Posted in Life, Love

Just a Feeling

Hujan siang ini bercampur panasnya terik matahari semakin membuat gerah. Kota Baubau semakin panas saja. Hmmm… Rasanya ingin minum yang segar-segar kalau siang-siang begini. -,-‘

Kabar memalukan dari saya pagi tadi. Di kampus, sekitar jam 10an. Saya menangis. Lagi. Hehehe… Sebegitu cengengnya, air mata saya tidak bisa ditahan untuk disimpan dan menangis di tempat yang tidak ditahu orang banyak. Saya menangis di sudut kelas. Sendiri. Tapi, seketika itu 3 orang teman mendekati saya. Menanyakan alasan saya menangis. Dari ketiga orang itu, cuma seorang saja yang tahu alasannya. Ya, alasannya off the record. Pikiran ini terbagi-bagi dan saling berkaitan. Antara yang satu dengan yang lain. Rasa-rasanya sudah penuh dan ingin meledak. Tapi, tidak bisa. Karena papa bilang tetap tenang jika ada masalah. Tidak ada masalah yang tidak bisa diselesaikan. Iya. Setiap ada masalah saya selalu panik. ‘Hei, kamu. Yang punya blog ini. Tenangkan dirimu… Insya Allah bisa dilewati.’ Aminnn… Keep positive thinking and having effort…

Hmmm. Hati saya galau. Seperti hujan ini. Tapi, saya harap kamu tidak seperti saya. Tetaplah dalam ketenangan-ketenangan yang kau ciptakan di depanku. Saya tetap mengerti akan posisimu sekarang. Sesuatu hal yang membuat kita down, jangan selamanya menjadi penghalang. Saya tidak mau itu. Saya suka kamu yang tenang. Walaupun belum lama saling mengenal, tapi saya yakin kamu mampu melewati semuanya. Yah. 🙂

Jangan sedih. Masih banyak orang di sekitar yang mendukungmu. Kecuekanmu akhir-akhir ini ada alasannya. Saya mengerti. Saya paham posisimu. Karena saya akan mencoba mengerti kamu. 🙂 Ini hanya sebuah rasa. Akhir kelanjutannya pun saya belum tahu. Iya. Karena Allah yang tentukan semua ini. Saya memang memiliki pemikiran tertentu untuk hidup saya, demikian juga dengan kamu. Dan saya harus bertahan hingga mencapai garis finish nanti. Insya Allah. Jika Allah meridhai keputusan yang saya telah ambil.

Rasa ini tidak salah kan? Hanya sebuah rasa. Hanya sebuah keinginan yang ingin dituangkan dalam sebuah tulisan karena rasa. Ya, tentang kamu.

Posted in Friend

BlueScreen oh BlueScreen

Hmmm…
Tidak bisa OL
Si Toshi benar-benar sakit.
Ada BlueScreen di dadanya. Eh, maksudnya lagi mengalami BlueScreen.
Seddddddiiihhh… TT

Harus ke klinik lagi. Harus dibawa lagi.Segera. Si Toshi sudah seperti belahan jiwa saya. Dia sudah menyatu dengan diri saya. Dia pacar saya. Tanpa dia, saya tidak tahu apa-apa. Saya tidak bisa berhubungan dengan dunia luar. Dia yang memfasilitasi saya untuk mengenal blogger semua, membantu saya mengerjakan tugas-tugas yang bejibun banyaknya. He is a part of my life now. Walaupun dia kadang menyusahkan saya dikarenakan beratnya yang bisa membuat badan saya pegal-pegal kalau harus jalan bersama dia seharian, tapi saya mengerti kondisinya seperti itu. Terlahir dengan ukuran 14 inchi. Ya, jadi saya siap menerima resikonya.

Yang jelas, gara-gara BlueScreen saya tidak bisa menggunakannya. TT
Benar-benar harus ke klinik (tempat service). Papa, temani… :'(
Kegiatan dan tugas menuntut saya untuk tetap terus bersama si Toshi.

