Posted in Uncategorized

Untuk Mama

Tanggal 22 Desember

Hari Ibu.

Selamat Hari Ibu…!!!

Mama, selamat hari Ibu ya!

Maaf, kalo Ning gak bisa ngucapin secara langsung ke Mama.

Ning gak terbiasa menunjukkan sikap Ning ke Mama kalau Ning sayang sama Mama secara LIVE.

Ning gak terbiasa mencium pipi Mama.

Ning gak terbiasa bilang ke Mama, “Ning sayang sama Mama”.

Ning belum bisa melakukan seperti apa yang Rini dan Nala lakukan.

Maaf, Ma.

Maaf kalau selama ini Ning banyak sekali buat salah sama Mama.

Buat Mama jengkel sama Ning.

Buat Mama sedih.

Buat Mama ngomel-ngomel.

Padahal Mama udah banyak sekali berkorban buat Ning.

Entah sudah berapa banyak usaha Mama untuk membesarkan Ning dan mendidik Ning menjadi anak yang berbakti kepada orang tua.

Mungkin itu karena faktor kebelumsadaran Ning

Sama tingkah laku Ning yang ternyata salah.

Yang ternyata gak baik.

Yang ternyata hanya bisa membuat Ning jadi orang gak baik.

Maaf sekali, Mama.

Ning belum bisa menjadi anak yang baik buat Mama.

Ning belum bisa menjadi anak perempuan Mama yang hebat.

Ning belum bisa berbuat banyak untuk Mama.

Dan Ning belum bisa membuat Mama tersenyum seutuhnya.

Dua puluh dua Desember.

Di rumah tidak ada yang special.

Dianggap hari yang biasa saja.

Banyak SMS tentang Hari Ibu yang nangkring di INBOX Ning.

Ucapannya banyak sekali.

Serasa ramai di dalam dunia perSMSan.

Tapi, di dunia nyata bersama Mama, tidak begitu dieluh-eluhkan bahwa Hari Ibu itu hari yang special.

Mama, sekali lagi Maaf.

Haa…

Biarkan ajalah.

Ning akan merayakan Hari Ibu untuk Mama lewat tulisan Ning ini.

Di dunia maya.

I love you, Mom.

Selamat Hari Ibu, Mama.

Ning janji akan buat Mama bangga punya anak seperti Ning.

Ning akan turuti semua apa yang Mama minta.

Karena Ning tahu, Mama pengertian.

Mama akan berikan yang terbaik buat Ning.

Love you forever, Mom.

Posted in Uncategorized

Having Fun with My Beloved Friends, Sarah and Rian ^^

Pantai Kamali in the Night

Jadi gini ceritanya, kapan lalu Rian janji mau ngajak jalan-jalan Ning, tapi gak sempat-sempat. Baru, tanggal 20 Desember kemarin janjinya Rian terealisasi. *enak.enak.enak. Hehehe… Kronologisnya kayak gini. *kayak tindakan kriminal aja. 😛

Rian katanya mau datang ke rumah jemput Ning jam 5 sore. Benar aja. Rian datangnya on time.:) dan syukuran Ning juga udah ready to go. Tapi, karena berhubung kita mau jemput Eyink sama Erin di pelabuhan dan kapalnya belon datang, terpaksa kita nunggu-nungguin di rumah Ning, dan kita pergi setelah Maghrib. Udah gitu, kita cabut. Ceritanya mau ke Pankam (Pantai Kamali) niyh. Motor disimpen di rumah tantenya Rian. Kita jalan kaki. 🙂 Dekat kok. Gak jauh-jauh amat dari Pankam. Trus, di jalan kita ketemu Eyink sama Hakim *pasangan TOP niyh. 🙂 Eyink baru datang dari Makasar karena Eyink kuliah di sana, sedangkan Hakim kuliahnya di sini (baca: Baubau). *cieee, Hakim jemput pacarnya e… (logat Baubau).

