Posted in Friend, Life, Place

Jalan Bersama Memey :)

Sudah lama saya tidak bertemu sahabat tercinta ini, Memey. Salah satu sahabat yang nasibnya sama seperti saya. Kuliah di daerah sendiri, Baubau. Semua sahabat dekat saya kuliahnya di luar Baubau semua. Banyak yang di Makassar. Lainnya di Jawa. Yang jelas di luar Baubau lah. 🙂 Sepi, iya. Tidak seperti zaman SMA lagi. Tidak terasa hampir dua tahun meninggalkan masa-masa SMA.

OK. Stop mengGALAU. -__-
Karena sudah lama tak jumpo, saya dan Memey janjian untuk ketemuan di kampus atas Unidayan. Karena saya dan Memey sama-sama sibuk setibanya di kampus, tidak ada waktu untuk ketemu dan cerita. So, kami janjian untuk pulang bareng.

Senang skali rasanya hari itu, tepatnya 1 Oktober 2011. Hari Sabtu. Iya. Bertemu dengan Memey dan karena saya bisa mengambil mata kuliah semester atas yang diinginkan. Alhamdulillah. Trima kasih Allah. *masih fifty-fifty. Insya Allah sebentar pagi diizinkan sama yang memiliki kepentingan dalam hal ini. AMinnn… Mohon doanya, teman.

POSAL

Oke. Perjalanan hari itu dimulai dari pulang kampus lalu mencari angkot untuk ke POSAL (salah satu tempat makan yang BAKSOnya sudah dikenal seantero Kota Baubau). Iya. Kami mau makan. LAPAR… Siang itu, saya memesan Bakso Tenes dan Memey Mie Kuah.
Kangen juga makan di Posal. Sudah lama tak berkunjung di tempat itu.

Letak Posal sendiri tak jauh dari Pelabuhan Murhum Baubau. Tempatnya lumayan kecil. Walaupun suasananya tak semodern rumah makan yang ‘wah’, tapi ada rasa tersendiri bagi saya. Berada di Posal seperti kembali lagi di masa SD saya. Maklum, tempat makan favorit pada saat itu adalah di Posal. Makan Baksoooo… YuMMyyy…

Bakso Bakso Bakso... YuMMyyyy...

*jadi laper tengah malam gini ngeliat baksooo… -___-”

Rencananya, setelah selesai makan di Posal, kami berdua mau melanjutkan perjalanan siang itu menuju PLAZA… Yuuuppp, it’s time for shopping… Huaaa, sampai sore…

Enak skali jalan sama Memey, berdua…
Hehehe. Terima kasih ya, Me, untuk waktunya…

Sukses selalu…

Memey dan Nining di depan Posal

Posted in Blog, Friend, Life, Place

NingOcha (Ning) dan Dunia Pagi (Amel)

Kopdar 25 September 2011

Heia… Heia…
Hari ini, lebih tepatnya tanggal 25 September 2011, adalah hari kopdar bersama si blogger imut Dunia Pagi, Amela Erliana Christine. Amel ini adalah salah satu lulusan STAN yang baru Juni kemarin ditempatkan di KPPN Baubau. Simak ceritanya di sini. Kita kenalan pun karena Mba Ria yang ngasih info ke Amel kalau ada blogger (Nining: red) di Baubau. *Makasih ya, Mba Ria. 🙂  Oh iya, dari obrolan-obrolan kami selama di dunia maya, Ning juga baru tahu kalau Amel temenan sama sepupu Ning, Kk Nandi. Iya. Maklum, mereka kan anak-anak STAN. Waaahh, dunia sempit yaa, Mel. 😀

Sebenarnya janjian untuk kopdar sudah lama direncanakan dari bulan sebelum Idul Fitri kemarin, tapi karena kesibukan masing-masing maka hari ini barulah terealisasi keinginan kami berdua. Yippy. Yippy…

Kebetulan jarak rumah Amel tidak jauh dari rumah Nining. Cuma lurus-lurus saja, terus tiba deh. Berbekal petunjuk seadanya, Ning udah bilang memang kalau otw ke rumah tolong diSMS. Bener, sebelum Ashar Amelnya ngeSMS. Ning tunggu di pinggir jalan. Tidak butuh waktu lama, eh Amelnya nongol. YiPPy, yiPPy. Kopdaran lagiii… #ketagihan. 😀

Pas ketemu, kita saling ulur tangan, kenalan gitu. Walaupun udah tahu nama, tapi yaa untuk di dunia nyata harus begitu. Formalitasnya dank… 🙂 *logat Baubau. Sayang, Amelnya gak bisa lama-lama karena temannya mau tiba di Baubau dan kunci rumah Amel yang pegang. Gak apa-apalah, nanti lain kali kita main lagi. 🙂 Oke, Mel??? Sip. Sip. Sip.

Kita cerita banyak hal. Mulai dari alasan Amel tiba di Baubau, kesan tentang Baubau dan situasinya yang gak sepi-sepi amat, sampai memunculkan kalimat seperti ini, “Ikan mempermainkan hati para nelayan.” Huaahahaha… Ngakak deh kalau ingat kejadian itu, Mel. Hihihihi…

Sementara Amelnya lagi shalat Ashar, Ning ke dapur nyiapin bubur kacang hijau. 🙂 Kata Amel, dia udah lama gak makan bubur kacang ijo. *Ayo, Mel. Bubur kacang ijonya disikat. Kalau udah habis, nambah lagi… Hehehe… *Fotonya Ning recycle, Mel. 😀

Nyummmiiii...

Huaaaaa… Kenyangggg…

Amel, anaknya seru, enak diajak cerita. Mungkin karena sama-sama cewek ya. Lagian juga kita seumuran. Sama-sama kelahiran ’91. Tapi bedanya, Amelnya udah kerja, Niningnya masih jadi mahasiswi. Semangat. Semangat. 🙂

Walaupun jauh dari keluarga, tetap semangat ya, Mel. 🙂
Masih ada orang-orang yang sayang sama Amel kok di sini. Kalau ada kesempatan main lagi ke rumah yaaa…

Alhamdulillah ya, setelah kopdaran sama Kk Diah, Kk Gaphe, dan kali ketiga sama Amel. Ning dapat tambahan teman baru lagi. Ini berkat si blogesphere. Subhanallah… Punya teman-teman blogger seperti mereka. Semoga silaturahmi kita tetap terjaga… Coba ya kalau kopdarannya itu banyak blogger yang ngumpul, pasti seru. Mmm… Kalau di Baubau mah, mungkin bloggernya belum pada keliatan ya. Atau Ningningnya aja yang jarang BW. Hehehe… Bagi yang merasa blogger Baubau, ayo kita kopdaran… Ditunggu yaaa!!!

