Posted in Life, Love, Words

Everything’s End Finally

Di semester 6 ini, saya hanya memprogram 6 mata kuliah. Sedikit ya? Iya. Tapi, ini bukan berarti saya banyak santainya. Bisa dibilang saya harus ke kampus tiap hari. Entah itu karena panggilan dadakan dari kampus ataupun karena ada mata kuliah yang diganti jadwal masuknya karena alasan tertentu. Begitulah. Tapi, menyenangkan. πŸ™‚

Hari-hari menjadi seorang mahasiswa semester VI mungkin tidak akan dirasa. Semuanya berjalan dengan cepat. Kita harus melewatinya dengan sebaik mungkin. Step by step. Hingga akhirnya saya bisa menyelesaikan studi. Amin.

Hidup itu adalah sebuah pilihan. Kadang ada suatu hal yang kita tidak inginkan, tapi kita harus terpaksa memilih pilihan itu karena pilihan itu memang baik untuk kita. Memilih keputusan yang sudah dipertimbangkan secara matang-matang dan tahu akan resikonya. Dan saya yakin akan keputusan tersebut. Everything’s end finally. πŸ™‚

Posted in Life, Love, Words

Everything’s End Finally

Di semester 6 ini, saya hanya memprogram 6 mata kuliah. Sedikit ya? Iya. Tapi, ini bukan berarti saya banyak santainya. Bisa dibilang saya harus ke kampus tiap hari. Entah itu karena panggilan dadakan dari kampus ataupun karena ada mata kuliah yang diganti jadwal masuknya karena alasan tertentu. Begitulah. Tapi, menyenangkan. πŸ™‚

Hari-hari menjadi seorang mahasiswa semester VI mungkin tidak akan dirasa. Semuanya berjalan dengan cepat. Kita harus melewatinya dengan sebaik mungkin. Step by step. Hingga akhirnya saya bisa menyelesaikan studi. Amin.

Hidup itu adalah sebuah pilihan. Kadang ada suatu hal yang kita tidak inginkan, tapi kita harus terpaksa memilih pilihan itu karena pilihan itu memang baik untuk kita. Memilih keputusan yang sudah dipertimbangkan secara matang-matang dan tahu akan resikonya. Dan saya yakin akan keputusan tersebut. Everything’s end finally. πŸ™‚

Posted in Life, Love

Galau Itu Datang (Lagi)

Sore ini, perjalanan hari ini mengalir tanpa hambatan. Setelah menghabiskan waktu sekitar tiga jam di kampus, saya pulang. Ke rumah. Iya. Ke rumah, bukan ke mana-mana. Tidak belok kiri ataupun belok kanan. Ada sekitar tiga tas yang harus saya jinjing. Tas pribadi, tas infocus dan tas speaker. Hohoho. Lucunya. Kemarin saya membawa tas-tas itu. Ada teman yang bertanya, “Mau berangkat ke mana?”. Saya cuma tersenyum saja. Saya sadar, barang bawaan saya kebanyakan. Jumlahnya tidak sebanding dengan tubuh kecil saya. Bisa dikhayalkan ya, saya ditimpuk dengan barang-barang yang tidak sesuai ukuran tubuh saya. Bisa-bisa wajah saya tidak kelihatan. Yang ada cuma barang-barang itu.

Untungnya tadi ada junior saya yang mau membantu. Terima kasih ya, Sofyan. πŸ™‚
Sudah mau membantu saya. Hari-hari terakhir ini saya cukup lelah. Tapi saya nikmati kesibukan dan kelelahan ini. That’s life. Tidak ada yang perlu dikeluhkan, sebetulnya. Tapi, mungkin orang sudah terlalu capek hingga akhirnya harus mengeluh. Mengeluh di jejaring sosial, ortu, pacar, ataupun teman. Itu juga, that’s human. πŸ™‚

Sore ini, saya berada di depan laptop lagi. Dan galau itu datang lagi. Keputusan yang belum terjawab IYA atau TIDAKnya. Masih diombang-ambing sama ombak pikirannya yang mungkin harus memilih satu jawaban di antara dua. Kamu dan saya.

Anugerah Terindah yang Pernah Kumiliki – Sheila On 7. Lagu ini menggalaukan hati saya. Hueee, bicara galau lagi. Serasa ababil. -___-”
Dua puluh satu juga manusia. Hehehe…

Jam setengah delapan. I will be in Lawero in English. Let’s speak di tengah kegalauan yang melanda.