Next, kita lanjut jalan kakinya menuju Pankam. Di Pankam kita ngelihat barang-barang yang dijualin, mulai dari buku-buku sampai aksesoris-aksesoris. Ngeliat aja. Gak beli. Hehehe… Pas lagi asyik-asyiknya liatin barang-barang, Ning kaget. “Lho? Kenapa orang pada panikan niyh?” Ning heran. Ada apa? Ternyata, HUJAN. Ckckck… Ning sama Rian pada kaburrrr dan nyari tempat untuk berteduh. Pas ujannya udah pada reda-reda sedikit, kita lanjut jalan *gak tahu mau ke mana. Enjel. Hahha… Ya udah, kita pindah untuk berteduh, move to depannya Senopati. Nungguin Sarah yang dari warnet. Eh, pas kita mau jalan, kita ketemu Ilas. Ya udah, Ilasnya ngikutin kita, sambil nungguin Sarah, dia juga nunggu2in Sarah. Sempat bicara sedikit sih sama *kita. 😀 Beberapa menit kemudian, muncullah yang ditunggu-tunggu. Sarah…

Ya udah, langsung cari makan. Ilasnya udah pergi, katanya lagi ada urusan lain. 🙂 Kita makan bakso di Posal. 🙂 Huaaa. Udah lama gak makan di tempat ini. Untuk sekedar ditahu yah, dari Pantai Kamali ke Posal kan dekat. Bisa jalan kaki. Sekitar 10 meteranlah dari Pankam ke Posal. Bagaimana cara Rian dan Ning ke Posal? Tentunya gak jalan kaki. Kita naek bentor. Karena kenapa? Rian belum pernah nyobain naek bentor. Hahahaha… 😀 *maklum anak asrama. Piss Iyhan… Jangan marah nah… Becanda jiyh… Sa sayang ko kasian… :p

Bakso di Posal
Rian dan Ning. Yang foto Sarah. 🙂

Lanjut, kita ke O’Diva. Gila bangeeeettt… Kita cuma datang ngeliat-liat aja tanpa minjem kaset apapun. Nah lo! Parah banget… Hahaha… Malu-maluin… Ckckck… Setelah puas lihat film-film yang menggiurkan mata yang mau dipinjem, kita bertiga langsung cabut dari situ. Hadoooohhh… Ian, Sarah, Parah banget malam itu. Hmmmm…

Film-film yang membuatku 'lapar'

Sarah pun langsung balik. Sementara Rian sama Ning? JALAN KAKI. Motor ada di Gedung Pancasila (Rumah Tantenya Rian). Tapi, sebelum nyampe, kita beli martabak dan terang bulan dulu dong. Enaaaakkk…

Wah, ternyata Rian ngebeliin Ning Terang Bulan. Makasih, sayang!

Tapi, tau nggak, kita ke tempat ini dua kali lho. Ya udah, terpaksa jalan kaki lagi ke sini. Capek sih capek, tapi gak apa-apalah. Udah lama gak kayak begini sama sobat-sobatku… :'( Oh iya. Disela-sela nungguin martabak dan terang bulan, kita telpon Raghil. Kangen juga sama tuh anak. 🙂 Miss you, sob…

Kalo SMA, hmmm. Rajinnya jalan kaki sama-sama. Apalagi habis Olahraga sore, pasti jalan kaki sama-sama ke Pantai Kamali. Haaaa… Kangeeennn…

Selesai itu, Rian nganter Ning pulang ke rumah. Pas nyampe, deh. HUJAN. *Haduuuhhh. Rian gimana niyh? Hujan. Ya udah, nungguin berapa menit di rumah. Tapi hujannya gak reda-reda. Rian nekat. Pulang ke Kompi 725, yang jauhnya 13 km dengan cuaca yang gak begitu baik. Rian SMS pas udah tiba di rumahnya.

"Ning, sa di rumahmi."

Alhamdulillah. Selamat juga tuh anak. Gile benerrr, 20 menit udah nyampe di rumah… Ckckck…

“Pembalapnya IPSA memang niyh Wa Rian e…” (logat Baubau). Hehehe…

Haaa.. Pokoknya Thank you bangettt buat Rian sama Sarah untuk malam itu… n Ragil juga.

Mmuuuaacchh… Love you…

Posted in Uncategorized

City Tour at July 17, 2010 in Baubau

Sebetulnya kegiatan City Tour ini udah lama. Mungkin udah pada ‘basi’ ceritanya. Tapi, gimana yah, Ning kepingin mau masukin di blog. Soalnya kemarin-kemarin lagi gak punya waktu untuk merangkum semua perjalanan City Tour ini. So, kali ini Alhamdulillah Ning punya waktu, jadinya bisa deh… Coba dibaca yuk!