Iya, batas waktunya Amel hanya sampai jam 5 sore. Yaaaa, cepat pulang deh Amelnya.
Tapi, kalau namanya kopdaran, no picture itu sama aja dengan hoax. Sesi terakhir, FOTO BARENG… 🙂

NingOcha dan Amel Dunia Pagi

 Setelah sesi foto bareng, Amelnya pulang. Sayang, gak bisa nikmati sunset sama-sama.
Mel, salam kenal yaa. Makasih udah nyempatin datang ke rumah, walaupun takut kesasar ya, dan jaraknya jauh dari rumah. Hehehe… *Becanda.

Sukses slalu ya, Melll… 🙂

Nice to know you… ^^

**Baca postingan Amel di sini dan Ningning di sini.

Posted in Life

Fenomena ‘Nomor Kesasar’

sumber: google

Apakah Anda pernah mengalami kejadian ‘nomor kesasar’ di handphone Anda sendiri?
Ketika nomor baru masuk dan dengan SKSDnya si penelepon menanyakan nama, tempat tinggal, status, masih sekolah/kuliah atau sudah kerja, tanpa kita tahu yang sedang menelpon ini siapa? Mengapa sampai menelpon ke kita? #aneh.

Ada beberapa alasan yang sering, entah itu dari teman-teman atau saya sendiri ketika mengalami kejadian tersebut, dikemukakan oleh si penelepon kesasar itu kepada si penerima (kita).  Contohnya:

– “Saya tahu nomor kamu karena pernah missedcall ke nomor saya.”
*Padahal tidak merasa me-missedcall ‘nomor kesasar’ itu. -____-“

– “Nomor ini saya lihat sudah ada di daftar contact handphone saya.”
*Bukan urusan saya… :p Mana saya tahu… Kamu siapa, saya siapa? -__-“

Well, kejadian ini mungkin sudah lazim terjadi. Ada orang yang cuek dengan masalah ini hingga tidak mempedulikan nomor kesasar itu dan selesai. Stuck di situ saja, seperti tidak terjadi apa-apa. Nggak neko-neko. Langsung stop to be continued. Hehehe…

Ada juga orang yang mempedulikan nomor kesasar ini, dilanjutkan dengan SMSan, telponan, hingga akhirnya janjian untuk ketemu. Nah, di saat kopi darat itulah satu sama lain bertemu. Dagdigdug juga karena penasaran dengan wujud si penelepon kesasar itu seperti apa, apakah yang seperti diinginkan atau tidak, sesuaikah dia dengan suaranya, entahlah. Moment ketemuan itu adalah saat pembuktian kenyataan yang ada. 😀

Seperti teman sekantor saya alami beberapa minggu lalu. Teman saya seorang perempuan, kita anggap saja namanya A, dan si cowok nomor kesasar itu B. Tepatnya tanggal 5 September kemarin fenomena ‘nomor kesasar’ itu terjadi, si A menanyakan alasan kenapa si B menelepon, dan jawabannya seperti di atas tadi, karena nomornya si A pernah memissed call si B. Padahal si A tidak merasa begitu. Hmmm… Aneh. #thinking…  Beberapa hari si A tidak mempedulikan nomor itu, tapi kemudian si A mulai ada perhatian dengan si B itu. Dengan kata lain, mulai mengangkat telepon dari si B. Yaaa, cuma sekedar kenalan sih. Nah, tidak lama kemudian si B mengajak untuk ketemuan. Antara mau dan tidak mau ketemuan nih. Hiihihi… Tapi, akhirnya ketemuan juga. Dan tahu? Yang ketemuan dengan si B bukan cuma si A saja, tapi dengan teman-teman sekantornya juga, kami berlima. Sempat ada yang bilang di antara kami kalau seumpama orang yang punya nomor kesasar itu buru-buru mau ketemuan, biasanya orangnya ‘amburadul’. *Jeglek. Si teman juga menyarankan sama si A kalau untuk ketemuan bilang sama si B kalau si A memakai baju yang berbeda dari yang sebenarnya. Hahaha… Untuk antisipasi kali ya kalau orangnya ‘amburadul’. 😀 Soalnya teman yang menyarankan rencana itu pernah mengalami kejadian seperti ini dan hasilnya kurang memuaskan. Tau kan alasannya mengapa.

Alhasil, rencana dan saran itu tidak jadi. Malah langsung ketemuan dan syukuran si B itu ‘lumayan’ juga. Dan kita berlima pun berkenalan dengan si B. Hahaha…

Wah. Wah. Wah. Sepertinya teman saya ini beruntung berkenalan dengan si pemilik nomor kesasar itu. Sekarang, saya tidak tahu lagi bagaimana kelanjutan hubungan mereka, apakah masih menjadi teman atau sudah menjadi lebih dari teman. Entahlah. Hehehe…

Oh, iya. Fenomena ‘Nomor Kesasar’ itu jangan dianggap remeh lho. Bahkan bisa-bisa hubungannya lanjut ke pelaminan, seperti keluarga dari teman saya beberapa tahun lalu. Malah sekarang sudah memiliki anak. Ya, seperti itulah. Aneh, tapi bisa terjadi. Nothing is impossible. Hidup tak bisa ditebak. Bisa saja kenyataan yang terjadi di luar ekspektasi. *jiaaah, gaya bahasamu, Ning. Sok. Sok. -___-“

Posted in Blog, Life, Love

“Book Your Blog” – Mencoba untuk Mewujudkan Impian

Sudah seminggu lebih saya udah jarang bloggingan. Aktivitas yang (katanya) padat berhasil menyita perhatian saya untuk lebih fokus ke dunia nyata dan sedikit mengabaikan aktivitas favorit saya di dunia maya a.k.a blogging. Sepertinya udah berapa kali saya menulis seperti ini. Bagi yang sudah pernah membaca statement yang mirip seperti kalimat sebelumnya, mohon dimaklumi saja ya.

