Posted in Blog, Friend, Life

Kenangan Sewaktu SMP

Sudah lama saya tidak seperti ini. Duduk tenang di depan laptop. Ber-BW ria. Maklum saja. Aktivitas yang mulai padat telah berhasil menyita waktu saya untuk tidak menulis. Saya kangen sama dunia ini. Dunia menulis online ini. Saya sempat mengupdate status via Facebook tentang pekerjaan yang saya inginkan nanti. Hehehe… Iya, karena saya menyonteknya dari Amel di artikelnya ini, point 9. Jadi

Baiklah. Sambil menunggu teman-teman saya yang (katanya) mau datang. Saya mau mengerjakan PR dari Sulung. Tentang Kenangan Sewaktu SMP yang Unforgettable.

Mmm…

1. Waktu SMP kelas 1 bersekolah di SMP Negeri 4 Baubau, terus pindah ke SMP Negeri 1 Baubau hingga berhasil menamatkan diri di sekolah itu. Anehnya, tanda tangan Kepsek di buku raport saya sama semua. 😀 Aneh bin ajaib. Padahal saya pindah sekolah loh. Karena kenapa? Karena selang beberapa bulan setelah kepindahan saya, Kepsek di SMP pertama saya dapat tugas pindah ke sekolah yang baru saya tempati. Jadi, sewaktu liat buku raport serasa tidak pindah sekolah. Tanda tangan Kepseknya sama semua. 🙂

2. Paling bodoh waktu pelajaran Bahasa Inggris. Saat itu masih kelas 1 SMP. Astaghfirullah. Kalau ingat kejadian berlomba-lomba maju di depan kelas untuk menulis contoh kalimat Simple Present Tense ingin sekali tertawa. Saking saya tidak tahu sama bahasa Inggris, saya langsung comot aja contoh kalimat dalam kamus yang rupanya itu rumus Simple Perfect Tense. Otomatis donk, guru saya langsung bilang itu salah. Terpaksa saya mundur. *Kasian, masih bego sama namanya English… Hehehe….

3. Suka sekali menggambar dan mewarnai. Sempat ikut lomba melukis di lapangan Merdeka. Sayang, saya tidak berhasil. Cuma dapat sertifikat penghargaan aja. Hingga pada akhirnya, sewaktu SMP saya bercita-cita ingin jadi Pelukis dan mau melanjutkan pendidikan di ASRI. Sayang, orang tua saya melarang dan akhirnya sudah mulai enggan lagi untuk melukis. Percuma kan, ada bakat tapi lingkungan tidak mendukung. Saya juga jadi malas. Dan sekarang fokusnya malah ke bahasa saja. Saya juga sudah nyaman di dunia itu sekarang. Saya ikut orang tua ajalah. Apa mau mereka. Yang penting masih bisa sejalan dengan pikiran saya. 🙂

4. Sewaktu SMP pernah pacaran sama teman sekelas. Namanya off the record aja yah. 😀 Gara-gara comblang-comblangan nih. Akhirnya saya terkena penyakit cinta-cintaan. Saya tidak bisa mengatakan ini cinta monyet karena pada akhirnya sempat beberapa tahun lalu saya benar-benar menyukainya. Tapi, ya sekarang tidak lagi. Kita sudah punya jalan masing-masing. Semua sudah berubah. All change. Be better. Yupz… Semua kembali normal lagi. Alhamdulillah… 🙂

5. Sewaktu SMP kelas 1 saya cupu sekali. Tapi, setelah saya pindah di SMP 1, beuh… Saya mulai dipermak perlahan-lahan oleh teman saya. Kebetulan, dia itu kalau masalah performance paling jago. Dulu saya suka sekali memakai topi. Dimanapun berada. Cowok banget deh. -,- Sok-sok tomboi. Rambut belah tengah. Eh, waktu pindah, ketemu dia, busyettt, saya diberi petuah-petuah, saya harus begini  saya harus begitu. Maka jadilah saya seperti sekarang. Tidak terlalu bergaya amat. 😀 Yang sesuai diri sendiri aja. Thanks ya buat Je… 😀

Nah, udah 5 kan, Sulung?
Jadi??? Selesai. Yippyyy…
Alhamdulillah…

*Hmm,, masih ada utang saya sama Kk Azmi… Kapan ngerjainnya Ning???

