Posted in Uncategorized

Yang Terakhir di Akhir Desember

Tanggal 31 Desember 2010. Sebentar lagi kita bakalan pindah ke tahun yang baru. Iya, tinggal beberapa jam lagi. Tahun yang penuh dengan harapan-harapan dari semua umat manusia untuk bisa melakukan yang terbaik dari tahun sebelumnya. Bisa menjadi yang lebih baik dari sebelumnya. Selalu. Harapan-harapan positif akan selalu menyertai kita seiring berjalannya waktu menyambut tahun baru.

Banyak hal yang udah dilewatin selama satu tahun ini. Dari awal Januari sampai akhir Desember. Udah banyak hal yang kita lakukan, baik yang positif atau negatif; yang kita rasakan, apa itu kebahagiaan, kecemasan, ataupun kesedihan; yang kita inginkan walaupun mungkin ada yang belum bisa direalisasikan tahun ini. Semua hal kita sudah lewati dan alami sendiri. Dan dalam menyambut tahun baru kali ini, akan tumbuh sejuta harapan dan rencana dari dalam diri masing-masing manusia itu sendiri.

Di akhir Desember ini, Ning seharusnya gak berharap penuh dengan janji ataupun sesuatu hal yang Ning khayalinnya pasti akan terjadi, karena bisa jadi itu semua gak bakalan terealisasi. Seperti ‘Desember’ku. Ternyata cuma imajinasi, yang belum bisa terealisasikan tahun ini. Oklah, gak apa-apa. Mungkin Ning hanya butuh waktu untuk itu.

Baiklah, untuk teman-teman, Selamat Tahun Baru semua…!!!

Posted in Uncategorized

Yang Terakhir di Akhir Desember

Tanggal 31 Desember 2010. Sebentar lagi kita bakalan pindah ke tahun yang baru. Iya, tinggal beberapa jam lagi. Tahun yang penuh dengan harapan-harapan dari semua umat manusia untuk bisa melakukan yang terbaik dari tahun sebelumnya. Bisa menjadi yang lebih baik dari sebelumnya. Selalu. Harapan-harapan positif akan selalu menyertai kita seiring berjalannya waktu menyambut tahun baru.

Banyak hal yang udah dilewatin selama satu tahun ini. Dari awal Januari sampai akhir Desember. Udah banyak hal yang kita lakukan, baik yang positif atau negatif; yang kita rasakan, apa itu kebahagiaan, kecemasan, ataupun kesedihan; yang kita inginkan walaupun mungkin ada yang belum bisa direalisasikan tahun ini. Semua hal kita sudah lewati dan alami sendiri. Dan dalam menyambut tahun baru kali ini, akan tumbuh sejuta harapan dan rencana dari dalam diri masing-masing manusia itu sendiri.

Di akhir Desember ini, Ning seharusnya gak berharap penuh dengan janji ataupun sesuatu hal yang Ning khayalinnya pasti akan terjadi, karena bisa jadi itu semua gak bakalan terealisasi. Seperti ‘Desember’ku. Ternyata cuma imajinasi, yang belum bisa terealisasikan tahun ini. Oklah, gak apa-apa. Mungkin Ning hanya butuh waktu untuk itu.

Baiklah, untuk teman-teman, Selamat Tahun Baru semua…!!!

Posted in Uncategorized

Garuda di Dadaku. I Love You, Indonesia

Final Piala AFF 2010 antara Indonesia VS Malaysia tadi malam (28/12) di Gelora Bung Karno dalam memperebutkan Piala AFF Suzuki Cup 2010 akhirnya menempatkan Malaysia menjadi sang juara.