Saya tulis dan kirim pesan itu serasa ikhlas merelakan yang akan terjadi. Janji sudah dibuat dan konsekuensi harus akan berlaku. Tidak boleh tidak. Ketegasan itu diperlukan. Ya, I must be calm for this.

Posted in Life, Love

Galau Itu Datang (Lagi)

Sore ini, perjalanan hari ini mengalir tanpa hambatan. Setelah menghabiskan waktu sekitar tiga jam di kampus, saya pulang. Ke rumah. Iya. Ke rumah, bukan ke mana-mana. Tidak belok kiri ataupun belok kanan. Ada sekitar tiga tas yang harus saya jinjing. Tas pribadi, tas infocus dan tas speaker. Hohoho. Lucunya. Kemarin saya membawa tas-tas itu. Ada teman yang bertanya, “Mau berangkat ke mana?”. Saya cuma tersenyum saja. Saya sadar, barang bawaan saya kebanyakan. Jumlahnya tidak sebanding dengan tubuh kecil saya. Bisa dikhayalkan ya, saya ditimpuk dengan barang-barang yang tidak sesuai ukuran tubuh saya. Bisa-bisa wajah saya tidak kelihatan. Yang ada cuma barang-barang itu.

Untungnya tadi ada junior saya yang mau membantu. Terima kasih ya, Sofyan. πŸ™‚
Sudah mau membantu saya. Hari-hari terakhir ini saya cukup lelah. Tapi saya nikmati kesibukan dan kelelahan ini. That’s life. Tidak ada yang perlu dikeluhkan, sebetulnya. Tapi, mungkin orang sudah terlalu capek hingga akhirnya harus mengeluh. Mengeluh di jejaring sosial, ortu, pacar, ataupun teman. Itu juga, that’s human. πŸ™‚

Sore ini, saya berada di depan laptop lagi. Dan galau itu datang lagi. Keputusan yang belum terjawab IYA atau TIDAKnya. Masih diombang-ambing sama ombak pikirannya yang mungkin harus memilih satu jawaban di antara dua. Kamu dan saya.

Anugerah Terindah yang Pernah Kumiliki – Sheila On 7. Lagu ini menggalaukan hati saya. Hueee, bicara galau lagi. Serasa ababil. -___-”
Dua puluh satu juga manusia. Hehehe…

Jam setengah delapan. I will be in Lawero in English. Let’s speak di tengah kegalauan yang melanda.

Saya tulis dan kirim pesan itu serasa ikhlas merelakan yang akan terjadi. Janji sudah dibuat dan konsekuensi harus akan berlaku. Tidak boleh tidak. Ketegasan itu diperlukan. Ya, I must be calm for this.

Posted in Place

Taman Segitiga Baubau

Baubau.
Kota Baubau ituuuuuuuuuu katanya P-A-N-A-S. Maksudnya, cuacanya yang panas. Apalagi kalau sudah menjelang siang hari. Tabakar e… -__-”
Ha Em Be…

Udah berapa orang nih yang bilang ke saya, yang notabenenya bukan orang sini, katanya “Ning, Baubau panas ya?” Saya cuma ketawa-ketiwi saja. Β Hehehe. Iya. Memang lumayan panas kalau udah siang hari. Warna kulit saya aja sampai belang-belang (di bagian kaki) karena make sepatu tanpa kaos kaki. Busyet dah…

Oke, kita tinggalkan topik si cuaca panas. Kalau siang hari kan, mungkin orang pada rame-rame cari tempat sejuk. Solusinya, kalau bukan lari di ruangan ber-AC, nyari tempat adem yang banyak pohon, alias kita make AC alami. Nah, satu tempat yang saya rekomendasikan nih bagi yang mau bersantai siang di tengah kota dengan menginginkan teduhnya pohon-pohon. Mungkin malah langsung sadar, kalau ternyata POHON itu PENTING bangeeeettt buat kita. Bagi yang sering tebang pohon sembarangan, nyadar lo.Β ADEM deh pokoknya…

Ini nih, TAMAN SEGITIGA. Dari awal dengernya sih nama tamannya itu, TAMAN SEGITIGA. Terletak di Jalan Jenderal Sudirman. Di sekitaran Gedung Pancasila dan KODIM 1413.