Posted in Life, Love

Setelah Dua Minggu Lebih

Sudah 2 minggu lebih saya tidak mengupdate blog ini dengan tulisan saya. Rasanya kangeeeeeennn sekali menulis dan tentunya bertemu para narablog. Sayang, skali lagi, lagi lagi alasan yang sudah tidak asing lagi, kesibukan saya di dunia nyata masih harus menyita waktu saya. Pergi pagi pulang malam. 🙁 Capek. Swear, saya sempat mengeluh. CAPEK. Saya capek dengan ini. Saya capek kalau harus begini terus. Saya capek. Tapi, mau dibagaimanakan lagi Ini adalah konsekuensi hidup. Harus bertahan dengan segala kondisi yang ada. Ini adalah pilihan. Harus semangat.

Hmmm… Saya punya utang artikel dengan Kk Azmi. Dan sampai hari ini saya belum menyelesaikannya. Maaf ya, Kk Azmi. 🙁
Maaf sekali. >.<
Sudah beberapa kali mau menulis, tapi keadaan yang terus memaksa saya untuk sebaiknya jangan dulu menulis. Hmmm. Bisanya cuma mengupdate status galau via FB. -_____-“

Untuk kali ini, biarkan saya menulis tanpa tujuan dan alur karena kerinduan akan dunia perbloggingan sedang melanda. Banyak moment yang membahagiakan yang belum sempat  saya tuliskan di sini. Banyak, banyak, dan banyak. Oh, iya. Beberapa hari lalu saya menangis. Ada something yang tidak seharusnya dipublish. Dan salah satu sahabat mengejek saya dengan memanggil si cengeng. That’s OK. That’s me.

Untuk sahabat-sahabatku yang jauh di sana, semangat untuk kuliahnya ya.
Semoga kita bisa menyelesaikan studi ini dengan membawa senyuman untuk orang tua tercinta kita. Mereka adalah salah satu sumber kekuatan kita untuk tetap bertahan di tengah-tengah kejenuhan hingga ujung keputusasaan yang kadang melanda diri ini.
SEMANGAT!!! Love you always… 🙂

Posted in Life, Love

Setelah Dua Minggu Lebih

Sudah 2 minggu lebih saya tidak mengupdate blog ini dengan tulisan saya. Rasanya kangeeeeeennn sekali menulis dan tentunya bertemu para narablog. Sayang, skali lagi, lagi lagi alasan yang sudah tidak asing lagi, kesibukan saya di dunia nyata masih harus menyita waktu saya. Pergi pagi pulang malam. 🙁 Capek. Swear, saya sempat mengeluh. CAPEK. Saya capek dengan ini. Saya capek kalau harus begini terus. Saya capek. Tapi, mau dibagaimanakan lagi Ini adalah konsekuensi hidup. Harus bertahan dengan segala kondisi yang ada. Ini adalah pilihan. Harus semangat.

Hmmm… Saya punya utang artikel dengan Kk Azmi. Dan sampai hari ini saya belum menyelesaikannya. Maaf ya, Kk Azmi. 🙁
Maaf sekali. >.<
Sudah beberapa kali mau menulis, tapi keadaan yang terus memaksa saya untuk sebaiknya jangan dulu menulis. Hmmm. Bisanya cuma mengupdate status galau via FB. -_____-“

Untuk kali ini, biarkan saya menulis tanpa tujuan dan alur karena kerinduan akan dunia perbloggingan sedang melanda. Banyak moment yang membahagiakan yang belum sempat  saya tuliskan di sini. Banyak, banyak, dan banyak. Oh, iya. Beberapa hari lalu saya menangis. Ada something yang tidak seharusnya dipublish. Dan salah satu sahabat mengejek saya dengan memanggil si cengeng. That’s OK. That’s me.

Untuk sahabat-sahabatku yang jauh di sana, semangat untuk kuliahnya ya.
Semoga kita bisa menyelesaikan studi ini dengan membawa senyuman untuk orang tua tercinta kita. Mereka adalah salah satu sumber kekuatan kita untuk tetap bertahan di tengah-tengah kejenuhan hingga ujung keputusasaan yang kadang melanda diri ini.
SEMANGAT!!! Love you always… 🙂

Posted in Friend, Life, Love

Our Youth

source pic: http://netsains.com/

Masa muda. Nggg… Masa muda itu seperti apa sih? Bagaimana wujudnya? Barang ya?
*aduh, rupanya saya ngawur lagi nih. Maaf, readers… 🙂

Menulis topik tentang Masa Muda ini terinpirasi oleh seorang teman yang kemarin pagi berSMSan ria dengan saya. Kebetulan pendapat yang dia kemukakan bertolak belakang dengan pikiran saya. Sempat bilang trima kasih karena perbedaan pendapatnya. Soalnya bisa dijadikan bahan tulisan lagi di sini. 🙂

Intinya, di dalam SMS kita itu berbicara tentang cinta dan prinsip. Salah satu isi dari SMS yang dikirimkannya ke saya, bilangnya begini, “Hanya ada juga yang bilang, jangan sia-siain masa muda. Hehehe…. Cari pengalamanlah dalam hal percintaan. Soalnya dunia percintaan itu rumit banget.

