Idul Fitri selalu saja menjadi salah satu momen yang paling penting dalam hidup kita. Setelah melewati bulan suci Ramadhan yang penuh berkah, kita kemudian beranjak menuju hari yang fitri. Bagi orang-orang Hari Raya I’d Fitri itu seperti kembali lagi dalam kesucian, rasanya seperti baru kembali. Mmm… Masa sih? Saya kok tidak merasakan hal itu? Hehehe… Mungkin karena saya masih terlalu jauh dari yang seharusnya dilakukan oleh orang-orang pada umumnya untuk melakukan kebaikan di bulan Ramadhan. Saya juga tidak tahu mengapa. Mungkin masih tidak sadar atau lagi M. Ya, mungkin saja. Allah, maafkan hambaMu ini yang masih jauh dari Engkau. :'(
Tambahan….
Idul Fitri juga menjadi momen yang paling saya tunggu-tunggu karena saya bisa berkumpul bersama keluarga besar, teman-teman SMA dan SD. Apalagi momen yang paling subur untuk panen uang. Hahahaha… Biasalah, keluarga yang sudah berpenghasilan dan saya yang statusnya masih ‘kecil’ bisa kebagian angpau juga. *Yeeee…
Mungkin cukup di sini cuap-cuap saya di blog ini. Tidak mesti panjang bin long speech to write here. Baiklah, saya, Nining Syafitri dan keluarga mengucapkan:
Allah, saya tidak menyangka jikalau hari ini menjadi hari yang sangat berarti dan bernilai bagi kami semua, khususnya bagi saya sendiri. Β Saya bersyukur sekali. Semuanya kembali seperti semula. Telah muncul kembali senyuman dan tawa bahagia itu di antara kami semua setelah beberapa hari yang lalu terjadi sesuatu yang kurang menyenangkan untuk hati saya.
Di sore hari ini kami mendapat begitu banyak pelajaran yang sangat berharga. Nasehat-nasehat dari seorang guru sekaligus orang tua yang kami cintai, P’ Syahrir. Saya bersyukur sekali. Memiliki guru seperti Bapak. Yang masih mencintai anak-anaknya walaupun telah lulus SMA. Iya, karena Bapak tak akan pernah bisa lepas dari kehidupan kami. Kami menyayangi Bapak. Terima kasih untuk segala perhatian dan kasih sayang Pak guru untuk kami ya. π Saya tidak bisa berkata apa-apa selain menangis karena terbawa suasana. :’) Yang jelas tangisan saya ini adalah tangisan bahagia, terharu, dan bersyukur. Alhamdulillah.
“Simpanlah cinta dan kasih sayangku di relung hati kalian yang paling dalam. Dan di saat kalian menemukan kegelapan dan susah menentukan arah, bukalah hati kalian dan temukan aku di sana. Pada saat itu mungkin saya bisa menjadi setitik penerang untuk kalian.“
Ya, Allah, saya menangis lagi ketika saya harus mengetik kemudian membaca kata-kata ini lagi. Pak guruuuuuuu… :’) Terima kasih banyak skali lagiiii… I’m speechless… Ketulusan Bapak untuk mencintai kami tak ternilai harganya dibanding apapun. Saat dirimu meneteskan air mata karena melihat kami, biarkanlah diri ini memohon maaf atas kesalahan kami. Kami janji, kami akan berusaha melakukan yang terbaik. Menjaga persahabatan ini sampai kapanpun. Insya Allah.
………………………………………………….
Waktu berbuka puasa pun tiba. Kami yang telah berjanji untuk buka puasa bersama teman-teman SMANSA 09 di Bukit Wantiro akhirnya harus merelakan untuk berbuka di jalan hanya dengan air mineral. Tak apalah. Kami cuma berlima. Kiky, Mega, Nining, WiNNy, dan Lia. Yaa, acara buka puasa bersama di Wantiro ini cukup ramai, seru, dan berkesan. Sudah lama wajah-wajah yang saya kenal dulu kini hadir di depan mata, semenjak lulus SMA. Tidak disangka, kami akhirnya harus seperti ini. Memiliki jalan masing-masing dan suasana bulan Ramadhan inilah yang selalu menjadi momentum pertemuan kami untuk bersama.
Akhir dari hari ini adalah ketika kami, IPSA, mendapatkan makanan gratis dari seorang teman. Hehehe… Trima kasih ya yang sudah ikhlas memberi kami makan. π Kebetulan kami sangat laparrrr… *Hahha… Yang lain, peaceeee… *Happy Birthday for Mamanya Mega… π Semoga sukses selalu. Trima kasih, tante. π
Makan bersama anak IPSA. Lagi. Saat-saat yang paling disukai oleh orang seperti saya. *teringat makan bersama waktu makan siang di sekolah, pembagian jatah makanan. π
Bagi saya, menikmati kebersamaan bersama kalian adalah salah satu anugerah Allah yang terindah. Tanpa ada perselisihan, tidak ada. Yang ada hanya kasih sayang di antara kamu, saya, dia, dan mereka. Iya, kita. π Indahnya sebuah persahabatan itu.
Hampir sebagian teman-teman saya berubah, dari fisik ataupun psikologis. *jiaaahhh, bahasamu anak mudaa… Tambah cantik, cakep, tinggi, dewasa. Sementara saya, kalau masalah fisik, jangan ditanya, kayaknya saya semakin kecil. Hehehe… Kecilll, kecilll… Tak apalah. This is me.
