Posted in Life, Love

Ungkapan Semalam yang Tertunda

image

Karena keajaiban Allah akan selalu ada bagi hambaNya yang tidak pernah menyerah di jalan kebaikanNya.

Kita memang memiliki pengalaman hidup yang berbeda satu sama lain. Kesuksesan dan kegagalan yang kita miliki pun terletak pada kondisi yang berbeda. Bukan Allah tidak adil, bukan Allah yang salah, dan bukan Allah yang tidak memahami keadaan hambaNya. Ada alasan baik yang tersirat di balik semua hal yang kita hadapi. Namun, terkadang kita saja yang belum memahami mengapa demikian, khususnya saya.

Di luar sana banyak pihak yang lebih ahli dan pantas untuk berbicara masalah kehidupan yang seperti ini. Apalagi ada kaitannya dengan Allah. Saya hanya salah satu umat Allah yang kecil yang ingin berbicara sedikit, saya cuma ingin menuliskan apa yang saya rasakan. Rasanya sesak jika tidak diungkapkan. Entahlah, mungkin ini pengaruh proposal yang belum kunjung selesai. Poor me! Ya, ini murni kesalahan saya. Bukan orang lain. 😉 Oh iya, saya minta maaf dengan penggunaan kata ‘kita’ di paragraf sebelumnya. Kesannya saya terlalu menggurui ya. Padahal saya pun masih butuh didikan dari yang ‘senior’ tentang how we face life. Mohon maaf, pak/bu. Bukan bermaksud apa-apa.

Kadang saya juga butuh ‘cermin’ untuk menyadari kejadian demi kejadian yang telah dan sedang dialami. Entah itu pengalaman baik ataupun yang kurang baik. Saya menganggap pengalaman yang baik itu dapat menjadi harapan hidup untuk terus melanjutkan karya positif yang telah saya lakukan selama ini. Setidaknya dapat menjadi orang yang bermanfaat bagi sesama. Ya, bermanfaat. 🙂 Bukan karena  hanya mau mencari nama dan modus untuk kepentingan pribadi. Not. I am not like that.  Di sisi lain, saya seperti ingin membuang pengalaman yang kurang baik di hari-hari yang lalu. Jauh sejauh-jauhnya hingga tidak terlihat dan tidak akan pernah kembali selama-lamanya. Seperti sebuah ketololan ketika menyadari kenapa saya bisa melakukan hal-hal bodoh itu. Kenapa. Tapi, bagaimana bisa. Tidak ada mesin waktu di kehidupan nyata yang dapat memperbaiki keadaan di masa lalu. Lagipula, kehidupan tidak menerima penyesalan, melainkan penerimaan dan keikhlasan.

Saya memiliki jalan hidup yang berbeda dari yang lain. Orang lain pun demikian. Dengan segala kelebihan dan kekurangan ini, saya hanya berusaha dan mendekatkan diri pada Allah agar Dia selalu menuntun langkah ini pada jalur kebenaranNya. Setidaknya saya memang harus bersyukur untuk segala hal yang telah datang dan pergi. Semuanya berkontribusi pada perjalanan hidup saya. Saya hanya takut jika suatu saat nanti hati saya akan menjauh, kemudian Allah menutup hati ini untuk tidak lagi bersamaNya. Melalui postingan ini juga, saya meminta maaf (lagi) kepada teman-teman yang membaca tulisan ini karena tindak tutur saya secara sengaja ataupun tidak sengaja hingga telah melukai perasaan teman-teman. Rasanya terlalu alay yah menuliskan hal ini di blog kemudian memostingnya di medsos? Isinya pun ‘sampah’. Maafkan, readers.

Hanya butuh usaha yang gigih dan doa untuk dapat melewati setiap ujianNya walaupun acap kali harus ada embun sendu di setiap sudut mata.

Posted in Life, Love

Selamat Ulang Tahun, Mama

DSC06381

Well, cuma ini yang bisa Ning kasih ke Mama. Untuk sementara ini dulu. Maaf, Ma. Masih sangat terlalu sederhana. Sudah tidak dapat berkata-kata lagi. Yang jelas, seperti itulah. Maaf sebesar-besarnya, Ma. Ning banyak sekali salahnya. Sehat selalu ya, Ma. MANGATSEEE!!!