Pernyataan yang dikemukakan sih saya setuju-setuju aja. Masa muda memang jangan disia-siakan. Sebaiknya kita isi dengan kegiatan-kegiatan positif, siapatahu bisa berguna bagi orang lain. Contohnya? Ngeblog, sharing pengalaman. Tentunya kita menulis kan. Kita produktif lagi donk. Setidaknya kita punya karya yang bisa dibaca banyak orang lewat blog. *Contoh ngawur. 😀

Saya pun langsung membalas SMS tersebut:
Walaupun cari pengalaman, tapi seenggaknya, gak harus pengalaman dalam dunia percintaan kan? Masa muda sih masa muda. Harus dimanfaatkan dengan baik-baik. Kegiatan positif tentunya. Oke?

Pernah, saya menulis status tentang masa muda gitu. Kalau nda salah Status saya seperti ini: “Harus pintar lihat celah. Manfaatkan masa muda dengan baik. Insya Allah bisa!!! AMIN.”

Hehehe… Komentarnya asyik-asyik euy. Pokoknya kita semangat!!! Punya tujuan jelas. Supaya gak ‘belok kiri-kanan’. Focus on main destination. 🙂 Insya Allah it’s achieved yang penting seriously.

Sambung ya… Balik ke isi SMS tadi. *yang diBOLD itu.
Menurut pandangan subjektif saya. Pengalaman dalam dunia percintaan. Ngggg, dengan cara apa kita bisa mendapatkan pengalaman di bidang itu?
Mengalaminya?
Tandanya? Harus pacaran dengan beberapa orang yang berbeda? Gitu? Hehehe… *Nyerah dah kalau mau harus begitu caranya. Saya kurang setuju. Apalagi yang berhubungan dengan perasaan. Busyeettt, ampun dah. Saya mah, mungkin untuk mendapatkan pengalaman (yang lebih banyak) tentang lope-lope, hanya menjadi a good listener dari sobat-sobat yang lagi curhat tentang pacarnya ke saya. Tentang hubungan mereka, entah itu masih baik-baik saja atau tidak baik-baik saja. Dari situ saya biasanya mendengarkan saja dan kadang juga ngasih solusi *walaupun saya sendiri belum punya banyak pengalaman tentang itu. 😀 Kan masih ‘under age‘. Hihihihi…

*Teringat sama SMS sahabat saya tadi sore euy mengenai pengalaman.
Kita tidak akan pernah tahu rasanya sebelum kita mengalami sendiri. Saya bisa bilang karena sudah pernah alami. Tidak akan sama kalai tidak dialami sendiri. Masing-masing orang punya pengalaman berbeda, dari pengalaman-pengalaman itu makanya kita jadi orang yang berbeda dari orang lain, Ning. Oleh karena itu, tidak ada manusia yang karakternya sama, meskipun mirip.

Hmmm. Kembali ke topik lope-lope tadi ya.
Memang masalah cinta itu memang rumit. Semakin dewasa secara fisik, masalah itu akan semakin complicated. Dan selalu, cinta dan pekerjaan adalah dua hal yang mendominasi kehidupan manusia di usianya yang dewasa itu. Apalagi masih muda begini. Beegghh, Keras kehidupan, kawan! 😀

Posted in Blog, Friend, Life, Love

Only a Hope for Future

Sebelumnya, “Assalamu’alaikum.” 🙂

Kemarin Amel memberikan invitation via commentnya di salah satu artikel saya. Langsung ke TKP. Benar, ada GiveAway. Asyikkk, tetangga lagi ngadain GA. Semoga saya menjadi salah satu pemenangnya. AMinnnn… 🙂 Dan kali ini saya ikut GA kategori 2. Pertama baca postingan yang random, saya SHOCKED skali. Dapat judul tentang ‘masa depan’. *Kyaaa… >.< Judulnya “Pingin Punya Suami yang Pintar Mengaji” Mau tahu isinya seperti apa? Bisa klik di sini.

source: http://banghas.wordpress.com/

Ouke. Mmmm. Sebenarnya saya juga sempat ragu untuk memberikan apa ya? Bisa dibilang sejenis komentarlah terhadap artikel Amel itu. Iya, soalnya berbicara masalah JODOH (lagi) setelah sebelumnya membahas di sini. Hehehe…

Menurut artikel yang saya baca, Amel sudah lama bercita-cita memiliki tipe suami yang pintar mengaji. Kalau saya? Wew, belum terpikirkan mau seperti apa suami saya nanti. Cuma yang jelas, dia ‘baik’lah. Bisa diterima oleh keluarga.