Oh, iya. Kemarin sempat blogwalking di sini. Di dalam artikel, si blogger memposting tentang Lomba Membukukan Blog alias BOOK YOUR BLOG. Mencoba membaca dengan seksama, sepertinya menarik juga untuk diikuti. Jujur sih, sebenarnya pengen skali punya buku dari hasil tulisan sendiri, tapi gimana ya. Belum ada waktu untuk fokus ke situ. Hehehe… Aliassss karena mungkin keinginan yang tinggi tapi aksinya gak cukup. Cape’ dehhhh… -_____-”
Ditambah lagi tulisan-tulisan saya yang masih jauuuuuhhhh di bawah standard. *PD banget lo ya, Ning, ngikut lomba kayak ginian kalau udah tahu kualitasmu seperti apa?
Apa salahnya dicoba. Semangat. Semangat!!!

Baiklah…
Daripada saya banyak nyerocos kiri-kanan tidak jelas adanya. Let’s see the requirement for this competition. *sok English. -_-“

Caranya? It’s easy!

  1. Tulis tentang event ini beserta logo event di blogmu dengan bahasamu sendiri, diberi tag #bookyourblog
  2. Pasang link website http://www.leutikaprio.com/ di blog kamu (di blog scroll)
  3. Kirimkan alamat blog kamu ke eventleutika@hotmail.com
  4. Tulis sinopsis blog kamu dalam 250 kata Ms Word. Sertakan nama, nama pena, TTL, alamat, nohandphone, alamat e-mail, akun FB, akun twitter. Kemudian attach file ke dalam e-mail.
  5.  Tulis “Book Your Blog” di judul e-mail.

Blog seperti apa yang bisa menang?

  1. Inspiratif, berisi cerita-cerita yang dapat menjadi inspirasi bagi orang lain.
  2. Tidak mengandung SARA dan pornografi.
  3. Berkarakter, konsisten berisi materi-materi yang terkonsep dan orisinil.

Apa Hadiahnya?

Dipilih 3 blog terbaik untuk mendapatkan:

  1. Tulisan-tulisan di blog kamu akan diterbitkan GRATIS dalam bentuk buku oleh Leutika Prio
  2. Royalti 15% dari harga produksi
  3. Paket buku dari Leutika Publisher

Bagi yang belum terpilih tetap mendapatkan diskon paket penerbitan sebesar 20%.

Deadline : 30 September 2011

Website:

 http://www.leutikaprio.com/

Twitter: @leutikaprio

Fanpage FB

http://www.facebook.com/leutikaprio

SEGALA JENIS BLOG boleh diikutkan di lomba ini. Blog umum, kisah sehari-hari, kesehatan, wisata, kuliner, fesyen, pendidikan, politik, kesenian, film,fiksi, dll asal tidak mengandung SARA dan pornografi. Jadi tunggu apa lagi, daftarkan sekarang 🙂
Mumpung masih ada kesempatan… Ayo. Ayo… Semangat menulis…!!! ^.^

Untuk informasi saja *dikutip dari FB milik Leutika Prio.
“Leutika Prio adalah lini self publishing dari Leutika Publisher yang menyediakan berbagai macam paket penerbitan dengan sistem mudah dan harga terjangkau www.leutikaprio.com. Self Publishingmerupakan alternatif baru menerbitkan buku dengan lebih praktis dan tanpa seleksi. Para penulis tidak perlu repot membuat cover, mengurus ISBN, dan teknis buku lainnya karena Leutika Prio menyediakan layanan edit aksara, cover, layout, ISBN dan konsultasi yang telah disusun pada paket-paket penerbitannya. Penulis juga tetap mendapatkan royalti sebesar 15% dari harga produksi. Misi dari penerbit ini adalah mengajak sebanyak mungkin orang untuk menulis dan berbagi inspirasi pada para pembaca.”

…Let’s write and show your ability…
…Share for goodness… 

Posted in Friend, Life, Love

‘Renungan Buat Ibu’ dari Pak Guru

Tepatnya tanggal 26 Agustus 2011 Pak Guru saya, L.M. Syahrir, mentagkan sebuah note on Facebook, judulnya Renungan Buat Ibu. Isinya sangat menyentuh. Ada 9 orang yang me-LIKE note dari pak guru dan empat siswinya mengomentari catatan itu. Semuanya terharu membaca note itu.

Penasaran? Ini dia.

RENUNGAN BUAT IBU

by Lm Syahrir on Friday, August 26, 2011 at 9:22pm

Ibu …. semalam engkau datang padaku… setelah sekian tahun kita tak bertemu….

Ibu … di malam jumat 26 ramadhan engkau datang mengunjungiku… seakan engkau datang menyirami hatiku dengan cahaya-cahaya kasihmu yang sudah cukup lama tidak kurasakan lagi…

Ibu… apakah engkau tahu bahwa anakmu sekarang sedang galau.. sebagaimana dahulu engkau paling tahu keadaan anakmu ini… walau jarak memisahkan kita berdua…

Ibu… masih lekat dalam ingatan ananda… bahwa begitu eratnya hubungan batin yang terjalin di antara kita berdua… lebih dari kakak-kakakku yang lain…. engkau sakit pada saat anakmu di negeri orang sakit…. dan anak tiba-tiba merasa resah dan gelisah… pada saat ibu merasa sedih….

Ibu… adakah makna lain dari kedatanganmu kali ini… selain untuk memuaskan dahaga kasih sayang bagi anakmu setelah sekian waktu engkau meninggalkanku….  apakah ibu merasa tidak nyaman di tempat ibu sekarang berada sehingga ibu ingin agar anak mengirimkan apa-apa yang terbaik bagi ibu….

Ibu … semalam ananda sangat bahagia…. anak dapat menikmati wajah ibu yang bercahaya… anak dapat mengelus kembali rambut ibu yang panjang, lurus dan harum… dan ananda dapat menggendong ibu kembali… sebagaimana dulu sering ananda lakukan….

Ibu… ananda sangat rindu pada mu…. walau akhir-akhir ini aku jarang sekali menyambangimu… tetapi ananda tidak pernah melewatkan kesempatan untuk menoleh pada ibu di saat ananda lewat di kediaman ibu…. seraya melambungkan doa-doa dalam hati… semoga ibu senantiasa mendapatkan kelapangan, penerangan, dan kebahagiaan di kehidupan ibu sekarang….