Tanggal 17 Juli 2010. Paper City Tour Itinerary udah ada di tangan Ning. Dan kali ini tujuan City Tour kita adalah ke Benteng Keraton Buton – Little Bali di Ngkaring-Ngkaring – Palabusa – Nirwana Beach. Baiklah, kita mulai saja perjalanan untuk City Tour hari itu.

Tiba di Benteng Keraton Buton. Kita berkumpul di Bukit Lele Mangura, yang merupakan tempat makam Sultan Murhum, Raja terakhir Kerajaan Buton dan Sultan I Kesultanan Buton. Dari sini, kita belum ke mana-mana soalnya lagi nungguin rombongan lain yang lagi dalam perjalanan. Sambil kita nungguin, kita foto-foto dulu. Narsis. Hehhe.

 

with SeungHoon, KangWon, YongJin and JaeJun
Ning sama teman-teman KNU

Beberapa menit kemudian, semua rombongan udah pada kumpul semua dan langsung aja perjalanan dimulai. Kita ke Batu Yi Gandangi. Batu ini terletak di sebelah timur dari Makam Sultan Murhum. Seperti yang dikutip dari Buku Panduan Pariwisata Kota Baubau, pada malam hari sebelum sultan Buton dilantik, Sara di Kesultanan Buton menyediakan air yang disimpan dalam ruas bambu yang disebut Tingko. Setelah itu dipukulkan gendang. Air tersebut dibiarkan bermalam di batu tersebut dan keesokan harinya dibawa ke istana untuk dijadikan air mandi bagi calon Sultan. Batu ini menggambarkan simbol kejantanan. Selain itu, batu Yi Gandangi diyakini masyarakat bahwa ketika kita berada di tanah Buton harus menyentuh batu ini karena jika tidak menyentuh batu ini, sama saja artinya kita tidak menginjakkan kaki di tanah Buton.

 

Di Batu Yi Gandangi

Dari situs Batu Yi Gandangi ini, kita menuju Mesjid Agung Keraton Buton. Mesjid ini dibangun pada awal abad ke-18, tahun 1712 Masehi pada masa pemerintahan Sultan Sakiyuddin Durul Alam (La Ngkariyriy), Sultan Buton ke-19. Mesjid ini bertingkat 3 dengan ukuran 20,6 x 19, 40 m. Pintu mesjid ini berjumlah 12, anak tangganya berjumlah 19 dan tiang masjid ada 20 batang. Mesjid beserta kelengkapannya menurut paham orang Buton merupakan penjelmaan ide dan pemahaman tentang eksistensi manusia dan kemanusiaan. Continue reading “City Tour at July 17, 2010 in Baubau”

Posted in Uncategorized

City Tour at July 17, 2010 in Baubau

Sebetulnya kegiatan City Tour ini udah lama. Mungkin udah pada ‘basi’ ceritanya. Tapi, gimana yah, Ning kepingin mau masukin di blog. Soalnya kemarin-kemarin lagi gak punya waktu untuk merangkum semua perjalanan City Tour ini. So, kali ini Alhamdulillah Ning punya waktu, jadinya bisa deh… Coba dibaca yuk!

Tanggal 17 Juli 2010. Paper City Tour Itinerary udah ada di tangan Ning. Dan kali ini tujuan City Tour kita adalah ke Benteng Keraton Buton – Little Bali di Ngkaring-Ngkaring – Palabusa – Nirwana Beach. Baiklah, kita mulai saja perjalanan untuk City Tour hari itu.

Tiba di Benteng Keraton Buton. Kita berkumpul di Bukit Lele Mangura, yang merupakan tempat makam Sultan Murhum, Raja terakhir Kerajaan Buton dan Sultan I Kesultanan Buton. Dari sini, kita belum ke mana-mana soalnya lagi nungguin rombongan lain yang lagi dalam perjalanan. Sambil kita nungguin, kita foto-foto dulu. Narsis. Hehhe.

