Posted in Culture, Education, Place

Festival Keraton Nusantara VIII di Kota Baubau, Pulau Buton. Has Done!

Pulau Buton beruntung di tahun 2012 ini. Mengapa? Ya, karena Buton menjadi tuan rumah dalam Festival Keraton Nusantara VIII. Acara yang pada awalnya dilaksanakan dua tahunan sekali sekarang menjadi SETAHUN SEKALI. Yippyyy… Dan tahun depan yang menjadi tuan rumah adalah PROVINSI SUMATERA UTARA, MEDAN (2013) dan pada tahun 2014 di NUSA TENGGARA BARAT (NTB). Yup yup…

sumber di sini

FKN VIII telah berakhir yang dilaksanakan tanggal 1-4 September 2012 di Kota Baubau, Pulau Buton. 🙂
Saya di sini gak usah banyak komat-kamit, karena udah banyak artikel mengenai FKN VIII. Nanti dikasih linknya deh. 😀

Walaupun saya bukan apa-apa di Baubau ini, secara pribadi mengucapkan terima kasih kepada seluruh peserta FKN VIII dan seluruh masyarakat Kota Baubau yang telah berhasil ikut berpartisipasi dalam pelaksanaan agenda budaya ini. Semoga bisa membawa kenangan yang manis di Kota Baubau, Kota SEMERBAK. 😉

P.S.
FKN I di Yogyakarta, 1995
FKN II di Cirebon, Jawa Barat, 1997
FKN III di Tenggarong, Kutai Kertanegara, Kalimantan Timur, 2002
FKN IV di Yogyakarta, 2004
FKN V di Solo, Jawa Tengah, 2006
FKN VI di Gowa, Makassar, 2008
FKN VII di Palembang, Sumatera Selatan, 2010
FKN VIII di Kota Baubau, Pulau Buton, Sulawesi Tenggara, 2012

Oh iya, ini ada foto-foto saya dan teman saya, WiNNy, waktu Pawai di hari kedua. 😀

Wuiihhh, ada “Limbad”!!! 0.0

Ini ada beberapa link-link eksternal tentang FKN VIII. Hahaha.
Festival Keraton Nusantara (FKN) VIII 2012 (si Mimin punya)
Welcome Dinner FKN VIII di Kota Baubau (Mas Fendi’s article)
Cantiknya FKN VIII Baubau (Blogger dari Makassar *baru nemuin blognya*)
Ada artikel bagus berkaitan tentang FKN, di sini.

Posted in Culture, Life, Love

Ramadhan Tahun Ini

Marhaban Yaa Ramadhan.

Alhamdulillah, akhirnya tahun ini kita bisa dipertemukan lagi sama bulan Ramadhan nan suci ini. 🙂 Subhanallah. Trima kasih ya Allah… 🙂

Teman-teman, selamat menunaikan ibadah puasa ya.
Marhaban Yaa Ramadhan 

*maaf, jarang update, terlalu banyak kesibukan #soksoksibuklageeee… :p

Posted in Culture, Life

Lebaran’s Eve 1431 H & ‘Lapa-Lapa’

Gema takbir berkumandang di mana saja… Waahh, lebaran… lebaran. Asyik. Asyik. Alhamdulillah. Saatnya menuju hari kemenangan setelah berpuasa sebulan penuh. Mantap deh.

Kayaknya orang rumah udah pada siap semua niyh. Bikin kue, udah. Bersih-bersih rumah juga, sudah. Ahahayy,, makanan untuk besok… pastinya ada ayam ayam ayam buatan mama. ^^ *sruuppp… Laper juga niyh ngebahas makanan. Ngomong-ngomong masalah makanan, inget Om gw, Om Ony yang rekomendasiin untuk nulis tentang ‘Lapa-Lapa’. Walaupun mungkin tentang hal ini gak terlalu mendetail kalau dibahas. Maklum. Yang nulis masih awam. Hehehe… *belagak innocent… :p

Lapa-Lapa

Lapa-lapa itu sejenis makanan yang sodaraan sama ketupat dan buras. Tapi bedanya, dia makenya beras ketan plus santan kelapa. Salah satu makanan khas orang Buton. Kenapa makanan itu disebut lapa-lapa, itu juga gw belum tahu. Nanti deh kalau sudah didapat jawabannya, pasti akan dimuat di postingan ini. Ok. Ok?