Udah berapa kali lewat. Mondar-mandir dari tempat satu ke tempat yang lain, lewatin lagi tuh taman, rasa-rasanya pengen banget singgah sebentar di situ, tapi gak pernah kesampaian. Nanti pas tanggal 22 Maret 2012 kemarin, baru bener-bener rasain berlama-lama di Taman Segitiga itu. SIANG HARI. ADEM boooo…

Iya, jadi ceritanya begini. Tafry dan saya kan dapat tempat untuk PPL di SMAN 1 Baubau. Kebetulan kita pulang cepat dari skolah. Tafry gak bawa motor, saya pun demikian. Sebetulnya kalau mau cepet, saya pulang naik ojek saja. Tapi, karena Tafry pulangnya jalan kaki, kebetulan rumahnya dekat dengan SMANSA, ya jadinya saya ikutin dia. Berjalan kaki di bawah sinar matahari nan panas itu. Syukur ada payung pink di dalam tas saya. *Haha, ingat payung, saya ingat WiNNy. Dia yang mempengaruhi saya untuk selalu membawa payung. Hehehe…

Dalam perjalanan, kita lewatin tuh Taman Segitiga. Berhubung rumah si Tafry ternyata gak ada orangnya juga dan dia gak bawa kunci, langsung dah, kita stuck di taman itu. Lamaaa kita di situ. Sampai tiba-tiba muncul tuh mereka Jelly sama Vivy. Mereka dari Taman BRI. Siang-siang pada jalan… -___-
Huaa di Taman Segitiga enak euy. Banyak anginnya. Kalau ada bantal kayaknya langsung teparrr… Hahaha…

Sampai di rumah, saya ngasih liat sama Mama tuh foto-foto di taman segitiga. Seperti bukan di Baubau katanya. Hahaha… Iya, saya juga sempat liat foto profil teman di Facebook. Di manaaa yaa tempatnya. Saya kira di daerah luar gitu, eh ternyata di Baubau… Tidak jauh-jauh ji pale, di Taman Segitiga padahal… -___-“

Mau liat bagaimana wujudnya dari dekat? Silahkan dih…

yang bikin ademmmm… -___-“
Tetap, Nenas eksis.

Posted in Friend, Life, Love

Kejutan di Malam Hari

Mau cerita lagiii, tapi nanti check it out di sini saja yaaa… CLICK HERE

Buat si Kk, Ety Amalia Emba, Tafriatul Khoiriah, Ayu, Febby Swandari, Harmila, Sam Milanisti, Tasrif, dan junior-juniorku, yang sudah datang ke rumah. TERIMA KASIH BANYAK yaaaaa…. πŸ™‚

Love you much for last night…

Unforgettable Moment…

Posted in Friend, Life, Love

Kejutan di Malam Hari

Mau cerita lagiii, tapi nanti check it out di sini saja yaaa… CLICK HERE

Buat si Kk, Ety Amalia Emba, Tafriatul Khoiriah, Ayu, Febby Swandari, Harmila, Sam Milanisti, Tasrif, dan junior-juniorku, yang sudah datang ke rumah. TERIMA KASIH BANYAK yaaaaa…. πŸ™‚

Love you much for last night…

Unforgettable Moment…

Posted in Life, Love, Place, Words

My Little Party in Gubuk Keynai

Hari ini saya terharu sekali. Gimana ya. Iya, udah pada tahu kan, saya hari ini ulang tahun. Yang kedua puluh satu, teman-teman. 21. Lumayan dewasa. Lumayan. -__-”
Dan hari ini seperti yang saya sudah pernah bilang, ini akan menjadi hari yang biasa-biasa saja. Flat. Tapi, di balik kedataran perasaan yang saya rasakan, Allah memberikan setitik kasih sayangNya kepada saya untuk menjadikan hari ini sedikit SPECIAL. Iya. Hari ini saya terharu skali. Sahabatku sekaligus saudariku, si Memey. She made a little party for me.

Sebelum hari H, dia udah bilang ke saya kalau dia bakalan nge-treat makanan di Keynai. Tempat nongkrong yang lumayan asyik, cozy untuk hang out. Makanannya juga oke-oke. Harganya bisa dijangkau kok. Nanti pada coba deh ke Keynai. Tepatnya tuh ada di Sektor Lama, Betoambari.