 

with SeungHoon, KangWon, YongJin and JaeJun
Ning sama teman-teman KNU

Beberapa menit kemudian, semua rombongan udah pada kumpul semua dan langsung aja perjalanan dimulai. Kita ke Batu Yi Gandangi. Batu ini terletak di sebelah timur dari Makam Sultan Murhum. Seperti yang dikutip dari Buku Panduan Pariwisata Kota Baubau, pada malam hari sebelum sultan Buton dilantik, Sara di Kesultanan Buton menyediakan air yang disimpan dalam ruas bambu yang disebut Tingko. Setelah itu dipukulkan gendang. Air tersebut dibiarkan bermalam di batu tersebut dan keesokan harinya dibawa ke istana untuk dijadikan air mandi bagi calon Sultan. Batu ini menggambarkan simbol kejantanan. Selain itu, batu Yi Gandangi diyakini masyarakat bahwa ketika kita berada di tanah Buton harus menyentuh batu ini karena jika tidak menyentuh batu ini, sama saja artinya kita tidak menginjakkan kaki di tanah Buton.

 

Di Batu Yi Gandangi

Dari situs Batu Yi Gandangi ini, kita menuju Mesjid Agung Keraton Buton. Mesjid ini dibangun pada awal abad ke-18, tahun 1712 Masehi pada masa pemerintahan Sultan Sakiyuddin Durul Alam (La Ngkariyriy), Sultan Buton ke-19. Mesjid ini bertingkat 3 dengan ukuran 20,6 x 19, 40 m. Pintu mesjid ini berjumlah 12, anak tangganya berjumlah 19 dan tiang masjid ada 20 batang. Mesjid beserta kelengkapannya menurut paham orang Buton merupakan penjelmaan ide dan pemahaman tentang eksistensi manusia dan kemanusiaan. Continue reading “City Tour at July 17, 2010 in Baubau”

Posted in Uncategorized

Aristocrat Mask

Aristocrat Mask

Sewaktu Ning jadi translator untuk mahasiswa-mahasiswa Kyungpook National University (KNU), Korea pada bulan Juli kemarin (2010). Ning sempat dikasih kalung Aristocrat Mask sama Shubin. 🙂 Bukan cuma Ning yang dapat kalung kayak begituan lho. Tapi, anak-anak SMANSA Baubau juga. Gak semua siswa sih. Hanya beberapa saja karena berhasil menjawab pertanyaan ataupun tantangan game yang diberikan mahasiswa Korea tersebut. Kita di SMAN 1 ngajar selama 2 minggu. Udah ada artikel sebelumnya tentang info kedatangan Mahasiswa KNU ke Baubau, silahkan dibaca aja di sini dan ada juga ini.

Sekarang kita kembali topik yang sebenarnya. Jadi gini. Ning penasaran arti dari Aristocrat Mask yang ada di kalung itu. Setelah cari dan mencari sama Om Gugel, Ning susun, susun dan susun pernyataannya dan inilah arti dari Aristocrat Mask itu.

Gambar yang di atas itu namanya Yangban Tal (Topeng Bangsawan/Aristocrat Mask). Yangban Tal merupakan salah satu topeng dari 13 jenis topeng yang ada di Desa Hahoe, Korea Selatan. Perlu diketahui bahwa Hahoe Masks sendiri telah dijadikan sebagai National Treasure No. 121.

Penduduk desa Hahoe telah membuat topeng-topeng ini sejak 800 tahun yang lalu. Topeng-topeng ini digunakan untuk pertunjukan Mask Dance yang diyakini sebagai pencegahan terhadap penyakit. Festival Mask Dance sendiri diadakan setiap akhir bulan September tiap tahunnya di desa Hahoe.

Topeng Yangban Tal ini dipercayakan untuk mewakili nilai artistik yang paling tinggi dari Hahoe Mask. Topeng ini menggambarkan wajah manusia sebagai karakter yang gembira. Wajahnya yang lonjong dan memiliki senyum yang ekspresif memperlihatkan kemurahan hatinya dan kepuasan diri. Jika performer terlihat tegak, wajahnya nampak ceria dan tersenyum; jika performer terlihat menunduk, berarti ada kemarahan, ditandai dengan mulut yang tertutup.

Sumber:

www.hahoetal.com

http://asianhistory.about.com

Posted in Uncategorized

Perkembangan Peserta Didik “Hukum-Hukum Perkembangan Sosial, Moral, dan Sikap”

Pertanyaan dan Jawaban

*Diperuntukkan khusus anak kelas B UNIDAYAN Semester III yang memprogram Mata Kuliah Perkembangan Peserta Didik. Di bawah ini sejumlah pertanyaan dan jawaban yang telah diajukan oleh teman-teman kelompok beberapa minggu lalu dan kami, kelompok VII PPD, mencoba untuk menjawabnya lewat blog ini. Cekidot.