Setiap ada hari perayaan kayak Lebaran gini pasti selalu ada tuh lapa-lapa. Kalau kulit ketupat kan dari janur kelapa. Naahh, kalau lapa-lapa, sama juga. Kulitnya dari janur kelapa tapi dilapisi dengan daun pisang. Mau lihat bentuknya seperti apa? Daripada penasaran. Cekidot.

Lega rasanyaaa, persiapan lebaran udah pada beres semuanya. Sekitar 98% lah. Jadinya, ortu ngajakin anak-anaknya nonton takbiran (9 sept.’10). Uhuyyy. Akhirnya bisa juga nonton takbiran sama keluarga di rumah kakek. Ternyata malam lebaran serasa malam tahun baru euy. Fireworks ada di mana-mana. Hehhehe… Rammmeeee….  Aduuuhh, indahnyaa…

Hmmm… Takbirannya lumayan ramelah. Banyak yang ikut berpartisipasi. Ada dari Dinas Perhubungan, Kementrian Agama Kota Bau-Bau, Mesjid Nurul Jihad, dll. Yah, hampir sebagian masyarakat Kota Bau-Bau turut berperan, utamanya anak-anak mudanya yang tepatnya berada pada barisan paling bontot. Biasaaa… Mereka naek motor, trus ngebut-ngebutan gitu. Ckckck… *Mudah-mudahan lo semua gak kenapa-kenapa. Udh mau lebaran ces. Jangan ngebut-ngebutan. Nyawa cuman satu euy.

Sesudah nonton takbiran, gak lama kemudian ortu ngajak go home. Ya udah. Pulang. Maunya pengen jalan-jalan lagi. Ke manaaa gituuu… Tapi, berhubung kita sebagai anak yang patuh dan penurut ma ortu *sok banget. Hahahayyy… so, pulang deh… Alhamdulillah, selamat tanpa lecet. Hehehe.

Kayaknyaa Lebaran’s Eve kali ini cukup mengesankan *sedikit. Waduhh… bapres lagi niyh yang nulis.

Anyway, teman-teman, met lebaran 1431 H/2010 M yah. Minal Aidin Wal Faidzin. Mohon maaf lahir dan batin.

Posted in Culture, Education, Life

Tugas Akhlak Budaya Buton

Tugas Mata Kuliah Akhlak Budaya Buton tentang Pengertian Akhlak menurut para ahli, Pengertian Kebudayaan menurut para ahli, dan pemaknaan Kebutonan…

TUGAS AKHLAK DAN BUDAYA BUTON

1. Pengertian akhlak menurut para ahli.

– Ibn Miskawaih, ahli falsafah Islam yang terkenal mentakrifkan akhlak itu sebagai keadaan jiwa yang mendorong ke arah melahirkan perbuatan tanpa pemikiran dan penelitian.

-Imam Ghazali RadiAllahu Anhu mengatakan: akhlak ialah suatu keadaan yang tertanam di dalam jiwa yang menampilkan perbuatan-perbuatan dengan senang tanpa memerlukan pemikiran dan penelitian. Apabila perbuatan itu baik dan terpuji menurut syara dan aqal, perbuatan itu dinamakan akhlak yang mulia. Sebaliknya, apabila perbuatan yang buruk, ia dinamakan akhlak yang buruk.

– Ahmad Amin menyatakan bahwa akhlak adalah perangai yang melekat pada diri seseorang yang dapat memunculkan perbuatan baik tanpa mempertimbangkan pikiran terlebih dahulu.