Pertarungan Timnas Sepak Bola Indonesia dalam mencetak gol untuk mengejar ketinggalan dalam kekalahannya pada pertandingan final leg pertama di Malaysia dengan skor 0-3 membuahkan hasil yang maksimal. Timnas Sepak Bola Indonesia menang dengan skor 2-1 pada final leg kedua di Gelora Bung Karno. Ketika pertandingan berlangsung, sebetulnya banyak kesempatan untuk menembus gawang Malaysia tersebut, alias membuat gol. Tapi, pada tahap closingnya selalu masih kurang sempurna.*sok ngerti bola. Hehehe. Tapi, gak apa-apalah, yang penting Timnas kita udah berhasil mencetak gol 2-1 di kandang sendiri. Hidup Indonesia!!!

Tahun ini, walaupun kalah dalam Piala AFF 2010, Timnas Sepak Bola Indonesia harus bersuka cita karena 200 juta penduduk Indonesia tetap mendukung Sang Garuda. Hidup Indonesia. Garuda di Dadaku. Kalah bukan berarti kita gagal. Kalah adalah kemenangan yang tertunda. Kita kalah dengan terhormat kok, gak pake curang. :p

Buat Timnas Garuda, terima kasih udah ngasih yang terbaik buat Indonesia dalam Piala AFF 2010 ini. 🙂

 

Timnas Sepak Bola Indonesia

Garuda di Dadaku. I Love You, Indonesia.

Garuda di Dadaku
Posted in Uncategorized

Garuda di Dadaku. I Love You, Indonesia

Final Piala AFF 2010 antara Indonesia VS Malaysia tadi malam (28/12) di Gelora Bung Karno dalam memperebutkan Piala AFF Suzuki Cup 2010 akhirnya menempatkan Malaysia menjadi sang juara.

Pertarungan Timnas Sepak Bola Indonesia dalam mencetak gol untuk mengejar ketinggalan dalam kekalahannya pada pertandingan final leg pertama di Malaysia dengan skor 0-3 membuahkan hasil yang maksimal. Timnas Sepak Bola Indonesia menang dengan skor 2-1 pada final leg kedua di Gelora Bung Karno. Ketika pertandingan berlangsung, sebetulnya banyak kesempatan untuk menembus gawang Malaysia tersebut, alias membuat gol. Tapi, pada tahap closingnya selalu masih kurang sempurna.*sok ngerti bola. Hehehe. Tapi, gak apa-apalah, yang penting Timnas kita udah berhasil mencetak gol 2-1 di kandang sendiri. Hidup Indonesia!!!

Tahun ini, walaupun kalah dalam Piala AFF 2010, Timnas Sepak Bola Indonesia harus bersuka cita karena 200 juta penduduk Indonesia tetap mendukung Sang Garuda. Hidup Indonesia. Garuda di Dadaku. Kalah bukan berarti kita gagal. Kalah adalah kemenangan yang tertunda. Kita kalah dengan terhormat kok, gak pake curang. :p

Buat Timnas Garuda, terima kasih udah ngasih yang terbaik buat Indonesia dalam Piala AFF 2010 ini. 🙂

 

Timnas Sepak Bola Indonesia

Garuda di Dadaku. I Love You, Indonesia.

Garuda di Dadaku
Posted in Uncategorized

My Toshi Anniversary

Si Toshi

Akhirnya Si Toshi berumur 1 tahun juga. Happy Anniversary, Toshi!
Toshi itu sebutan laptop pertama Ning. 🙂 Laptop Toshiba Satellite L510. Gak terasa, udah satu tahun lagi Si Toshi nemenin Ning untuk ‘berjuang’ ngerjain tugas-tugas kuliah Ning. Berkat Toshi juga, kegiatan blogging Ning berjalan seperti apa yang Ning inginkan. Thanks ya Toshi… Buat teman-teman Ning yang udah pada ngebantu Ning waktu Si Toshi ‘sakit’. Mau gak mau harus install ulang. Hehehe… Buat Habil dan Fajrul, Hakim, Ipal, dan Kk di Satellite, thanks yah atas bantuannya selama ini. Oh iya, terima kasih juga buat WiNNy yang udah ngasih hadiah untuk Toshi, Tas Laptop yang sangat cantiiikkk.. *menurut Ning. Makasih WiNNy sayang… 🙂