Kita udah rencana mau have lunch di sana. Jadi pesannya makanan ‘berat’. Tapi aneh, seharusnya kan yang ulang tahun yang traktir, eh, ini si Memey malah yang traktirin saya. Waaaahh, Memey. Saya terharu. Hihihi… Kita datangnya udah siang banget. Skitar jam 2.an lah. Lumayan panas sih. Tapi gak apa-apa. Yang penting sama Mey. Hahaha… *ngegomballll lagi lo, Ning…

Saya pesan Mie Titi, Memey Nasi Sambal Ayam, trus ditambah Pisbak alias Pisang Bakar. Huiiihhh, nikmat nikmat. Untungnya lagi pada sepi pengunjung. Ya kita makan dengan cara kita sendiri. Hahaha… Seru-seruan deh sama Memey… πŸ˜€ Makasih ya, Memeyku sayang. Kamu itu perwakilan sahabat-sahabat yang pada keluar jauhhhh di sana… Kangen IPSAku… Piyouztku, Imaginerku… >.<

Huiihhh, alhamdulillah. Kenyaaaaannggg… Makasih ya, Allah. Makasih juga Memey. Udah ditraktirin. Hehehe… Lagi pada asyik asyik berfoto-foto ria di Keynai, kebetulan lagi pada gak rame, Memey minta dibersihin meja makan, trus kita duduk berdua. Dan dia ngeluarin lilin kecil merah, angka 21. Katanya, “Niniiiiing, saya punya sesuatu untuk kamu. Hanya ini yang bisa saya kasih untuk kamu.” Ahhhh, Meyyy… Kamu hampir membuatku menangis tadi. Hehehe. Entah apa jadinya kalau tadi kamu tidak ada. Yah, everything is flat. Begitu saja. Bukan berarti saya mengabaikan telpon dan SMS dari sahabat-sahabat tersayang saya. Tapi, kalian tahukan sahabat-sahabatku. Kalian yang real di mana. Kalian di luar sana. Saya tidak bisa melihat kalian, memeluk kalian, dan mengucapkan secara langsung rasa terima kasihku untuk kalian. Dan Mey, satu-satunya perwakilan kalian, sodari-sodariku sayang.

Kita berdua masangin lilin-lilin kecil itu di plate Pisbak. Uuuhhh, simple but it’s meaningful. Hehehe… Trus, kita make a wish dan blow the candles together. And the last, kita habisin tuh pisangnya. Ma’nyooosss…

Eh, gak sengaja kita buat video seru-seruan di Keynai. Hahaha… Biarin dah. Kalau ancor, ancor dah. This is my day. For people who have said “Happy Birthday” to me, thanks yaaa…

[youtube=http://www.youtube.com/watch?feature=player_detailpage&v=dzQKS4XNEDk]

Ini lagiii, for Piyouzt and Imaginer… :p Hehhe…

[youtube=http://www.youtube.com/watch?feature=player_detailpage&v=9zLyKGgrEVw]

Oke. I think it’s enough my story today.

You give the color for my life today… Thanks, dude… πŸ™‚

Posted in Life, Love

Dua Puluh Satu

Dua puluh satu.
Ini hari saya berulang tahun yang kedua puluh satu, teman. πŸ™‚
Alhamdulillah. Allah masih memberikan saya kesempatan untuk hidup. Tentunya untuk memperbaiki semua yang buruk di hari kemarin dan meningkatkan skaligus mempertahankan apa yang sudah terbentuk dengan baik di hari kemarin juga. Insya Allah. Amin.

Bangun dari tidur, sudah ada tumpukan SMS dari sahabat dan teman-teman. Eh, dengan P’Dosen juga denk. Hihihi… Ya Allah, trima kasih banyak ya. Ternyata mereka masih memperhatikan saya. Tadi malam si Kk udah ngucapin duluan. Katanya dia minta maaf belum bisa ngasih apa-apa ke saya. Hehehe. Ada-ada aja nih Kk… Saya juga gak nuntut apa-apa juga kok sama si Kk. Yaa, hadiah itu sih plus-plus saja di hari ultah. Alhamdulillah kalau dapat. Yang penting, do’anya dan saya harus banyak instropeksi diri saja. Apa arti dari ulang tahun kalau tidak ada perubahan yang berarti. Umur sih bertambah, tapi kalau sifatnya gak berubah jadi lebih baik kan, percuma aja kan? *sigh, sok dewasa lo, Ning! πŸ˜€

Terima kasih banyak ya buat saudara, sahabat, teman-teman sekalian, sudah mau mengucapkan selamat bertambahnya umur ini *wedeeh, semakin tua*. Semoga kita tetap diberikan kebaikan-kebaikan olehNya. Amin Ya Rabb.