Dengan segala canda tawa mereka di hari ini, setidaknya membuat saya sedikit aman, tenang, dan damai. Saya suka kalau kita seperti ini, IPSA. Semua akur. Alhamdulillah. Semoga kita bisa mempertahankan persahabatan ini sampai kapan pun ya. *Syahrini Β mode: on. π
picture from Google
Hari ini saya mengucapkan kata TERIMA KASIH terlalu banyak. Kepada Pak Syahrir dan sahabat-sahabatku, IPSA *yang ini dalam hati ucapan terima kasihnya. Hehehe. Kalian semua tak bisa digantikan dengan apapun.
Untuk sahabat-sahabatku tersayang. Kali ini adalah kali kedua saya menangis. Kemarin malam saya menangis dan kali ini saya menangis lagi, ketika sebelum saya menulis tulisan ini. Mungkin karena saya orangnya terlalu mengandalkan perasaan hingga akhirnya saya sering suka menangis. Saya terlalu cengeng. Iya. Tapi, tak apalah. Saya sudah seperti ini. Perasaan saya, sifat saya, dan pembawaan saya yang terlalu sensitif terhadap sesuatu yang dirasa terlalu touching dan berujung pada tangisan. *PARAH. >.<
Saya menangis bukan karena saya patah hati sama seseorang, saya menangis bukan karena saya ada masalah dalam keluarga, saya menangis bukan karena itu. Saya menangis karena terlalu peka terhadap keadaan di sekitar saya. Saya tidak perlu mengumbarnya di sini, cukup dibaca saja apa yang saya tulis *bagi yang mau membaca.
Oke. Lepas dari itu. Saya sempat mendapatkan kumpulan kata-kata yang berguna bagi kita semua. Sebetulnya, ini bisa dianggap sebuah pengingat bagi saya agar tetap berada pada norma-norma yang telah ditentukan. Utamanya ketika kita menjalin persahabatan dengan seseorang. Jadi, apa salahnya saya menuliskannya di blog ini, bukan? Ingat ya, saya cuma menshare, tidak bermaksud menggurui karena saya juga masih proses pembelajaran. Teruntuk yang menciptakan kata-kata ini hingga sampai kepada saya, saya ucapkan terima kasih banyak. Setidaknya dengan kata-kata ini bisa membuat perasaan saya lebih tenang dari sebelumnya.
“Salah paham di antara sahabat itu wajar. Mungkin karena ada sesuatu yang membuat salah satu pihak kecewa. Orang bilang pada saat kita memiliki sahabat akrab, kita harus siap karena orang yang berpotensi membuat kita kecewa adalah orang terdekat dengan kita, jadi semua itu harus disikapi secara bijaksana.
Masalah yang muncul itu sebagai tuntutan kedewasaan dari masing-masing pihak. Kalau kita bisa berbesar hati dan jiwa (menerima kelebihan dan kekurangan sahabat kita) dengan masalahnya itu dan beritikad baik untuk menyelesaikannya, justru kita akan lebih dewasa dari sebelumnya dan persahabatan kita akan lebih baik dan berkualitas ke depannya.
Kita bersahabat. Tentunya kita akan semakin akrab, bukan? Namun, semakin erat persahabatan kita dengan seseorang, kita harus menjaga diri, bukan semakin los dalam segala hal. Bisa saja, tapi harus terukur, kita harus tetap memperhatikan batas-batas kewajarannya. Ini salah satu hal yang harus diingat. Mengapa kita tidak seharusnya semakin los dalam segala hal ketika kita sudah bersahabat dengan seseorang? Selama kita menjadi manusia kita harus ingat, dalam sadar ataupun tidak sadar, pasti akan ada khilaf dan seorang sahabat akan lebih cepat kecewa dengan hal itu daripada yang bukan sahabat.
Kata orang pengalaman itu adalah guru terbaik. Semoga bagi kita yang lagi berselisih paham dapat saling menerima kelebihan dan kelemahan yang lain dengan IKHLAS. Itu kata kuncinya. Dengan ikhlas Allah akan memberikan lebih dari apa yang kita harapkan. Walaupun memang, pada mulanya untuk bersikap IKHLAS itu pun sulit untuk dijalankan. Bagaimanapun banyaknya orang akan menasihati kita tentang keikhlasan itu bagaimana dan dampaknya, jikalau kita sendiri masih belum bisa mau membuka hati, tentu saja itu akan terlihat sia-sia.
Saya hanya berharap semoga kita bisa menjadi pribadi-pribadi yang baik dari sebelumnya. Ini hanyalah sebuah proses pendewasaan bagi kita semua untuk menyikapi sebuah masalah dengan pikiran yang lebih matang lagi. Sekarang yang kita butuhkan adalah pemahaman atas kepribadian diri sendiri dan sahabat-sahabat kita.
Yang menuliskan hampir sebagian kata-kata ini sangat berharap banyak dari seorang sahabat, karena hanya karena bersahabat karena Allah, orang akan mendapatkan kebaikan-kebaikan dari sebuah persahabatan. Yang menuliskan ini menyampaikan bahwa persahabatan itu sangat diinginkan dalam Islam. Salah satu golongan yang akan mendapatkan naungan di hari Mahsyar, di hari yang tidak ada naungan sama sekali kecuali 7 golongan, adalah orang-orang yang bersahabat karena iman kepada Allah.”