Ibu… ananda sadar bahwa di saat ibu meninggalkan ananda… masih ada 2 harapan ibu yang belum ananda penuhi…. maafkan ananda ibu… ananda hanyalah manusia yang penuh dengan keterbatasan.. namun demikian.. ananda akan tetap mengusahakan hal tersebut agar dapat terwujud sebagaimana harapan ibu…. walau ibu tidak sempat lagi merasakan dan menikmati hal itu… sebagaimana yang senantiasa berulangkali ibu inginkan pada saat kita masih

bersama-sama….

Ibu … kembali ananda terkenang saat-saat indah sewaktu ananda masih kecil hingga besar…. selama waktu itu… tidak pernah terlewatkan waktu kita berdua… dimana ananda sering meletakkan kepala ananda di pangkuan ibu yang damai… ibu mengelus kepala ananda dengan seganap rasa cinta kasih yang paling tulus dari pada apapun yang pernah anda kecap di dunia ini… dan pada saat itu… mengalirlah cerita-cerita indah dan nasehat serta amanah-amanah… yang hingga sekarang masih ananda ingat dan menjadi patron hidup ananda ibu….

Ibu… ananda menyadari bahwa pada saat ibu pergi… belum banyak yang dapat ananda perbuat pada ibu.. yang dapat membahagiakan ibu… walau ananda tahu bahwa ibu tidak pernah menuntut hal itu….

Masih lekat dalam ingatan ananda… obrolan kita pada saat ananda mengintropeksi diri ananda atas sikap dan perilaku ananda terhadap ibu… yang senantiasa ananda lakukan setiap saat…. “ Ibu… dalam satu bulan terakhir ini… apakah ananda melakukan hal-hal yang membuat ibu tidak berkenan dan menyusahkan hati ibu “….. ibu selalu menjawab dengan penuh kasih : “Anakku… tidak ada satupun dari sikap dan perilaku yang ananda perlihatkan pada ibu yang menyusahkan hati ibumu ini… yang ibu rasakan darimu anakku…. ananda senantiasa membuat ibu senang dan bahagia “

Oh Ibu…. betapa dalam perasaan cintah kasih yang engkau  curahkan pada anakmu ini….

Ibu … tadi pagi aku datang di atas pusara ibu… dan menghaturkan doa-doa terbaik yang bisa dihantarkan oleh seorang anak kepada orang tuanya yang telah tiada… semoga ibu senantiasa mendapatkan kelapangan… penerangan… dan kasih sayang dari Sang Khalik yang sudah menetapkan untuk memanggil ibu kembali keharibaannya….

Oh Ibu… semoga ibu dapat dengan tenang menjalani masa penantian di alam Barzakh… saat ini ananda belum dapat mengikuti ibu… karena saat yang ditetapkan kepada ananda mungkin belum tiba…. tetapi satu yang ananda senantiasa harapkan…. pada saat waktu yang ditentukan pada ananda tiba… dan anandapun dipanggil menghadap kepada Sang Khalik…. ananda berharap dapat bertemu ibu dalam keadaan yang lebih bahagia… dari segala

kebahagiaan yang pernah kita rasakan di dunia ini….

Duhai Ibu… ananda sangat merindukan pertemuan denganmu kembali….

Allahuma… Rabbighfirli waliywaliydayya warhamhuma kamaa rabbayyani saghiroh….

Ibu….

Bagaimana? Apakah Anda tersentuh ketika membaca catatan yang dibuat dengan hati ini?

Dari sinilah awal ketidakbisaan saya dalam menganalisa. *Wuihhh, saya kalah, readers, kalau bicara menganalisa kata-kata itu. -_-” Maaf. Atau saya yang kurang konsen?

Oke. Lanjut.
Catatan ditulis pada tanggal 26 Agustus, tiba-tiba SMS masuk tanggal 28 Agustus. Dari Pak Guru.

Ning… Di catatanku yang terakhir itu ada sst yg aku ingin kalian sring lakukan.. kr2 apa yo..

Karena kebetulan malam itu saya kedatangan tamu alias teman-teman SD, saya meminta izin sama beliau untuk membalasnya setelah mereka pulang.

Esoknya. SMS masuk lagi. Dari Pak Guru. 0.O

Manami jwbnx ditunggu dr td malam

OMG. Saya lupa.  Saya tidak menepati janji karena ketiduran. *Maaf, ya, Pak Guru 🙁

Mulailah saya menjawab dengan jawaban yang tidak begitu baik. -_-”
Sayang, isi SMS untuk pak guru telah terhapus secara otomatis di HP saya. Jadi tidak bisa mempublishnya dalam artikel ini.
*Pak Guruuu, saya  minta maaf. Jawabannya tidak memuaskan…

Jawaban pertama saya. *kalau tidak salah ingat intinya seperti ini:
Kita harus saling menyayangi satu sama lain.”
Balasan SMS dari Pak guru. “Bukan itu.”

Jawaban kedua saya. *kalau tidak salah ingat.
Kita harus mematuhi segala perintah orang tua. Buat mereka bahagia. Selalu mendoakan mereka dengan segala kebaikan-kebaikan.
Balasan SMS dari Pak guru. “Itu sudah keharusan, g usah dibilang.. jd bkn itu jg.

#JEGLEK…
Saya langsung minder… Seperti nggak punya potensi apa-apa di dalam menganalisa catatan itu. Saya yang kurang baca, kurang paham, atau kurang merasakan isi catatan itu? Sampai-sampai semua jawaban yang saya kirimkan ke Pak Guru salah.
*Deehh. Hampir putus asa.

Akhirnya, saya kembali mengirim SMS ke Pak Guru berkat bantuan sahabat saya, Mega.  *Sudah hampir putus asa menemukan jawaban yang tepatnya.

Jawaban ketiga. “Manfaatkan wktu sebaik2x dgn sll berbkti kepada ibu slagi beliau msh shat karena kita tidak akan tahu sampai kapan ibu bersama kita.
Balasan SMS dari Pak Guru. Tidak ada. :'( *Sedddiiihhh… Padahal saya penasaran sekali dengan jawaban yang diinginkan pak guru itu.

Cek per cek, saya membuka Facebook. Ada notifikasi, Pak Guru mengomentari catatan Renungan Buat Ibu. Dan taraaaaa… Pak Guru telah menuliskan jawaban itu. *Mungkin. Perasaan saya kok bilangnya iya.