Tas Laptop dari WiNNy. Makasih sayang! 🙂

Allah, terima kasih atas fasilitas yang udah diberikan kepada Ning sehingga bisa menunjang prestasi Ning di dalam dunia pendidikan khususnya dengan keberadaan Toshi ini… 🙂 Terima kasih banyak… Alhamdulillah…
Buat papa dan mama, terima kasih sudah mempercayai Ning untuk memiliki laptop ini dan menjaganya sebaik mungkin, walaupun mungkin Ning pernah ‘gebukin’ Si Toshi ini gara-gara ‘kerewelannya.’ Hehehe…
Once more, Thanks Allah. Thanks a lot… Alhamdulillah… 🙂

Posted in Uncategorized

My Toshi Anniversary

Si Toshi

Akhirnya Si Toshi berumur 1 tahun juga. Happy Anniversary, Toshi!
Toshi itu sebutan laptop pertama Ning. 🙂 Laptop Toshiba Satellite L510. Gak terasa, udah satu tahun lagi Si Toshi nemenin Ning untuk ‘berjuang’ ngerjain tugas-tugas kuliah Ning. Berkat Toshi juga, kegiatan blogging Ning berjalan seperti apa yang Ning inginkan. Thanks ya Toshi… Buat teman-teman Ning yang udah pada ngebantu Ning waktu Si Toshi ‘sakit’. Mau gak mau harus install ulang. Hehehe… Buat Habil dan Fajrul, Hakim, Ipal, dan Kk di Satellite, thanks yah atas bantuannya selama ini. Oh iya, terima kasih juga buat WiNNy yang udah ngasih hadiah untuk Toshi, Tas Laptop yang sangat cantiiikkk.. *menurut Ning. Makasih WiNNy sayang… 🙂

Tas Laptop dari WiNNy. Makasih sayang! 🙂

Allah, terima kasih atas fasilitas yang udah diberikan kepada Ning sehingga bisa menunjang prestasi Ning di dalam dunia pendidikan khususnya dengan keberadaan Toshi ini… 🙂 Terima kasih banyak… Alhamdulillah…
Buat papa dan mama, terima kasih sudah mempercayai Ning untuk memiliki laptop ini dan menjaganya sebaik mungkin, walaupun mungkin Ning pernah ‘gebukin’ Si Toshi ini gara-gara ‘kerewelannya.’ Hehehe…
Once more, Thanks Allah. Thanks a lot… Alhamdulillah… 🙂

Posted in Uncategorized

Kebaikan Itu Ternyata Masih Ada

Beberapa hari yang lalu sempat perahu papa kan hilang. Kalau di Baubau, perahu itu sebutannya koli-koli. Hilangnya bukan karena diambil orang, tapi kebawa arus. Soalnya waktu malam itu (23/12), ombaknya besar sekali. Nah, pas paginya (24/12), KOSONG… Perahu gak ada di tempatnya. Sempat shock juga siyh. Disayangin soalnya. Biasa kan kalau hari libur atau lagi ada free time gitu, papa biasanya ngajakin kita keliling-keliling laut di sekitar belakang rumah. Ya udah, kita pasrahin aja. Toh kalau seumpama itu barang dibeli pakai uang halal, pada akhirnya akan kembali juga. Insya Allah.

Mau keliling laut naik perahu

Betul juga, tanggal 27 Desember kemarin, kan Ning lagi di teras belakang, lagi makan pagi. Di laut dengan sebuah perahu kecil, Ning dipanggil sama seorang bapak, kita biasa manggilnya Bapaknya Nta’ane.  Beliau tanya ke Ning, “Di mana pak guru?” *maklumlah, dulu papa adalah seorang guru. Tiba-tiba mama nongol. Ya udah, pembicaraan pun terjadi antara Mama dan Bapaknya Nta’ane, tapi tetap, Ning juga dengar apa yang dibicarain. 🙂 Ternyata, beliau memberitahukan di mana keberadaan perahu papa sekarang setelah hilang beberapa hari. *Syukur alhamdulillah, akhirnya perahu itu kembali.