Lewat tulisan ini, saya hanya ingin menumpahkan apa yang saya rasakan saat ini. Saya juga memohon maaf atas segala kesalahan saya terhadap kalian (sahabat), yang pernah saya lakukan dengan sengaja ataupun tidak sengaja. Saya memang tidak terlihat sempurna karena saya juga pernah melakukan kesalahan, sampai detik ini pun saya sengaja atau tidak sengaja melakukan kesalahan itu. Bagi yang pernah menjadi korban kesalahan saya, saya mohon maaf amat sangat.
Mungkin kata MAAF tidak cukup, tapi seenggaknya saya sudah berani jujur atas kesalahan yang saya lakukan, utamanya yang tadi malam menelpon saya. Minta maaf karena saya belum bisa menempatkan posisi yang baik dalam keadaan seperti ini. Terkadang kita harus berbelok arah dari yang telah ditentukan demi kebaikan kita bersamaΒ dan saya tidak berpikir ke arah itu akibatnya mungkin akan membuat keadaan menjadi tambah runyam. Mianhae… Β Saya minta maaf atas kecerobohan saya.
Sebelumnya, bagi yang lagi malas berurusan dengan lope-lope alias cinta-cinta yang tidak jelas, mending jangan dilanjutkan membaca artikel ini. Tau sendiri kan, postingan ini tentang cinta. *Cinta lagi, cinta lagi. Bosan… :p
E Β X Β I Β T
—————————–
sumber: Google
Beberapa hari yang lalu, saya sempat menonton film. Judulnya From Bandung with Love. Pasti udah tahu lah film ini. Sebetulnya film ini udah lama. Film masa SMA saya dan baru bisa menontonnya sekarang. *Ahahahayyy, udah basi, Ning. Biarkan saja. Yang penting saya sudah nonton.
Ceritanya tentang cinta pastinya. Tentang sesuatu yang bisa saja terjadi dalam 6 hari. Ketika kesetiaan kita diuji oleh sebuah penelitian yang notabenenya untuk sebuah riset pada sebuah program acara radio dan akhirnya kebablasan. Nah loh! Bagi yang belum tahu jalan ceritanya silahkan googling aja yah.
Yang jelas, film ini menguras air mata. Harus bisa nyiapin tissu, atau gak, kalau mau dapat feelnya, nonton sendirian, pastikan keadaan sekitar tenang. Percaya, tidak dirasa air-air yang ada di mata itu mulai mengalir sedikit demi sedikit. Bagi jiwa yang melankolis. Katanya. π Dan saya adalah salah satu korban air mata dari film ini. *Jiaaahhhh…
Oke. Saya terima keadaan itu karena kata teman, saya itu terlalu peka alias terlalu sensitif. *Deeeeeh… Oke, lupakan. Kita lanjut ke hal yang sebenarnya saya ingin tulis.
Di akhir cerita film ini ada kutipan yang sangat saya suka.
Ketika pemeran utama wanita mengatakan hal itu di akhir cerita, rasanya ingin menangis lagi. SADIS… Lumayan sih… Mau baca? Alias, mungkin udah ada teman-teman blogger lainnya yang udah nulis tentang ini, tapi saya pribadi ingin menulis kembali kata-kata itu di blog saya. Here goes.
“Dan demikianlah semuanya harus terjadi. Karena memang harus terjadi. Hidup ini terus berlanjut.
Kita semua pernah merasakan dikhianati dan mengkhianati. Setia dan tidak setia. Kita semua pernah merasakan cinta yang membawa kita ke tempat tertinggi, kita lalu merasakan yang namanya terjatuh karena kesalahan kita sendiri. Kita tidak mati. Tapi, lukanya membuat kita tidak bisa berjalan seperti dulu lagi.”
Ckckck… Tuh kata-kata bisaaaaa aja buat termehek-mehek. *bagi saya.
Kalau saya pikir, dengan begitu kita malah lebih tahu dan lebih mengerti sikap mana yang baik untuk kita ambil. Keputusan yang kita buat hari ini adalah penentuan masa depan kita nanti. Setidaknya bisa membuat kita lebih dewasa. *Cieee, emang lo udah dewasa, Ning? Gak yah. Sorry, sorry, sorry, jek. :p* Kan kita udah tahu rasanya seperti apa. Jadi, sudah ada pengalaman donk. Kesalahan bukan sebuah kesalahan toh. Tapi sebuah pembelajaran buat diri kita sendiri. Dan mungkin dari kesalahan itu bisa buat kita sadar kalau yang kemarin kita lakukan itu tidak baik. Dampaknya untuk kita? Tergantung. Mau berubah atau tidak sama sekali. Semua itu balik ke kitanya.
Lepas dari itu, kita mesti sadar kalau memang hidup itu harus terus berlanjut. Kita tidak bisa stuck di situ terus karena masa lalu. Kan? Jalan kita masih panjang, masih banyak yang harus kita tata dan rencanakan sedemikian rupa. Walaupun memang semuanya Allah yang nentuin.
Sepertinya cuap-cuap saya harus berhenti di sini.
Hummm… Yang pasti, harus tetap SEMANGAT. Gak boleh nyerah sama keadaan.
