Posted in Life, Love

My Lovely Grandpa

Dan ternyata tulisan terakhir tadi malam, Imajinasi vs. Realita, nyambung dengan kejadian hari ini. Tanggal 2 Agustus 2012. Yah, Kakek saya udah ninggalin saya dan keluarga Maghrib tadi. Akibat kecelakaan, jatuh dari motor. Kakekku sayang, baik-baik di sana ya. Pasti udah ketemu sama nenek di atas.

Imajinasi vs. Realita. Imajinasi yang tercipta saat saya wisuda nanti, akan ada Kakek yang mendampingi. Dan rupanya. The fact, it WILL NOT HAPPEN. COz He’s gone. :'(

Kakek yang selalu beliin saya susu di warung kalau pulang dari kampus. Kakek yang slalu memberikan saya uang ojek kalau mau pulang, kakek yang selalu ngasih angpau pada saat lebaran. Dan ketika saya lulus ujian. Ketika saya ke Makassar, Kendari, Kakek tak pernah alpa ngasih uang jajan ke saya. Dan sekarang. DONE. Gak akan ada lagi sosok besar tinggi yang selalu menyambut senyum saya ketika singgah di rumah kakek dari pulang kampus. Saya yang tak akan pernah bisa lagi bilang, “Kakek, susu dank!“, dan mendengar jawaban beliau, “Iya, ambil saja.

Jujur, saya merasa sangat kehilangan beliau. Gak ada malu-malunya saya nulis postingan ini di tengah-tengah keluarga saya lagi berkumpul. Saya gak tahu malu. Biar saja, yang penting postingan ini akan hadir malam ini juga. Karena kalau bukan sekarang, mungkin akan tersendat lagi.

Maghrib, 2 Agustus 2012, You have gone for leaving me, leaving us. My lovely grandpa. Kakekku sayang, kalau saya wisuda nanti, kakek tidak ada ya? Hmmm… Gpp, yang penting nanti Kakek bisa liat saya nanti. 🙂

I Love You, Kakek.

Rini and Kakek… 🙂
Posted in Life

Imajinasi vs. Realita

Ketika imajinasi harus bertentangan dengan dunia realita. Haruskah melawan?

Memang benar, benar sekali, dan sangat benar. Sudah sering terngiang di telinga kita kalau Manusia itu hanya bisa berencana dan Tuhan yang menentukan semua. Segala alur kehidupan kita akan di bawah kendaliNya. Dan kita, just a human. Mau berbuat apa sih kita kalau Tuhan sudah menunjukkan jalanNya? “Ini loh jalanmu!”. Yang pada dasarnya, itu bukanlah imajinasi yang terbentuk dalam benak kita. Bukan sebuah perencanaan yang udah mentok kita susun dan simpan baik-baik yang pada akhirnya gak bisa diubrak-abrik sama siapa saja. Alhasil, ternyata Tuhan mengubah semuanya. Mau ngelawan? Gak kan. Sekuat apa sih tenaga kita untuk mengubah takdir?

Yaaa, satu-satunya jalan sih, MENGHADAPI dan MENGIKHLASKAN segalanya yang telah terjadi dan akan terjadi pada diri kita sendiri. Mau lari? Sampai di mana kita berlari kalau pada akhirnya kita akan berhenti berlari. Dunia ini tak berujung, reader. Satu hal, kita harus YAKIN akan HAL YANG LEBIH BAIK ESOK HARI.

Jadi ingat nasehat dari dosen saya, SEMUA BUTUH PERENCANAAN. Trus saya balik tanya, “Kalau seumpama tidak sesuai perencanaan. Bagaimana tuh, Pak?”. Beliau menjawab, “Ya, dioptimalkan.” Wuiiih, yang pada intinya (kalau menurut saya), memang kehidupan ini banyak lika-likunya. Butuh pengorbanan mati-matian untuk tetap bertahan. Untuk tetap survive. Kemana pun kita melangkah, selalu akan ada Tuhan yang melihat kita. Setiap tindak dan tutur kata kita. Semuanya tak akan pernah lepas dari pengawasanNya. Dan sebagai umatNya, takdir kita sudah jelas berada di tanganNya. Walaupun memang, kita sudah memiliki perencanaan. Perencanaan yang benar-benar matang sekalipun. Dan ketika Tuhan berkehendak lain di luar rencana, kita harus segera mengoptimalkan apa yang telah digariskanNya, agar kita bisa menjadi orang yang sukses walau tak sesuai rencana sebelumnya. Karena Tuhan akan selalu memberikan yang terbaik buat umatNya yang selalu mengingatNya. Karena Tuhan menyayangi kita.

Allah, terima kasih untuk segala rahmat yang Engkau berikan kepada kami.