Menurut penuturan beliau, perahu itu ada di Pulau Makasar. *Deh, jauh sekali terdamparnya. Ckckck… (Letak Pulau Makasar tepat berhadapan dengan rumah Ning), sekitaran 3km lah jaraknya.
Pagi itu juga papa ke Pulau Makasar (Puma). Tapi, sebelumnya papa ke Pantai Kamali dulu, nyewa katinti (Sejenis sampan yang digunakan sebagai alat transportasi) untuk sampai ke Puma.

Katinti

Padahal, katinti-katinti itu belum beroperasi, jadi papa harus nungguin beberapa saat, sampai pada akhirnya papa ngobrol-ngobrol sama salah satu pemilik katinti itu tentang perahunya yang hilang. Spontan, bapak pemilik katinti itu tahu tentang peristiwa itu. *gile, cepat juga tersebar beritanya! Kebetulan bapak itu tahu siapa yang nemuin perahu itu di pinggir pantai Liwuto itu (Puma). Nama bapak yang nemuin perahu papa itu bernama Pak La Huri. Nah, bapak pemilik katinti itu memberikan nomor HP Pak La Huri ke papa. Dan komunikasi di antara keduanya pun terjadi. Dan kata bapak itu, beliau akan bawa perahu papa setelah selesai urusannya di pasar.

Benar aja. Di loteng, Ning lagi menjemur *biasa habis mencuci pakaian.:p Ning lihat ada sebuah katinti sedang menuju ke sini *rumah Ning tampak belakang :D. Ning lihat-lihat, mana perahu papa nih? Kok nggak ada? Ternyata, bapak itu nyimpen perahu papa ke dalam katinti. Ckckck… Lanjut, papa dan bapak itu nurunin perahu dari dalam katinti dan papa ngucapin terima kasih dan ngasih uang ke bapak itu sebagai tanda terima kasih.

Papa dan Pak La Huri waktu ngangkat perahu dari Katinti

Menurut cerita yang Ning dengar dari papa, katanya, Pak La Huri nemuin perahu itu di tengah laut, jam 3 pagi. Ya udah, perahu itu dibawa ke pinggir pantai. Pikirnya, dengan begitu, sapatahu ada pemiliknya yang datang mencari perahu itu.

Thanks yah buat bapak yang udah nemuin perahu papa, Pak La Huri. Thanks banget. Trus, buat bapaknya Nta’ane dan nelayan-nelayan di sekitar rumah Ning, yang udah ngasih tahu tentang keberadaan perahu itu. Padahal, setelah Ning tanya-tanya ke papa, “Pak, kenapa bisa sih orang-orang pada tahu tentang peristiwa perahu papa yang hilang itu?”, Papa bilang, makanya cepat tersebar karena pembicaraan dari mulut ke mulut sesama para nelayan yang ada di sekitar rumah Ning. Otomatis, semua pada tahu.
Oh, gitu yah.

Ternyata, sikap masih saling peduli antar sesama masih tetap ada di sekitar kita. Sikap yang sesuai dengan Falsafah Pobhinci-bhinciki Kuli masih dipegang oleh sebagian masyarakat Buton. Sikap saling tolong-menolong antar masyarakat masih bisa terpelihara dengan baik. Semoga sikap-sikap ini akan lestari sepanjang masa di kalangan masyarakat Buton khususnya dan masyarakat Indonesia pada umumnya. Iya, karena sedikit demi sedikit kita mulai condong ke sikap masyarakat perkotaan yang lebih bersifat individual, saling tidak peduli terhadap sekitar, dan bahkan sesama tetangga, kita tidak saling mengenal akibat kesibukan kita dalam pekerjaan demi kepentingan materi.

