Mungkin benar apa yang dikatakan orang-orang, ‘cuma butuh waktu saja untuk menyembuhkan sakitnya‘.

Iya. Cuma butuh waktu saja, butuh ketenangan, butuh keikhlasan, dan butuh kedamaian. Berusaha untuk tidak membenci. Berusaha untuk berdamai. Berusaha untuk menerima. Berusaha untuk tersenyum bahagia. Berusaha untuk ikhlas. Berusaha untuk yakin kepada Tuhan bahwa momen yang tidak diharapkan itu akan tergantikan dengan yang jauh lebih baik.

Kita sadar dan kita tahu kalau semua momen menyedihkan itu berasal dari mana. Dari diri sendiri. Berani bermain dengan perasaan. Tentu, berarti berani untuk siap mengambil resiko. Salah satu resiko terburuknya yaa ini. Ketika cinta harus pergi. Tapi, tak apalah. Mengikhlaskannya lebih baik daripada tidak menerima kenyataan. Mengakui kesalahannya dari diri sendiri lebih baik daripada menyalahkan Tuhan. Anggap saja sebagai pelajaran hidup dalam proses pendewasaan diri.

Waktu akan menuntun kita untuk sembuh dengan cara kita sendiri. Tergantung keseriusan kita. Berusaha untuk ikhlas. Berusaha untuk berdamai dengan masa lalu. Semuanya akan menjadi lebih baik. Kalau jodoh, takkan ke mana. Kata Afgan, jodoh pasti bertemu. 🙂 Insya Allah. Aamiin. Semangat.

Tuhan itu Maha Adil. Yakini itu.

Tulisan ini diikutsertakan dalam GiveAway Ketika Cinta Harus Pergi oleh Mbak Aida MA

 

Posted in Love

Daun yang Jatuh Tak Pernah Membenci Angin – Tere Liye

24062013(003)

Judul: Daun yang Jatuh Tak Pernah Membenci Angin
Pengarang: Tere Liye
Tebal: 264 halaman
Penerbit: PT Gramedia Pustaka Utama
Cetakan: IX, Maret 2013

Menahan perasaan kepada seseorang yang sangat dicintai adalah sakit. Ingin kata berucap, tapi tidak mampu melakukannya, bibir pun seakan tertutup untuk mengatakannya. Hanya dengan dipendam, maka perasaan itu akan tumbuh sendirinya tanpa ditahu. Didiamkan.

Bagaimana dengan perasaan ini? Tersiksa. Bukan fisik yang terluka, tapi hati. Jiwa yang abstrak ini sulit untuk ditemukan obat penyembuhnya. Dan ketika terlambat, semuanya akan menjadi salah.

Terluka untuk diri sendiri, sekaligus menyakiti orang lain. Semuanya akan terlihat nampak runyam. Bagaimana ini? Bagaimana dengan perasaanku? Bagaimana dengan perasaannya? Bagaimana dengan perasaanmu?

Tere Liye merangkai alur cerita ini menjadi cerita cinta yang cukup rumit. Cukup rumit untuk dimengerti. Kenapa harus ada DIAM dalam cerita ini?

Pesan-pesannya dalam cerita ini membuat saya speechless.

Berhasil membuat air mata ini keluar (lagi). Ah, Bang Tere. Kata-katamu membuat hatiku melankolis. “Bukan bekerja dan menanggung beban hidup orang dewasa… Bukan menanggung beban pikiran yang belum tiba masanya…” (2013; 59). Anak-anak yang hidup di jalanan. Penuh perjuangan mendapatkan sesuap nasi. Menjadi pengamen dari bus ke bus. Bisa dibayangkan hidup yang seharusnya mereka lalui dengan bermain, bersekolah. Harus tergadaikan dengan ‘keras’nya hidup yang mereka alami. Yang kadang sudah tidak memiliki orang tua. Apa kabarnya saya? Harusnya saya malu kepada mereka. Sering sekali mengeluh atas kesusahan hidup yang ringan yang saya alami. Mama, Papa, maafkan saya atas ketidakbaikan hati ini kepada kalian berdua. Kata-kata Tere Liye semacam ini seperti menjadi cambukan bahwa “Ning, kamu beruntung sekarang. Ayo, gunakan waktumu sebaik mungkin. Haruskah waktumu terbuang sia-sia dengan ketidakjelasan perasaan terhadap orang-orang yang telah menyakitimu? Sementara, masih ada orang-orang penting yang percaya akan kemampuanmu yang bisa membanggakan mereka karena telah menjadi bagian penting dari sebagian besar perjalanan hidupmu.”

Menurut saya, di dalam novel ini, Tere Liye mengajarkan sebuah kebijaksanaan hidup.

Daun yang jatuh tak pernah membenci angin. Dia membiarkan dirinya jatuh begitu saja. Tak melawan. Mengikhlaskan semuanya.

Hidup ini akan terus berjalan. Sebahagia apapun, sesedih apapun yang kita jalani. Semua itu sudah menjadi bagian dari jalan Allah atas apa yang kita putuskan dan lakukan untuk hidup kita. Ya, kita harus hadapi, bukan berlari menghindar.

Bang Tere Liye. Kenapa harus ada kisah yang serumit ini?

Hmmm. Buku ini. Novel ini. I’m speechless. :'(