Posted in Life, Love

Selamat Ulang Tahun, Mama

DSC06381

Well, cuma ini yang bisa Ning kasih ke Mama. Untuk sementara ini dulu. Maaf, Ma. Masih sangat terlalu sederhana. Sudah tidak dapat berkata-kata lagi. Yang jelas, seperti itulah. Maaf sebesar-besarnya, Ma. Ning banyak sekali salahnya. Sehat selalu ya, Ma. MANGATSEEE!!!

Posted in Friend, Life, Love, Place

Cerita Pagi di Kampus Merah

Terbesit keinginan untuk menikmati pagi di kampus merah ini. Tidak sendiri, namun bersama teman sedaerah yang sedang melanjutkan studi juga di kampus yang sama namun berbeda program studi. Sebut saja namanya Nova. 😀 Kami berjalan menyusuri jalanan yang dijejeri pepohonan rindang. Tidak berlari, namun berjalan.

12669489_10204392466046312_6729171954049293022_nBerjalan sambil bercerita tentang jalan kehidupan masing-masing. Kami memiliki cerita yang beragam. Mulai dari kehidupan keluarga, pendidikan, hingga asmara. Ya, topik-topik tersebut mendominasi pagi ini. Alasannya adalah karena mereka memang menarik untuk dibahas.

Tentang keluarga, bagaimana berbedanya karakter dan fisik kami sebagai anak pertama di antara para adik. Salah satu cerita yang kami angkat tadi adalah bagaimana saya di antara saudara-saudara yang lain. Ya, saya memiliki dua saudara kandung. Di antara kami bertiga, saya adalah anak perempuan yang tingginya paling semampai, semeter tak sampai. 😀 Sedangkan, anak kedua dan ketiga, untuk modal tinggi itu, cukuplah. Saya juga heran mengapa cuma saya yang kecil di antara mereka-mereka yang cukup tinggi. ‘Tiny banget’. Walaupun demikian, saya bersyukur. Tetap toh, harus bersyukur. 🙂 Hehehe.  Nova dan saya saling berbagi untuk cerita-cerita seperti itu dan jarang untuk tidak menertawainya bersama.

Berbicara tentang pendidikan. Pendidikan yang kami tempuh untuk mencapai di titik S2 ini adalah hasil jalan hidup kami yang tidak pernah kami bayangkan sebelumnya. Dengan biaya sendiri alias dari orang tua, kami toh sampai juga di tahap akhir semester. Kami sempat berharap akan ada beasiswa setelah terdaftar sebagai salah satu mahasiswa pascasarjana di kampus ini. Namun Allah masih belum memberikan rezeki itu walaupun kemarin kami sempat mengikuti proses penyeleksian beasiswa, seperti Tanoto dan Bakrie. Alhasil, kami belum berhasil. Secara pribadi, saya sempat kecewa mengapa beasiswa bukanlah salah satu rezeki yang saya miliki. Namun, saya tetap menyadari bahwa Allah pasti tahu yang terbaik untuk saya. Dan hasil perbincangan bersama Nova tadi, ceritanya semakin menegaskan saya bahwa memang Allah itu Maha Adil. Nova bercerita bahwa mungkin Allah tidak memberikan beasiswa kepada kami, namun Dia memberikan rezeki itu lewat orang tua. Mengapa? Agar kami selalu mengingat bahwa melanjutkan sekolah ini karena pengorbanan orang tua. Hingga akhirnya, jika sukses nanti, kami tidak akan meremehkan orang tua, tidak merasa bahwa kesuksesan itu milik pribadi sendiri karena kami sendiri yang berusaha. Sempat teringat apa yang dikatakan ayah (Pak Chay) sebelum kami menginjakkan kaki di kampus ini. Beliau sempat memberikan petuah pada kami. Kira-kira seperti ini, jika Allah telah mengizinkan kalian untuk melanjutkan sekolah. Percayalah, jalan itu akan selalu ada. Dan iya, terbukti sekarang. Rezeki alhamdulillah ada. Yaa, rezeki datangnya kapan dan di mana saja. Dan jalan untuk mencapai tujuan kami berada di kampus ini sedikit lagi tercapai. Butuh doa dan usaha lebih lagi. Semoga semuanya berhasil. Aamiin yaa rabbal alamiin. Sempat tidak menyangka juga bahwa dengan keadaan yang seperti ini, kami bisa juga melewati semuanya satu per satu, tahap per tahap.