Insya Allah kita bisa menjadi seperti apa yang kita inginkan, yang penting kita selalu berusaha dan selalu mendekatkan diri kepada Allah agar selalu diberikan yang terbaik buat diri kita sendiri. π
Alhamdulillah… Bakti Sosial Ramadhan tahun ini, yang diadakan oleh Alumni SMAN 1 Baubau Tahun 2009, berhasil direalisasikan. Senangnyaaaa…
*Walaupun saya kurang turun tangan dalam hal kepanitiaan karena saya tidak sedang berada di Baubau pada saat diadakan rapat dan pengumpulan sumbangan dari teman-teman alumni semua. -_-” Maafkan ya… π
Okay… Sehari sebelum hari H dimulai. Teman-teman panitia telah mengirimkan SMS dan postingan di wall Facebook baik di akun teman-teman alumni maupun di grup SMANSA 09. *Subhanallah…
Dan hari Kamis, kita udah pada ngumpul di Lapangan Lembah Hijau. Sayang, kita pada lelet. -_-” Tapi ada sebagian yang ON TIME lho. Saking keselnya, mereka yang on time itu ngirim postingan di wall SMANSA 09. Wajar sih sebenarnya.
Mmm… Baru start nanti sekitaran jam setengah 11-an. Alhamdulillah tiba dengan selamat di tempat tujuan. Ya, di Pondok Pesantren Al-Marhamah.
Perlu diketahui, ini adalah kegiatan Baksos yang kedua, yang diadakan oleh alumni SMANSA 09 Baubau. Seperti juga tahun lalu. Bisa dicek di sini. Alhamdulillah. Semua berjalan dengan baik.
Di dalam kegiatan baksos tahun ini berbeda dengan tahun lalu. Di sini kita mengadakan beberapa kegiatan. Yaitu sosialisasi obat herbal, lomba berpidato bahasa Indonesia, lomba menghafal juz, dan lomba membaca hadis bagi para santri. Dan kegiatan itu diadakan setelah shalat Dzuhur.
Yang jadi MC dalam kegiatan ini, adalah Wd. Indah Febriana a.k.a Iin. Dilanjutkan dengan kata sambutan dari Ketua Panitia, Tasrif. Setelahnya, kata sambutan oleh Bapak Pimpinan Ponpes Al-Marhamah, Pak Syamsi bin La Onda.
Setelah kata-kata sambutan, kita lanjut ke acara berikutnya. Yup. Sosialisasi obat herbal oleh Adi, Amry, dan Munawar G.
Sempat ada tanya jawab juga antara pemateri dan audience (alumni smansa 09: red).
Rencananya lomba-lomba itu akan diadakan setelah shalat Ashar. Tapi, berhubung waktunya masih ada, pihak panitia pun melanjutkan acara berikutnya. Yaitu, lomba pidato bahasa Indonesia. Lomba ini diikuti oleh 12 orang santri *kalau gak salah hitung.
Seru juga lombanya. Hehe… Santri-santrinya lucu. Hebat-hebat lho. Mereka membawakan pidato, antara lain topiknya tentang Hukum Makan dan Minum Berdiri. Trus apalagi ya? Hehhe… Lupa.
Selanjutnya, setelah shalat Ashar, dilanjutin lagi dengan lomba menghafal juz dan hadis.
Hebatnyooooo… Masih umur remaja udah bisa seperti itu. *prok.prok.
Saya paling tertarik sama yang namanya Faturrahman (7 tahun). Gayanya lucu. Membuat kami pangling. Hehehe… Ini ada videonya waktu lagi berpidato dan main silat. Katanya, nih anak jago main silat juga. *Wow… Amazing…!!!
Tidak terasa, rupanya waktu untuk berbuka udah tiba. Kita pun langsung back to mesjid. Iya. Selesai lomba, kita sempat ke luar soalnya mau liat penampilan Alun untuk berpencak silat ria. Haik. Haik. Haik.
Iin lagi sibuk membagi makanan bagi para santri. ^^
Setelah berbuka, kita masuk ke acara inti. Yaitu penyerahan bantuan dari Alumni SMANSA 09 kepada pihak Pondok Pesantren Al-Marhamah. Oh, iya. Ternyata, pihak Ponpes memberikan cenderamata juga buat kami. Yup. Sebuah Al-Qur’an. Yipppyyyy…!!! Subhanallah…
Penyerahan sumbangan
Penyerahan sumbangan bukan menjadi acara terakhir kami. Sesudah itu ada sesi foto bersama. Sayang, saya tak memiliki fotonya jadi tidak bisa dipublish. Saya mengira setelah sesi foto bersama, kami akan selesai dan pulang. Ternyata kita shalat Maghrib berjamaah dulu dan pihak panitia masih menyediakan hadiah buat para santri di ponpes tersebut. Wah. Wah. Great!!! π hadiahnya berupa buku dan alat tulis. π
Ohohoho…
Pembagian hadiah rupanya menjadi agenda terakhir dalam kegiatan baksos kali ini. Dan karena hari sudah gelap sangat. Kami pun pamit pulang dan berharap semoga tahun depan kami bisa mengadakan baksos ini lagi di tempat yang sama.
SEMANGAT!!!
Sempat mendengar ucapan dari seorang teman saya, tapi tidak tahu siapa namanya. Katanya, acara yang tujuannya untuk kebaikan, Insya Allah, akan berjalan dengan baik. *Subhanallah. Ini semua tak lepas dari ridho Allah kepada kita semua.