Makalah PPD “Hukum-Hukum Perkembangan Sosial, Moral, dan Sikap”

Tindakan apa yang seharusnya dilakukan orang tua jika anaknya berkelakuan di luar batas kewajaran, walaupun sudah diperingati beberapa kali, tetapi tetap saja melakukannya?

Ada dua cara yang dapat dilakukan untuk mengatasi tindakan anak/mendidik anak, yaitu:

Cara Konvensional dan Cara Modern.

–          Cara Konvensional adalah cara mendidik anak yang menjunjung tinggi kedisiplinan dan aturan. Selalu menasehati anak jika berbuat salah. (Selalu menghardik anak jika melakukan perbuatan yang dianggap salah oleh orang tua. merupakan langkah terakhir yang dilakukan oleh orang tua jika sudah tidak ada cara lain yang ditempuh).

–          Cara modern adalah cara baru yang sekarang menjadi tren yaitu memberi kebebasan penuh ke anak. Cara kedua ini bisa dibilang menguasai kebanyakan seminar soal anak dalam satu dekade terakhir. Cara ini merupakan cara revolusioner yang memang menggebrak cara lama yang selama ini dipakai oleh orangtua. Namun tentu saja cara ini tidak sepenuhnya disetujui terutama oleh golongan terdahulu. Selain itu cara kedua ini juga belum terbukti karena hasil dari generasi ini baru bisa kita lihat mungkin 20 tahun ke depan. Tapi, bagaimanapun cara kedua ini adalah cara yang banyak digemari oleh orangtua sekarang ini karena dianggap sesuai dengan perkembangan jaman.

Identifikasi Diri

Mendidik anak tidak bisa kita samaratakan. Setiap anak mempunyai karakter bawaan yang tentu tidak bisa kita lupakan ketika mendidiknya. Untuk itulah, ada baiknya kita mendidik anak dengan didahului yang disebut “identifikasi diri” anak. Baru setelah itu kita akan tahu mana cara yang kita gunakan apakah itu cara konvensional atau cara baru.

Identifikasi diri pada dasarnya adalah mengenali anak dengan lebih dalam. Kita harus tahu betul lokasi karakter anak sebelum memberikan pengaruh kepada anak. Misalnya, dalam skala sangat pemalu sampai sangat sombong, di manakah titik karakter anak kita. Atau dalam skala sangat sangat pemaaf sampai sangat pemarah, di mana posisi anak kita. Dalam skala sangat pendiam sampai sangat jago membantah, di mana posisi anak kita.

Penerapan

Jika kita sudah mengenali anak kita, kita bisa menentukan metode yang akan kita pakai untuk anak kita. Misalnya, anak kita termasuk anak yang sangat pemalu, maka akan lebih baik jika kita gunakan cara kedua yaitu cara yang membebaskan anak kita untuk bereksplorasi. Dalam teori yang banyak berkembang, kita jangan sampai membatasi ketika dia akan melakukan sesuatu.

Namun seandainya anak kita terlalu pede (percaya diri) sehingga masuk kategori sombong, rasanya kita harus menerapkan cara pertama (konvensional) untuk mengendalikan potensi berlebih anak kita. Sombong bukan sesuatu yang baik untuk dikembangkan. Kendalikan… Dan cara konvensional menurut saya lebih tepat untuk kasus seperti ini.

Dan seandainya anak kita berada di titik tengah dari garis karakter yang kita buat, ya berarti kita harus menggunakan 2 metode dengan seimbang. Logika aturan konvensional dan juga logika baru harus kita gunakan bersama-sama.

Jangan sampai kita terjebak oleh salah satu metode yang akhirnya membuat anak kita menjadi tidak seimbang. Kita ingin anak kita menjadi anak pede, tapi jangan sampai kita menjadikan anak kita anak yang sombong. Kita ingin anak kita menjadi anak yang sabar, tapi jangan sampai membuat anak kita menjadi anak yang tidak berdaya menghadapi tekanan.

