Posted in Love, Words

Nobody’s Perfect

Iya. Aku setuju sama judul di atas itu. Nobody’s perfect.

Memang, dibalik kekuatan seseorang pasti akan menyimpan sebuah kelemahan.

Berharap menjadi sempurna gak akan pernah bisa kita wujudkan karena kesempurnaan itu hanyalah milik Allah SWT. Terkadang kekuatan yang kita miliki bisa membangkitkan semangat hidup kita untuk melewati hari-hari yang indah ini. Hehehe (Sok puitis. :D) Tapi, ketika kita menyadari adanya kelemahan yang kita miliki, mungkin agak sedikit membuat hati kita sedikit ciut. Iya. Sedikit ciut. Atau mungkin benci akan kelemahan yang kita miliki dan ingin menghilangkannya dari muka bumi ini. (Cieee, bisa lo??? Xixixi). Tapi, apa bisa kita melakukannya???

Allah itu telah menciptakan kita dengan ciptaan yang terbaik, jadi kita harus bersyukur akan ciptaanNya untuk kita. Tinggal bagaimana caranya kita memelihara semua yang diberi Allah untuk kita dan kelemahan yang kita punya bisa saja kita jadikan sebagai salah satu kekuatan kita. Intinya jangan pernah berpikiran negative deh, keep positive thinking ajah. Gak ada ruginya kan???

Hidup ini kadang susah, kadang gak. Mau gak mau harus dilalui. Suka gak suka harus dijalani. Itulah hidup. Bukan hidup kalo gak naik turun. Hidup aja gak perfect. So, hadapi aja dengan senyuman dan keyakinan kepada Allah bahwa apa yang telah Ia berikan kepada kita, seutuhnya merupakan yang terbaik buat kita. Jangan pernah berkecil hati terhadap kekurangan yang kita miliki dan manfaatkanlah kelebihan yang kita miliki hingga akhirnya berguna bagi diri sendiri ataupun orang lain. Dan buatlah orang yang kita cintai tersenyum karena bangga memiliki seseorang seperti kita dengan ketidaksempurnaan yang kita miliki.

Posted in Love

“Yakinkan Hatimu Kepada Dia”

Perjalanan hidup seseorang yang dipenuhi oleh cinta yang pada akhirnya takkan bisa termiliki adalah sangat menyakitkan hati. Walaupun pada kenyataannya bukan menjadi masalah yang terlalu besar untuk dipermasalahkan. Namun, di balik semua itu, menyimpan segenggam perasaan batin yang mungkin akan membuat hati sedikit menangis. Yah! Menangis. Seperti itulah. Walaupun dalam menjalani kehidupan yang seperti itu, orang tersebut selalu yakin akan Tuhan. Yakin bahwa Tuhan akan memberikan yang terbaik buat dirinya. Dan mungkin ini salah satu ujian untuk mendapatkan yang terbaik. Susah payah menahan perasaan ingin memiliki sebelum waktunya tiba.

Seseorang yang berprinsip untuk tidak memiliki betterhalf terlebih dahulu sebelum masa depannya jelas, mungkin akan merasakan hal yang sama seperti yang telah dijelaskan di atas. Ingin memiliki namun tak bisa memiliki, yang akhirnya hanya membawa perasaan kecewa pada diri sendiri. Itulah salah satu resiko yang harus diterima olehnya karena terkekang oleh prinsipnya sendiri. Namun, itu semua dapat diatasi apabila dia yakin kepada Tuhan bahwa bila tiba saat yang tepat, dia akan mendapatkan yang tepat, dan serentetan perjalanan hidupnya tentang kekecewaan dalam hal percintaan akan membuat dirinya semakin dewasa dalam menghadapi masalah.

  1. Ada beberapa alasan mereka untuk tidak memiliki BETTERHALF selama proses pencapaian masa depan, MUNGKIN!!! Ini hanya pendapat penulis saja niyh.
    Merasa pacaran sebelum nikah itu hukumnya haram menurut ajaran Islam. Islam gak mengajarkan pacaran sebelum nikah, Islam gak melarang adanya perasaan cinta kasih di antara dua insan. Namun, harus disesuaikan dengan tempat dan kondisinya. Ta’aruf bisa menjadi cara alternatif untuk menghindari pacaran sebelum nikah.
  2. Karena merasa kalau pacaran akan menjadi beban jika bergandengan dengan kuliah. Kalau lagi ada masalah sama pacar, kan dampaknya juga ama kuliah. Apalagi kalau waktunya bertepatan dengan ujian. Hayooo, gak konsen kan??? Nanti pada buyar kuliahnya. Gak mau dong Cuma gara-gara masalah pacar semuanya jadi ambruk. Intinya, masa depan no.1, pacar belakangan, jadi “orang” dulu baru urus kayak gituan.
  3. Gak mau diganggu dengan masalah-masalah yang berkaitan dengan cinta dan pacar.
  4. Udah niat sungguh-sungguh dari awal untuk berprinsip demikian. Kalau dilanggar kan gak ditahu apa yang akan terjadi nantinya. Kalau udah niat, gak boleh “belok kiri-kanan”, harus “lurus” aja tuh pandangan.
  5. Dilarang ama ortu untuk pacaran dulu.

Mungkin beberapa alasan yang penulis jabarkan tersebut ada yang termasuk alasan mereka untuk berprinsip demikian. Salut banget deh ama mereka. Secara, mereka kayaknya tergolong orang-orang yang punya pendirian teguh. Atau dengan kata lain, walau badai menghadang, akan selalu tegar seperti batu karang. (Ceilleee, kata2nya lebay deh. Hehehe. . .)
Kira-kira ada gak yah yang berprinsip seperti itu kalau zaman sekarang??? Hehehe. . .