Tak lepas dari solidaritas teman-teman alumni sekalian.
Sukses selalu buat kita semua…
Semoga tahun depan kita bisa melaksanakan kegiatan Bakti Sosial lagi ya…
Malam terakhir di kota ini. π
Iya. Kemarin malam. Bersama Kiky. Kami jalan berdua dan sebenarnya saya merasa kurang lengkap. Karena WiNNy tidak ikut dalam perjalanan ini. Sayangnya. Coba WiNNy bisa ikut, perjalanan kemarin malam mungkin akan menyenangkan. Tapi, tak apalah. Kiky dan saya sudah cukup senang berbolang ria di mall. π Memanjakan mata dengan melihat barang-barang yang biasanya disukai wanita pada umumnya. Semua itu adalah cobaan. Kami berdua cuma bisa mengomentari dan mengaguminya. Kalau diingat-ingat perbincangan antara Kiky dan saya lumayan serius dan cukup lucu dalam masalah ini.
Di sebuah toko yang cukup unik, kami berhenti. Mata kami tertuju pada barang yang sama. Ukurannya tak terlalu besar dan tak terlalu kecil. Warnanya unik. Hiasan dengan bundaran orange cokelat ungunya memikat hati. Apalagi ketika kami harus mencobanya di depan cermin. Ckckckck… Saya no comment dah.
Di akhir waktu sebelum meninggalkan mall itu, syukurlah Kiky bisa mendapatkan apa yang dia inginkan. Saya turut senang melihatnya. ‘Kiky, seandainya trik itu kamu lakukan, dan ada orang yang mendahuluinya?’ Hahahaha… Saya tidak bisa bayangkan. Kamu juga demikian. ‘Na bisaaakuuu.’ Wew. Tapi baguslah. Hal yang tak diinginkan itu tak terjadi. Alhamdulillah.
Kembali ke tujuan utama. Membeli beberapa perlengkapan jilbab pesanan ibunda Kiky. Alhamdulillah kami menemukannya, tapi cuma sebagian. Kami sudah keliling dari satu toko ke toko lainnya mencari-cari yang dimaksud dan hasilnya cukup mengecewakan.
‘Tidak ada’. ‘Habis.’ Kata para penjual itu.
Oke. Waktu telah menunjukkan untuk shalat Ashar. Mushala berada di ground floor. Ada bangku kosong di pojok kanan samping mushala. Kami berdua pun mengistirahatkan sejenak tubuh yang sedari tadi beraktivitas. Kebetulan masih banyak yang mengantri untuk berwudhu. Kami pun bercerita dan mengirim SMS untuk Mey. Ya, tujuannya hanya untuk memberitahukan keberadaan kami berdua. Dan kami yakin, ini akan menjengkelkannya. Untuk Mey, minta maaf dan terima kasih ya, sayang. Sudah mau membalas SMS kemarin. π
Itu cuma sebagai hiburan penghilang kelelahan ketika harus bercanda bersama sahabat tercinta. Bersama Mey, walau hanya lewat SMS.
Masih di tempat yang sama, saya lalu membuka akun Facebook. Ternyata ada beberapa notifikasi yang sangat menarik untuk dibaca. Komentar dari Mega di grup IPSA ’09 SMANSAΒ BAUZ tentang postingan Kiky di wall grup itu. Kiky pun membalas komentar Mega menggunakan akun saya. Kami tertawa kecil membaca komentar itu.
Hal-hal kecil yang sengaja dilakukan untuk membunuh kejenuhan atas waktu yang terbuang ternyata bisa menjadi kebahagiaan tersendiri buat kami. Ya, kami bisa tersenyum dan tertawa. Lewat canda tawa sahabat kami.
Menunggu Kiky shalat, saya masih tetap di posisi yang sama. Melihat aktivitas yang ada. Beginikah kesibukan orang-orang yang berada di mall? Sangat ramai, sibuk.
Tiba-tiba ada seorang wanita duduk di bangku yang saya tempati. Hendak menanti temannya selesai sholat. Tak lama, ada lagi wanita yang meminta izin kepada saya untuk duduk di bagian ujung. Wow. Saya di tengah-tengah. Terjepit di bangku yang cuma berukuran hampir semeter itu.
Tak lama, Kiky datang. Dia sudah selesai shalat rupanya. Kami pun melanjutkan perjalanan ke food court, tapi sebelumnya kami ke Carrefour dulu. Hanya membeli snack yang menjadi kebutuhan kami.
Dan food court, seperti tulisan saya sebelumnya. Ya. Alhamdulillah.
Malam terakhir itu bersama Kiky, saya mendapat pelajaran penting. Perbincangan di dalam angkot ketika on the way to home. Kira-kira seperti ini, “Lihatlah selalu ke bawah ketika kita berada dalam kesenangan duniawi. Mengapa? Agar kita selalu bersyukur. Masih ada orang yang kurang beruntung dibanding kita. Lihatlah selalu ke atas ketika kau ingin mencapai kebahagiaan di akhirat kelak. Mengapa? Karena orang-orang selalu berlomba-lomba dalam mendapatkan pahalaNya. Sehingga kita bisa terpacu untuk bisa seperti itu”.
Mmm… Malam terakhir dan hari terakhir di kota ini. Semoga saya bisa menginjakkan kaki lagi di sini. Amin.