Membaca komentar dari Pak Guru itu, saya sadar. Telah banyak kesalahan yang saya lakukan kepada kedua orang tua. Saya malah pernah membuat mereka menangis. Utamanya kepada Mama. Iya, karena kelakuan saya. Saya akui itu. Saya masih belum bisa menjadi anak yang baik rupanya. Maafkan saya, Mama.

Setiap yang saya minta, mereka selalu berusaha untuk memenuhi permintaan itu. Tapi, setiap apa yang mereka minta, kadang saya berusaha untuk menolaknya. Malaslah, tidak mau lah, yang jelas tidak mau melakukan apa yang mereka minta. Padahal cuma pekerjaan ringan saja. Saya malah merasa masih kurang baik sebagai anak kepada orang tua dan kakak dari kedua saudara saya.
Oke. Mari kita lanjutkan cerita tentang catatan Pak Guru sebelum saya membahas terlalu jauh curhatan saya. Jangan biarkan saya menangis lagi ketika menulis di paragraf ini. -_-“

Komentar Pak Guru menyadarkan hati kecil saya kalau saya sudah seharusnya begitu. Harus bisa membahagiakan mereka. Seenggaknya berusaha mematuhi perintah mereka. Berbuat apa yang diinginkan mereka hingga mereka bisa tersenyum. Karena saya belum siap kehilangan mereka berdua untuk saat ini. Masih banyak hal yang saya belum lakukan untuk kebahagiaan mereka. Saya masih ingin bersama-sama mereka. Walaupun memang, terkadang apa yang mereka inginkan dari kita tidak selamanya sejalan dengan apa yang kita ingin lakukan. Dan hal inilah yang kadang berat untuk kita lawan. Antara keinginan diri sendiri dan orang tua yang berbeda arah.

Ada satu kata yang bisa meluluhkan hati ini *menurut saya. Kita harus IKHLAS. Iya. Segala yang kita lakukan untuk mereka harus dengan jalan IKHLAS. Iya. Ikhlas karena Allah. Saya juga masih belajar untuk bagaimana bersikap ikhlas melakukan apa yang orang tua inginkan ketika harus berlawanan dengan keinginan saya.

Pak guru, terima kasih untuk catatan dan komentarnya. Maaf, Pak. Saya belum bisa menjawab pertanyaan pak guru itu. Mungkin saya terlalu bodoh untuk menganalisa isi catatan itu atau mungkin saya masih kurang paham akan catatan itu. Pak guru, saya minta maaf dan terima kasih.

*Karena komentar Pak guru di catatan itu, saya akhirnya menanamkan kata-kata beliau di dalam pikiran dan hati dengan baik-baik setiap orang tua saya mulai berinstruksi. *LEBAY…. :p
Ketika saya rasa sanggup melakukan apa yang orang tua inginkan hingga mereka bisa tersenyum, saya akan jalankan. Kalau tidak, mmm… sepertinya saya harus belajar lagi.
Posted in Life

Selamat I’d Fitri 1432 H

Idul Fitri selalu saja menjadi salah satu momen yang paling penting dalam hidup kita. Setelah melewati bulan suci Ramadhan yang penuh berkah, kita kemudian beranjak menuju hari yang fitri. Bagi orang-orang Hari Raya I’d Fitri itu seperti kembali lagi dalam kesucian, rasanya seperti baru kembali. Mmm… Masa sih? Saya kok tidak merasakan hal itu? Hehehe… Mungkin karena saya masih terlalu jauh dari yang seharusnya dilakukan oleh orang-orang pada umumnya untuk melakukan kebaikan di bulan Ramadhan. Saya juga tidak tahu mengapa. Mungkin masih tidak sadar atau lagi M. Ya, mungkin saja. Allah, maafkan hambaMu ini yang masih jauh dari Engkau. :'(

Tambahan….
Idul Fitri juga menjadi momen yang paling saya tunggu-tunggu karena saya bisa berkumpul bersama keluarga besar, teman-teman SMA dan SD. Apalagi momen yang paling subur untuk panen uang. Hahahaha… Biasalah, keluarga yang sudah berpenghasilan dan saya yang statusnya masih ‘kecil’ bisa kebagian angpau juga. *Yeeee…

Mungkin cukup di sini cuap-cuap saya di blog ini. Tidak mesti panjang bin long speech to write here. Baiklah, saya, Nining Syafitri dan keluarga mengucapkan:

Selamat Hari Raya Idul Fitri, 1432 H

Minal Aidin Wal Faidzin

Mohon Maaf Lahir Batin

Selamat I’d Fitri 1432 H
Posted in Friend, Life, Love

Allah, Terima Kasih

Allah, saya tidak menyangka jikalau hari ini menjadi hari yang sangat berarti dan bernilai bagi kami semua, khususnya bagi saya sendiri.  Saya bersyukur sekali. Semuanya kembali seperti semula. Telah muncul kembali senyuman dan tawa bahagia itu di antara kami semua setelah beberapa hari yang lalu terjadi sesuatu yang kurang menyenangkan untuk hati saya.

Di sore hari ini kami mendapat begitu banyak pelajaran yang sangat berharga. Nasehat-nasehat dari seorang guru sekaligus orang tua yang kami cintai, P’ Syahrir. Saya bersyukur sekali. Memiliki guru seperti Bapak. Yang masih mencintai anak-anaknya walaupun telah lulus SMA. Iya, karena Bapak tak akan pernah bisa lepas dari kehidupan kami. Kami menyayangi Bapak. Terima kasih untuk segala perhatian dan kasih sayang Pak guru untuk kami ya. 🙂 Saya tidak bisa berkata apa-apa selain menangis karena terbawa suasana. :’) Yang jelas tangisan saya ini adalah tangisan bahagia, terharu, dan bersyukur. Alhamdulillah.

Simpanlah cinta dan kasih sayangku di relung hati kalian yang paling dalam. Dan di saat kalian menemukan kegelapan dan susah menentukan arah, bukalah hati kalian dan temukan aku di sana. Pada saat itu mungkin saya bisa menjadi setitik penerang untuk kalian.

Ya, Allah, saya menangis lagi ketika saya harus mengetik kemudian membaca kata-kata ini lagi. Pak guruuuuuuu… :’) Terima kasih banyak skali lagiiii… I’m speechless… Ketulusan Bapak untuk mencintai kami tak ternilai harganya dibanding apapun. Saat dirimu meneteskan air mata karena melihat kami, biarkanlah diri ini memohon maaf atas kesalahan kami. Kami janji, kami akan berusaha melakukan yang terbaik. Menjaga persahabatan ini sampai kapanpun. Insya Allah.