Sebenarnya, memang wajar kalau wanita itu mengidamkan suami tipe tersebut. Khususnya Amel ataupun saya. Hehehehe… Kalau ada yang baik, kenapa harus memilih yang tidak baik? Tapi, balik ke diri kita masing-masing dulu. Seperti apa yang dibilang Amel, kita harus baik dulu untuk mendapatkan suami yang baik pula. *Ingat chattingan saya bersama Rian membahas masalah jodoh. Apa yang dia bilang sama persis seperti yang Amel tulis di postingannya. Spontan, airmata saya keluar. Tidak tahu bisikan dari mana hingga menghasut saya untuk mengeluarkan airmata.  -___-” *cengengnyaaaaa…

Di saat inilah, saat-saat lagi menggalau, H2C, dan menebak-nebak akan seperti apa kita ke depannya. Tentang karir dan jodoh yang tidak bisa dipisahkan dari sekitar kita. Terkadang kita menginginkan suami yang tipenya seperti apa yang kita inginkan. Pintar mengaji, misalnya. Tujuannya apa? Ya, agar kita berdua bisa mendidik anak-anak dengan siraman religius sehingga menjadi anak yang saleh dan berbakti. Insya Allah.

Bisa dibayangkan, betapa bahagianya memiliki rumah tangga seperti itu. Seindah apa yang kita bayangkan. Namun, kita tidak bisa lepas dari kenyataan yang terkadang harus berbeda atau di luar ekspektasi kita. Semua bisa saja terjadi, nothing is impossible. Allah bisa saja membelokkan kita ke tempat yang tidak sesuai dengan harapan-harapan indah kita saat masih berstatus SINGLE. Yang tadinya ingin yang alim, dapatnya yang tidak alim, suka minum-minuman keras. Yang tadinya ingin yang romantis, dapatnya yang kurang romantis, dan so on. Kadang seperti itu kehidupan ya? Hmmm… Walaupun demikian, saya yakin Allah tidak pernah salah dalam memutuskan keputusanNya. Mungkin dari diri kita sendiri harus lebih mengintropeksi diri dengan apa yang telah kita lakukan selama ini hingga akhirnya perlahan-lahan kita dan pasangan bisa saling mengisi satu sama lain tanpa mempermasalahkan kekurangan yang dimiliki.  Terakhir, izinkan saya mengutip kata-katamu ya, Mel. “Semoga Allah menjodohkan saya dengan orang yang baik menurutNya. Amin.” *Swear, this quotation is very touching me. :’)

*Insya Allah… 🙂

“Tulisan ini diikutkan Giveaway Suka-suka Dunia Pagi

Posted in Education, Friend, Life

Bina Akrab FKIP B.Inggris Unidayan 2011

Hari Sabtu kemarin, tepatnya tanggal 8 Oktober 2011. FKIP B.Inggris mengadakan Bina Akrab di Pantai Lakeba. Jumlah mahasiswa baru (MABA) sekitar 250 orang, tapi yang mengikuti Bina Akrab di bawah jumlah yang sesungguhnya. Hanya sekitar seratusan lebih lah yang mengikuti kegiatan ini. Katanya. Sayang, saya tidak menjadi panitia dalam kegiatan ini jadi kurang tahu menahu dalam rincian kegiatannya seperti apa dan bagaimana.

Hari Sabtu pagi mereka berkumpul di Ex. Stadion Betoambari dan langsung menuju ke TKP a.ka. Pantai Lakeba. Sedangkan saya sendiri ke Pantai Lakeba nanti sekitar pukul 05.00 sore. Tentunya bersama Pak Rizal, Iin, Bambang, Aris, Sofyan, dkk. Sampai di TKP, ternyata lokasinya mirip perkemahan. Mereka memasang tenda. Kata teman-teman seangkatan saya, MABA tahun ini beruntung. Bina Akrabnya tidak separah mereka. *Alhamdulillah yah, Bina Akrab 2009 kemarin saya tidak ikut. Soalnya dilarang papa. 😀

Karena pas tiba di Lakeba dan sunsetnya buat gregetan maka langsung saja kami berfoto ria… Uhuhuhuyyyy…

F O B A R

Tidak ketinggalan, Nining juga mau gifo aaahhh… Dengan sunset di Pantai Lakeba… Huaaaa… >.<

Sampai sunset itu terbenam kita masih berfoto juga lho. Ckckck… Bersama Iin dan Mimin. 🙂

Malam harinya, kita semua makan malam dulu. Sebelumnya udah diadakan lomba goreng telur. Enak. Enak. Enak. Tapi, Ning tidak ikut lihat waktu lomba berlangsung. Ning masih asyik dengan teman-teman duduk cerita beralaskan pasir. Cieee… Kan bukan panitia. 😀

Habis makan malam, istirahat. Nah, kita semua berkumpul di area yang sudah disiapkan. Tentunya bukan di pinggir pantai, tapi di atas-atasnya. *Aduh, gimana membahasakannya ya? Bingung. Yang jelas seperti itulah. Di bagian atas pinggir pantai.