Gunakanlah selalu keseimbangan dengan terlebih dahulu mengidentifikasi diri anak kita.

Proses identifikasi diri adalah mutlak kita lakukan untuk mengenali anak kita. Namun sayang, seringkali diskusi seperti ini agak sulit dilaksanakan. Jangankan mengidentifikasi diri anak, sedangkan identifikasi diri orangtua sendiri biasanya belum dilaksanakan. Kebanyakan orangtua juga belum sadar betul bagaimana sifat diri mereka sendiri.

Kita juga perlu tahu bahwa identifikasi diri kita sendiri sangatlah penting. Kita harus mengenali diri kita sendiri. Dengan begitu kita tahu bagaimana harus berbuat dalam kehidupan sehari-hari.

Sebagai orangtua, kita harus bisa memiliki sifat perhatian terhadap anak, jika anak melakukan sesuatu hal yang positif maka harus diberikan reward, contohnya anak bisa mengerjakan PRnya dengan baik, maka orang tua memberikan sanjungan ataupun pujian terhadap anak, (pujian merupakan reward) dan jika melakukan sesuatu hal yang negatif, contohnya anak dengan sengaja berkata kasar/kotor, maka orang tua harus memberikan punishment yang dapat membuat jera anak agar tidak mengulanginya lagi. Continue reading “Perkembangan Peserta Didik “Hukum-Hukum Perkembangan Sosial, Moral, dan Sikap””

Posted in Uncategorized

Materi Kuliah Bahasa Indonesia, Part 3

BAB 2 MENULIS DAN PENALARAN

  1. Menulis adalah suatu kegiatan penyampaian pesan/komunikasi dengan menggunakan bahasa tulis sebagai alat medianya.
  2. Ada 4 unsur yang dibutuhkan dalam menulis, yakni: penulis – pesan/isi – alat/media (bahasa) – pembaca.
  3. Manfaat menulis, yakni : untuk peningkatan kecerdasan, pengembangan daya inisiatif dan kreativitas, pengukuhan keberanian, mendorong kemauan dan kemampuan mengumpulkan informasi.
  4. Menulis sebagai proses memiliki tiga bagian, yakni: a) tahap prapenulisan, b) tahap penulisan, c) tahap pasca penulisan.
  5. Review yakni melihat atau memperbaiki kembali tulisan yang telah disusun. Lebih cenderung pada mengubah, mengurangi, menambah isi tulisan kita. Sedangkan Editting yakni memperbaiki unsur-unsur mekanik dalam sebuah tulisan, seperti tanda baca, ejaan, kosakata, dan sebagainya.
  6. Penalaran adalah suatu proses berpikir dengan menghubung-hubungkan bukti, fakta, petunjuk, ataupun sesuatu yang dianggap bahan bukti menuju pada suatu kesimpulan (Keraf, 1982; Moeliono; 1989). Dengan kata lain, penalaran adalah proses berpikir yang sistematik dan logis untuk memperoleh suatu kesimpulan.
Posted in Uncategorized

Materi Kuliah Bahasa Indonesia, Part 3

BAB 2 MENULIS DAN PENALARAN

  1. Menulis adalah suatu kegiatan penyampaian pesan/komunikasi dengan menggunakan bahasa tulis sebagai alat medianya.
  2. Ada 4 unsur yang dibutuhkan dalam menulis, yakni: penulis – pesan/isi – alat/media (bahasa) – pembaca.
  3. Manfaat menulis, yakni : untuk peningkatan kecerdasan, pengembangan daya inisiatif dan kreativitas, pengukuhan keberanian, mendorong kemauan dan kemampuan mengumpulkan informasi.
  4. Menulis sebagai proses memiliki tiga bagian, yakni: a) tahap prapenulisan, b) tahap penulisan, c) tahap pasca penulisan.
  5. Review yakni melihat atau memperbaiki kembali tulisan yang telah disusun. Lebih cenderung pada mengubah, mengurangi, menambah isi tulisan kita. Sedangkan Editting yakni memperbaiki unsur-unsur mekanik dalam sebuah tulisan, seperti tanda baca, ejaan, kosakata, dan sebagainya.
  6. Penalaran adalah suatu proses berpikir dengan menghubung-hubungkan bukti, fakta, petunjuk, ataupun sesuatu yang dianggap bahan bukti menuju pada suatu kesimpulan (Keraf, 1982; Moeliono; 1989). Dengan kata lain, penalaran adalah proses berpikir yang sistematik dan logis untuk memperoleh suatu kesimpulan.
Posted in Uncategorized

Materi Kuliah Bahasa Indonesia, Part 2

BAB I HAKIKAT BAHASA

1. Pengertian Bahasa

Menurut Harimukti Kriladaksana, bahasa adalah sistem lambang bunyi yang arbitrer yang dipergunakan oleh para anggota kelompok sosial untuk bekerjasama, berkomunikasi, dan mengidentifikasi diri (1997).