Posted in Uncategorized

Kebaikan Itu Ternyata Masih Ada

Beberapa hari yang lalu sempat perahu papa kan hilang. Kalau di Baubau, perahu itu sebutannya koli-koli. Hilangnya bukan karena diambil orang, tapi kebawa arus. Soalnya waktu malam itu (23/12), ombaknya besar sekali. Nah, pas paginya (24/12), KOSONG… Perahu gak ada di tempatnya. Sempat shock juga siyh. Disayangin soalnya. Biasa kan kalau hari libur atau lagi ada free time gitu, papa biasanya ngajakin kita keliling-keliling laut di sekitar belakang rumah. Ya udah, kita pasrahin aja. Toh kalau seumpama itu barang dibeli pakai uang halal, pada akhirnya akan kembali juga. Insya Allah.

Mau keliling laut naik perahu

Betul juga, tanggal 27 Desember kemarin, kan Ning lagi di teras belakang, lagi makan pagi. Di laut dengan sebuah perahu kecil, Ning dipanggil sama seorang bapak, kita biasa manggilnya Bapaknya Nta’ane.  Beliau tanya ke Ning, “Di mana pak guru?” *maklumlah, dulu papa adalah seorang guru. Tiba-tiba mama nongol. Ya udah, pembicaraan pun terjadi antara Mama dan Bapaknya Nta’ane, tapi tetap, Ning juga dengar apa yang dibicarain. 🙂 Ternyata, beliau memberitahukan di mana keberadaan perahu papa sekarang setelah hilang beberapa hari. *Syukur alhamdulillah, akhirnya perahu itu kembali.

Menurut penuturan beliau, perahu itu ada di Pulau Makasar. *Deh, jauh sekali terdamparnya. Ckckck… (Letak Pulau Makasar tepat berhadapan dengan rumah Ning), sekitaran 3km lah jaraknya.
Pagi itu juga papa ke Pulau Makasar (Puma). Tapi, sebelumnya papa ke Pantai Kamali dulu, nyewa katinti (Sejenis sampan yang digunakan sebagai alat transportasi) untuk sampai ke Puma.

Katinti

Padahal, katinti-katinti itu belum beroperasi, jadi papa harus nungguin beberapa saat, sampai pada akhirnya papa ngobrol-ngobrol sama salah satu pemilik katinti itu tentang perahunya yang hilang. Spontan, bapak pemilik katinti itu tahu tentang peristiwa itu. *gile, cepat juga tersebar beritanya! Kebetulan bapak itu tahu siapa yang nemuin perahu itu di pinggir pantai Liwuto itu (Puma). Nama bapak yang nemuin perahu papa itu bernama Pak La Huri. Nah, bapak pemilik katinti itu memberikan nomor HP Pak La Huri ke papa. Dan komunikasi di antara keduanya pun terjadi. Dan kata bapak itu, beliau akan bawa perahu papa setelah selesai urusannya di pasar.

Benar aja. Di loteng, Ning lagi menjemur *biasa habis mencuci pakaian.:p Ning lihat ada sebuah katinti sedang menuju ke sini *rumah Ning tampak belakang :D. Ning lihat-lihat, mana perahu papa nih? Kok nggak ada? Ternyata, bapak itu nyimpen perahu papa ke dalam katinti. Ckckck… Lanjut, papa dan bapak itu nurunin perahu dari dalam katinti dan papa ngucapin terima kasih dan ngasih uang ke bapak itu sebagai tanda terima kasih.

Papa dan Pak La Huri waktu ngangkat perahu dari Katinti

Menurut cerita yang Ning dengar dari papa, katanya, Pak La Huri nemuin perahu itu di tengah laut, jam 3 pagi. Ya udah, perahu itu dibawa ke pinggir pantai. Pikirnya, dengan begitu, sapatahu ada pemiliknya yang datang mencari perahu itu.