………………………………………………….

Waktu berbuka puasa pun tiba. Kami yang telah berjanji untuk buka puasa bersama teman-teman SMANSA 09 di Bukit Wantiro akhirnya harus merelakan untuk berbuka di jalan hanya dengan air mineral. Tak apalah. Kami cuma berlima. Kiky, Mega, Nining, WiNNy, dan Lia. Yaa, acara buka puasa bersama di Wantiro ini cukup ramai, seru, dan berkesan. Sudah lama wajah-wajah yang saya kenal dulu kini hadir di depan mata, semenjak lulus SMA. Tidak disangka, kami akhirnya harus seperti ini. Memiliki jalan masing-masing dan suasana bulan Ramadhan inilah yang selalu menjadi momentum pertemuan kami untuk bersama.

Akhir dari hari ini adalah ketika kami, IPSA, mendapatkan makanan gratis dari seorang teman. Hehehe… Trima kasih ya yang sudah ikhlas memberi kami makan. 😀 Kebetulan kami sangat laparrrr… *Hahha… Yang lain, peaceeee…
*Happy Birthday for Mamanya Mega… 🙂 Semoga sukses selalu. Trima kasih, tante. 🙂

Makan bersama anak IPSA. Lagi. Saat-saat yang paling disukai oleh orang seperti saya. *teringat makan bersama waktu makan siang di sekolah, pembagian jatah makanan. 😀
Bagi saya, menikmati kebersamaan bersama kalian adalah salah satu anugerah Allah yang terindah. Tanpa ada perselisihan, tidak ada. Yang ada hanya kasih sayang di antara kamu, saya, dia, dan mereka. Iya, kita. 🙂 Indahnya sebuah persahabatan itu.

Hampir sebagian teman-teman saya berubah, dari fisik ataupun psikologis. *jiaaahhh, bahasamu anak mudaa… Tambah cantik, cakep, tinggi, dewasa. Sementara saya, kalau masalah fisik, jangan ditanya, kayaknya saya semakin kecil. Hehehe… Kecilll, kecilll… Tak apalah. This is me.

Dengan segala canda tawa mereka di hari ini, setidaknya membuat saya sedikit aman, tenang, dan damai. Saya suka kalau kita seperti ini, IPSA. Semua akur. Alhamdulillah. Semoga kita bisa mempertahankan persahabatan ini sampai kapan pun ya. *Syahrini  mode: on. 😀

picture from Google

Hari ini saya mengucapkan kata TERIMA KASIH terlalu banyak. Kepada Pak Syahrir dan sahabat-sahabatku, IPSA *yang ini dalam hati ucapan terima kasihnya. Hehehe. Kalian semua tak bisa digantikan dengan apapun.

Allah, terima kasih… Syukur Alhamdulillah.

Posted in Friend, Life, Love

Untuk Sahabat-Sahabatku Tersayang

sumber: google

Untuk sahabat-sahabatku tersayang. Kali ini adalah kali kedua saya menangis. Kemarin malam saya menangis dan kali ini saya menangis lagi, ketika sebelum saya menulis tulisan ini. Mungkin karena saya orangnya terlalu mengandalkan perasaan hingga akhirnya saya sering suka menangis. Saya terlalu cengeng. Iya. Tapi, tak apalah. Saya sudah seperti ini. Perasaan saya, sifat saya, dan pembawaan saya yang terlalu sensitif terhadap sesuatu yang dirasa terlalu touching dan berujung pada tangisan. *PARAH. >.<

Saya menangis bukan karena saya patah hati sama seseorang, saya menangis bukan karena saya ada masalah dalam keluarga, saya menangis bukan karena itu. Saya menangis karena terlalu peka terhadap keadaan di sekitar saya. Saya tidak perlu mengumbarnya di sini, cukup dibaca saja apa yang saya tulis *bagi yang mau membaca.

Oke. Lepas dari itu. Saya sempat mendapatkan kumpulan kata-kata yang berguna bagi kita semua. Sebetulnya, ini bisa dianggap sebuah pengingat bagi saya agar tetap berada pada norma-norma yang telah ditentukan. Utamanya ketika kita menjalin persahabatan dengan seseorang. Jadi, apa salahnya saya menuliskannya di blog ini, bukan? Ingat ya, saya cuma menshare, tidak bermaksud menggurui karena saya juga masih proses pembelajaran. Teruntuk yang menciptakan kata-kata ini hingga sampai kepada saya, saya ucapkan terima kasih banyak. Setidaknya dengan kata-kata ini bisa membuat perasaan saya lebih tenang dari sebelumnya.

“Salah paham di antara sahabat itu wajar. Mungkin karena ada sesuatu yang membuat salah satu pihak kecewa. Orang bilang pada saat kita memiliki sahabat akrab, kita harus siap karena orang yang berpotensi membuat kita kecewa adalah orang terdekat dengan kita, jadi semua itu harus disikapi secara bijaksana.

Masalah yang muncul itu sebagai tuntutan kedewasaan dari masing-masing pihak. Kalau kita bisa berbesar hati dan jiwa (menerima kelebihan dan kekurangan sahabat kita) dengan masalahnya itu dan beritikad baik untuk menyelesaikannya, justru kita akan lebih dewasa dari sebelumnya dan persahabatan kita akan lebih baik dan berkualitas ke depannya.

Kita bersahabat. Tentunya kita akan semakin akrab, bukan? Namun, semakin erat persahabatan kita dengan seseorang, kita harus menjaga diri, bukan semakin los dalam segala hal. Bisa saja, tapi harus terukur, kita harus tetap memperhatikan batas-batas kewajarannya. Ini salah satu hal yang harus diingat. Mengapa kita tidak seharusnya semakin los dalam segala hal ketika kita sudah bersahabat dengan seseorang? Selama kita menjadi manusia kita harus ingat, dalam sadar ataupun tidak sadar, pasti akan ada khilaf dan seorang sahabat akan lebih cepat kecewa dengan hal itu daripada yang bukan sahabat.

