Posted in Life, Love

Hati yang Ingin Berdamai

Maaf untuk membaca tulisan tak bermakna ini for many times. But, you must understand me. This is my own way to write what I feel here, on my personal blog.

Hari ini memberi banyak pelajaran hidup untuk saya. Kembali mengingat segala hal yang pernah saya lakukan, entah sesuatu yang baik atau yang buruk, entah itu kelalaian atau ketidaksengajaan. Semua hal yang terjadi hari ini memberi kesadaran lagi kepada saya bagaimana besarnya kasih sayang Allah. Thank you, Allah. :’)

Kadang merasa sedih terhadap masa lalu. Namun, itu adalah suatu proses perjalanan hidup yang tidak diperoleh di bangku sekolah. Memang kehidupan itu kadang terasa kejam. Ketika kita dapat mengatasi masalahnya, artinya kita tahu cara untuk bertahan dengan tetap percaya bahwa Allah Sang Maha Tahu tentang umatNya.

Sekarang, mencoba berjalan sendiri untuk waktu yang tak ditentukan. Mencoba memperbaiki diri. Menjadi yang lebih baik lagi dari kemarin. Kadang terasa sulit untuk dijalani, namun saya percaya Allah akan menghargai niat dan usaha ini.

Biarkan saya memeluk damai ini tanpa terusik kisah yang lalu. Maafkan untuk hati yang terluka. Bukan maksud untuk sengaja berlari jauh, namun keadaan yang membuat harus seperti ini. Untuk kebaikan diri. Percayalah, ini hanya sementara. Akan ada hal yang lebih indah dari kemarin. Berjalan sesuai petunjuk jalan masing-masing mungkin akan memberikan kelonggaran sedikit pada emosi negatif yang sering tercipta.

Mungkin dengan begini, saya dapat menyusuri jalan yang saya pilih sendiri dan membawa sisa-sisa hati yang kembali rapuh. Kemudian menyusunnya kembali di tengah-tengah perjalanan untuk menemukan tempat peristirahatan hati yang damai.

Maaf untuk diam ini. Ini bentuk pernyataanku untuk tetap memfokuskan diri pada hati yang kembali memisahkan diri dari manisnya bersatu dalam perbedaan.
Hati yang ingin berdamai dengan keadaan sekitar.

Posted in Life

Terima Kasih

Antara hati dan perilaku yang tidak sejalan
Antara kalian dan saya yang bertentangan
Antara utara dan selatan yang saling berjauhan
Mungkin akan seperti itu juga nanti
Nanti
Untuk waktu yang tak ditentukan

Sisa-sisa perjalanan ini
Akan termakan oleh perihnya hati, pikiran dan perilaku
Yang seolah bertengkar dalam satu dimensi
Yang seolah berargumen untuk menjadi yang benar

Hei, jangan seperti itu
Ini kisah yang telah terjadi
Mau dibuang ke mana?
Album kenangannya masih bisa menyimpan kisahnya
Tapi dia merasa sudah tidak pantas
Untuk dikenang, dilihat, dan disanjung

Sisa-sisa perjalanan ini
Biarkan meniti kisahnya dalam perjuangan pembuktian diri
Dengan segala ketatihan, waktu akan terus berjalan
Tanpa mempedulikan kamu siapa dan mengapa

Semua hal yang dijalani adalah hasil refleksi dari apa yang kita lakukan
Semuanya sia-sia
Akan pergi bersama kencangnya angin yang meluluhlantahkan segala keindahan yang tercipta untuk masa depan

Harapan?
Entahlah, tak dapat berharap banyak dari belas kasih Allah bagi hambaNya yang selalu tak berada di jalanNya

Terima kasih untuk masih memberikan kisah baru
Yang telah usang di jalannya