Allah, thanks for everything. Mama, Papa, adik, tante, spupu-spupuku, sahabat-sahabatku, dan teman-temanku yang telah memberikan warna selama di Makassar. *Hueeekkkk… Terlalu mendramatisir ya? Lebay lo, Ning…! :p
Orang-orang mulai berdatangan di food court menjelang waktu berbuka puasa. Kursi-kursi pun perlahan-lahan ditempati hingga hampir memenuhi seluruh persediaan kursi di sini.
Ada yang sibuk memilih-milih makanan, dari tempat yang satu ke tempat yang lain. Mencari jenis makanan yang cocok untuk dimakan nanti. Sendiri, berdua, bertiga, ataupun berempat. Atau bisa saja serombongan. π
Selain itu, ada juga yang lagi mengantri rupanya. Iya. Di bagian kasir banyak orang mengantri untuk membayar makanan yang mereka pesan. Syukurnya kita berdua sudah memesan makanan terlebih dahulu sebelum banyak orang yang datang. Dan lebih bersyukurnya lagi, makanannya udah ada di depan mata. Ayam penyet paket berdua menggugah selera. Sayang, belum bisa dimakan. Sahabatku, Kiky, masih pergi shalat. Yaaa, saya ditinggal sendiri. Terpaksa pacaran berdua sama handphone. Dan seperti biasa. Membuat note baru dan mengetik ria lalu mempublishnya di blog.
Es krimnya juga sudah datang euy. Wow… Lezatnyaaa… Sebetulnya biar saya duluan melahapnya tidak apa-apa karena saya kan tak puasa. Biasa, tamu bulanan. Tapinyaaa, sebagai sahabat yang baik, saya wajib menunggunya.
Berbicara tentang menulis, bagi saya adalah hal yang sangat menarik. Entah mengapa saya suka menulis. Saya juga tidak tahu alasannya. Hobi menulis saya sudah terukir semenjak masih di sekolah dasar. Entah menulis cerita yang berasal dari buku cetak dan harus disalin ulang ke dalam buku catatan ataupun menulis tentang keseharian saya (karena tugas).
Menulis, kegiatan yang bisa membuat tangan kita menjadi sakit ataupun capek. Dan memang, itu yang saya rasakan. Apalagi menulis materi pelajaran yang berlembar-lembar. Rasanya seperti dianugerahi tugas yang paling indah sakitnya. TT Hingga teman-teman pun terheran-heran melihat saya rajin menulis.Β Tapi saya tidak menjadikan hal itu adalah sebuah beban. Keluhan sebetulnya ada, tapi saya berusaha untuk meminimalisirnya agar saya mengerjakannya dengan ikhlas dan senang.
Beradu dengan pulpen, kertas, dan tenaga.
Eh, eh, sabar. Kayaknya saya salah mendeskripsikan. Maaf reader. π
Keluar alur…
Menulis adalah salah satu hal yang paling menyenangkan bagi saya. Itu mungkin sebabnya dalam berbicara saya kurang ahli. Kalau harus berbicara tentang sesuatu, saya selalu merasa kurang maksimal untuk menyampaikannya ke orang lain. Kadang-kadang seperti kurang jelas akan informasi itu. Pada akhirnya, hal tersebut bisa membuat saya malu dan merasa seperti orang bodoh. -_-‘
Sampai punya pikiran, sebaiknya saya diam saja.
Menulis, menyampaikan aspirasi saya. Utamanya sejak saya memiliki blog.Β Walaupun bahasanya agak tidak formal. Pengaruh bacaan yang kurang formal. Kepingin baca buku yg ‘berbobot’ tapi tidak pernah kesampaian. Perasaannya cenderung ke bacaan yang ringan-ringan saja.
Pengen buat buku.
Pengen jadi penulis seperti Raditya Dika. Yang selama ini menginspirasi saya.
Saya sangat suka dengan dia. Di balik kekonyolannya, sebetulnya dia itu sosok yang sangat …. Di samping itu, terdorong oleh teman-teman blogger saya yang sudah membuat buku. Senangnyaaa punya buku sendiri, alias buku yang ditulis sendiri yang bisa dinikmati oleh orang banyak. Tapi, mungkin ini adalah impian yang kayaknya mesti dipending. Kenapa? Kita lihat saja nanti. Yang jelas, semoga saja saya bisa mewujudkannya. Aminnn… *Teman-teman, mohon do’anya ya… π
Menulis, sebuah inspirasi yang tertuang di dalam suatu media dalam bentuk karya tulis. Dan saya ingin menulis, menulis dan menulis. Selagi ada kesempatan dan inspirsi, mengapa harus berhenti? Ini pekerjaan saya.
Dan saya sangat mencintai hal ini.
Dengan menulis, saya bisa ‘merekam’ kejadian-kejadian penting dalam hidup saya. Entah ketika jatuh cinta, patah hati, mendapat penghargaan, ulangtahun, ataupun menulis bisa menjadi kado untuk sahabat terkasih. Tentunya tulisan versi saya, Nining Syafitri.
Ceritanya mau posting tadi malam, tapi eh, tau-taunya ketiduran. #GUBRAK. Here goes.
Tidak bisa tidur. Tidak tahu mengapa sampai akhirnya saya tidak bisa tidur. Malam ini.
Hmm… Banyak pikiran. Mungkin.
Entahlah.