Kata orang pengalaman itu adalah guru terbaik. Semoga bagi kita yang lagi berselisih paham dapat saling menerima kelebihan dan kelemahan yang lain dengan IKHLAS. Itu kata kuncinya. Dengan ikhlas Allah akan memberikan lebih dari apa yang kita harapkan. Walaupun memang, pada mulanya untuk bersikap IKHLAS itu pun sulit untuk dijalankan. Bagaimanapun banyaknya orang akan menasihati kita tentang keikhlasan itu bagaimana dan dampaknya, jikalau kita sendiri masih belum bisa mau membuka hati, tentu saja itu akan terlihat sia-sia.

Saya hanya berharap semoga kita bisa menjadi pribadi-pribadi yang baik dari sebelumnya. Ini hanyalah sebuah proses pendewasaan bagi kita semua untuk menyikapi sebuah masalah dengan pikiran yang lebih matang lagi. Sekarang yang kita butuhkan adalah pemahaman atas kepribadian diri sendiri dan sahabat-sahabat kita.

Yang menuliskan hampir sebagian kata-kata ini sangat berharap banyak dari seorang sahabat, karena hanya karena bersahabat karena Allah, orang akan mendapatkan kebaikan-kebaikan dari sebuah persahabatan. Yang menuliskan ini menyampaikan bahwa persahabatan itu sangat diinginkan dalam Islam. Salah satu golongan yang akan mendapatkan naungan di hari Mahsyar, di hari yang tidak ada naungan sama sekali kecuali 7 golongan, adalah orang-orang yang bersahabat karena iman kepada Allah.”

Lewat tulisan ini, saya hanya ingin menumpahkan apa yang saya rasakan saat ini. Saya juga memohon maaf atas segala kesalahan saya terhadap kalian (sahabat), yang pernah saya lakukan dengan sengaja ataupun tidak sengaja. Saya memang tidak terlihat sempurna karena saya juga pernah melakukan kesalahan, sampai detik ini pun saya sengaja atau tidak sengaja melakukan kesalahan itu. Bagi yang pernah menjadi korban kesalahan saya, saya mohon maaf amat sangat.

Mungkin kata MAAF tidak cukup, tapi seenggaknya saya sudah berani jujur atas kesalahan yang saya lakukan, utamanya yang tadi malam menelpon saya. Minta maaf karena saya belum bisa menempatkan posisi yang baik dalam keadaan seperti ini. Terkadang kita harus berbelok arah dari yang telah ditentukan demi kebaikan kita bersama dan saya tidak berpikir ke arah itu akibatnya mungkin akan membuat keadaan menjadi tambah runyam. Mianhae…  Saya minta maaf atas kecerobohan saya.

Posted in Life, Love, Words

Jangan Dibaca! Ini tentang Virus Merah Jambu

Sebelumnya, bagi yang lagi malas berurusan dengan lope-lope alias cinta-cinta yang tidak jelas, mending jangan dilanjutkan membaca artikel ini. Tau sendiri kan, postingan ini tentang cinta. *Cinta lagi, cinta lagi. Bosan… :p

E  X  I  T

—————————–

sumber: Google

Beberapa hari yang lalu, saya sempat menonton film. Judulnya From Bandung with Love. Pasti udah tahu lah film ini. Sebetulnya film ini udah lama. Film masa SMA saya dan baru bisa menontonnya sekarang. *Ahahahayyy, udah basi, Ning. Biarkan saja. Yang penting saya sudah nonton.

Ceritanya tentang cinta pastinya. Tentang sesuatu yang bisa saja terjadi dalam 6 hari. Ketika kesetiaan kita diuji oleh sebuah penelitian yang notabenenya untuk sebuah riset pada sebuah program acara radio dan akhirnya kebablasan. Nah loh! Bagi yang belum tahu jalan ceritanya silahkan googling aja yah.

Yang jelas, film ini menguras air mata. Harus bisa nyiapin tissu, atau gak, kalau mau dapat feelnya, nonton sendirian, pastikan keadaan sekitar tenang. Percaya, tidak dirasa air-air yang ada di mata itu mulai mengalir sedikit demi sedikit. Bagi jiwa yang melankolis. Katanya. 🙂 Dan saya adalah salah satu korban air mata dari film ini. *Jiaaahhhh…

Oke. Saya terima keadaan itu karena kata teman, saya itu terlalu peka alias terlalu sensitif. *Deeeeeh… Oke, lupakan. Kita lanjut ke hal yang sebenarnya saya ingin tulis.

Di akhir cerita film ini ada kutipan yang sangat saya suka.

Ketika pemeran utama wanita mengatakan hal itu di akhir cerita, rasanya ingin menangis lagi. SADIS… Lumayan sih… Mau baca? Alias, mungkin udah ada teman-teman blogger lainnya yang udah nulis tentang ini, tapi saya pribadi ingin menulis kembali kata-kata itu di blog saya. Here goes.

“Dan demikianlah semuanya harus terjadi. Karena memang harus terjadi. Hidup ini terus berlanjut.

Kita semua pernah merasakan dikhianati dan mengkhianati. Setia dan tidak setia. Kita semua pernah merasakan cinta yang membawa kita ke tempat tertinggi, kita lalu merasakan yang namanya terjatuh karena kesalahan kita sendiri. Kita tidak mati. Tapi, lukanya membuat kita tidak bisa berjalan seperti dulu lagi.”

Ckckck… Tuh kata-kata bisaaaaa aja buat termehek-mehek. *bagi saya.
Kalau saya pikir, dengan begitu kita malah lebih tahu dan lebih mengerti sikap mana yang baik untuk kita ambil. Keputusan yang kita buat hari ini adalah penentuan masa depan kita nanti. Setidaknya bisa membuat kita lebih dewasa. *Cieee, emang lo udah dewasa, Ning? Gak yah. Sorry, sorry, sorry, jek. :p* Kan kita udah tahu rasanya seperti apa. Jadi, sudah ada pengalaman donk. Kesalahan bukan sebuah kesalahan toh. Tapi sebuah pembelajaran buat diri kita sendiri. Dan mungkin dari kesalahan itu bisa buat kita sadar kalau yang kemarin kita lakukan itu tidak baik. Dampaknya untuk kita? Tergantung. Mau berubah atau tidak sama sekali. Semua itu balik ke kitanya.

Lepas dari itu, kita mesti sadar kalau memang hidup itu harus terus berlanjut. Kita tidak bisa stuck di situ terus karena masa lalu. Kan? Jalan kita masih panjang, masih banyak yang harus kita tata dan rencanakan sedemikian rupa. Walaupun memang semuanya Allah yang nentuin.