Posted in Blog, Friend, Life

Kenangan Sewaktu SMP

Sudah lama saya tidak seperti ini. Duduk tenang di depan laptop. Ber-BW ria. Maklum saja. Aktivitas yang mulai padat telah berhasil menyita waktu saya untuk tidak menulis. Saya kangen sama dunia ini. Dunia menulis online ini. Saya sempat mengupdate status via Facebook tentang pekerjaan yang saya inginkan nanti. Hehehe… Iya, karena saya menyonteknya dari Amel di artikelnya ini, point 9. Jadi

Baiklah. Sambil menunggu teman-teman saya yang (katanya) mau datang. Saya mau mengerjakan PR dari Sulung. Tentang Kenangan Sewaktu SMP yang Unforgettable.

Mmm…

1. Waktu SMP kelas 1 bersekolah di SMP Negeri 4 Baubau, terus pindah ke SMP Negeri 1 Baubau hingga berhasil menamatkan diri di sekolah itu. Anehnya, tanda tangan Kepsek di buku raport saya sama semua. 😀 Aneh bin ajaib. Padahal saya pindah sekolah loh. Karena kenapa? Karena selang beberapa bulan setelah kepindahan saya, Kepsek di SMP pertama saya dapat tugas pindah ke sekolah yang baru saya tempati. Jadi, sewaktu liat buku raport serasa tidak pindah sekolah. Tanda tangan Kepseknya sama semua. 🙂

2. Paling bodoh waktu pelajaran Bahasa Inggris. Saat itu masih kelas 1 SMP. Astaghfirullah. Kalau ingat kejadian berlomba-lomba maju di depan kelas untuk menulis contoh kalimat Simple Present Tense ingin sekali tertawa. Saking saya tidak tahu sama bahasa Inggris, saya langsung comot aja contoh kalimat dalam kamus yang rupanya itu rumus Simple Perfect Tense. Otomatis donk, guru saya langsung bilang itu salah. Terpaksa saya mundur. *Kasian, masih bego sama namanya English… Hehehe….

3. Suka sekali menggambar dan mewarnai. Sempat ikut lomba melukis di lapangan Merdeka. Sayang, saya tidak berhasil. Cuma dapat sertifikat penghargaan aja. Hingga pada akhirnya, sewaktu SMP saya bercita-cita ingin jadi Pelukis dan mau melanjutkan pendidikan di ASRI. Sayang, orang tua saya melarang dan akhirnya sudah mulai enggan lagi untuk melukis. Percuma kan, ada bakat tapi lingkungan tidak mendukung. Saya juga jadi malas. Dan sekarang fokusnya malah ke bahasa saja. Saya juga sudah nyaman di dunia itu sekarang. Saya ikut orang tua ajalah. Apa mau mereka. Yang penting masih bisa sejalan dengan pikiran saya. 🙂

4. Sewaktu SMP pernah pacaran sama teman sekelas. Namanya off the record aja yah. 😀 Gara-gara comblang-comblangan nih. Akhirnya saya terkena penyakit cinta-cintaan. Saya tidak bisa mengatakan ini cinta monyet karena pada akhirnya sempat beberapa tahun lalu saya benar-benar menyukainya. Tapi, ya sekarang tidak lagi. Kita sudah punya jalan masing-masing. Semua sudah berubah. All change. Be better. Yupz… Semua kembali normal lagi. Alhamdulillah… 🙂

5. Sewaktu SMP kelas 1 saya cupu sekali. Tapi, setelah saya pindah di SMP 1, beuh… Saya mulai dipermak perlahan-lahan oleh teman saya. Kebetulan, dia itu kalau masalah performance paling jago. Dulu saya suka sekali memakai topi. Dimanapun berada. Cowok banget deh. -,- Sok-sok tomboi. Rambut belah tengah. Eh, waktu pindah, ketemu dia, busyettt, saya diberi petuah-petuah, saya harus begini  saya harus begitu. Maka jadilah saya seperti sekarang. Tidak terlalu bergaya amat. 😀 Yang sesuai diri sendiri aja. Thanks ya buat Je… 😀

Nah, udah 5 kan, Sulung?
Jadi??? Selesai. Yippyyy…
Alhamdulillah…

*Hmm,, masih ada utang saya sama Kk Azmi… Kapan ngerjainnya Ning???