Tiba-tiba saja keinginan untuk menulis ini muncul. Dan saya baru menyadari kalau saya itu perlu sekali yang namanya tempat tenang, damai, dan adem. *langsung ingat rumah. π
Benar adanya, tempat ‘mahal’ seperti rumah saya itu benar-benar bisa memberikan inspirasi untuk orang-orang seperti saya, atau bisa juga seperti Anda, yang sedang membaca curahan hati saya.
Rencana A, rencana B, rencana C. Mau ini, mau itu, mau yang sana. Banyak ekspektasi yang timbul di dalam benak saya hingga terasa overdosis. Mungkin lebih tepatnya hingga rasanya terlalu berlebihan.
Perasaan semua list yang saya punya sudah terpenuhi semuanya. Tapi dasar manusia, selalu saja ada perasaan belum puas. Masih mau mencari-cari lagi, ‘Kira-kira apa lagi ya?’. Keinginan itu terus-menerus timbul kalau memang lagi banyak rezeki. Keinginan-keinginan yang memang tak ada di dalam list. Kalau saya bilang, it’s illegal list.
Sebaliknya, kalau lagi mengalami krisis moneter, anggap saja kanker alias kantong kering or bokek, jangan ditanya. Pasti akan timbul beribu-ribu impian dan keinginan yang seenggaknya beberapa dari impian itu mesti terwujud. Misal, ‘Kalau ada uang, saya bakal beli ini, beli itu, beli sana.’Wishing list dimulai.
Satu herannya saya. Kenapa ya kalau lagi tak memiliki banyak uang, keinginannya itu buaaaaannnyyaaaakkk sekaliii… Eh, pas setelah dapat uang banyak, bingung mau diapakan tuh uang. Mau dibelikan apa? Mau digunakan untuk apa? Pilihan alternatifnya mungkin uangnya bisa ditabungkan terlebih dahulu, kemudian membuat list dari yang terpenting sampai yang sangat amat tidak penting. *Deehh…
Tidak bisa dibayangkan kalau saya mesti mendapatkan ‘uang kaget’ seperti acara reality show pada salah satu stasiun TV swasta beberapa tahun lalu. Pastilah shocked banget dikasih uang sekian juta, cuma dalam waktu yang singkat kita mesti menghabiskan uang itu. Daripada capek-capek mikir mau beli apa dengan uang sebegitu buanyaknya, mending ke toko emas. Beli tuh semua emas yang ada di toko. Kan emasnya bisa dijual kembali. Itung-itung bisa dijadikan investasi jangka panjang. *bener gak sih bahasanya?* π Lanjuuuttt…
Oh, iya. Sewaktu saya di Gramedia. Kan banyak buku tuh. Ya Allah, saya cuma bisa mengusap dada. Mata saya menggila melihat buku-buku yang menarik perhatian saya. Antara lain buku tentang design graphic; kisah cinta Pak Habibi dengan Ibu Ainun; buku cerita anak yang menggunakan dua bahasa, Indonesia-Inggris (Pengen baca buku ini bersama anak-anak nanti. *kalau seumpama PPLnya dapat anak SD :p); buku TottoChan dan masih banyak lagi saudaranya. π
Semua buku yang dilihat, menguras perasaan dan pikiran saya. If I could have a lot of money. Wow, amazing!!!
Sayangnya, saat itu uang yang saya bawa pas-pasan. Sial!
Di dalam Gramed itu, sepertinya kesabaran saya diuji. Mata saya diuji (Masa sih? Gak nyambung). Dan keinginan saya pun diuji. Mau tahu tempat pelampiasan kesabaran saya?
Adalah: todeng.todeng.todeng.
—HP E63—
Dengan segera mengeluarkan Nokia E63 saya, menuju folder Office, Note, Option, New Note. Artinya apa? Dan saya pun mulai memainkan jari-jari di atas tuts-tuts berhuruf.
"Ktk tdk ada uang atw uang tdk byk, d gramed mmbrikn sy motvsi trsndiri klo sy itu hrus tahan, sabar. Ttp smgt...
Pokokx Optimis. Psti suatu saat akan borong buku d sni."
Jiaaahhh…
Semangatnyaaaa nulis kayak gituan. Hahaha… *Ndesooo… π
Biarin ajalah. Tulisan saya juga kok. Gak malu-maluin siapa-siapa, melainkan saya sendiri.
Dengan penuh keikhlasan dan ketabahan dari hati, jari-jari mulai beradu menyusun kata per kata menjadi serangkaian kalimat yang tidak jelas hingga menimbulkan arti betapa saya ingin memiliki buku-buku itu. Dengan berjuta kalimat cinta, senyum dan semangat (lho? Kok SMASH’s song?), saya harus optimis dan positive thinking kalau suatu saat dengan ridho Allah, semua impian dan cita-cita yang kita miliki bakal terwujud. Ya, pokoknya harus SEMANGAT. Insya Allah bisa. Yang penting disertai do’a dan usaha.
Ceritanya mau posting tadi malam, tapi eh, tau-taunya ketiduran. #GUBRAK. Here goes.
Tidak bisa tidur. Tidak tahu mengapa sampai akhirnya saya tidak bisa tidur. Malam ini.
Hmm… Banyak pikiran. Mungkin.
Entahlah.