Sepertinya cuap-cuap saya harus berhenti di sini.
Hummm… Yang pasti, harus tetap SEMANGAT. Gak boleh nyerah sama keadaan.
Insya Allah kita bisa menjadi seperti apa yang kita inginkan, yang penting kita selalu berusaha dan selalu mendekatkan diri kepada Allah agar selalu diberikan yang terbaik buat diri kita sendiri. 🙂

Amin.

Posted in Friend, Life, Love, Place, SMAN 1 Baubau

Bakti Sosial Ramadhan 2011 oleh Alumni 2009 SMAN 1 Baubau

Alhamdulillah… Bakti Sosial Ramadhan tahun ini, yang diadakan oleh Alumni SMAN 1 Baubau Tahun 2009, berhasil direalisasikan. Senangnyaaaa…
*Walaupun saya kurang turun tangan dalam hal kepanitiaan karena saya tidak sedang berada di Baubau pada saat diadakan rapat dan pengumpulan sumbangan dari teman-teman alumni semua. -_-” Maafkan ya… 🙂

Okay… Sehari sebelum hari H dimulai. Teman-teman panitia telah mengirimkan SMS dan postingan di wall Facebook baik di akun teman-teman alumni maupun di grup SMANSA 09. *Subhanallah…

Dan hari Kamis, kita udah pada ngumpul di Lapangan Lembah Hijau. Sayang, kita pada lelet. -_-” Tapi ada sebagian yang ON TIME lho. Saking keselnya, mereka yang on time itu ngirim postingan di wall SMANSA 09. Wajar sih sebenarnya.

Mmm… Baru start nanti sekitaran jam setengah 11-an. Alhamdulillah tiba dengan selamat di tempat tujuan. Ya, di Pondok Pesantren Al-Marhamah.

Perlu diketahui, ini adalah kegiatan Baksos yang kedua, yang diadakan oleh alumni SMANSA 09 Baubau. Seperti juga tahun lalu. Bisa dicek di sini. Alhamdulillah. Semua berjalan dengan baik.

Di dalam kegiatan baksos tahun ini berbeda dengan tahun lalu. Di sini kita mengadakan beberapa kegiatan. Yaitu sosialisasi obat herbal, lomba berpidato bahasa Indonesia, lomba menghafal juz, dan lomba membaca hadis bagi para santri. Dan kegiatan itu diadakan setelah shalat Dzuhur.

Yang jadi MC dalam kegiatan ini, adalah Wd. Indah Febriana a.k.a Iin. Dilanjutkan dengan kata sambutan dari Ketua Panitia, Tasrif. Setelahnya, kata sambutan oleh Bapak Pimpinan Ponpes Al-Marhamah, Pak Syamsi bin La Onda.

Setelah kata-kata sambutan, kita lanjut ke acara berikutnya. Yup. Sosialisasi obat herbal oleh Adi, Amry, dan Munawar G.

Sempat ada tanya jawab juga antara pemateri dan audience (alumni smansa 09: red).

Rencananya lomba-lomba itu akan diadakan setelah shalat Ashar. Tapi, berhubung waktunya masih ada, pihak panitia pun melanjutkan acara berikutnya. Yaitu, lomba pidato bahasa Indonesia. Lomba ini diikuti oleh 12 orang santri *kalau gak salah hitung.

Seru juga lombanya. Hehe… Santri-santrinya lucu. Hebat-hebat lho. Mereka membawakan pidato, antara lain topiknya tentang Hukum Makan dan Minum Berdiri. Trus apalagi ya? Hehhe… Lupa.

Selanjutnya, setelah shalat Ashar, dilanjutin lagi dengan lomba menghafal juz dan hadis.
Hebatnyooooo… Masih umur remaja udah bisa seperti itu. *prok.prok.

Saya paling tertarik sama yang namanya Faturrahman (7 tahun). Gayanya lucu. Membuat kami pangling. Hehehe… Ini ada videonya waktu lagi berpidato dan main silat. Katanya, nih anak jago main silat juga. *Wow… Amazing…!!!

[youtube=http://www.youtube.com/watch?v=dzBtF4hg1Jk]

[youtube=http://www.youtube.com/watch?v=fE7tShtnMkg]

Foto duluuuu…

Tidak terasa, rupanya waktu untuk berbuka udah tiba. Kita pun langsung back to mesjid. Iya. Selesai lomba, kita sempat ke luar soalnya mau liat penampilan Alun untuk berpencak silat ria. Haik. Haik. Haik.

Iin lagi sibuk membagi makanan bagi para santri. ^^

Setelah berbuka, kita masuk ke acara inti. Yaitu penyerahan bantuan dari Alumni SMANSA 09 kepada pihak Pondok Pesantren Al-Marhamah. Oh, iya. Ternyata, pihak Ponpes memberikan cenderamata juga buat kami. Yup. Sebuah Al-Qur’an. Yipppyyyy…!!! Subhanallah…

Penyerahan sumbangan

Penyerahan sumbangan bukan menjadi acara terakhir kami. Sesudah itu ada sesi foto bersama. Sayang, saya tak memiliki fotonya jadi tidak bisa dipublish. Saya mengira setelah sesi foto bersama, kami akan selesai dan pulang. Ternyata kita shalat Maghrib berjamaah dulu dan pihak panitia masih menyediakan hadiah buat para santri di ponpes tersebut. Wah. Wah. Great!!! 🙂 hadiahnya berupa buku dan alat tulis. 🙂

Ohohoho…
Pembagian hadiah rupanya menjadi agenda terakhir dalam kegiatan baksos kali ini. Dan karena hari sudah gelap sangat. Kami pun pamit pulang dan berharap semoga tahun depan kami bisa mengadakan baksos ini lagi di tempat yang sama.

SEMANGAT!!!

Sempat mendengar ucapan dari seorang teman saya, tapi tidak tahu siapa namanya. Katanya, acara yang tujuannya untuk kebaikan, Insya Allah, akan berjalan dengan baik. *Subhanallah. Ini semua tak lepas dari ridho Allah kepada kita semua.
Tak lepas dari solidaritas teman-teman alumni sekalian.
Sukses selalu buat kita semua…
Semoga tahun depan kita bisa melaksanakan kegiatan Bakti Sosial lagi ya…

🙂

Salam…