Beruntung. Katanya, kalau tidak salah dengar, selama kurang lebih 5 tahun diadakan Bina Akrab, baru kali ini ada dosen yang datang berpartisipasi dalam kegiatan ini. Ini dikarenakan, panitia bina akrab tahun ini mengikuti aturan-aturan yang ada, mengikuti tata cara yang sebenarnya. 🙂 Congrats ya. *Tuhhh kan. Dosen juga senang kalau seperti itu. 🙂

Maba
left2rght: Ibu Diana, P’Rizal, P’Supardi, P’Safulin, P’Bahar, Kk Sabar, Kk Rian

Dalam kesempatan itu, para dosen memperkenalkan diri dan memberikan arahan-arahan serta nasehat-nasehat kepada para mahasiswa sebagai MABA di FKIP B.Inggris. Ya, sepertii itulah. Sebetulnya Ning mau cerita panjang lebar nih tentang apa saja sih yang diberikan oleh para dosen kepada MABA. Tapi, karena Ning lagi dikejar waktu jadi rasa-rasanya belum sempat. Kalau ada waktu semoga Ning bisa melengkapi artikel ini.

Nah, selesai kegiatan itu. Eh, Kk Rian langsung melirik Nining. Tandanya? Diminta jadi juri karena sebentar lagi mau diadakan lomba pidato antar MABA. *Huaaa… Saya tidak tahu menilai, Kakak. Sempat mau mengundurkan diri, tapi hehehe… Begitu deh… Ya udah, Nining, Kk Sabar, dan Kk Rian lah yang jadi juri dalam lomba itu. Mereka komentarnya hebat-hebat euy. Pas saya yang komentar, hedehhhh… Jangan ditanya. Gak berbobot… -____-”
Yang pada ikutan lombanya juga hebat-hebat euy. Saya paling suka peserta yang terakhir. Performancenya very great… Begitu memukau. Without text dan body languagenya juga CICO. 🙂

Berhubung lombanya dan pemberian komentarnya sudah selesai, saya langsung main kabur aja ke bawah. 😀 Alias ke pinggir pantai. Soalnya ada Iin dkk. Lagi nyanyi-nyanyi. Dari dangdut sampai pop, dari lagu baru sampai lawas. Sikaaaaaaattttt…
HUaaaaaa… Enaknyaaa… SUbhanallah… Suasana malam itu TOP BGT. Bintang dan Bulan malah menemani kita semua. 😀

Nyanyi2 di pinggir pantai *Ademmm

Begadang lagiiiii… Saya tidur nanti sekitar setengah tiga pagi. Dehhh… -___-”
Waktu mau tidur, bulannya malah mau menghilang. Ya Allahhhh, indah sekaliiii… Seperti sunset tadi. Langsung gak jadi tidur. Tunggu bulannya lenyap dulu baru tidur.  Sementara Iin, Nila, dkk udah pada tumbang satu-satu. Pak dosen dan bu dosen malah belum tidur. *Mantap sekali pomatanya e… __pomata=begadang__
FYI, kami semua tidur di atas pasir, tanpa tenda. Tendanya itu cuma langit aja. Hehehehe… Enak. Enak. Syukur tidak hujan. 🙂

Bangun pagi. DINGIN.
Brrrrr…

Walau sedingin apapun, foto lagi donk…

Huaaa, muka-muka habis bangun. 😀

Sekitar jam 6an, kami pulang. Ngikut pak dosen. 🙂 Sementara MABA masih mengikuti kegiatan-kegiatan yang udah diagendakan oleh panitia.

Dan. SELESAI. Akhirnya saya bisa juga ikut dalam Kegiatan Bina Akrab ini walaupun tidak menjadi panitia. *Maklum, saya tidak mengikuti Bina Akrab 2009 dan 2010. Ini saja baru sekali di tahun ini. Hehehe…

Bubyeeee…
Maaf ya. Ceritanya kurang lengkap. Nanti dilengkapi lha. Dikejar waktu masalahnya. JAdi, menulis terburu-buru. Hehehe…

*Thx for Sofyan Sukwara, Sri Marlin dan Nining Syafitri who had taken those pictures. 🙂

Posted in Life, Love

Jodoh

sumber: google

Haaa, saya menulis hal yang seperti ini. Ada apa? Mengapa ya? Kenapa? Alasannya? *panik.