2. Pengertian akhlak menurut pribadi sendiri.

Akhlak adalah suatu perilaku yang telah tertanam dalam diri manusia diakibatkan kebiasaan – kebiasaan yang dilakukan tanpa adanya pertimbangan dahulu sehingga kemudian akan menjadi kepribadiannya.

3. Pengertian kebudayaan menurut para ahli.

– Edward B. Taylor menyatakan bahwa kebudayaan merupakan keseluruhan yang kompleks, yang di dalamnya terkandung pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat istiadat, dan kemampuan-kemampuan lain yang didapat oleh sebagai anggota masyarakat.

– Koentjaraningrat menyatakan kebudayaan adalah keseluruhan sistem gagasan, tindakan, dan hasil karya manusia dalam rangka kehidupan masyarakat yang dijadikan milik diri manusia dengan belajar.

– Ki Hajar Dewantara menyatakan Kebudayaan berarti buah budi manusia adalah hasil perjuangan manusia terhadap dua pengaruh kuat, yakni zaman dan alam yang merupakan bukti kejayaan hidup manusia untuk mengatasi berbagai rintangan dan kesukaran di dalam hidup dan penghidupannya guna mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang pada lahirnya bersifat tertib dan damai.

– Arkeolog R. Soekmono menyatakan bahwa kebudayaan adalah seluruh hasil usaha manusia, baik berupa benda ataupun hanya berupa buah pikiran dan dalam penghidupan.

4. Pengertian kebudayaan menurut pribadi sendiri.

Kebudayaan adalah sesuatu hal yang merupakan hasil cipta manusia yang kemudian menjadi kebiasaan suatu masyarakat atau golongan dalam kehidupan sehari-hari secara berkelanjutan.

5. Pengertian akhlak dan kebudayaan menurut pribadi sendiri.

Akhlak dan kebudayaan adalah sistem pengetahuan yang meliputi sistem ide gagasan yang terdapat dalam pemikiran manusia, dimana dilandasi dengan tingkah laku manusia yang didorong oleh suatu keinginan secara sadar untuk melakukan suatu perbuatan yang baik yang dapat dijadikan pedoman dan pengarah hidup manusia dalam berprilaku baik secara individu maupun kolompok.

Kebiasaan yang ditunjukan suatu individu atau sekelompok masyarakat dan akhirnya menjadi suatu kebiasaan yang tidak dapat di tinggalkan lagi karena telah melekat dalam kehidupan mereka.

Akhlak dan kebudayaan adalah suatu perilaku atau tingkah laku manusia yang berasal dari hasil cipta manusia itu sendiri yang ditujukan untuk membantu manusia dalam melangsungkan kehidupan bermasyarakat sehingga menjadi suatu kebiasaan yang kemudian menjadi kepribadian diri manusia itu sendiri.

6. Pemaknaan kebutonan.

Arti kebutonan yaitu kalau kita merasa sebagai orang Buton maka proses dan perilaku keseharian kita dalam hidup ini harus berlandaskan budaya, adat, ataupun kebiasaan yang selama ini dipedomani dalam segala segi kehidupan kita sehari-hari. Contohnya, seperti yang ada pada Falsafah Buton ; pobhinci-bhinciki kuli, pomae-maeka, pomaa-maasiaka, poangka-angakakata, serta yinda-yindamo arata somanamo karo, yinda-yindamo karo somanamo lipu, yinda-yindamo lipu somanamo sara, yinda-yindamo sara somanamo agama.

Kata Buton berasal dari kata Butuuni ( Bahasa Arab) yang artinya perut. Maksudnya adalah di dalam perut Pulau Buton banyak terdapat sumber daya alam yang berlimpah yang bermanfaat bagi kehidupan umat manusia.

Semoga bermanfaat,,,

UNIDAYAN ’09

Posted in Culture, Education, Place

Bau-Bau, What A Beautiful Place It Is!