Thanks yah buat bapak yang udah nemuin perahu papa, Pak La Huri. Thanks banget. Trus, buat bapaknya Nta’ane dan nelayan-nelayan di sekitar rumah Ning, yang udah ngasih tahu tentang keberadaan perahu itu. Padahal, setelah Ning tanya-tanya ke papa, “Pak, kenapa bisa sih orang-orang pada tahu tentang peristiwa perahu papa yang hilang itu?”, Papa bilang, makanya cepat tersebar karena pembicaraan dari mulut ke mulut sesama para nelayan yang ada di sekitar rumah Ning. Otomatis, semua pada tahu.
Oh, gitu yah.

Ternyata, sikap masih saling peduli antar sesama masih tetap ada di sekitar kita. Sikap yang sesuai dengan Falsafah Pobhinci-bhinciki Kuli masih dipegang oleh sebagian masyarakat Buton. Sikap saling tolong-menolong antar masyarakat masih bisa terpelihara dengan baik. Semoga sikap-sikap ini akan lestari sepanjang masa di kalangan masyarakat Buton khususnya dan masyarakat Indonesia pada umumnya. Iya, karena sedikit demi sedikit kita mulai condong ke sikap masyarakat perkotaan yang lebih bersifat individual, saling tidak peduli terhadap sekitar, dan bahkan sesama tetangga, kita tidak saling mengenal akibat kesibukan kita dalam pekerjaan demi kepentingan materi.

Posted in Blog, English, Uncategorized

BIOGRAPHY of Raditya Dika ^^

RADITYA DIKA

 

 

 

Raditya Dika

 

 

 

Raditya Dika Nasution is an Indonesian writer, a comedian, and a script writer of comic or film. Raditya Dika is always called Raditya or Radith. He was born on Desember 28, 1984. Raditya Dika is known as the author of humorous books and then Raditya is known by public after his first book, Kambing Jantan (Gagasmedia, 2005).  The book is the result of adaptation of his old blog at www.kambingjantan.com. With having a comedy writing style and a candid story, Kambing Jantan was success and became a bestseller book.

Works

The first work that elevates his name is the book, Kambing Jantan: Sebuah Catatan Harian Pelajar Bodoh ( 2005 ). This book tells the life of Radith while still studying in Adelaide, Australia. The story of Radith is based on his stories as an Indonesian student that studied abroad. The book is presented in diary format (diary). The whole story in his work is based on his personal blog, www.kambingjantan.com, which now becomes www.radityadika.com.

 

Second book entitles Cinta Brontosaurus , it is published in 2006. Similar to the previous book, the stories in this book is based on the everyday story of Radith. However, this second book uses a short story format, that tells about experience of love of Radith that seemed not always lucky. The contents of this book include the story of when Radith sent a love letter to a friend when he was in elementary school to experience of Radith that watched his Persian cat that fell in love with another cat in its neighbor.

Third book entitles Radikus Makankakus: Bukan Binatang Biasa that issued on August 29, 2007. This third book tells Radith who had been a clown of Monas in a day, teaching and tutoring, then when Radith was taken for a ghost of toilet, until the story about the curse of NTB people.

Fourth book entitles  Babi Ngesot: Datang Tak Diundang, Pulang Tak Berkutang. That is published in April 2008. At the end of 2008, along with a comic artist, Rudiman Dio, Radith wrote a comic, Kambing Jantan, part 1, (Gagasmedia, 2008) and Kambing Jantan, part 2, (2011). This comic contains his life overseas as a student in Adelaide, Australia.

And fifth book entitles Marmut Merah Jambu in 2010. Most theme of Raditya Dika comedy revolves between his personal life, his family, with a hyperbolic style – self depreciating humor that it degrades himself.

Last Project of Raditya is a film that lifted from his first book, Kambing Jantan: The Movie, who directed by Rudi Soedjarwo. Besides writing the script with Salman Aristo and Mouly Surya, in that the film, he also played himself. The film is scheduled to appear March 5, 2009.