Apa karena saya masih berstatus single hingga mau menulis topik seperti demikian? Dan tandanya mau mencari jodoh?

Waaah, kalau yang baca artikel ini dan berpikiran seperti demikian, ”Eitttzzz, tidak bisa!!!” :p

Tidaklah. Walaupun saya masih single, ada sih pikiran seperti itu, tapi masih diPENDING dulu, readers. 😀

Masih mau fokus kuliah. Doakan ya, readers. Semoga saya bisa lulus dengan baik dan cepat. 😀

Aminnnn…

*Celinguk kiri kanan. Baru nyadar, kenapa pembukanya jadi sesi curhat-curhatan.

Huaaa, kebablasan. Maaf, readers. Maaf, readers. Tidak sengaja.

Saya terhanyut dengan judul artikelnya. 😀

Oke. Mari fokus ke topik, Ning!

Seperti yang kita ketahui bersama, jodoh itu Allah yang tentukan. Benar, bukan?

Ada beberapa peristiwa yang sering kita jumpai di dalam kehidupan sehari-hari.

Sebenarnya terkesan gimanaa gituuu, tapi itulah. Sebuah fakta yang terjadi.

Ada sepasang kekasih yang telah berpacaran sekian lama, berakhir di pelaminan. Tentunya, tahap di awal ini yang masih bisa dianggap jodoh. Kalau sudah menjalani kehidupan rumah tangga dan di pertengahan harus PISAH, ini disebut apa ya? *Saya HMB aja yaaa…

Karena saya tahu diri. Masih belum pantas bicara satu level di atas saya. *Ya iyalah, Ning. Karena kamu belum pernah merasakan kehidupan rumah tangga itu seperti apa. Jadi jangan dulu banyak bicara. Kamu hanya diperbolehkan melihat dan memahami kehidupan mereka. Apa yang sebaiknya dilakukan, apa yang sebaiknya tidak boleh dilakukan sebagai pelaku kehidupan rumah tangga. -____-“ Agar nanti di kehidupan yang akan kamu jalani, kamu bisa meminimalisir munculnya keadaan yang tidak diinginkan.

Waaah, saya diceramahi kata hati saya.

“Oke, Bu Hati. Insya Allah dilaksanakan perintahnya.”

Eh, iya. Topiknya belum selesai. Tuh kannn, jadi curcol.

Lanjut ya. Ada lagi, sepasang kekasih yang telah berpacaran, dan berakhir dengan perpisahan. Tidak sampai ke pelaminan. Nah, lo. Tidak jodoh alias belum jodoh ya?

Ada juga, yang udah pacaran dengan orang yang ‘bisa masuk kategori’, eh ujung-ujungnya nikah dengan orang yang ‘tidak masuk kategori’. (Bisa mengartikan sendiri kan KATEGORI itu seperti apa).

Ingat kata Mama saya kemarin malam. Ketika itu saya bersama Resty di dalam kamar. Karena ada sepupu saya (yang lain) datang karena something, trus pulang. Spontan sayanya bilang “Wuiihhh, keras kehidupan! Semoga tidak terjadi sama saya kehidupan yang tidak diinginkan itu.” *Ada pengubahan sedikit.

Eh, mama malah bilang, “Makanya, kalau dicarikan jangan membantah. Bisa cari sendiri, asal direstui.

Saya yang tadinya di ruang tamu, pura-pura tidak mendengar dan tidak peduli apa yang baru saja dikatakan mama, langsung balik ke dalam kamar dan meminta penjelasan kembali tentang statement itu sama Resty. *Waaah, ketahuan. Cuek cuek tapi sebenarnya tidak mau cuek. 😀

Hmmm… HMB.

Waaahh, pokoknya kalau bicara hal seperti ini COMPLICATED.

Belum selesai satu dua paragraf. Masih ada paragraf-paragraf yang lain yang mengikutinya, dan saya yakin, readers malah akan bosan dengan hal itu. Hehehehe…

Cuma ada 5 kata, CINTA, tapi masalah dan situasinya UNLIMITED PROBLEM.

Ngggg… Sepertinya waktu untuk bercerita saya telah habis. Waktu udah menunjukkan sekitar jam 8, saatnya bersiap ke kampus.