Sebenarnya mau menulis lebihhhhh panjang lagi, tapi saya dikejar sama waktu, mau ke kampus. Huhuhuhu. Sedih, harus berpisah lagi sama si Toshi… T___T

Posted in Education, Life

Review Book ala Ningning: Dalam Pelukan Sang Guru

Hei hei. Jumpa lagi dalam postingan kali ini.
Akhirnya saya punya kesempatan lagi untuk menulis, teman-teman. Alhamdulillah. Semoga saya bisa BW dan kembali eksis di dunia perbloggingan. Amin amin amin. #ngareppp…

Oke. Kali ini saya mau bercerita tentang sebuah buku. Lebih tepatnya tentang Kumpulan Cerita Pendek. Ini bukan buku saya, tapi milik Pak Dosen. Beliau meminjamkannya untuk saya baca. Katanya baru saja dikirimi oleh-oleh buku dari sahabatnya di Jawa. Kebetulan ada buku Kumcer, dia langsung meminjamkannya ke saya… Aduhh, Pak… Trima kasih.

Buku ini udah dari bulan Maret kemarin ada di Nining. Udah dibaca, mau direview tapi gak sempat-sempat. Biasalah, sok sibuk sayanya. Iya, ceritanya, habis ngereview ini, saya mau mengembalikannya ke P’Dosen. Udah lama nih buku bertengger di rumah. Nanti P’Dosen nyari lagi. Hehehe…

Dalam Pelukan Sang Guru

Judul Buku: Kumpulan Cerita Pendek, Dalam Pelukan Sang Guru.
Pengarang: H. Shobir Poer dkk
Tebal Buku: xii+142 halaman
Penerbit: Q Publisher

Pertama kali memegang buku ini, saya mengamati covernya terlebih dahulu. Terlihat seperti gambar abstrak tapi sarat makna. Lihat saja ada seperti goresan tinta putih berbentuk mesjid di sebelah kiri buku. Dari luarnya saja saya sudah menduga kalau memang buku ini penuh dengan kandungan pesan moral untuk kita.

Berisi tentang 21 cerita pendek di dalamnya dengan beragam cerita yang ditulis oleh 9 cerpenis. Mereka adalah H. Shobir Poer, Toto Dartoyo, Agam Pamungkas, Zaenal Radar T., Mahan Jamil Hudani, Ivekina, Arfan Kelana, Emi Priyanti, dan Insan Purnama.

Menurut saya, cerita-cerita yang dihadirkan dalam buku ini seakan mengingatkan kita untuk selalu ingat kepada Sang Pencipta di setiap langkah yang kita tempuh karena memang ya pada dasarnya kita tidak akan pernah lepas dari Dia. Segala bentuk kesempurnaan itu hanyalah milik Allah, kita hanya bisa bersyukur atas apa yang telah diberikanNya kepada kita dengan tetap menjalankan apa yang diperintahkan.
*Hmm… Masih terlalu banyak dosa yang saya lakukan, Allah. (T.T)

Ada sebuah kutipan dari kumcer ini yang saya rasa isinya menarik. Mau baca? πŸ™‚
“Tapi kenapa banyak orang menderita justru karena cinta?”
“Itu karena mereka mencintai sesuatu bukan karena Allah. Sesungguhnya hakikat cinta adalah keindahan. Jika kau mencintai sesuatu karenaNya, maka dalam keadaan gundah pun kau akan tetap merasakan indah. Sakit dan derita justru akan menjadikan rasa makin sempurna.” (Hal. 80; Dekapan Sayap Cinta Sang Guru; Mahan Jamil Hudani)

Yaah, lagi lagi tentang cinta yang dibahas si Nining. Gak apa-apa ya, teman-teman.
Tapi, ini bukan berarti semua isinya tentang dunia percintaan ya. Isinya beragam kok. Kebetulan aja dapat kutipan tentang lope-lope. Hehehe…

Oke. Oke. I think it’s enough untuk bercerita isi buku ini.
Trima kasih ya, P’Dosen atas pinjaman bukunya… πŸ™‚
Bermanfaat… πŸ™‚