Kota Bau-Bau Logo

Sebagai salah satu kota dari 10 daerah otonom di Sulawesi Tenggara. Kota Bau-Bau resmi berdiri pada tanggal 17 Oktober 2001 dengan luas wilayah 221 km. Dengan letaknya yang strategis sebagai penghubung Nusantara bagian barat dan timur, sangat memudahkan akses menuju ke kota ini karena didukung sarana transportasi yang cukup memadai seperti Pesawat Express Air yang beroperasi 2 kali sehari, Pesawat Wings Air yang beroperasi tiap hari, kapal Pelni 28 kali sebulan dan Kapal Cepat 2 kali sehari dengan rute Bau-Bau – Raha – Kendari.

Di atas telah dijelaskan secara sekilas tentang Kota Bau-Bau. Kali ini, kita akan berkeliling ke tempat-tempat yang dianggap the most wanted sama masyarakat Kota Bau-Bau en pendatang. Kita mulai dari sini. Look at below!

PALAGIMATA

Daerah perbukitan yang terletak di Kelurahan Lipu, Kecamatan Betoambari yang berjarak 5 km dari pusat Kota Bau-Bau. Dengar-dengar siyh, Palagimata itu artinya sejauh mata memandang, so kita dapat menyaksikan panorama Kota Bau-Bau serta pemandangan laut di sekitar perairan selat Buton. Di daerah ini pula terletak Pusat Pemerintahan Kota Bau-Bau.

Di tempat ini sering dijadikan tempat nongkrongnya anak muda Kota Bau-Bau. Yah sekedar have fun doank n skaligus nikmatin sunset dari Palagimata. Apalagi di situ udah jadi area hotspot. Tambah deh nilai plusnya buat Palagimata. What beautiful place! Pokoknya mantap deh. Apalagi kalo lagi stress, Palagimata tempatnya. Hehehe.

BENTENG KERATON BUTON

Ini dia Benteng Keraton Buton, benteng terluas di dunia 22, 8 Ha (sesuai Rekor MURI) dengan panjang keliling 2. 740 m. Ketebalan benteng 1-2 m dengan ketinggian 2-8 m dan 16 kubu pertahanan serta 12 pintu masuk yang disebut Lawa. Pintu-pintu tersebut menurut La Ode Mursali (48), budayawan Buton, diidentikkan dengan jumlah lubang dalam tubuh manusia yang juga terdiri dari 12 lubang. Kedua belas lubang pada tubuh manusia tersebut adalah lubang pori-pori kulit, mulut, dua lubang telinga, dua lubang mata, dua lubang hidung, satu lubang anus, satu lubang saluran kencing, satu lubang saluran sperma, dan satu lubang pusat.

Dalam tatanan masyarakat suku bangsa Buton, segala sesuatu yang dibuat atau dibangun, selalu dikaitkan dengan tubuh manusia. Makanya, semua bangunan yang ada di dalam keraton, sarat dengan nuansa Islam. Karena memang, para sultan yang berkuasa menganut paham Islam, tutur Mursali.

Continue reading “Bau-Bau, What A Beautiful Place It Is!”

Posted in Culture, Education, English, Life

POSIPO (Feeding With Hand)

Posipo is one of culture in Buton that still exists until now in the society of Buton. Posipo means feeding with hand.

According tradition, Posipo is a term that refers to procession of tradition ceremony for feeding a pregnant woman with hand when she has the first pregnancy with age of pregnancy about 7 – 9 months. This ceremony is held by mothers and attended by relative or invited guests. It takes 1 – 2 hours with guidance an old woman who called “Bhisa” in Wolio language.

Implementation of Posipo is based at a hope in order that the pregnant woman can get ease in giving birth to the baby for the first time because there is opinion that the first child is an opener for the next birth. In Wolio, it is called Tumpe. The first birth is a special moment, but also it is full of risk for a woman.