Tiba-tiba saja keinginan untuk menulis ini muncul. Dan saya baru menyadari kalau saya itu perlu sekali yang namanya tempat tenang, damai, dan adem. *langsung ingat rumah. π
Benar adanya, tempat ‘mahal’ seperti rumah saya itu benar-benar bisa memberikan inspirasi untuk orang-orang seperti saya, atau bisa juga seperti Anda, yang sedang membaca curahan hati saya.
Rencana A, rencana B, rencana C. Mau ini, mau itu, mau yang sana. Banyak ekspektasi yang timbul di dalam benak saya hingga terasa overdosis. Mungkin lebih tepatnya hingga rasanya terlalu berlebihan.
Perasaan semua list yang saya punya sudah terpenuhi semuanya. Tapi dasar manusia, selalu saja ada perasaan belum puas. Masih mau mencari-cari lagi, ‘Kira-kira apa lagi ya?’. Keinginan itu terus-menerus timbul kalau memang lagi banyak rezeki. Keinginan-keinginan yang memang tak ada di dalam list. Kalau saya bilang, it’s illegal list.
Sebaliknya, kalau lagi mengalami krisis moneter, anggap saja kanker alias kantong kering or bokek, jangan ditanya. Pasti akan timbul beribu-ribu impian dan keinginan yang seenggaknya beberapa dari impian itu mesti terwujud. Misal, ‘Kalau ada uang, saya bakal beli ini, beli itu, beli sana.’Wishing list dimulai.
Satu herannya saya. Kenapa ya kalau lagi tak memiliki banyak uang, keinginannya itu buaaaaannnyyaaaakkk sekaliii… Eh, pas setelah dapat uang banyak, bingung mau diapakan tuh uang. Mau dibelikan apa? Mau digunakan untuk apa? Pilihan alternatifnya mungkin uangnya bisa ditabungkan terlebih dahulu, kemudian membuat list dari yang terpenting sampai yang sangat amat tidak penting. *Deehh…
Tidak bisa dibayangkan kalau saya mesti mendapatkan ‘uang kaget’ seperti acara reality show pada salah satu stasiun TV swasta beberapa tahun lalu. Pastilah shocked banget dikasih uang sekian juta, cuma dalam waktu yang singkat kita mesti menghabiskan uang itu. Daripada capek-capek mikir mau beli apa dengan uang sebegitu buanyaknya, mending ke toko emas. Beli tuh semua emas yang ada di toko. Kan emasnya bisa dijual kembali. Itung-itung bisa dijadikan investasi jangka panjang. *bener gak sih bahasanya?* π Lanjuuuttt…
Oh, iya. Sewaktu saya di Gramedia. Kan banyak buku tuh. Ya Allah, saya cuma bisa mengusap dada. Mata saya menggila melihat buku-buku yang menarik perhatian saya. Antara lain buku tentang design graphic; kisah cinta Pak Habibi dengan Ibu Ainun; buku cerita anak yang menggunakan dua bahasa, Indonesia-Inggris (Pengen baca buku ini bersama anak-anak nanti. *kalau seumpama PPLnya dapat anak SD :p); buku TottoChan dan masih banyak lagi saudaranya. π
Semua buku yang dilihat, menguras perasaan dan pikiran saya. If I could have a lot of money. Wow, amazing!!!
Sayangnya, saat itu uang yang saya bawa pas-pasan. Sial!
Di dalam Gramed itu, sepertinya kesabaran saya diuji. Mata saya diuji (Masa sih? Gak nyambung). Dan keinginan saya pun diuji. Mau tahu tempat pelampiasan kesabaran saya?
Adalah: todeng.todeng.todeng.
—HP E63—
Dengan segera mengeluarkan Nokia E63 saya, menuju folder Office, Note, Option, New Note. Artinya apa? Dan saya pun mulai memainkan jari-jari di atas tuts-tuts berhuruf.
"Ktk tdk ada uang atw uang tdk byk, d gramed mmbrikn sy motvsi trsndiri klo sy itu hrus tahan, sabar. Ttp smgt...
Pokokx Optimis. Psti suatu saat akan borong buku d sni."
Jiaaahhh…
Semangatnyaaaa nulis kayak gituan. Hahaha… *Ndesooo… π
Biarin ajalah. Tulisan saya juga kok. Gak malu-maluin siapa-siapa, melainkan saya sendiri.
Dengan penuh keikhlasan dan ketabahan dari hati, jari-jari mulai beradu menyusun kata per kata menjadi serangkaian kalimat yang tidak jelas hingga menimbulkan arti betapa saya ingin memiliki buku-buku itu. Dengan berjuta kalimat cinta, senyum dan semangat (lho? Kok SMASH’s song?), saya harus optimis dan positive thinking kalau suatu saat dengan ridho Allah, semua impian dan cita-cita yang kita miliki bakal terwujud. Ya, pokoknya harus SEMANGAT. Insya Allah bisa. Yang penting disertai do’a dan usaha.
π
...
►
Necessary cookies enable essential site features like secure log-ins and consent preference adjustments. They do not store personal data.
None
►
Functional cookies support features like content sharing on social media, collecting feedback, and enabling third-party tools.
None
►
Analytical cookies track visitor interactions, providing insights on metrics like visitor count, bounce rate, and traffic sources.
None
►
Advertisement cookies deliver personalized ads based on your previous visits and analyze the effectiveness of ad campaigns.
None
►
Unclassified cookies are cookies that we are in the process of classifying, together with the providers of individual cookies.