Di dalam kesempatan ini, saya juga ingin mengucapkan terima kasih kepada orang tua saya. (Walaupun hanya lewat tulisan). Terima kasih karena sudah mengikhlaskan anakmu untuk sekolah walaupun banyak pengorbanan yang dilakukan untuk mencapai cita-citanya. “Tidak mungkin juga kami membiarkan kalian hanya melihat teman-teman lain lanjut di kala kalian juga ingin lanjut. Toh juga kalian kalau belajar pasti membawa hasil. Yang penting kalian jadi anak penurut itu saja sudah cukup bagi kami,” kata papa via telepon sore tadi. Papa ee, bisa saja berkata-kata. Jadinya nangis kan nih.

Last but not least. Kami percaya Allah telah memberikan jalan untuk jodoh kami masing-masing. Kami hanya harus memperbaiki diri lagi menjadi lebih baik. Memantaskan diri agar menjadi pantas memiliki jodoh yang telah diridhai oleh Allah. *Kalau masalah ini, tidak perlu dibahas banyak ya. Cukup tahu saja bahwa hal ini adalah lumrah di saat kami menginjak usia 20-an.

Pagi memang selalu memberikan warna tersendiri.
Untuk hidup yang lebih baik.
Optimislah, Ning!
Usahakan selalu berada di jalanNya.
Karena Allah selalu berada di sampingmu. 🙂
Aamiin Yaa Rabbal Alamiin.

 

Posted in Life, Love

Mungkin

Ketika mencoba menemukan fakta yang tidak dapat tersentuh
Hati ingin menyapanya
Melihat apa yang sedang terjadi
Sekalipun dari jauh
Sayang, tidak dapat terdeteksi oleh apapun

Sekuat apapun perjuangan ini
Selama apapun tindak ini
Mungkin tidak akan berhasil
Dapat dianggap, adalah sia-sia
Percuma

Mungkin Allah masih belum mengizinkan
Mungkin Allah masih melarang
Mungkin Allah masih menegur
Iya, mungkin
Yang jelas, Allah tidak pernah salah atas kejadian yang menimpa umatNya

Lelah, iya
Hanya Allah yang tahu bagaimana hati ini sekarang
Semua disadari karena semua adalah kesalahan sendiri
Kamu yang tidak akan pernah ada
Mungkin

editDSC_0094 (FILEminimizer)

Saya hanya sebagian kecil yang berada di belakang
Yang ingin melihat dirimu
Walaupun dari jauh

Ekspektasi ini semakin memudar
Mundur secara perlahan
Kemudian menghilang

Biarlah
Mungkin tidak pantas rasa ini bersandar
Mungkin tidak akan pernah

Untuk kamu yang kuinginkan menjadi masa depan
Walaupun hanyalah sebuah keinginan
Menjadi sebuah ekspektasi yang terlalu
Mungkin hanya akan lebih menyakitkan

Allah tahu bagaimana ke depannya
Keadaan ini hanya ujian
Karena saya yakin
Allah melihat umatNya yang ingin menjadi lebih baik
Dari kesalahan lalu

Posted in English, Life, Love

Thanks 2015, Welcome 2016

New Year is coming. It means that we leave 2015 for every moment we had. Expect that everything will become better in 2016.

Each year has its own special moment. 2015 also has it. In my opinion, 2015 is one of great years that I face. It is such a precious life lesson. I feel that I can know more what the choice is and what the meaning of family is, and what the importance of true friends is. I feel better now. I feel I am being my own self. I have gotten myself because I can express what I want to do in my own way. This is I call as the maturity process.

Mom and her girls
Mom and her girls

For 2015, thank you for giving me a great life lesson and many moments whether it is good or bad. I cannot blame anybody for my unlucky chances I got because I believe that every attitude we do will affect our life later. Forgive me, please, for everyone that I hurt. I’m so sorry. I did not have any purposes for being a person that makes you uncomfortable whether it is intentionally or accidentally.

Welcome, 2016. I hope this year will give us more health and happiness, especially for my study. Thanks, Allah.