Semoga saya bisa mengupdate blog ini secara teratur, ya Allah. Karena saya kangen di tengah-tengah kesibukan sekarang ini. Walaupun tergolong tulisan tingkat rendah, tapi saya ingin menulis. Saya kangen dengan dunia ini. Dunia yang mau menampung apa yang saya sedang rasakan dan pikirkan sekarang. Tentunya, dengan style tulisan saya yang KAJOL. 😀

*KAJOL = KAgak JOLas.

Posted in Life, Love

Status di Dalam Mobil

Mobil kami berhenti di sekitar Pasar Karya Nugraha karena sepupu saya ingin berbelanja bulanan. Malam hari. Dengan tenaga yang tersisa, yang dari tadi beraktivitas di luar rumah dari jam 9 pagi hingga jam 10 malam, saya hanya bisa menunggu di dalam mobil dan membiarkan jari-jari ini mengarahkan tujuannya pada media social network di handphone saya. Bosan. Iya, rasanya bosan. Bertemu terus menerus dengan si media social ini, tapi masih ingin saja bertemu. Aneh ya.

Tidak sengaja menengok ke luar jendela mobil, eh ada mas penjual kue putu. Waah, banyak yang lagi mengantri. Saya mau ikut bergabung juga. Sayang, rasa-rasanya uang saya habis karena siang tadi. Terpaksa, cuma bisa melihat. Menengok lagi, eh ada Teh Poci. Sudah lama tak merasakan nikmatnya setelah pulang dari Makassar kemarin. Mau beli. Lagi dan lagi. Uang saya habis. Saya cuma bisa menertawai diri sendiri. Manusia, manusia, manusia. Banyak keinginan tapi modalnya tidak ada. Iya, sama seperti saya. Untungnya saya masih bisa mengendalikan keinginan itu lewat kesabaran dengan hanya melihat-lihat saja.

Sempat terpikirkan. Di sekitar saya, malam itu, semua orang kerja. Melakukan pekerjaan untuk hidup. Untuk bertahan hidup. Lewat apa yang saya rasakan malam itu, saya pun mengupdate status:

“Orang bertahan hidup dengan caranya sendiri-sendiri. Kalau tidak bisa survive, resikonya gila, bunuh diri atau mati secara perlahan-lahan. Keras kehidupan, kawan.”

 

Iya kan? Orang bertahan hidup dengan caranya sendiri-sendiri. Caranya pun itu berbeda. Ada yang halal, ada yang tidak halal. Itulah manusia. Kadang tidak bisa membedakan cara yang baik di antara yang ada. Kalau tidak bisa beradaptasi dengan situasi kehidupan yang keras ini, kita bisa saja mati dengan cara yang halus. Stress, sakit, kemudian mati. Makanya, ada teman saya bilang kalau hidup itu harus dinikmati. Enjoy saja. Sebetulnya bisa sih untuk enjoy enjoy saja. Tapi, tergantung orangnya juga. Kalau bisa, ya enjoy. Kalau orangnya tidak bisa enjoy, ya pastinya stress.

Baiklah, saya tidak mau membahas terlalu jauh. Nanti saya menulisnya bertele-tele lagi. Yang jelas, semua kembali pada diri kita sendiri. Bagaimana caranya tenang dalam segala situasi nyata yang sebenarnya sulit seperti ini. Tentunya tak lupa kalau ada Allah di samping kita. Teruslah bertakwa padaNya selagi masih sanggup hingga akhirnya ajal akan menjemput kita semua. Karena saya butuh Allah. Kalian?

Posted in Life, Love

Status di Dalam Mobil

Mobil kami berhenti di sekitar Pasar Karya Nugraha karena sepupu saya ingin berbelanja bulanan. Malam hari. Dengan tenaga yang tersisa, yang dari tadi beraktivitas di luar rumah dari jam 9 pagi hingga jam 10 malam, saya hanya bisa menunggu di dalam mobil dan membiarkan jari-jari ini mengarahkan tujuannya pada media social network di handphone saya. Bosan. Iya, rasanya bosan. Bertemu terus menerus dengan si media social ini, tapi masih ingin saja bertemu. Aneh ya.

Tidak sengaja menengok ke luar jendela mobil, eh ada mas penjual kue putu. Waah, banyak yang lagi mengantri. Saya mau ikut bergabung juga. Sayang, rasa-rasanya uang saya habis karena siang tadi. Terpaksa, cuma bisa melihat. Menengok lagi, eh ada Teh Poci. Sudah lama tak merasakan nikmatnya setelah pulang dari Makassar kemarin. Mau beli. Lagi dan lagi. Uang saya habis. Saya cuma bisa menertawai diri sendiri. Manusia, manusia, manusia. Banyak keinginan tapi modalnya tidak ada. Iya, sama seperti saya. Untungnya saya masih bisa mengendalikan keinginan itu lewat kesabaran dengan hanya melihat-lihat saja.