Journey and Thought

Radith started the desire to record his diary in the blog when he won the Indonesian Blog Award. Radith also won in the award titled The Online Inspiring Award 2009 from Indosat. From that experiences, he printed (print out) of his writings in his blog and then he offered the printed manuscript to several publishers to be printed as a book. At first, many refused, but then when he came to Gagasmedia, a book publisher, the manuscript was accepted, although they had a presentation in advance.

Radit successfully becomes a writer because he stepped out of the mainstream. He appeared with a fresh new genre. What makes it is different from other writers is the idea of the name of the books is the name of animals that always he uses in his books. From the first book until recently, all the titles contain the name of the animal. For Radith, this is his selling point.

For Radith, as the writer, we have to have innovation. In fact, in the first few months, his first book was not too sold out. According Radith, this is the risk of entry in the new genre. Radith promoted the book by the blog that he managed later aggressively. He was also vigorous doing by word of mouth. Radith asked readers to take pictures with his first book, then sent to Radith. By this, it can be a marketing strategy that can manage the reader as the target market. According Radith, in writing, after the book was published, it doesn’t indicate that complete affairs. Later, marketing submitted to the publisher.

Instead, the writer should also be a marketer for his own book because the author is actually also an artist. A creative writer will make his book as a product which for him must be sold out in the market. Although in essence the book is not commercial item, but regard the book as a product that contains knowledge that is marketed. That is a thing that needs to be done at this time.

Being a successful writer does not mean there are no barriers. According Radith, the barrier is not only from the book industry, but also from things that are diagonal. That is, opponents of the book industry may not be another book industry, but the others industries that are not related at all, such as entertainment, food, and others. For example, if there is young person has 50.000 rupiahs, yet he would spend it for buying books. It could be used for watching movies in movie theater or buying fast food. And clearly, the book is not the primary choice.

For Radith, this is already common. All we need now are we must do creative something and act creatively . For him, the competition that exists is the key to have innovation.  The pressure of competitors may be the motivation to continue to provide new ideas and explore new capabilities.

Now, Radith is still continuing his study at the extension program of Faculty of Social and Political Sciences at the University of Indonesia. Radith is also a host in Provocative Proactive program, Metro TV. In addition, he is a director and a chief editor in a book publishing, Bukune.

The Books and the Comics

  1. (2005) – Kambing Jantan: Sebuah Catatan Harian Pelajar Bodoh.
  2. (2006) – Cinta Brontosaurus.
  3. (2007) – Radikus Makankakus: Bukan Binatang Biasa.
  4. (2008) – Babi Ngesot.
  5. (2008) – Komik Kambing Jantan.
  6. (2010) – Marmut Merah Jambu.
  7. (2011) – Komik Kambing Jantan 2.
Books and Comics

 

Filmography

–       Cast                                    : Kambing Jantan: The Movie (2009).

–       Scenario Writer         : Maling Kutang (2009)

Filmography

Sources: Wikipedia and www.radityadika.com

*Kebetulan ini hari adalah hari ultah Raditya Dika. Ning ucapin Selamat ulang tahun buat Kk Dika. Semoga sukses selalu dalam karirnya dan tetap menciptakan karya-karya yang konyol, yang bisa buat tertawa ngakak sampe gak bisa napas *sadis. Hehehe…

Gud lak always, Kk Dika…

Posted in Uncategorized

Seimbangkan Kecerdasan Diri untuk Hidup Lebih Baik

Setiap manusia diciptakan oleh Allah SWT dengan sesempurna mungkin. Jadi, setiap manusia itu harus bersyukur atas apa yang telah diciptakan Allah untuknya. Begitu juga dengan kecerdasan yang kita miliki, tentunya dalam bidang akademik.