I hope Allah will listen and make true to my pray. Aamiin.
I hope Allah will listen and make true to my pray. Aamiin.
Posted in Life, Love

Maaf

edit DSC_0415 (FILEminimizer) copy
Location: Malino, Makassar Photographed by Hikmawati Editor: NS

Berjalan seperti ini, semakin menguatkan hati bahwa kesendirian tidak selamanya melemahkan langkah
Ini cuma bagian dari proses rangkaian hidup yang jalannya telah ditentukan Allah
Kita sudah berada di jalan yang berbeda
Dan saya pun menyusuri jalanan ini sendiri
Bukan tanpa beban

Segala bentuk emosi telah terbawa
Saya tak bisa mengendapkannya dalam hati

Maaf untuk tidak berucap
Maaf untuk berjalan sendiri
Tidak untuk disengaja
Tidak untuk menyakiti
Ini semua bagi mereka yang menghadirkanku ke dunia
Saya tidak punya apa-apa untuk membalas their precious love
Cuma cara ini salah satu langkah menjadi yang patuh
Di antara sekian tindak tandukku yang menyakiti mereka

Maaf kalau cara ini salah

Posted in Life, Love

Maaf

edit DSC_0415 (FILEminimizer) copy
Location: Malino, Makassar Photographed by Hikmawati Editor: NS

Berjalan seperti ini, semakin menguatkan hati bahwa kesendirian tidak selamanya melemahkan langkah
Ini cuma bagian dari proses rangkaian hidup yang jalannya telah ditentukan Allah
Kita sudah berada di jalan yang berbeda
Dan saya pun menyusuri jalanan ini sendiri
Bukan tanpa beban

Segala bentuk emosi telah terbawa
Saya tak bisa mengendapkannya dalam hati

Maaf untuk tidak berucap
Maaf untuk berjalan sendiri
Tidak untuk disengaja
Tidak untuk menyakiti
Ini semua bagi mereka yang menghadirkanku ke dunia
Saya tidak punya apa-apa untuk membalas their precious love
Cuma cara ini salah satu langkah menjadi yang patuh
Di antara sekian tindak tandukku yang menyakiti mereka

Maaf kalau cara ini salah

Posted in Life, Love

Hati yang Ingin Berdamai

Maaf untuk membaca tulisan tak bermakna ini for many times. But, you must understand me. This is my own way to write what I feel here, on my personal blog.

Hari ini memberi banyak pelajaran hidup untuk saya. Kembali mengingat segala hal yang pernah saya lakukan, entah sesuatu yang baik atau yang buruk, entah itu kelalaian atau ketidaksengajaan. Semua hal yang terjadi hari ini memberi kesadaran lagi kepada saya bagaimana besarnya kasih sayang Allah. Thank you, Allah. :’)

Kadang merasa sedih terhadap masa lalu. Namun, itu adalah suatu proses perjalanan hidup yang tidak diperoleh di bangku sekolah. Memang kehidupan itu kadang terasa kejam. Ketika kita dapat mengatasi masalahnya, artinya kita tahu cara untuk bertahan dengan tetap percaya bahwa Allah Sang Maha Tahu tentang umatNya.

Sekarang, mencoba berjalan sendiri untuk waktu yang tak ditentukan. Mencoba memperbaiki diri. Menjadi yang lebih baik lagi dari kemarin. Kadang terasa sulit untuk dijalani, namun saya percaya Allah akan menghargai niat dan usaha ini.

Biarkan saya memeluk damai ini tanpa terusik kisah yang lalu. Maafkan untuk hati yang terluka. Bukan maksud untuk sengaja berlari jauh, namun keadaan yang membuat harus seperti ini. Untuk kebaikan diri. Percayalah, ini hanya sementara. Akan ada hal yang lebih indah dari kemarin. Berjalan sesuai petunjuk jalan masing-masing mungkin akan memberikan kelonggaran sedikit pada emosi negatif yang sering tercipta.

Mungkin dengan begini, saya dapat menyusuri jalan yang saya pilih sendiri dan membawa sisa-sisa hati yang kembali rapuh. Kemudian menyusunnya kembali di tengah-tengah perjalanan untuk menemukan tempat peristirahatan hati yang damai.

Maaf untuk diam ini. Ini bentuk pernyataanku untuk tetap memfokuskan diri pada hati yang kembali memisahkan diri dari manisnya bersatu dalam perbedaan.
Hati yang ingin berdamai dengan keadaan sekitar.

Posted in English, Friend, Love

This is for you, Mey :)

Happy Birthday, Mey
Happy Birthday, Mey
Happy Birthday, Happy Birthday
Happy Birthday, Mey

On May 20, 2015, you’re 24 years old now.
Grow to be a beautiful woman and one of our best friends who can make us laughed, annoyed, and sad.

This video is a special gift for you.
Kiky, Mega and I tried to make it priceless.
Thank you for Arini who has helped us to make this video.

Be happy for today, Mey.

https://www.youtube.com/watch?v=t_2jU48jNkk