Sempat terpikirkan. Di sekitar saya, malam itu, semua orang kerja. Melakukan pekerjaan untuk hidup. Untuk bertahan hidup. Lewat apa yang saya rasakan malam itu, saya pun mengupdate status:

“Orang bertahan hidup dengan caranya sendiri-sendiri. Kalau tidak bisa survive, resikonya gila, bunuh diri atau mati secara perlahan-lahan. Keras kehidupan, kawan.”

 

Iya kan? Orang bertahan hidup dengan caranya sendiri-sendiri. Caranya pun itu berbeda. Ada yang halal, ada yang tidak halal. Itulah manusia. Kadang tidak bisa membedakan cara yang baik di antara yang ada. Kalau tidak bisa beradaptasi dengan situasi kehidupan yang keras ini, kita bisa saja mati dengan cara yang halus. Stress, sakit, kemudian mati. Makanya, ada teman saya bilang kalau hidup itu harus dinikmati. Enjoy saja. Sebetulnya bisa sih untuk enjoy enjoy saja. Tapi, tergantung orangnya juga. Kalau bisa, ya enjoy. Kalau orangnya tidak bisa enjoy, ya pastinya stress.

Baiklah, saya tidak mau membahas terlalu jauh. Nanti saya menulisnya bertele-tele lagi. Yang jelas, semua kembali pada diri kita sendiri. Bagaimana caranya tenang dalam segala situasi nyata yang sebenarnya sulit seperti ini. Tentunya tak lupa kalau ada Allah di samping kita. Teruslah bertakwa padaNya selagi masih sanggup hingga akhirnya ajal akan menjemput kita semua. Karena saya butuh Allah. Kalian?

Posted in Friend, Life, Place

Jalan Bersama Memey :)

Sudah lama saya tidak bertemu sahabat tercinta ini, Memey. Salah satu sahabat yang nasibnya sama seperti saya. Kuliah di daerah sendiri, Baubau. Semua sahabat dekat saya kuliahnya di luar Baubau semua. Banyak yang di Makassar. Lainnya di Jawa. Yang jelas di luar Baubau lah. 🙂 Sepi, iya. Tidak seperti zaman SMA lagi. Tidak terasa hampir dua tahun meninggalkan masa-masa SMA.

OK. Stop mengGALAU. -__-
Karena sudah lama tak jumpo, saya dan Memey janjian untuk ketemuan di kampus atas Unidayan. Karena saya dan Memey sama-sama sibuk setibanya di kampus, tidak ada waktu untuk ketemu dan cerita. So, kami janjian untuk pulang bareng.

Senang skali rasanya hari itu, tepatnya 1 Oktober 2011. Hari Sabtu. Iya. Bertemu dengan Memey dan karena saya bisa mengambil mata kuliah semester atas yang diinginkan. Alhamdulillah. Trima kasih Allah. *masih fifty-fifty. Insya Allah sebentar pagi diizinkan sama yang memiliki kepentingan dalam hal ini. AMinnn… Mohon doanya, teman.

POSAL

Oke. Perjalanan hari itu dimulai dari pulang kampus lalu mencari angkot untuk ke POSAL (salah satu tempat makan yang BAKSOnya sudah dikenal seantero Kota Baubau). Iya. Kami mau makan. LAPAR… Siang itu, saya memesan Bakso Tenes dan Memey Mie Kuah.
Kangen juga makan di Posal. Sudah lama tak berkunjung di tempat itu.

Letak Posal sendiri tak jauh dari Pelabuhan Murhum Baubau. Tempatnya lumayan kecil. Walaupun suasananya tak semodern rumah makan yang ‘wah’, tapi ada rasa tersendiri bagi saya. Berada di Posal seperti kembali lagi di masa SD saya. Maklum, tempat makan favorit pada saat itu adalah di Posal. Makan Baksoooo… YuMMyyy…

Bakso Bakso Bakso... YuMMyyyy...

*jadi laper tengah malam gini ngeliat baksooo… -___-”

Rencananya, setelah selesai makan di Posal, kami berdua mau melanjutkan perjalanan siang itu menuju PLAZA… Yuuuppp, it’s time for shopping… Huaaa, sampai sore…

Enak skali jalan sama Memey, berdua…
Hehehe. Terima kasih ya, Me, untuk waktunya…

Sukses selalu…

Memey dan Nining di depan Posal