Posted in Life, Love

Setelah Dua Minggu Lebih

Sudah 2 minggu lebih saya tidak mengupdate blog ini dengan tulisan saya. Rasanya kangeeeeeennn sekali menulis dan tentunya bertemu para narablog. Sayang, skali lagi, lagi lagi alasan yang sudah tidak asing lagi, kesibukan saya di dunia nyata masih harus menyita waktu saya. Pergi pagi pulang malam. 🙁 Capek. Swear, saya sempat mengeluh. CAPEK. Saya capek dengan ini. Saya capek kalau harus begini terus. Saya capek. Tapi, mau dibagaimanakan lagi Ini adalah konsekuensi hidup. Harus bertahan dengan segala kondisi yang ada. Ini adalah pilihan. Harus semangat.

Hmmm… Saya punya utang artikel dengan Kk Azmi. Dan sampai hari ini saya belum menyelesaikannya. Maaf ya, Kk Azmi. 🙁
Maaf sekali. >.<
Sudah beberapa kali mau menulis, tapi keadaan yang terus memaksa saya untuk sebaiknya jangan dulu menulis. Hmmm. Bisanya cuma mengupdate status galau via FB. -_____-“

Untuk kali ini, biarkan saya menulis tanpa tujuan dan alur karena kerinduan akan dunia perbloggingan sedang melanda. Banyak moment yang membahagiakan yang belum sempat  saya tuliskan di sini. Banyak, banyak, dan banyak. Oh, iya. Beberapa hari lalu saya menangis. Ada something yang tidak seharusnya dipublish. Dan salah satu sahabat mengejek saya dengan memanggil si cengeng. That’s OK. That’s me.

Untuk sahabat-sahabatku yang jauh di sana, semangat untuk kuliahnya ya.
Semoga kita bisa menyelesaikan studi ini dengan membawa senyuman untuk orang tua tercinta kita. Mereka adalah salah satu sumber kekuatan kita untuk tetap bertahan di tengah-tengah kejenuhan hingga ujung keputusasaan yang kadang melanda diri ini.
SEMANGAT!!! Love you always… 🙂

Posted in Life, Love

Setelah Dua Minggu Lebih

Sudah 2 minggu lebih saya tidak mengupdate blog ini dengan tulisan saya. Rasanya kangeeeeeennn sekali menulis dan tentunya bertemu para narablog. Sayang, skali lagi, lagi lagi alasan yang sudah tidak asing lagi, kesibukan saya di dunia nyata masih harus menyita waktu saya. Pergi pagi pulang malam. 🙁 Capek. Swear, saya sempat mengeluh. CAPEK. Saya capek dengan ini. Saya capek kalau harus begini terus. Saya capek. Tapi, mau dibagaimanakan lagi Ini adalah konsekuensi hidup. Harus bertahan dengan segala kondisi yang ada. Ini adalah pilihan. Harus semangat.

Hmmm… Saya punya utang artikel dengan Kk Azmi. Dan sampai hari ini saya belum menyelesaikannya. Maaf ya, Kk Azmi. 🙁
Maaf sekali. >.<
Sudah beberapa kali mau menulis, tapi keadaan yang terus memaksa saya untuk sebaiknya jangan dulu menulis. Hmmm. Bisanya cuma mengupdate status galau via FB. -_____-“

Untuk kali ini, biarkan saya menulis tanpa tujuan dan alur karena kerinduan akan dunia perbloggingan sedang melanda. Banyak moment yang membahagiakan yang belum sempat  saya tuliskan di sini. Banyak, banyak, dan banyak. Oh, iya. Beberapa hari lalu saya menangis. Ada something yang tidak seharusnya dipublish. Dan salah satu sahabat mengejek saya dengan memanggil si cengeng. That’s OK. That’s me.

Untuk sahabat-sahabatku yang jauh di sana, semangat untuk kuliahnya ya.
Semoga kita bisa menyelesaikan studi ini dengan membawa senyuman untuk orang tua tercinta kita. Mereka adalah salah satu sumber kekuatan kita untuk tetap bertahan di tengah-tengah kejenuhan hingga ujung keputusasaan yang kadang melanda diri ini.
SEMANGAT!!! Love you always… 🙂