Kecerdasan yang kita miliki bukan menjadi jaminan bahwa kita akan selalu berada di posisi paling atas, bahwa kita akan menjadi orang yang ‘wah’ yang nantinya akan dianggap terhormat karena kecerdasan kita. Kecerdasan dalam hal itu akan lebih lengkap rasanya jika kita menyertakannya dengan kecerdasan emosional kita dalam bersikap. Misalnya seperti ini. Orang yang cerdas dalam akademik belum tentu cerdas dalam bersosialisasi. Contoh realnya yah, orang yang cerdas dalam hal akademik, terkadang merasa dirinya yang ‘lebih’ dari teman-temannya, sehingga dia dengan mudahnya menganggap remeh teman-teman yang ada di sekitarnya. Bisa saja dia menganggap teman-temannya itu tidak sebegitu penting dalam hidupnya. Dianggap ada, yah karena mau dimanfaatkan saja otak dan tenaga mereka. Dia mudah angkuh kepada orang-orang di sekitar. Menganggap dirinya selalu benar dan tidak menerima pendapat dari orang lain. Sikap-sikap seperti inilah yang mungkin muncul oleh orang yang merasa dirinya cerdas. Ning pernah mendengar, atau mungkin membaca, *lupa, statementnya seperti ini,

“orang yang mengakui dirinya pintar, sesungguhnya dia bukanlah orang yang terlalu pintar-pintar sekali.”

Statement itu mengingatkan saya kepada salah seorang teman translator Korean – Indonesian. Namanya Kk Randy, Randy Octamario. Pernah dia dibilangin seperti ini, “Wah, Randy nih hebat yah. Jago bahasa Inggrisnya.” Kira-kira seperti itu. Tau nggak apa yang Kk Randy bilang?, “Ah, nggak juga kok, pak. Pinteran juga Nining!.” *bukan ajang menarsiskan diri Ning yah. Tapi, seperti itulah Kk Randy bilang. Kk Randy mencoba untuk tidak menganggap dirinya seorang yang pintar. Padahal, Ning tahu Kk Randy itu hebat. 🙂 Bayangin aja, bisa kuliah di Korea Selatan, beasiswa lagi. Ckckck… Hebat. Hebat. Salut deh buat Kk Randy. Gud luck, Kk Randy.

Sebelum menclosing artikel Ning yang tidak jelas ini, Ning akan memuat deretan kalimat sederhana dari salah seorang sahabat Ning, Harnal. Bagi Ning, Harnal adalah teman sekaligus sahabat yang bisa diajak untuk curhat-curhatan. Harnal mampu menenangkan hati dan diri Ning ketika ada masalah yang sulit untuk diselesaikan. Harnal orangnya baik. Ning kira ketika berpisah dari teman-teman SMA, Ning tidak akan bisa menemukan teman sekaligus sahabat yang bisa diajak curhat seperti ketika SMA dulu. *kangen anak IPSA niyh. :'( Buat Harnal, terima kasih banyak atas kata-kata motivasinya selama ini. 🙂

“Kadang orang merasa bangga ketika dia dikatakan pintar dan hebat. Tapi, banggalah untuk menghargai kepintaran tersebut sebagai anugerah dari Sang Pencipta dan gunakanlah kepintaran itu untuk membantu orang-orang yang membutuhkannya. Jangan sombong dan angkuh karena boleh jadi kepintaran yang kita miliki menjadi boomerang buat diri kita sendiri dan perlahan-lahan akan sirna karena satu per satu orang di sekeliling kita akan pergi menjauh termasuk orang yang kita sayangi. Tetaplah seperti padi.”

Dan terakhir, di dalam tulisan ini, tidak ada niat untuk menyinggung siapapun, melainkan tulisan ini cuma sekedar mengingatkan kita-kita saja kalau seumpama pernah ada sikap seperti itu dalam diri kita masing-masing. Semoga kita bisa menjadi orang yang lebih baik dari sebelumnya. Amin… 🙂