2. Sifat-sifat Bahasa

Adapun sifat-sifat bahasa, yaitu:

  1. Sistematis.
  2. Mana Suka.
  3. Ujaran.
  4. Manusiawi.
  5. Komunikatif.

3. Fungsi Bahasa

Bahasa memiliki fungsi, yakni:

  1. Sebagai informasi, menyampaikan informasi timbal balik antar anggota keluarga dan masyarakat.
  2. Ekspresi diri. Dengan bahasa kita dapat menyalurkan perasaan, sikap, gagasan, pembicaraan dan emosi pembicara.
  3. Sebagai adaptasi dan integrasi. Bahasa dapat kita gunakan untuk menyesuaikan dan membaurkan diri dengan anggota masyarakat.
  4. Sebagai kontrol sosial. Untuk mempengaruhi sikap dan sifat orang lain.

4. Ragam Bahasa

  • Menurut bidang wacana      : Ragam Ilmiah dan Ragam Populer
  • Menurut bidang sarana        : Ragam Lisan dan Ragam Tulisan.
  • Menurut sudut pendidikan : Ragam Baku dan Ragam Tidak Baku.
Posted in Uncategorized

Materi Kuliah Bahasa Indonesia [Semester III, UNIDAYAN]

Well. Tadi kan mata kuliah Bahasa Indonesia. Sebenarnya udah selesai MID. Tapi, karena ada sesuatu hal, kita mesti MID ulang minggu depan. Dan materinya adalah BAB I dan BAB II. Ini ada sedikit catatan-catatan Ning yang mungkin bisa ngebantu teman-teman yang gak punya catatan.

For BAB I.

Penggunaan bahasa Indonesia itu bisa dianggap mudah dan susah. Mengapa demikian?

Bahasa Indonesia dianggap mudah karena bahasa Indonesia digunakan sebagai bahasa ibu, bahasa sehari-hari orang Indonesia. Sementara itu, bahasa Indonesia dianggap susah karena jika bahasa Indonesia digunakan dalam konteks tulisan, tidak semua orang bisa menggunakannya. Ada aturan-aturan tertentu dalam bahasa Indonesia yang harus diketahui/dipatuhi penggunaanya ketika bahasa Indonesia digunakan dalam tulisan. *kira-kira seperti itu maksudnya. Bagi yang mau perbaiki maknanya, tolong dicomment ya. Amburadul niyh Niningnya.

Bahasa Indonesia yang baik dan benar.

– Maksud dari ‘Bahasa Indonesia yang baik’ adalah bahasa Indonesia yang mudah dimengerti oleh lawan pembicara dan berdasarkan situasi pemakaiannya.

– Maksud dari ‘Bahasa Indonesia yang benar’ adalah bahasa Indonesia yang berdasarkan Kaidah Ejaan Yang Disempurnakan (EYD).

Misalnya gini. Kalau kita lagi ada di pasar, gak mungkin donk kita bilang, “Berapa harga bayamnya, Bu?” Formal banget [Kalimat ini termasuk contoh dari Bahasa Indonesia yang benar]. Rasanya lucu euy. Nah kalo kayak seperti ini, “Bayamnya berapa, Bu?” Memang siyh gak sesuai EYD, tapi kan mudah dimengerti oleh lawan bicara kita, dibandingkan kalimat pertama [Contoh kalimat dari Bahasa Indonesia yang baik].

So, Bahasa Indonesia yang baik dan benar adalah bahasa Indonesia yang mudah dipahami, dimengerti oleh lawan bicara serta disesuaikan dengan situasi pemakaiannya berdasarkan kaidah EYD.

Untuk selanjutnya, BAB II. Ditunggu aja postingan berikutnya. Sekian.