The completeness of ceremony can be divided into 2 parts. They are:

  1. a. Infrastructure of ceremony.

It just needs a single room that can accommodate the invited guests, so they can sit to follow the ceremony.

  1. b. Equipment of ceremony.

It is the main element of ceremony. There are 2 parts, namely the personal equipment of pregnant woman and the equipment of ceremony. Posipo is not eligible without these two elements.

–      The personal equipment of pregnant woman. Such as traditional dress and 2 meters of white cloth.

–      The equipment of ceremony, such as

  • Water for bathing.
  • Legged brass tray (tala koae). It is used to put all types of food that is used for Posipo.
  • Food for Posipo. It consists of rice, fish, chicken, and vegetables. They are processed to be traditional food according to recipe of Wolio food. Besides that, there are snacks, like rhomboid shape cake (waje), fried bananas (loka yi hole), bolu, onde – onde, bharuasa, palu, fried sweet potato (ngkaowiowi yi hole).
  • Consumption for the invited guests.

The Management of Ceremony

It includes two phases: the preparation and the implementation of ceremony.

a. Preparation

Preparation of Posipo is usually done at least a day before the day of Posipo. In this stage, there are a few things done by organizing family, among others:

1. Setting up the infrastructure and equipment of ceremony.

2. Coordinate with Bhisa (an old woman) from group Walaka.

3. Distribute an invitation to the nearest relatives, neighbors and friends.

b. Implementation

Posipo ceremonial procession is divided into two phases. They are bathing and feeding.

1. Bathing (Pebhaho)

It is an initial activity of Posipo. This ceremonial procession carried out before the invited guests come and a special event involving pregnant woman and Bhisa. This activity is done in the bathroom by using water. The sequence of activities is:

  1. A pregnant woman who will be bathed uses white cloth as a bandage her body. She is seated on a footstool.
  2. Then Bhisa takes a good pitcher filled with water which had been prepared, and then she reads a prayer or mantra. After that, Bhisa pours water over herself.

2. Feeding (Posipo)

The event is done after the invited guests attend. The sequence of activities is:

  1. Pregnant woman with traditional dress sits before invited guests. Then, Bhisa opens the event by lighting incense and reads prayers.
  2. Doing Posipo. Posipo carried out by each person who attends the ceremony. They feed to pregnant woman alternately with food that is available on the trays. It is started from the closest relatives until the invited guests. After they finish doing that, they usually bring gift, it is like money or something. When this activity is completed, the event continued with having meal for the invited guests.
Posted in Culture, Education

Falsafah Buton yang Mengandung Nilai-Nilai Pendidikan

“Peeloa komiu ilimu yitu momini ukawea yi Lipuna Cina”

Artinya         :

Kamu carilah ilmu walaupun sampai ke Negeri Cina

Maknanya    :

Kita harus mencari ilmu sebanyak-banyaknya betapapun jauh adanya karena kita hidup tanpa ilmu tak punya arti apa-apa.

“Hengga amina imomagilana ande yitumo imalapeaka taalea”

Artinya         :

Meskipun sumbernya dari orang gila sekalipun jika untuk kebaikan sepatutnya diterima.

Maknanya    :

Bahwa untuk mencari nilai-nilai kebaikan jangan dinilai atau memandang subjeknya tapi fokus pada materinya.

“Hengga kooniakea sasa aneyitumo kabanara taalea”

Artinya         :

Meskipun diucapkan oleh mulutnya hewan (cicak) kalau itu suatu kebenaran maka terimalah.

Maknanya    :

Bahwa untuk mencari suatu kebenaran jangan memandang pada subjeknya tapi fokus pada isi pembicaraannya.

“Aaka porango tee dadi”

Artinya         :

Lebih tua usia pendengaran daripada umurnya kehidupan.

Maknanya    :

Pengetahuan lebih tua daripada umur seseorang.